Anda di halaman 1dari 13

MAKNA KONOTATIF DALAM CERPEN “SEGAWON”

KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA DAN


IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN
MAJAS SISWA KELAS VIII MTS AL-HIDAYAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Disusun Oleh:

IKA INDRIYANA

NIM 2222190030

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................3

1.2 Kajian Penelitian Yang Relevan................................................................6

1.3 Identifikasi Masalah................................................................................11

1.4 Batasan Masalah......................................................................................12

1.5 Rumusan Penelitian.................................................................................12

1.6 Tujuan Penelitian.....................................................................................13

1.7 Manfaat Penelitian...................................................................................13

1.7.1 Manfaat Teoritis...............................................................................13

1.7.2 Manfaat praktis................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ruang lingkup kehidupan manusia berhubungan dengan bahasa. Hal ini

dikarenakan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan interaksi

dengan manusia lain dan lingkungannya menggunakan bahasa. Selain itu, di

zaman globalisasi ini, bahasa menjadi alat komunikasi untuk menendapatkan

informasi dan ilmu dari berbagai sumber. Ketika manusia memiliki

ketidakmampuan berbahasa maka, akses untuk mendapatkan ilmu dan informasi

akan terhambat. Hal ini akan berakibat pada sumber daya manusia yang

berkualitas rendah. Oleh karna itu, kemampuan bahasa harus dikembangkan

sedini mungkin.

Bahasa akan selalu dianalisis dan dipelajari menggunakan berbagai

pendekatan. Di antaranya, menggunakan pendekatan makna dalam kajian bahasa.

Salah satu ilmu bahasa yang berkaitan dengan makna adalah semantik. Kata

semantik disetujui sebagai sebutan salah satu dari tataran telaah bahasa pada

bidang ilmu bahasa yang mengulas dan menelaah mengenai suatu makna atau arti

(Suwandi, 2011:2). Ada dua kemungkinan makna bahasa yang digunakan oleh

masyarakat, yaitu makna bahasa dengan makna sebenarnya atau makna bahasa

bukan dengan makna sebenarnya. Setiap makna bahasa tetap dapat ditafsirkan

sesuka hati tetapi harus sistematis. Artinya, argumentasi harus memiliki kejelasan

dan kelogisan yang dapat diterima oleh nalar. Semantik juga memiliki jenis yang

membahas mengenai makna yang bukan dengan makna sebenarnya, makna yang

3
mengalami perubahan pada makna dasarnya, seperti perubahan pada nilai rasa

baik (positif) maupun tidak baik (negatif), perubahan makna ini disebut ini disebut

makna konotasi.

Semantik dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal,

makna referensial dan makna nonreferensial, makna denotatif dan makna

konotatif, makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus.

Lalu berdasarkan kriteria lain dan sudut pandang lain 3 adanya makna-makna

asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik, dan sebagainya (Chaer, 2009).

Jika diperhatikan sejarah pertumbuhan dan perkembangan sastra

Indonesia, bahasa merupakan simbol atau lambang yang memiliki makna atau arti

dan digunakan oleh pengarang untuk mengungkapkan ide-ide dalam karya sastra.

Secara tidak sadar manusia sudah dikenalkan dengan dunia sastra sejak kecil,

melalui bunyi-bunyian permainan bahasa cerita bergambar, lagu, prosa dan

berbagai cerita tradisional. Begitupun ketika sudah memasuki dunia Pendidikan

formal, siswa sudah tidak asing lagi dengan sebuah karya sastra.

Di antara jenis karya sastra di Indonesia, peneliti memilih cerita pendek

sebagai bahan kajian penelitian. Hal ini dikarnakan, cerita pendek memiliki

beberapa keunggulan dalam pengajaran dibandingkan dengan karya sastra

lainnya. Collie & Slater (1988) dalam Saka (2014:279) menyatakan bahwa cerita

pendek merupakan cara yang ideal untuk memperkenalkan literatur pada siswa.

Crumbley & Smith (2010) dalam Saka (2014:279) menyatakan bahwa cerita

singkat menghubungkan pendidikan dengan hiburan untuk membuat belajar lebih

mudah dan menarik. Cerpen membangkitkan emosi dalam diri, berbicara tentang

4
perilaku orang, dan mengajari kita tentang psikologi manusia. Dengan

menganalisis cerita pendek, siswa didorong untuk berpikir kritis(Saka, 2014:279).

Dengan demikian cerita pendek merupakan bahan pembelajaran yang paling

efesien digunakan untuk mempelajari majas.

Keterampilan menulis dianggap sulit karena memerlukan penguasaan

unsur kebahasaan, dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang harus terjalin

sehingga dapat menghasilkan tulisan yang runtut dan padu (Iskandarwassid dan

Sunensar, 2008:248). Pada jenjang sekolah menengah pertama atau SMP, banyak

materi pembelajaran yang membutuhkan keterampilan menulis, diantaranya

materi tentang puisi, drama, dan cerita pendek. Dalam proses pembelajaran

menulis, siswa tidak hanya menerima teori tentang menulis, tetapi siswa juga

dituntut untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diajarkan untuk

menghasilkan sebuah karya sastra.

Dalam kegiatan menulis, tentunya harus ada penguasaan unsur

kebahasaan. Unsur kebahasaan yang memiliki peran penting dalam terciptanya

keindahan sebuah tulisan adalah gaya bahasa. Salah satu bagian dari gaya bahasa

adalah majas. Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa. Majas sering

digunakan dalam penciptaan karya sastra seperti puisi, cerpen, dan novel. Namun,

bukan berarti majas tidak digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Masyarakat tetap

menggunakannya, tetapi majas lebih sering digunakan untuk pembuatan karya

sastra. Kenyataannya, banyak siswa sekolah menengah tidak memahami majas

dan cara penggunaannya.

5
Cerpen “Segawon” merupakan salah satu cerita pendek dari buku

kumpulan cerita pendek berjudul “Transit: urban stroies” karya Seno Gumira

Ajidarma. Segawon menceritakan tentang pandangan sebuah kehormatan dari

seorang pengemis jalanan yang diperlakkan secara tidak adil. Segawon sendiri

merupakan bahasa jawa halus yang memiliki makna anjing. Cerpen ini memiliki

banyak gaya penceritaan yang penuh emosi sinis, ironi dan dingin. Alasan peneliti

menggambil cerita pendek ini sebagai objek penelitin karna cerita ini banyak

mengandung makna konotatidf dan gaya bahasa yang dapat diimplementasikan

dalam pembelajaran majas siswa. Selain itu, karya ini juga memiliki amanat cerita

yang mendalam.

Peneliti merasa kajian makna konotatif merangsang pengetahuan siswa

tentang majas dan meningkatkan pemahaman siswa tentang penggunaan majas

yang tepat. Asumsi ini disebabkan karena makna konotasi dapat membantu siswa

dalam memaknai karya sastra yang memiliki gaya bahasa, sehingga maksud dan

tujuan emosi yang dilukiskan dalam majas dapat dimaknai dengan kajian makna

konotasi, maka pemahaman siswa terhadap gaya bahasa akan terangsang dan

siswa mengetahui penggunaan gaya bahasa yang tepat.

Maka dari itu, berdasarkan permasalahan diatas, peneliti berencana

menganalisis Makna konotatif dalam cepen “Segawon” karya Seno Gumira

Ajidarma dan mengimplementasikan dalam Pembelajaran Majas Siswa Kelas VIII

MTs Al-Hidayah Tahun 2022/2023.

6
1.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan merupakan lanjutan dari penelitian-penelitian

sebelumnya. Berikut ini akan disajikan hasil penelitian yang relevan dengan

penelitian yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:

Tabel

Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama, Tahun, Persamaan dan Hasil Penelitian


. Judul Penelitian Perbedaan Penelitian
1. Ilma Dzina Persamaan penelitin Terdapat tujuh macam
Setyowati ini adalah konotatif dalam buku
(2020), menggunakan objek Antologi Puisi Sajak Hoax
“Analisis Makna penelitian berupa Karya Sosiawan Leak,
Konotatif Pada kajian makna yaitu (1) (1) konotasi
Antologi Puisi konotatif dan tinggi terdiri dari 26 data,
Sajak Hoax digunakan dalam (2) konotasi ramah terdiri
Karya Sosiawan pendidikan. Adapun, dari 14 data, (3) konotasi
Leak Dan perbedaannya berbahaya terdiri dari 2
Relevansi Dalam penelitian peneliti data, (4) konotasi tidak
Pembelajaran mengkaji makna pantas terdiri dari 7 data,
Bahasa konotatif yang (5) konotasi tidak enak
Indonesia Di kemudian akan terdiri dari 16 data, (6)
MA (Sebuah diimplementasikan konotasi kasar terdiri dari
Kajian dalam pembelajaran 2 data, dan (7) konotasi
Semantik) majas siswa, keras terdiri dari 15 data.
” sedangkan Ilma Ciri khas dari puisi
mengkaji makna tersebut adalah
konotasi dan mencari menggunakan konotasi
relevansinya dalam tinggi. Dari hasil
pembelajara bahasa penelitian ini menandakan

7
Indonesaia bahwa adanya relevansi
antara isi puisi dengan
pembelajaran Bahasa
Indonesia di MA pada KD
3.17 Menganalisis unsur
pembangun puisi.
Sehingga buku Antologi
Sajak Hoax karya
Sosiawan Leak cocok
untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia pada
tingkat Madrasah Aliyah
(MA)
2. Abdul Farid Persamaan penelitin Berdasarkan data hasil
(2017), ini adalah penelitian telah dilakukan
“Analisis Makna menggunakan objek tentang makna konotatif
Konotatif Dalam penelitian berupa dalam teks Novel Cinta
Teks Novel kajian makna Suci Zahrana Karya
“Cinta Suci konotatif. Adapaun Habiburrahman El
Zahrana Karya perbedaannya Shirazy, terdapat 70 data
Habiburahman terletak pada subjek yang bermakna konotatif
El Shirazy”” dan objeknya, dalam teks novel cinta suci
penelitian peneliti Zahrana karya
mengkaji makna Habiburrahman El
konotatif pada cepen Shirazy, ditemukan wujud
yang kemudian akan lingual makna konotatif
diimplementasikan dalam satuan lingual
dalam pembelajaran
majas siswa,
sedangkan Farid
meneliti makna
konotasi dalam teks

8
novel “Cinta Suci
Zahrana karya
Habiburahman El
Shirazy”
3. Anisa Istiqomah Persamaan penelitin Hasil penelitian
(2022), ini adalah menunjukkan makna
“Analisis Makna menggunakan objek konotatif tradisi berbalas
Konotatif penelitian berupa pantun dalam adat
Tradisi Berbalas kajian makna pernikahan Melayu
Pantun Dalam konotatif. Adapun Ujungbatu berjumlah 14
Adat Pernikahan perbedaannya bait pantun, 7 bait pantun
Melayu terletak pada subjek mempelai laki-laki dan 7
Ujungbatu dan dan objeknya, bait pantun mempelai
Relevansi peneliti mengkaji perempuan dan ditemukan
Dengan makna konotatif data makna konotatif
Pembelajaran dalam crpen yang berjumlah 22 baris yang
Menulis Pantun kemudian akan dijadikan anak tangga
Di SMPN 1 diimplementasikan dalam pembelajaran
Ujungbatu” dalam pembelajaran menulis pantun karena
majas siswa, pantun berperan sebagai
sedangkan Anisa alat pemelihara bahasa,
mengkaji Makna kemampuan menjaga alur
Konotatif tradisi berpikir, melatih seseorang
berbalas pantun berpikir tentang makna
dalam adat kata dan sebagai
pernikahan melayu pemerolehan ide atau
ujungbatu dan gagasan baik pada bagian
relevansi dengan isi maupun sampiran
pembelajaran dalam menulis pantun.
menulis pantun di
SMPN 1 ujungbatu”
4. Widya Persamaan penelitin hasil penelitian dapat

9
Rismawati ini adalah disimpulkan bahwa ragam
(2018) “Analisis menggunakan objek konotasi yang telah
Makna Konotatif penelitian berupa ditemukan sebanyak 7
Novel Raksasa kajian makna makna konotasi yaitu
Dari Jogja Karya konotatif. Adapun konotasi tinggi sebanyak
Dwitasari” perbedaannya 18 kata, konotasi ramah
terletak pada subjek sebanyak 16 kata, konotasi
dan objeknya, tidak enak sebanyak 18
peneliti mengkaji kata, konotasi tidak pantas
makna konotatif sebanyak 15 kata, konotasi
dalam crpen yang kasar sebanyak 20 kata,
kemudian akan konotasi keras sebanyak
diimplementasikan 18 kata, dan konotasi
dalam pembelajaran kanak-kanak sebanyak 2
majas siswa, kata. Jumlah keseluruhan
sedangkan Widya makna konotasi dalam
mengkaji Makna novel Raksasa dari Jogja
Konotatif Novel karya Dwitasari sebanyak
Raksasa Dari Jogja 107 kata makna konotasi.
Karya Dwitasari
5. Lailatus Syarifah Persamaan penelitin Hasil dari penelitian ini
(2021) Analisis ini adalah ditemukan sebanyak 46
Diksi Pada menggunakan objek data yang dianalisis
Tuturan Novel penelitian berupa berdasarkan jenis-jenis
Langit Taman kajian makna diksi yang meliputi, 1)
Hati Karya konotatif yang akan analisis berdasarkan
Cucuk Hariyanto direncanakan maknanya ditemukan 31
Dan Rencana implementasinya data seperti: makna kata
Implementasinya pada pemebeajaran. konotasi terdapat 5 data,
Pada Adapun makna kata denotasi 8
Pembelajaran perbedaannya data, penggunaan bahasa
Menulis Novel terletak pada subjek asing 8 data, 6 data

10
Kelas Xii Sma dan objeknya, penggunaan makna kata
peneliti mengkaji indera, 3 data penggunaan
makna konotatif saja makna kata populer, 1 data
sedangkan penelitian makna kata abstrak dan 2)
Lailatus mengkaji analisis berdasarkan
diksi tuturan yang leksikal terdapat 15 data
mengkaji makna dan yang terdiri dari 8 data
leksikalnnya. sinonimi, hipernim
/hiponim 2 data, 4 data
homonim yang ada pada
tuturan novel “langit
taman hati” karya Cucuk
Hariyanto

Berdasarkan kelima penelitian diatas, secara keseluruhan ditemukan

persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini yaitu, sama-sama meneliti makna

konotatif dan kajian semantik. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek

tambahan dan objeknya. penelitian ini mengambil judul “Makna Konotaif Dalam

Cerpen “Segawon” karya Seno Gumira Ajidarma dan Implementasinya Terhadap

Pembelajaran Majas Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah”.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, masalah yang

diidentifikasikan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Rendahnya pemahaman siswa terhadap makna dalam sebuah cerpen

2. Kurangnya kemampuan siswa dalam memaknai majas

3. Kurangnya kemampuan siswa menggunakan majas secara tepat

4. Siswa tidak sepenuhnya memahami pembelajaran majas

11
1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, muncul banyak permasalahan yang harus

diselesaikan. Agar penelitian ini lebih terfokus dan mendalam kajiannya, perlu

ada pembatasan masalah penelitian. Oleh karena itu peneliti memfokuskan

penelitian pada beberapa masalah sebagai berikut.

1. Makna konotatif dalam cepen “Segawon” karya Seno Gumira Ajidarma

2. Pengaruh makna konotatif pada cepen “Segawon” karya Seno Gumira

Ajidarma terhadap peningkatan pembelajaran majas siswa kelas VIII MTs Al-

Hidayah tahun 2022/2023.

1.5 Rumusan Penelitian

Adapun masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses makna konotatif dalam cepen “Segawon” karya Seno

Gumira Ajidarma?

2. Apakah makna konotatif dalam cepen “Segawon” karya Seno Gumira

Ajidarma berpengaruh dalam peningkatan pembelajaran majas siswa kelas

VIII MTs Al-Hidayah tahun 2022/2023?

1.6 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan proses makna konotatif dalam cepen “Segawon” karya Seno

Gumira Ajidarma

12
2. Mengetahui pengaruh makna konotatif pada cepen “Segawon” karya Seno

Gumira Ajidarma dalam peningkatan pembelajaran majas siswa kelas VIII

MTs Al-Hidayah tahun 2022/2023?

1.7 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun

praktis.

1.7.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kajian analisis

berupa kajian makna konotatif pada cepen “Segawon” karya Seno Gumira

Ajidarma serta mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan

media pembelajaran majas yang lebih efektif dan efisien, khususnya bagi guru

Bahasa Indonesia.

1.7.2 Manfaat praktis

Penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai implikatur dan

memberikan perbandingan untuk penelitian serupa di kemudian hari, baik di

bidang Pendidikan maupun di bidang kebahasaan. Sekaligus memberikan

pedoman pembelajaran bahasa yang menarik, kreatif, dan inovatif.

13

Anda mungkin juga menyukai