Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSELING KELUARGA BERENCANA


( KB )

DISUSUN OLEH:
CHRISTIANA ELSA DJEMAT

STIKES SANTU PAULUS RUTENG


2017
KATA PENGANTAR

Tiada kata paling patut untuk dihaturkan oleh penyusun selain puji syukur atas kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit informasi tentang
hipertensi dan diet untuk menanggulangi masalah hipertensi. Selain itu makalah ini dapat
digunakan sebagai acuan dan refrensi untuk menyusun menu bagi penderita hipertensi khususnya
ibu hamil. Sehingga dapat membantu dalam mengatasi masalah nutrisi bagi penderita hipertensi
khususnya bagi ibu hamil.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
untuk itu penulis dan penyusun makalah ini mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
positif demi kebutuhan penyempurnaan di masa-masa yang akan datang.

Ruteng, 14 Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................................... 2
D. Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB 11 PEMBAHASAN
A. Konseling KB .............................................................................................................. 3
B. Jenis konseling KB ..................................................................................................... 3
1. Konseling awal..................................................................................................... 3
2. Konseling Khusus ................................................................................................ 3
3. Konseling Tindak Lanjut ..................................................................................... 3
C. Langkah langkah konseling KB .................................................................................. 6
D. Informent Consent....................................................................................................... 6
E. Macam macam Kontrasepsi ....................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi
juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan
kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius,
karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat
meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma
dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan
pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada
kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus
menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam
memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.
Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif
dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda
kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi
(limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta
kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Tengah terutama di desa Pengkol,
kecamatan Tanon dengan jumlah penduduk wanita 1802, orang yang mengalami
kehamilan cukup tinggi pada umur 20 – 30 tahun adalah 70%, 25% umur 31 – 40 tahun,
5% umur 40 tahun keatas. Pada tahun 2006 penggunaan KB suntik menurun diperkirakan
1
10-30%, sehingga meningkatkan angka kehamilan di desa Pengkol. Penggunaan KB pil
menurun diperkirakan 10-20%.
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk
mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian
sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang
maka kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoatmojo, 2003).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat diasumsikan
permasalahan kurangnya pengetahuan ibu dalam KB, sehingga apalah ada hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah mempelajari hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi.
b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi.
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat
kontrasepsi.

D. Manfaat
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Dengan adanya keikutsertaan dalam KB maka dapat mengurangi dampak
kehamilan yang ditimbulkan.
2. Dengan adanya tingkat pengetahuan ibu yang meningkat maka ibu akan
mempunyai pengetahuan tentang KB.
3. Sebagai bahan masukan yang digunakan untuk penerapan KB dapat meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.

2
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Konseling Keluarga Berencana


1. Definisi
 Konseling adalah suatu proses saling membantu kepada yang lain berupa
informasi yang sedang d i butuhkan sedemikian rpa, sehingga orang lain tersebut
memahaminya lalu menerapkan sesuai dengan situasi dan kondisinya
 Konseling merupakan tindak-tanduk dari kegiatan KIE
 Proses yang berjalan dan menyatu dalam semua aspek pelayanan KB
 Melalui konseling pemberian pelayanan membantu klien memilih cara KB yang
cocok dan membantunya untuk terus menggunakan cara tersebut dengan benar.

B. Jenis Konseling KB
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu :
1. Konseling Awal
Bertujuan menentukan metode apa yang diambil. Bila dilakukan dengan objektif
langkah ini akan membentu klien untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya
Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini :
 Menanyakan langkah yg disukai klien
 Apa yg diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya
2. Konseling Khusus
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya tentang cara KB dan
membicarakan pengalamannya. Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB
yang diinginkannya. Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok
dan mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaannya
3. Konseling Tindak Lanjut
Konseling lebih bervariasi dari konseling awal. Pemberi pelayanan harus dapat
membedakan masalah yg serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang
ringan yang dapat diatasi di tempat.

3
C. Langkah Langkah Konseling KB
1. GATHER
G : Greet
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : Ask
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/ kebutuhan sesuai
dengan kondisi yang dihadapi?
T : Tell
Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan
carikan upaya penyelesaiannya
H : Help
Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
E : Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat
segera terlihat/ diobservasi)
R : Refer/Return visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Buat
jadwal kunjungan Ulang)
2. Langkah Konseling KB SATU TUJU
Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan
dengan kebutuhan klien.
SA : Sapa dan salam
Sapa klien secara terbuka dan sopan
Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
Bangun percaya diri pasien
Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya.
T : Tanya
Tanyakan informasi tentang dirinya
Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan

4
U : Uraikan
Uraikan pada klien mengenai pilihannya
Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang
lain
TU : Bantu
Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah
klien memilih jenis kontrasepsinya.
Jelaskan bagaimana penggunaannya
Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U : Kunjungan Ulang/Rujuk
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan
kontrasepsi jika dibutuhkan.
D. Tahapan konseling dalam pelayanan KB
Tahapan Konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci dalam tahapan sebagai berikut:
KIE Motivasi à Bimbingan à Rujukan à KIP/K à yan. Kontrasepsi à Tindak lanjut
1. Kegiatan KIE
a. Sumber informasi pertama tentang jenis alat/ metode KB dari petugas
lapangan KB
b. Pesan yang disampaikan :
Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga
Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang kaitannya dengan cara kerja
dan metode kontrasepsi). Jenis alat/metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara
kerjanya serta lama pemakaian
2. Kegiatan Bimbingan
a. Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring calon peserta KB
b. Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi lebih
objektif, benar dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta memenuhi
syarat
c. Bila iya à rujuk ke KIP/K

5
3. Kegiatan Rujukan
a. Rujukan calon peserta KB, utk mendapatkan pelayanan KB
b. Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti komplikasi
4. Kegiatan KIPK/K (Komunikasi Interpersonal dan Konseling)
Tahapan dalam KIP/K
a. Menjajaki alasan pemilihan alat
b. Menjajaki aa klien sudah mengetahui/ paham ttg alat kontrasepsi tsb
c. Menjajaki klien tahu/tdk alat kontrasepsi lain
d. Bila belum, berikan informasi
e. Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya kembali
f. Bantu klien mengambil keputusan
g. Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan diperiksa kesehatannya
h. Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling
5. Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
a. Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik
b. Bila tidak ada kontra indikasi à pelayanan kontrasepsi dapat diberikan
c. Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform consent
6. Kegiatan Tindak Lanjut
Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta KB dan diserahkan kembali
kepada PLKB.

C. Informed Consent
1. Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas informasi dan penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien
2. Setiap tindakan medis yang beresiko harus persetujuan tertulisi ditandatangani oleh
yang berhak memberikan persetujuan (klien) dlm keadaan sadar dan sehat.

D. Macam-macam Alat Kontrasepsi


Berikut ini adalah beberapa macam alat-alat kontrasepsi yang dipakai dan beredar
pada saat sekarang ini. Macm-macam alat kontrasepsi tersebut antara lain adalah :
 Alat Kontarepsi Berupa Kondom
 Alat Kontarepsi Berupa Diagfragma
 Alat Kontarepsi Berupa Susuk KB

6
 Alat Kontarepsi Berupa Suntikan KB (KB Suntik)
 Alat Kontarepsi Berupa Pil KB
Berikut ini adalah penjabaran dari macam-macam alat kontarasepsi tersebut.
1. Alat Kontrasepsi Berupa Kondom
Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang
diselubungkan ke organ intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma
bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Kondom merupakan salah
satu metode pencegahan kehamilan yang sering di-gunakan. Kondom juga bisa
digunakan untuk melindungi pasangan dan diri sendiri dari virus HIV dan penyakit
menular seksual. Tapi apakah pemakaian kondom cukup aman dan efektif untuk
melindungi Anda dari kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit?
Aman atau efektifnya pemakaian kondom sebagai alat pencegah kehamilan
dan pencegah penyebaran penyakit ternyata tergantung pada cara pemakaiannya. Jika
kondom dipakai secara tepat dan benar, maka kondom akan dapat melindungi Anda
dan pasangan dari hal-hal tersebut. Jika dipakai secara asal-asalan, ada kemungkinan
kegagalan penggunaan kondom, yakni meski sudah digunakan, tetap saja Anda dapat
hamil atau terinfeksi penyakit menular seksual.
Penggunaan kondom yang benar adalah memakaikannya pada organ intim pria
yang ereksi. Sisakan ruangan di bagian paling ujung kondom untuk menampung
sperma, caranya dengan menjepit bagian paling ujung kondom dengan jari saat
memakai kondom tersebut. Setelah terjadi ejakulasi dan sperma keluar dan ditampung
oleh kondom tersebut, segera tarik penis dari vagina selama penis masih ereksi.
Karena kalau penis sudah tidak dalam keadaan ereksi, kondom akan menjadi longgar
dan sperma yang sudah tertampung tadi bisa merembes keluar dan dapat membuahi.
Kesalahan pemakaian kondom yang lain adalah membuat kondom robek,
misalnya karena kena kuku atau ikut robek saat membuka plastiknya. Kondom yang
sobek tidak akan melindungi dengan sempurna, karena itu Anda dan pasangan harus
memperhatikan dengan baik instruksi pemakaiannya. Selain itu ada kemungkinan
juga kondom yang Anda gunakan bersama pasangan memiliki cacat produksi, maka
perhatikan dengan seksama sebelum digunakan. Kondom yang sudah digunakan harus
segera dibuang dan tidak boleh dipakai lagi. Perhatikan juga tanggal kadaluarsanya,
karena berkaitan dengan elastisitas kondom tersebut. Yang terakhir adalah Anda lebih

7
baik memilih kondom yang terbuat dari bahan lateks karena dapat melindungi lebih
baik dari bahan-bahan yang lain.
Menurut penelitian, kondom terbukti memiliki kemungkinan kegagalan
sebesar 2-3%. Berarti dari 100 wanita yang pasangan yang menggunakan kondom
saat bercinta, 2-3 wanitanya terbukti hamil. Karena itu, untuk meningkatkan
efektifitas kondom, lebih baik gunakan bersama-sama dengan alat kontrasepsi lain,
misalnya spermisida. Spermisida adalah senyawa kimia yang berfungsi membunuh
sperma, bentuknya bisa berupa jeli, krem, sampai busa atau tablet yang harus
dimasukkan ke dalam vagina.
Saat ini terdapat banyak kondom dengan bentuk, tekstur, dan rasa yang
bervariasi yang dirancang untuk menambah kepuasan dan kenyamanan dalam
bercinta. Silakan bereksperimen dengan aneka kondom tersebut, namun tetap
perhatikan cara pemakaiannya, agar Anda dan pasangan terlindungi dengan
maksimal.
2. Alat Kontrasepsi Berupa Diagfragma
Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di Indonesia.
Kontrasepsi ini adalah kontrasepsi barier yang tidak mengurangi kenikamatan
berhubungan seksual karena terjadi skin to skin kontak antara penis dengan vagina
dan dapat meningkatkan frekuensi sentuhan pada G Spot dalam. Sayangnya
diafragma memiliki efektifitas yang paling rendah dibandingkan dengan alat
kontrasepsi lainnya, selain itu pemasangannya harus oleh tenaga kesehatan dan
harganya relatif lebih mahal. Bentuk dan pemasangannya adalah sebagai berikut :
3. Alat Kontrasepsi Berupa Susuk KB (IMPLAN)
Susuk: Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit
pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah
dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga
dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam
buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat
aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit.
Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi
sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa
dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik
8
(lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Jika Implant
dicabut kesuburan bisa pulih dan kehamilan bisa terjadi Cara pencabutan Implan
hampir sama dengan pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan
oleh petugas kesehatan yang terlatih. Sebelum pemasangan Implan sebaiknya
kesehatan Ibu diperiksa terlebih dahulu,dengan tujuan untuk mengetahui apakah Ibu
bisa memakai Implan atau tidak.
Cara Kerja
Sama dengan pil namun susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas.
Implan mengandung progesteron yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh.
Efektifitas
 Lendir serviks menjadi kental
 Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
 Mengurangi transportasi sperma
 Menekan ovulasi
 99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)
Indikasi Susuk KB
 Pemakaian KB yang jangka waktu lama
 Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu
dekat.
 Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Yang Harus Ibu Lakukan Setelah Pemasangan Implan
Daftarkan diri segera ke Pos KB Desa atau pusat pelayanan kesehatan lainya,
agar dapat dibantu mengingatkan pada saat jatuh tempo pencabutannya. Sesudah
pemasangan mungkin Ibu mengalami sedikit nyeri dibekas tempat pemasangan, Ibu
tidak usah khawatir, karena rasa nyeri akan hilang dalam satu atau dua hari. Untuk
mencegah terjadinya Infeksi dibekas pemasangan Implant harus dijaga supaya tetap
kering selama 3 hari, jika ibu akan mandi angkatlah tangan tempat pemasangan
Implant agar luka tidak terkena air, sebab jika luka menjadi basah dapat menyebabkan
Infeksi. Jangan segan untuk membicarakan dengan petugas lapangan KB dan petugas
kesehatan jika ada masalah dengan pemakaian Implant. Sesudah 5 Tahun Implan
harus dicabut dan apabila Ibu masih berniat memakai implant kembali maka implant
dapat dipasangkan lagi.

9
Keuntungan
 Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera
setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah
pemasangan.
 Melindungi wanita dari kanker rahim.
 Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui.
 Tidak mengganggu aktivitas seksual.
 Daya guna tinggi
 Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
 Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
 Bebas dari pengaruh estrogen
 Tidak menggangu kegiatan senggama
 Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
 Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
 Mengurangi nyeri haid
 Mengurangi jumlah darah haid
 Mengurangi/memperbaiki anemia
 Melindungi terjadinya kanker endometrium
 Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
 Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
 Menurunkan angka kejadian endometriosis.
Kelemahan
Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa
sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung
empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit
jantung. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba. Pada
kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting),
hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Keluhan-Keluhan Yang Dapat Timbul akibat Pemasangan
 Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual,
pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
 Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

10
 Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk
AIDS
 Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan
keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
 Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat
epilepsy
 Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita
pertahun)
 Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama
menstruasi.
 Hematoma/pembekakan dan nyeri.
Efek Samping
Gangguan pola Haid :
 Tidak haid
 Pendarahan yang tidak lama
 Kemungkinan infeksi pada bekas luka pemasangan
 Perdarahan
 Siklus menstruasi lebih panjang
 Rambut rontok
 Gairah seksual turín
 Jerawat dan depresi.
Penanggulangan :
 Hubungan Petugas berwenang
 Hematoma (warna biru dan rasa nyeri) pada deerah pemasangan, kompres dengan
air dingin selama 2 hari, selanjutnya kompres dengan air panas/hangat sampai
warna biru hilang.
Kontraindikasi
 Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, strok, lever, darah tinggi dan kencing
manis.
 Pendarahan Vagina tanpa sebab.
 Wanita dalam usia reproduksi
 Telah atau belum memiliki anak
 Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)

11
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
 Pascapersalinan dan tidak menyusui
 Pascakeguguran
 Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
 Riwayat kehamilan ektopik
 Tekanan darah 6 minggu, asal yakin tidak sedang hamil. atau berikan
perlindungan ganda sampai haid lalu mulai suntikan.
Kapan akseptor suntik harus datang untuk kunjungan ulang (follow-up)
 Pada saat jadual ulangan penyuntikan (1 bulan untuk cyclofem, 2 bulan untuk
noristerat dan 3 bulan untuk Depo provera)
 Bila berhalangan, dapat datang sebelum waktu kunjungan berikutnya
- Bila tidak dapat datang pada jadual berikutnya, pakai perlindungan ganda
(kondom, spermisida, sampai bisa datang untuk suntikan.
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal.
KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri
kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah
menikah, Anda bisa ber-KB.Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah
diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan,
atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.
Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang
pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat
yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit
yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang
mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-
risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan keselamatan Anda sendiri sehubungan
dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda mengikuti program KB atas
kesadaran sendiri. Bacalah penjelasan di bawah ini.
1. Manfaat-manfaat KB
Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang
melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak
aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan
umpamanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat :

12
2. Kehamilan terlalu dini
Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat
terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa? karena tubuhnya belum
sepenihnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi.
Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1
tahun.
3. Kehamilan terlalu “telat” :
Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan
terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema
kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan. Kehamilan-
kehamilan terlalu berdesakan jaraknya. Kehamilan dan persalinan menuntut
banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu
persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan
berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang.
4. Terlalu sering hamil dan melahirkan :
Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat
pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan
bersalin lagi.
Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda-
metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman berikutnya. Malahan
metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin. Bila Anda memilih
untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya
di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh
pembagian tanah yang adil, sumberdaya kurang, dan keuntungan social tipis.
anak-anak membantu pekerjaan orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia
lanjut. di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan
(hanya orangtua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak).
Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa anyaknya anak justru makin
memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. banyak
orangtua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak; tidak mampu
memberi mereka penghidupan yang layak; tak mampu menyekolahkan mereka
sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat
peluang memperbaiki generasi mereka.

13
Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah
perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri,
serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.
Yang jelas, tak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda
akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda
memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan
kapan akan hamil.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru
untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang
lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah
keputusan Anda sendiri.
Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih
metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus
mempelajari untung-rugi tiap metoda lebih dahulu.
Ada 5 corak metoda KB:
1. Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari
pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan).
2. Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur,
mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak
menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.
3. Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD),
gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
4. Metoda alamiah, yang membantu Anda mengetahui kapan masa subur Anda,
sehingga Anda dapat menghindari hubungan seks pada masa itu.
5. Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan Anda
tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.

4. Alat Kontrasepsi Berupa Pil


Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception).
Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB
paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
 Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
 Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya
sperma
14
 Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir
100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila
pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung
hamil dalam 3 bulan.

5. Manfaat Tambahan OC
Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang
tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits)
yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau
keluhan tertentu seperti:
1. Manfaat penyembuhan OC :
Menyembuhkan kelainan menstruasi. Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan
beberapa kelainan menstruasi umum antara lain:
 Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)
 Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)
 Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
 Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).
2. Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga
resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.
3. Mengatasi masalah hiper-androgenisme
Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan
androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi
pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit (± 0,5 mg / liter darah)
untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido).
Wanita usia reproduktif (± 15 – 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan
hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi
hiper-androgen yang bisa menyebabkan:
 Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe
(yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut
pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair pattern)

15
 Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-
syndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas)
dan abnormalitas metabolisme tubuh.
OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat
ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi
androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah
timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat.
Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena:
 Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50%
 Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40%
 Benjolan jinak payudara, s/d 40%
 Kista ovarium, s/d 80%
 Infertilitas primer, s/d 40%
 Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%
CARA MINUM OC
OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di
blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama
haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada
tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada
hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi).
Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu
lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan
mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat
kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak
reproduksi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawardah. 2017. Program KIE Dalam Pelayanan KB.


http://rahmawardah.blogspot.com/2017/03/program-kie-dalam-pelayanan-kb.html.
diakses pada tanggal 14 Maret 2017.

http://missheni.blogspot.com/2017/03/kie-dalam-pelayanan-kb.html

Yetti Anggraeni, S.ST., SKM dan Martini, A.Md. Keb. Pelayanan Keluarga Berencana,
SKM. Rohima Press, 2011.

18

Anda mungkin juga menyukai