Anda di halaman 1dari 8

PERSPEKTIF

ISLAM
TERHADAP
PERANG
Oleh Kelompok 11

Mata Kuliah Kajian Konflik & Perdamaian


ANGGOTA KELOMPOK

Imel Thariq Yusmira


ISLAM MEMANDANG
PERDAMAIAN
Agama mengajarkan sikap cinta kasih dan keharmonisan dalam hidup. Agama memprioritaskan
cara-cara damai dan kemanusiaan dalam bersikap sebagaimana diamanatkan oleh nilai-nilai
universal agama itu sendiri. Maka, Islam berarti menciptakan perdamaian sedangkan muslim
berarti orang yang menciptakan perdamaian melalui aksi dan perbuatannya. Nilai-nilai
perdamaian pada hakikatnya banyak termaktub dalam al-Qur’an dan berbagai riwayat Hadis,
dan hakikatnya tidak ada satupun ayat dalam al-Qur’an maupun satu Hadis yang mengobarkan
semangat kebencian, permusuhan atau segala bentuk perilaku negatif dan represif yang
mengancam stabilitas dan kualitas kedamaian hidup.
HUKUM-HUKUM ISLAM
TERKAIT PERDAMAIAN
01 Hukum menjaga 04 Perang merupakan
perdamaian upaya terakhir

02 Penyelesaian sengketa
secara damai

05
03 Toleransi Perlindungan hak
minoritas
PENDEKATAN ISLAM UNTUK
MENCAPAI PERDAMAIAN

1. Agama dan Resolusi Konflik


Misalnya, dalam kosmologi Kristen dan beberapa pendekatan Barat terhadap resolusi konflik,
respons pribadi seperti aspirasi menuju transendensi atau transformasi persepsi didorong, dengan
menekankan jeda sejarah dari masa lalu yang memungkinkan pembaruan dan revisionisme. Hal ini
sejalan dengan penekanan tradisional agama Kristen pada hubungan pribadi dengan Yang Ilahi dan
nilai sosial ideal yang melekat pada upaya mengejar kepentingan individu

2. Islam, Perdamaian dan Resolusi Konflik Lintas Budaya:


Perselisihan yang terjadi saat ini antara masyarakat Barat dan Muslim menggarisbawahi pentingnya
mengembangkan kerangka kerja lintas budaya yang menyoroti dimensi penyelesaian konflik antar
agama dan berbasis agama. Ketika konflik yang tidak dikelola dengan baik menyebabkan distorsi dan
kegagalan komunikasi, penyelidikan kooperatif terhadap tradisi perdamaian dan pe
PENDEKATAN ISLAM UNTUK
MENCAPAI PERDAMAIAN
3. Membandingkan Pendekatan Barat dan Islam terhadap Perdamaian
Jika dilihat secara terpisah dari keadilan, perdamaian disamakan dengan tidak adanya perang; keadilan, pada gilirannya, dipahami sebagai tidak adanya
pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Karena tidak adanya perang atau kekerasan terorganisir, perdamaian dipertahankan melalui ancaman paksaan
dan kerja sama yang dilembagakan di antara negara-negara besar. Seperti umat Kristen, Yahudi, dan penganut tradisi lain, umat Islam mempunyai
panggilan yang sama ntuk mengupayakan perdamaian. Panggilan ini berakar pada Al -Qur’an, yang memerintahkan umat manusia untuk “berjuang seperti
satu perlombaan dalam segala kebajikan”
4. Pendekatan yang Tertanam Secara Komunal dalam Penyelesaian Konflik
Meskipun Pendekatan Barat yang paling kuat dalam penyelesaian konflik adalah memprioritaskan masalah-masalah yang perlu
diringkas dan dipecahkan, pendekatan-pendekatan Islam pada dasarnya mirip dengan pendekatan-pendekatan non-Barat lainnya
sepanjang pendekatan-pendekatan tersebut membingkai konflik sebagai permasalahan komunal dan bukan hanya kepentingan
individu, serta menggarisbawahi pentingnya perbaikan dan penyelesaian konflik. Menjaga hubungan sosial. Pendekatan Muslim
terhadap resolusi konflik mengacu pada nilai-nilai agama, jaringan sosial, ritual rekonsiliasi dan praktik historis koeksistensi
komunal dan antar-komunal. Penekanan kuat ditempatkan pada hubungan antara identitas pribadi dan kelompok, antara tanggung
jawab individu dan kolektif atas kesalahan, dan antara perhatian untuk ‘menghadapi’ isu-isu terkait (status publik, rasa malu,
reputasi kemurahan hati) dan pencapaian keadilan restoratif dalam konteks kemurahan hati. Hubungan yang berkelanjutan.
Upaya penyelesaian konflik diarahkan pada terpeliharanya keharmonisan komunal atau antarkomunitas.
KESIMPULAN
Untuk menciptakan kebebasan beragam
a, mencegah penindasan, dan
menegakkan perdamaian di seluruh
dunia. Islam tidak mengenal
paksaan dalam agama. Dengan demik
ian, dapat disimpulkan bahwa
agama yang cinta damai, dan hanya
membenarkan perang dalam
kondisi terpaksa untuk mempertaha
nkan diri dan menegakkan
keadilan. Perang bukanlah tujuan utam
a, melainkan sebagai upaya
terakhir untuk mencapai perdamaian ya
ng hakiki.
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai