(LKPD)
PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
KEARIFAN LOKAL
“Ngajaga Budaya Ku Karya”
Kelas : ___________________________
Peserta didik:
Mengisi LK 1 tentang pertanyaan
mengenai apa yang akan
dilaksanakan pada proyek ke 3.
1. Materi: Perhatikan arahan power-point dari gurumu atau teks mengenai kegiatan P5 ke-3
yang akan dilaksanakan:
https://bit.ly/3Gk6O5Q
PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA KE-3
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia di arahkan untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila yaitu pelajar
yang memiliki sikap iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhaq mulia,
berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Indonesia merupakan negara yang plural. Menurut data BPS tahun 2010, Indonesia memiliki
1.340 suku bangsa. Hal ini dapat dilihat dari beragamnya suku, etnis dan budaya yang menyebar di
seluruh nusantara. Budaya pada suatu daerah merupakan identitas yang menjadi ciri khas tersendiri
yang membedakan antara suku-suku yang ada. Dengan alasan ini maka indonesia menjadi salah satu
tempat yang menjadi tujuan wisata budaya baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Budaya adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat yang telah diwariskan sejak
adanya peradaban itu sendiri. Sebagai generasi penerus kita diharapkan dapat melestarikan budaya
yang ada agar tidak tergerus oleh dampak negatif dari majunya teknologi dan informasi. Seiring
perkembangan zaman para generasi muda akan merasa kesulitan untuk menepis segala pengaruh
negatif dari budaya asing yang masuk. Hal ini perlu diantisipasi dengan secara terus menerus
memperkenalkan dan memberikan bimbingan sehingga para generasi muda semakin mencintai
2
budayanya sendiri. Pendampingan yang diberikan harus secara berkelanjutan sampai pada tahapan
pembuatan atau menghasilkan sesuatu. Budaya atau kearifan lokal yang dimiliki suatu daerah perlu
dijaga dan dilestarikan agar nilai dan keasliannya tetap ada, salah satunya dengan Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila (P5) yang akan mengangkat tema kearifan lokal.
Berangkat dari keresahan tersebut SMP Negeri 41 Kota Bandung merencanakan P5 dengan
mengangkat tema kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Jawa Barat. Ada banyak kearifan lokal
yang dimiliki masyarakat Jawa Barat seperti, keragaman permianan, pakaian, tarian adat, seni
pertunjukan serta kuliner-kuliner lokal yang sudah mulai hilang termakan waktu.
B. Tujuan
Dengan mengangkat budaya seni pertunjukan daerah seperti sisindiran, bobodoran, pencak
silat, tarian yang juga menyertakan permainan tradisional dengan pakaian khas masyarakat Jawa
Barat, diharapkan siswa siswi SMP Negeri 41 Bandung dapat mengenal bahkan menjadi agen
masyarakat dalam mempertahankan berbagai kearifan lokal yang dimiliki oleh daerahnya yang telah
diwarisi secara turun temurun khusunya dalam hal permainan tradisional, pakaian adat dan seni
pertunjukan.
Selain itu melalui proses panjang pembuatan P5 ini juga, diharapkan siswa-siswa SMP Negeri
41 dapat mengembangkan karakter yang diharapkan dalam Kurikulum Merdeka. Karakter yang
diharapkan tersebut adalah 1) Beriman, bertakwa kepada tuhan YME dan berkahlak mulia; 2)
Mandiri; 3) Gotong royong; 4) Berkebhinekaan Global; 5) Mandiri; 6) Bernalar kritis; 7) Kreatif.
Dengan karakter tersebut di masa mendatang diharapkan siswa-siswi SMP Negeri 41 dapat menjadi
bagian dari masyarakat yang ikut berkontribusi dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia.
C. Landasan Kegiatan
Landasan hukum kegiatan ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Surat Keputusan Bersama 5 Menteri, Nomor: 05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN-RB/10/2011,
48/2011, 158/PMK.11/2011 tentang Pemetaan Guru;
6. Permendiknas Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal;
7. Permendiknas Nomor 21 tahun 2015 tentang Budi Pekerti Anak dan Kebiasaan baru di sekolah;
8. Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka).
9. Visi Misi SMP Negeri 41 Bandung.
D. Sasaran Kegiatan
Seluruh siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 41 Bandung.
E. Tema proyek
3
Tema proyek ini adalah Kearifan Lokal.
F. Sub-Tema
Sub-tema kegiatan ini adalah “Ngajaga Budaya Ngamumule Bangsa Ku Karya.”
G. Sasaran PPP
Sasaran Profil Pelajar Pancasila proyek ini adalah:
1) Beriman, bertakwa kepada tuhan YME dan berkahlak mulia;
2) Mandiri;
3) Gotong royong;
4) Berkebhinekaan Global;
5) Mandiri;
6) Bernalar kritis;
7) Kreatif
D. Tujuan Pembelajaran :
Tujuan pembelajaran P5 ini adalah dengan membuat karya seni pertunjukan khas Jawa Barat baik
dalam bentuk drama, sisindiran, tarian, musik perkusi dengan memperhatikan kostum dan properti
kaulinan Jawa Barat yang dirancang sendiri, siswa dapat menunjukan karakter 1) Beriman, bertakwa
kepada tuhan YME dan berkahlak mulia; 2) Mandiri; 3) Gotong royong; 4) Berkebhinekaan Global;
5) Mandiri; 6) Bernalar kritis; 7) Kreatif.
E. Waktu Kegiatan
No Kegiatan Waktu Kegiatan
1 Pertanyaan Mendasar (termasuk field trip) Minggu ke-2 Januari s.d.
Minggu ke-2 Februari 2022
2 Desain dan Penyusunan Rencana Proyek Minggu ke-3 s.d. 5 Februari
2022
3 Penyusunan Proyek & Uji Coba Minggu ke- 1 s.d. 5 Maret
2022
4 Expo Minggu ke-1 April 2022
4
Nama Kelompok : ……………… (Diambil dari nama makanan/peralatan khas Jawa Barat)
Kelas : ………………
No Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
3. Menjawab Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa tujuan dari
dilaksanakannya P5 ke-
3?
4 Menurut pendapat
kelompok kamu
bagaimana ketujuh
sasaran profil pelajar
5
pancasila ini dapat
dicapai melalui proyek
ini, jelaskan satu per
satu.
5 Bagaimana rencana
kalian dalam
menyelesaikan kegiatan
proyek P5 ini?
6 Bagaimana kelompok
kamu menjaga
kekompakan,
keharmonisan dan
kemandirian dalam
menjalankan proyek ini?
7 Bagaimana kelompok
kamu mengantisipasi
hambatan yang
diakibatkan oleh
anggota kelompok?
(Misalnya ada anggota
yang malas dan tidak
berkontribusi)
8 Bagaimana harapan
kelompokmu dalam
menyelesaikan proyek
P5 ini?
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
3
4
5
6
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
7
Pertemuan ke- Aktivitas
1 2
PERMAINAN DAN MAKANAN KHAS JAWA BARAT YANG MULAI
DITINGGALKAN
No Alokasi Tujuan Kegiatan Pembelajaran Tagihan Keterangan
Waktu Pembelajaran
1 2 JP Mengidentifikasi Guru: LK 2 Kelompok
permasalahan Menanyangkan video mengenai Induk
terkait adat tradisi permainan dan makanan Jawa
masyarakat Jawa Barat yang hampir punah atau
Barat. materi yang disediakan:
Permainan:
https://bit.ly/3vHTVOc
Makanan :
https://bit.ly/3Crohb8
Peserta didik:
Dengan diskusi kelompok,
siswa menyebutkan
permasalahan budaya sunda
yang sudah mulai
ditinggalkan.
A. Materi
Text 1
8 Permainan tradisional khas Jawa Barat ini bikin kangen masa kecil
8
strategi, kekompakan, dan belajar arti kehidupan di luar rumah. Di luar itu, kamu bisa
menambah pertemanan sekaligus belajar arti kekalahan ataupun kemenangan dari
permainan tradisional sehingga kebiasaan displin sudah ditanamkan sejak dini.
Jadi, bermain permainan tradisional terasa menyenangkan dan
mengenalkanmu pada dunia luar agar tidak menjadi kaum malas gerak
ataupun hanya berdiam diri di rumah saja. Biar tidak penasaran, berikut ini
sembilan permainan tradisional khas Sunda yang wajib kamu mainkan dari
sekarang.
1. Tokecang.
Tokecang atau lebih disebut sebagai tokek makan kacang adalah permainan
yang populer di Indonesia. Cara memainkan Tokecang cukup mudah, yaitu setiap
orang harus saling berhadap-hadapan dengan berpasang-pasangan sambil
berpegangan tangan. Biar tambah seru, menyanyikan Tokecang adalah tradisi yang
pantang untuk dilewatkan. Tujuannya agar menghilangkan rasa bosan sekaligus
relaksasi pikiran dari aktivitas yang padat.
Setelah menyanyikannya, setiap pasangan harus berbalik arah sambil
memutarkan tangannya hingga ke belakang barisan. Apabila sudah memasuki
sapariuk kosong maka setiap pasangan wajib mengangkat tangan sebagai tanda
selesai. Jika masih dilanggar maka menyanyikan Tokecang sampai selesai adalah
hukuman yang wajib diterima.
Sebagai info, makna di balik tokecang adalah kamu tidak boleh berbuat rakus
atau tamak dalam mengambil kesempatan. Prinsip utamanya wajib berbagi pada
sesama tentang ilmu yang dipelajari dan jangan menganggap diri sebagai
orang yang superior di antara orang lain. Anggap saja bermain tokecang itu seperti
belajar berbagi kebaikan.
2. Gobak sodor.
Pada umumnya gobak sodor dimainkan oleh dua grup dengan anggota
masing-masing 3-5 orang. Kedua grup tersebut di antaranya adalah tim jaga dan tim
lawan. Sebagai tim jaga, setiap peserta harus menjaga garis wilayahnya biar tidak
ditembus oleh lawan. Sementara tim lawan harus bersusah payah untuk melewati
pertahanan tim jaga dengan syarat dilarang berada di wilayah start.
Dalam menentukan siapa juaranya, tim lawan bisa dinyatakan sebagai
pemenang jika salah satu anggotanya bebas dari sentuhan tim jaga dan sukses
menembus garis finish. Tidak mau kalah dari mereka, tim jaga bisa meraih
kemenangan jika berhasil menahan langkah tim lawan dengan rapat tanpa
kecolongan.
Sebagai pembelajaran, gobak sodor menanamkan artinya kedisplinan sejak
dini, yaitu harus mengambil kesempatan secepat mungkin sebelum direbut oleh
orang lain dan jangan terlambat dalam mengambil keputusan. Jadi, bermain gobak
sodor harus mengutamakan strategi jitu dan kekompakan tim.
3. Pepeletokan.
9
dilipat kerucut. Kemudian jangan lupa tusukkan pelatuknya sampai sekuat tenaga.
Ingat, sasarannya jangan sampai mengenai mata karena kalau kena mata maka bisa
berakibat kebutaan permanen. Jadi bermain pepeletokan harus tahu sasarannya
terlebih dahulu supaya tidak asal main tembak.
4. Jajangkungan.
Mirip dengan egrang, jajangkungan adalah permainan yang menguji
ketahanan, terutama untuk keseimbangan tubuh. Dengan mengandalkan bambu
yang ukurannya setinggi orang dewasa, kamu harus menaikinya sesuai kemampuan.
Biar dianggap lebih kuat, pegang bambunya sekuat tenaga sambil jalan perlahan-
lahan. Jangan lupa juga pedalnya diinjak sebagai media pertahanan.
Agar semakin menarik, jajangkungan bisa dimainkan secara berpasangan.
Langkah pertamanya adalah balapan jajangkungan sampai jauh. Berbeda dari yang
lain, peserta boleh menendang bambu sepuasnya asalkan jangan membuat lawan
jatuh, apalagi cedera. Yang jelas jajangkungan mengutamakan ketahanan fisik dan
persaingan sehat tanpa saling mencela satu sama lain.
Sekadar mengingatkan, hanya segelintir orang saja yang mampu menaiki
engrang selama beberapa jam. Tipe ini biasanya dihuni oleh orang-orang dengan kaki
yang kokoh seperti besi. Sementara yang lainnya hanya berkisar satu detik saja
sehingga mudah terjatuh dan tidak jarang pernah merasakan cedera lutut saat
pertama kali bermain jajangkungan. Intinya adalah bermain jajangkungan harus siap
jatuh dan perlu ketahanan fisik kuat.
5. Pacublak-cublak uang.
Berbeda dengan saweran yang didominasi oleh orang dewasa, anak-anak juga
tidak mau ketinggalan dalam urusan uang. Perbedaannya adalah mereka tidak
menyebarkan uang di tanah melainkan hanya mengucapkan uang sebagai tanda
dimulainya pacublak-cublak uang. Jadi jangan anggap mereka lagi bagi-bagi uang, ya!
Sebagai langkah awal, anak-anak mulai berkumpul membentuk lingkaran lalu
salah satu dari mereka berperan sebagai jojodog yang bertugas untuk memegang
barang sambil membungkuk di tengah barisan. Sembari mengepalkan tangan ke arah
jojodog, anggota lainnya wajib menyanyikan lagu Pacublak-cublak Uang dengan
kompak. Sebagai tambahan, setiap anggota diberi batu kecil untuk menjawab barang
yang disembunyikan oleh jojodog supaya ketahuan hasilnya.
Jika tebakannya benar maka anggota yang menjawabnya harus mendapat
giliran serupa. Apabila tebakannya salah maka harus diulangi lagi sampai jawabannya
benar. Yang jelas pacublak-cublak uang mengajarkan kita tentang arti membaca
pikiran orang lain dan melatih mental supaya lebih berani dalam menghadapi
tantangan hidup.
6. Paciwit-ciwit lutung.
Paciwit-ciwit lutung adalah permainan yang paling unik di antara permainan
lainnya. Mencubit tangan teman dari bawah hingga ke atas adalah ciri khas dari
paciwit-ciwit lutung yang sesungguhnya. Walaupun menimbulkan rasa sakit, efek
cubitannya malah terasa enak dan rasanya seperti digigit semut. Belum lagi kalau
ditambah dengan pegalnya lengan akibat keasyikan bermain paciwit-ciwit lutung.
Pokoknya tambah seru deh bagi kamu yang berjiwa pemberani!
Manfaat dari paciwit-ciwit lutung adalah kamu merasakan bagaimana hidup
berada di atas sebagai orang sukses dan berada di bawah sebagai orang yang baru
merintis karier. Ibaratnya adalah kamu merasakan penderitaan pahit orang lain
sekaligus mulai berpikir kreatif dari sekarang agar dapat dihargai oleh orang lain
dengan segudang prestasi.
7. Sorodot gaplok.
"Melempar batu adalah jalan ninjaku," begitulah ungkapan pemain sorodot
gaplok yang merasakan sensasi melempar batu tanpa rasa sakit. Dibandingkan
dengan permainan tradisional lain, bermain sorodot gaplok memang gampang-
10
gampang susah. Sembari menaruh batu di atas punggung kaki, kamu harus
melemparkannya ke batu lawan. Cara termudahnya adalah mendekati garis lempar
dengan gaya engklek atau badan sedikit menunduk.
Jika gagal mengenai batu lawan maka sebaiknya melempar lagi sampai batu
lawan benar-benar jatuh. Biar lebih mudah, posisi jongkok dan melemparkan batu
lewat kolong kaki adalah pilihan dalam menjatuhkan batu secara bersamaan.
Syaratnya adalah harus tepat sasaran dan konsentrasi.
Pemenang akan ditentukan jika semua batu lawan dijatuhkan tanpa tersisa
sedikit pun. Kalau tidak ada pemenang maka tim penjaga yang akan ambil alih tim
utama sorodot gaplok.
Sekedar mengingatkan, sorodot gaplok mengajarkan tentang kepimimpinan,
kreativitas, dan meningkatkan jiwa sportivitas tanpa kericuhan.
8. Ngadu karbit.
Sama halnya dengan pepeletokan, ngadu karbit adalah permainan favorit di
bulan Ramadan. Meriam yang terbuat dari pohon kapuk ini sering mengeluarkan
dentuman yang bunyinya hampir mengalahkan suara konser musik rock. Rahasianya
adalah meriamnya selalu ditutupi oleh ilalang sebagai penahan panas dan nantinya
suara yang dihasilkan bakal terdengar keras dan besar.
Meskipun terasa menyenangkan, ngadu karbit sangat tidak baik untuk
kesehatan. Dampaknya adalah terjadinya gangguan pendengaran pada telinga dan
mendadak serangan jantung. Jadi berhati-hatilah dalam bermain ngadu karbit dan
disarankan berada di tempat aman biar tidak menimbulkan kebisingan.
Text 2
Makanan Khas Sunda yang Hampir Terlupakan
Oleh: Neng Asri Awaliah
Di zaman yang serba modern ini, banyak orang-orang yang mengunjungi
tempat-tempat makan yang sangat terkenal dan kekinian. Terutama para remaja
yang banyak mengunjungi tempat makan.
Banyak orang-orang yang tau bahkan banyak dikonsumsi oleh banyak orang,
tetapi orang yang paling sering mengonsumsi adalah para remaja, karena para
remaja paling sering mengunjungi tempat makan yang berbasic makanan luar.
Di era yang serba instan ini, banyak para remaja yang sibuk, mencari bahkan
mengonsumsi makanan luar, tetapi sangat disayangkan banyak makanan dalam
negri, bahkan makanan ciri khas yang ada di kampung halamannya sendiri mereka
tidak mengetahui makanan apa saja yang menjadi makanan terfavoritnya atau
makanan yang menjadi ciri khas di kampung halamannya.
Makanan yang satu ini adalah makanan ciri khas sunda, makanan yang banyak
dikenal oleh banyak orang tetapi banyak orang yang tak menyukai ya, dan makanan
yang hampir hilang ini, kini akan menjadi makanan yang akan selalu dikenang akan
cita rasanya dan akan digemari oleh banyak orang terutama akan digemari oleh
kaum remaja.
Untuk mencegah meluasnya masalah kekurangan energi dan protein (KEP) di
masyarakat, perlu digalakkan pemakaian sumber-sumber protein nabati.
Penggunaan protein nabati dari kacang-kacangan (seperti tahu, tempe, dan oncom) telah
terbukti ampuh untuk mengatasi masalah KEP tersebut.
Bila tempe merupakan bentuk pengolahan pangan warisan kreasi budaya
nenek moyang masyarakat Indonesia suku Jawa, maka oncom merupakan bentuk
pengolahan pangan warisan nenek moyang suku Sunda.
Begitu terkenalnya oncom di kalangan masyarakat Jawa Barat, sampai
terdapat suatu jenis masakan jajanan yang disebut sebagai combro (kependekan dari
oncom di jero atau di dalam). Disebut demikian, karena makanan jajanan yang dibuat
dari singkong ini menggunakan oncom yang berbumbu pedas di dalamnya sebagai
bahan pengisi. Selain itu oncom juga banyak digunakan dalam pembuatan pepes,
11
sayur tumis campur leunca, sayur lodeh, keripik oncom, dan lain-lain.
Oncom merupakan produk yang dapat dibuat dengan cara memanfaatkan
bahan limbah, seperti bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas singkong atau
ampas kelapa, melalui proses fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme
berupa kapang.
Kapang itu sendiri dapat dianggap sebagai pabrik penghasil zat-zat gizi, sebab
proses fermentasi oleh kapang dapat meningkatkan nilai dan mutu gizi produk akhir,
beberapa kali lipat lebih banyak dibandingkan bahan asalnya.
12
lunak.
Ampas tahu merupakan residu dari pengolahan kedelai menjadi tahu. Bungkil
kacang tanah adalah ampas yang berasal dari kacang tanah yang telah diambil
minyaknya dengan proses pemerasan mekanis atau proses ekstraksi.
Walaupun kedua bahan tersebut berupa limbah, tetapi ditinjau dari segi gizi
sesungguhnya kedua bahan tersebut merupakan bahan yang padat gizi, sehingga
sangat disayangkan kalau dibuang atau dijadikan pakan ternak.
Bahan baku lainnya yang diperlukan dalam pembuatan oncom adalah kapang.
Kapang oncom dapat mengeluarkan enzim lipase dan protease yang aktif
selama proses fermentasi dan memegang peranan penting dalam penguraian pati
menjadi gula, penguraian bahan-bahan dinding sel kacang, dan penguraian lemak,
serta pembentukan sedikit alkohol dan berbagai ester yang berbau sedap dan
harum.
Kandungan gizi pada oncom, yang termasuk tinggi dan cukup tinggi adalah
kandungan energi, protein, karbohidrat, forgot, besi, niasin.
Sumber: https://www.stiepasim.ac.id/makanan-khas-sunda-yang-hampir-terlupakan/
Teks 3:
Budaya Sunda Mulai Ditinggalkan
Tingkat keingintahuan generasi muda tentang budaya sunda terbilang
rendah. Bahkan penggunaan bahasa sunda sebagai bahasa penutur sehari-hari saja
sudah jarang ditemukan.
Karena itulah Paguyuban Seni Purwaraksa hadir untuk melestarikan budaya
Sunda, setidaknya untuk lebih dikenalkan kembali kepada masyarakat Desa
Purwadana, Kecamatan Telukjambe Timur.
Wakil Ketua Purwaraksa Teguh Wibowo mengatakan, paguyuban ini
mewadahi 4 dusun yang ada di Desa Purwadana. Kebudayaan yang dikembangkan
adalah jaipong, wayang golek, debus, pencak silat, hingga kesenian alat musik sunda
13
seperti kecapi, suling dan karinding. “Purwa itu artinya permulaan, sedangkan raksa
artinya menjaga, jadi maksudnya kita mulai menjaga kebudayaan jangan sampai
punah,” paparnya.
Paguyuban Purwaraksa kerap diundang menampilkan seni musik sunda dalam
berbagai acara, salah satunya acara keagamaan dimana mereka dapat
mengkolabkrasikan kebudayaan sunda dengan nilai-nilai agama. Selain itu, anggota
paguyuban juga diwadahi untuk tampil menunjukkan bakat mereka setiap tahunnya
di balai desa. “Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat tentang kebudayaan sunda,
dan itu menjadi tugas kami, jangan sampai orang sunda sendiri lupa akan
budayanya,” ungkapnya.
PIC Bidang Sejarah Ahmadi Kusumawijaya mengatakan, anggota paguyuban
Purwaraksa berdiri pada tanggal 12 April 2015. Para anggotanya terdiri dari
berbagai kalangan masayarakat Desa Purwadana baik itu para tokoh masyarakat,
aparatur desa, remaja maupun anak-anak. “Adanya paguyuban ini diharapkan
talenta-talenta budaya sunda di Desa Purwadana dapat digiatkan,” ujarnya.
Sementara itu PIC Bidang Budaya Ahmad Mulyadi membenarkan, bahwa
budaya sunda yang selama ini dijunjung mulai tergeser dengan perkembangan
zaman. Baginya kewajiban orang sunda bukan mengangkat budaya, sebab istilah
mengangkatkan berarti budaya tersebut sempat jatuh. “Kewajiban orang sunda
adalah mempertahankan kebudayaan yang sedikitnya telah tergeser zaman,”
ujarnya.
Paguyuban Purwaraksa saat ini, tambahnya, masih aktif berlatih dan tampil
dalam berbagai kesempatan. Sering juga membawakan lagu ciptaan sendiri yang
berjudul Hariring Purwadana yang merupakan dedikasi untuk Desa Purwadana. PIC
bidang seni Tata Kusuma sang pencipta lagu menjelaskan lagu tersebut
menceritakan sejarah desanya yang dulu merupakan 2 desa yang berbeda yakni
Gempol dan Sumedangan. Lagu tersebut juga menceritakan letak geografis Desa
Purwadana yang diapit Sungai Citarum dan Sungai Cibeet. “Ngahijina dua wahangan,
ngirata kana siloka, ngahijina ngaran desa nu beda, kiwari jadi Purwadana,” ucapnya
menembangkan sebagian lirik lagu tersebut. (cr5)
Sumber: https://radarkarawang.id/telukjambe/budaya-sunda-mulai-ditinggalkan/
B. Aktivitas 1
14
Total
Kreatif (1-20)
Kritis (1-20)
Gtg. royong (1-20)
Kemandirian (1-20)
Sikap Spiritual (1-20)
15
Nama Siswa
Catatan guru:
No
3
2
1
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
16
Pertemuan ke- Aktivitas
1 3
MEMBUAT INFOGRAFIS
A. Materi
Tips Mencari Sumber Online Terbaik untuk Belajar
17
Di samping itu, sumber data juga dapat diambil dari website resmi
universitas yang menyediakan bahan pembelajaran. Ia menambahkan, bahwa
pengambilan data dari wikipedia dan blogspot adalah hal yang sepatutnya
dihindari. Sebab website “open access” memungkinkan semua orang bebas
memasukkan informasi ke dalamnya, sehingga bisa jadi terdapat informasi yang
dimasukkan dengan sembarangan.
Teknik lain yang turut ia bagikan yakni metode AAOCC untuk menentukan
keabsahan dari sumber data yang akan digunakan. A yang pertama adalah
Authority, yaitu mengetahui informasi seputar penulis yang bisa didapat dengan
melihat latar belakangnya. A yang kedua adalah Accuracy, yaitu memastikan
keakuratan dari sumber data. Accuracy bisa dilihat dengan mengukur apakah
tulisan tersebut bersifat bias atau tidak.
Selanjutnya O adalah Objectivity, yaitu melihat audience yang menjadi
sasaran dari tulisan tersebut. “Kita perlu memilah, apakah tulisan tersebut
memang ditujukan untuk kita atau bukan. Lalu C yang pertama adalah Currency,
yaitu kebaruan sumber data. Untuk membuat suatu tulisan ilmiah, sebaiknya kita
selalu memperhatikan kebaruan sumber data agar tulisan kita tetap relevan”,
pungkasnya. (VTR/ESP)
Sumber: https://www.uii.ac.id/tips-mencari-sumber-online-terbaik-untuk-belajar/
B. Buatlah infografis digital tentang makanan dan permainan Jawa Barat (bisa
menggukanakan canva, power point dll) dengan kriteria berikut:
1. Menampilkan gambar permainan & makanan.
2. Menyebutkan nama permainan & makanan.
3. Mendeskripsikan permainan & makanan berdasarkan sumber yang valid.
4. Menjelaskan manfaat permaianan berdasarkan sumber yang valid.
5. kirimkan hasil karya kalian ke dalam link berikut: (https://bit.ly/3Iso2Ax)
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
18
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
19
Pertemuan ke- Aktivitas
2 4
MEMPRESENTASIKAN iNFOGRAFIS
N Alokasi Tujuan Kegiatan Pembelajaran Tagihan Keterangan
o Waktu Pembelajaran
1 3 JP Mempresentasikan Siswa mempresentasikan infogragis Kliping
kliping digital. Digital
Rubrik Presentasi
Catatan revisi:
Catatan guru:
20
Pertemuan ke- Aktivitas
2 6
RAGAM BUDAYA SUNDA
N Alokasi Tujuan Kegiatan Pembelajaran Tagihan Keterangan
o Waktu Pembelajaran
1 3 JP Menyusun Kelompok Pakar: Kostum LK 4
rencana tidak Menyaksikan video mengenai kostum khas
lanjut mengenai Sunda.
adat dan budaya 1. https://youtu.be/aE9qInIZI7Y
sunda sesuai 2. https://youtu.be/VWHlel2WdXE
dengan kelompok 3. https://youtu.be/qpRPkvwR5Mk
pakarnya masing- Kelompok Pakar: Seni Pertunjukan Sunda
masing. Menyaksikan video mengenai seni
pertunjukan sunda:
1. https://youtu.be/TONgkwK_EY4
2. https://youtu.be/EXFSManQMhE
3. https://youtu.be/5GJ2wrcYi2M
4. https://youtu.be/VPVXpcpy2yM
21
Total
Kreatif (1-20)
Kritis (1-20)
Gtg. royong (1-20)
Kemandirian (1-20)
Sikap Spiritual (1-20)
22
Nama Siswa
Catatan guru:
No
10
6
8
9
4
5
3
7
2
1
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
23
Pertemuan ke- Aktivitas
3 6
FIELD TRIP
N Alokasi Tujuan Kegiatan Pembelajaran Tagihan Keterangan
o Waktu Pembelajaran
1 24 JP Melakukan A. Kunjungan ke Kampung Adat LK 7 Kelompok
permainan B. Membuat laporan kegiatan Induk
tradisional.
Judul Laporan:
Tanggal Kunjungan:
Waktu Kunjungan:
Tujuan Kunjungan:
Deskripsi kegiatan:
24
Manfaat yang di dapat:
Tugas: Buat kembali laporan perjalanan dalam power point atau canva lalu kirimkan
dokumennya ke link tugas & dokumentasi.
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
25
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
26
Pertemuan ke- Aktivitas
4 7
A. Latar Belakang:
B. Judul Kegiatan:
C. Deskripsi Kegiatan:
27
D. Naskah (Jika kolom tidak cukup silakan di stapler di halaman ini)
F. Pembagian Tugas
28
Catatan guru:
Tugas: Buat kembali rencana proyek dalam power point atau canva lalu kirimkan dokumennya
ke link tugas & dokumentasi
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
29
Pertemuan ke- Aktivitas
4 8
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
30
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
31
Pertemuan ke- Aktivitas
5 9
PERENCANAAN PENYUSUNAN PROYEK
N Alokasi Tujuan Kegiatan Pembelajaran Tagihan Keterangan
o Waktu Pembelajaran
1 3 JP Menyusun alokasi Menentukan waktu persiapan proyek: LK 12 Kelompok
waktu perencanaan 1. Membuat properti permainan Induk
paling sedikit 3 permainaan per
kelompok (misal membuat
egrang, bakiak, pepeletokan,
pepestolan, congklak dll.)
2. Mendeskripsikan properti yang
dibuat dengan infografis yang
memuat nama, foto properti
yang dibuat, deskripsi, sejarah
dan nama kelompok.
3. Mempersiapkan pertunjukan
seni tari, drama, kabaret yang
mengandung permainan
tradisional.
4. Membuat resep makanan
tradisonal Jawa Barat yang akan
ditampilkan.
Aktivitas 1
2 Mendeskripsikan
properti yang dibuat
32
dengan infografis yang
memuat nama, foto
properti yang dibuat,
deskripsi, sejarah dan
nama kelompok.
3 Persiapan Pertunjukan
(Materi persiapan bisa
mencakup pembuatan
naskah drama, tari atau
kabaret dll., mengahapal
naskah, latihan
pertunjukan dll.)
4 Persiapan Makanan
Tradisional
Tugas: Buat kembali penjadwalan (timeline) penyusunan proyek dalam power point atau canva
lalu kirimkan dokumennya ke link tugas & dokumentasi
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
33
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
34
Pertemuan ke- Aktivitas
5 10
PRESENTASI PERENCANAAN
Rubrik Presentasi
Catatan revisi:
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
35
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
36
Pertemuan ke- Aktivitas
6 11
Aktivitas 1
Kegiatan yang akan dilaksanakan (diisi di Kegiatan yang telah dilaksanakan (diisi di akhir
awal pertemuan) pertemuan)
37
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
38
Pertemuan ke- Aktivitas
7 12
PENYUSUNAN PROYEK MINGGU KE-2
Aktivitas 1
Kegiatan yang akan dilaksanakan (diisi di Kegiatan yang telah dilaksanakan (diisi di akhir
awal pertemuan) pertemuan)
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
39
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
40
Pertemuan ke- Aktivitas
8 13
Aktivitas 1
Kegiatan yang akan dilaksanakan (diisi di Kegiatan yang telah dilaksanakan (diisi di akhir
awal pertemuan) pertemuan)
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
41
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
42
PENYUSUNAN PROYEK MINGGU KE-4
Aktivitas 1
Kegiatan yang akan dilaksanakan (diisi di Kegiatan yang telah dilaksanakan (diisi di akhir
awal pertemuan) pertemuan)
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
3
4
5
6
7
43
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
44
Pertemuan ke- Aktivitas
10 15
No Alokasi Tujuan Kegiatan Pembelajaran Tagihan Keterangan
Waktu Pembelajaran
1 3 JP Membuat dan Kegiatan sesuai dengan rencana yang LK 13 Kelompok
menyusun proyek telah dibuat. Induk
yang telah
direncanakan.
Aktivitas 1
Kegiatan yang akan dilaksanakan (diisi di Kegiatan yang telah dilaksanakan (diisi di akhir
awal pertemuan) pertemuan)
Catatan guru:
No Nama Siswa
Gtg. royong
Sikap Spiritual
Kemandirian
Kreatif
Kritis
Total
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
(1-20)
1
2
45
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tugas & Dokumentasi Kegiatan (https://bit.ly/3Iso2Ax) Nilai Kelompok:
46