Modul Excavator Buku Modul
Modul Excavator Buku Modul
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................5
A. Tujuan Umum. ...................................................................................5
B. Tujuan Khusus....................................................................................5
BAB II MELAKSANAKAN PERSIAPAN OPERASI........................................................6
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. .....6
1. Komponen excavator. ......................................................................6
2. Instrumen panel .............................................................................7
3. Tombol/skalar.................................................................................9
4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket. ........................................... 10
5. Tuas kontrol ................................................................................. 11
6. Gerakan maneuver. ....................................................................... 12
7. Gerakan travelling ......................................................................... 13
C. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus ( Cycle Time)
Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). .................. 37
1. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga swing .............. 37
2. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga mundur (travel) 38
3. Tidak boleh beroperasi dengan menumbukkan bucket....................... 38
4. Tidak boleh menggunakan berat unit sebagai tenaga gali tambahan ... 39
BAB IV Membuat Parit dengan waktu siklus (cycle time) 150% dari waktu siklus
standar (standard cycle time)................................................................... 40
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus
(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). ....... 40
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus
(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). ....... 40
C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (c ycle time) 150%
dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time) ................................... 43
BAB V MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS ( CYCLE
TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE
TIME).................................................................................................... 44
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck
dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time)........................................................... 44
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck
dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time)........................................................... 44
1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah
secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur penggalian material
yang akan dimuat ke dalam dump truck........................................... 44
2. Melakukan pemuatan material dengan mengatur gerakan
simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan menuang
material) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil
pemuatan material yang optimal. .................................................... 45
3. Memantau hasil pemuatan material ke dalam dump, untuk menghasilkan
muatan dump truck yang stabil....................................................... 46
4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir
pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan
evaluasi produktivitas operator. ...................................................... 47
C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu
sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard
Cycle Time)...................................................................................... 48
BAB VI SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI.... 49
A. Sumber Daya Manusia. ........................................................................ 49
1. Pelatih ....................................................................................... 499
2. Penilai........................................................................................ 499
3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan ............................................ 49
A. Tujuan Umum.
B. Tujuan Khusus
1. Komponen excavator.
Agar dapat mengoperasikan dan memelihara excavator dengan baik dan benar,
operator harus mengetahui letak serta fungsi dari komponen-komponen unit yang
akan digunakan, seperti terlihat pada Gambar II.1,II.2 dan II.3
Arm/Stick
Connecting link/H-Link
Gambar II.1
Gambar II.2
Gambar II.3
2. Instrumen panel
Instrument panel terdiri dari alat monitor dan lampu lampu seperti nampak
pada Gambar II.4. Instrument panel berguna untuk memberikan
peringatan/petunjuk kepada operator pada saat unit dihidupkan/dioperasikan, agar
operator bisa memonitor dan melakukan pemeriksaan dengan benar.
Monitor yang dipasang pada unit belum sepenuhnya menjamin kondisi dari excavator,
pemeriksaan harian harus dilakukan sesuai dengan bab pemeliharaan. Bila unit
mengalami masalah maka lampu peringatan akan menyala disertai dengan
bunyi buzzer/alarm/stick. Dalam hal ini tekan tombol stop buzzer untuk
memberhentikan suara buzzer, tetapi lampu peringatan masih tetap menyala sampai
masalah diperbaiki.
Gambar II.4
b. Tuas dan pedal
Tuas dan Pedal pada excavator digunakan untuk mengoperasikan unit
sesuai dengan fungsinya, Gambar II.5 adalah contoh dari
Tuas digerakan dengan tangan dan pedal digerakan dengan kaki.
- Tuas pengontrol kanan digunakan untuk mengontrol gerakan Boom dan
Bucket
- Tuas pengontrol kiri digunakan untuk mengontrol gerakan Swing dan
Arm/stick
- Tuas Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok
kekiri atau kekanan dengan cara mendorong atau menariknya dengan
tangan.
- Pedal Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok
kekiri atau kekanan dengan cara menginjak bagian depan atau
belakang dengan kaki.
- Tuas Pengaman digunakan untuk menghentikan atau menjalankan fungsi
dari tuas control kanan, tuas control kiri dan tuas/pedal travel.
Gambar II.5
3. Tombol/saklar
Tombol/Saklar digunakan untuk mengaktif kan atau non aktifkan sistim pada
unit dengan cara diputar, disentuh/tekan (Gambar II.6).
Gambar II.6
4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket.
Tuas kontrol untuk menggerakkan Boom, arm/stick, bucket dan swing berada diruang
kabin operator (Gambar II.7)
• Pastikan bahwa tuas kontrol dan alat kerja dalam kondisi baik.
• Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick.
• Tuas kontrol sebelah kanan untuk gerakan boom dan bucket.
• Bila tuas control dilepaskan, maka tuas kontrol akan kembali ke posisi netral
secara otomatis.
Gambar II.7
Suhu yang cocok untuk oli hidraulik siap kerja adalah sekitar 50 oC .Jika suhu tersebut
belum tercapai dan unit langsung untuk bekerja,maka akan menyebabkan kerusakan
pada sistim hidrolik.
• Hidupkan engine pada putaran rendah sekitar 5 menit.
• Naikan gas secara bertahap keputaran normal.
• Gerakan bucket sekitar 5 menit,dan jangan mengoperasikan yang lain
selain
bucket.
• Setelah itu gerakan bucket dan arm/stick sekitar 5 -10 menit ( hanya bucket dan
arm/stick )
• Jika pemanasan sudah cukup,maka gerakan semua attachment.
5. Tuas kontrol
Gambar II.8
Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick. (Gambar II.9)
• Tuas digerakkan ke arah no.1 (kedepan) Arm/stick keluar atau menjauh
• Tuas digerakkan kearah no. 2 (kebelakang) Arm/stick masuk atau mendekat
• Tuas digerakkan kearah no. 3 (kekanan) Swing kekanan atau memutar kekanan
• Tuas digerakkan kearah no. 4 (kekiri) Swing kekiri atau memutar kekiri
Gambar II.9
Tuas kontrol sebalah kanan untuk gerakan Boom dan Bucket. (Gambar II.10)
• Tuas digerakkan ke arah no.5 (kedepan) Boom turun atau kebawah
• Tuas digerakkan kearah no. 6 (kebelakang) Boom naik atau keatas
• Tuas digerakkan kearah no. 7 (kekanan) Bucket membuka atau membuang
• Tuas digerakkan kearah no. 8 (kekiri) Bucket menutup atau memuat
Gambar II.10
6. Gerakan maneuver.
Gerakan travel/jalan dapat dioperasikan dengan menggerakan tuas dan pedal
(Gambar II.11). Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan mendorong tuas
atau pedal berdasarkan panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan
unit posisikan tuas/pedal travel posisi netral/ditengah. Apabila tuas/pedal
dilepaskan, maka ia akan
kembali keposisi netral/tengah. Pada posisi ini rem aktif.
Gambar II.11
a. Posisi Travel/Jalan
Posisikan perlengkapan kerja dekat ke unit, buatlah bentuk se-stabil
mungkin (seperti Gambar II.12). Pastikan travel motor dibagian belakang dan
front idler dibagian depan
• Jangan berjalan terus menerus terlalu lama.
• Kurangi kecepatan unit saat melewati jalan yang tidak
rata.
• Hati-hati bila arah gerak unit diubah1800 maka seluruh bagian unit
akan bergerak pula.
Gambar II.12
7. Gerakan travelling
Gerakan travel / jalan dapat dioperasikan dengan menggerakkan tuas dan
pedal. Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan menggerakk an tuas atau pedal
berdasarkan panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan unit posisikan
tuas/pedal travel ditengah. Apabila tuas/pedal dilepaskan, maka ia akan kembali
keposisi tengah. Pada posisi ini rem aktif. Pilih route jalan yang dituju serata mungkin.
Kendalikan unit selurus mungkin danbila berbelok buatlah sedikit perubahan berangsur
-angsur pada arah yang diinginkan. Apabila unit harus berjalan jarak jauh, maka roller
komponen undercarriage akan kontak terus menerus, yang akan mengakibatkan
panas. Oleh karena itu untuk menghindari over heat pada travel motor dan komponen
undercarriage , maka setiap berjalan 2 jam berhenti 30 menit (disesuaikan dengan
Operation and Maintenance Manual) (Gambar II.13).
Gambar II.13
Sebelum melintasi jembatan ketahuilah kekuatan pada jembatan -tersebut dan berat
operasi alat. Bila melintasi jalan beraspal gunakan kayu agar supaya tidak
merusak jalan aspal. Bila menyeberangi rel kereta api, gunakan balok kayu agar tidak
merusak rel. Dilarang menyentuh kabel-kebel listrik dan tebing jembatan dengan unit.
Bila excavator melewati rintangan seperti batu yang besar atau tunggul pohon,
excavator akan mengalami kejutan yang besar. Untuk meredam kejutan
tersebut, turunkan kecepatan jalannya dan jalankan melalui rintangan pada tengah-
tengah track. Sedapat mungkin, singkirkan rintangan tersebut atau hindari
rintangan ketika menjalankan excavator (Gambar II.14).
Gambar II.14
Pada dasar jalan yang tidak rata terdiri dari batu alam yang besar atau jalan berbatu
besar, jalankan excavator dengan kecepatan rendah (l ow speed). Bila
menjalankan dengan kecepatan tinggi ( high speed) dasar jalan harus dalam kondisi
rata atau tidak berbatu. (Gambar II.15).
Gambar II.15
Saat menjalankan excavator keluar dari air dan kelian pendakian melebihi 150 (26%),
maka bagian belakang upperstructure akan terendam dan air akan dihempaskan oleh
kipas pendingin radiator. Hal ini dapat mengakibatkan rusaknya kipas tersebut. Oleh
sebab itu, perlu perhatian lebih bila menjalankan excavator melalui air (Gambar II.16).
Gambar II.16
Jangan membenamkan excavator dalam air melebihi kedalaman yang diizinkan, yaitu
dibawah titik pusat carrier roller. Perlu diketahui bahwa untuk semua parts
yang terbenam dalam air dalam waktu lama, harus dilakukan penggemukan sampai
gemuk yang lama keluar dari bantalan ( bearing), yaitu pada bucket pin dan yang
lainnya sekitar bucket pin (Gambar II.17).
Gambar II.17
1. Mencoba gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing sesuai dengan teknik dasar yang
benar, baik secara individu maupun simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa
semua gerakan dapat berfungsi dengan baik.
Gambar II.18
Gerakan tuas control sebelah kiri untuk kombinasi/simultan Swing dan Arm/stick
(Gambar II.18)
• Tuas digerakkan kearah no.5 (menyilang/cros kekanan depan) terjadi
gerakkan
Swing kekanan, Arm/stick kedepan
• Tuas digerakkan kearah no.6 (menyilang/cros kekanan belakang) terjadi gerakkan
Swing kekanan, Arm/stick kebelakang
• Tuas digerakkan kearah no.7 (menyilang/cros kekiri belakang) terjadi
gerakkan
Swing kekiri, Arm/stick kebelakang
• Tuas digerakkan kearah no.8 (menyilang/cros kekiri depan) terjadi gerakkan
Swing kekiri, Arm/stick kedepan
Gambar II.19
2. Mencoba gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan untuk meyakinkan bahwa
gerakan manouver dari excavator dapat berfungsi dengan baik.
a. Berjalan maju lurus
Untuk menjalankan unit maju lurus, doronglah kedua tuas atau injaklah kedua bagian
pedal depan secara berasamaan/seimbang pada arah yang sama (Gambar II.20).
Gambar II.20
Gambar II.21
Gambar II.23
Gambar II.24
f. Berbelok kekiri mundur
Untuk menjalankan unit membelok kekiri mundur, tariklah tuas sebelah kanan atau
injaklah bagian belakang pedal sebelah kanan (Gambar II.25)
Gambar II.25
Gambar II.26
3. Melakukan gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan menurun serta
menyeberang parit dengan benar sesuai dengan prosedur.
Gambar II.28
Gambar II.29
Jika kemiringan terlalu curam dan material lepas, bagian belakang unit dapat turun
memungkinkan excavator untuk mundur ke belakang. Menjaga boom dan arm/stick
diperpanjang akan membantu mendistribusikan beban pada track lebih merata yang
meningkatkan traksi.(Gambar II.30).
Gambar
Jika excavator yang tidak dapat terus naik karena kemiringan, mengatur/
menancapkan gigi bucket ke lereng/tanah dan mulai menarik unit dengan arm/stick
(Gambar II.31) Operator perlu mengawasi bagian depan trek untuk membuat yakin
unit tidak sedang keadaan mundur sambil arm/stick ditarik masuk, dan diimbangi
dengan mengangkat boom untuk menjaga trek selalu kontak penuh dengan
tanah/lereng.
Gambar II.31
Ketika bucket mendekat ke unit, maka bucket perlu diperpanjang sampai lereng untuk
ditancapkan lagi, seperti yang dilakukan sebelumnya. Operator perlu memperhatikan
unit untuk memastikan tidak akan geser ke bawah bukit. Pada lereng curam,
penancapan bucket perlu dibuat lebih sering sehingga boom dan bucket menahan
berat untuk traksi yang lebih baik dan stabilitas (Gambar II.32).
Gambar II.32
ketika excavator sampai dekat dengan bagian atas lereng, menggapai dengan
arm/stick dan boom dan tancapkan tooth bucket ke tanah di depan alat Lanjutkan
untuk menarik unit maju sampai ujung. Menurunkan bagian depan unit dengan boom
dan terus maju melewati dari lereng (Gambar II.33).
Gambar II.33
Gambar II.34
Gambar
Ketika titik berat unit berada di puncak lereng, angkat boom sedikit untuk
melihat apakah unit akan bergerak turun ke depan. Jika tidak, majulah perlahan-lahan
sambil bucket ditekan dan arm/stick ditarik sehingga titik berat unit akan condong
bergerak turun ke lereng (Gambar II.36).
Gambar II.36
Setelah unit bergerak turun ke arah lereng Excavator turun pelan-pelan dengan hati-
hati sambil boom diangkat sampai track menyentuh rata dengan permukaan
tanah (Gambar II.37)
Gambar II.37
angkat bucket dari tanah sampai bebas dari permukaan lereng (Gambar II.38)
Gambar
d. Gerakan Travelling menyeberang parit
Jalankan unit maju sampai sedikit melewati parit (Gambar II.39)
Gambar II.39
Turunkan boom dan letakkan bucket ketanah dengan memperhitungkan jarak dengan
unitnya (agak jauh) (Gambar II.40) Bergeraklah maju sambil diimbangi gerakan
arm/stick masuk, boom turun dan kedudukan bucket tetap sampai track
menapak diseberang parit.
Gambar II.40
Lakukan swing ke kiri atau ke kanan dengan sudut putar 180 o.(Gambar II.41)
Gambar II.41
Turunkan boom dan letakkan bucket ke tanah dengan memperhitungkan jarak dengan
unitnya (agak dekat). Bergeraklah mundur sambil diimbangi gerakan arm/stick keluar,
boom turun dan kedudukan bucket tetap hingga track menapak seluruhnya
diseberang parit. Angkat boom dan bergerak mundur menjauhi parit (Gambar II.42)
Gambar II.42
Utamakan Keselamatan.
Dalam keadaan bekerja, kenakan
APD sesuai keperluan kondisi
kerja (Gambar II.43). Hampir
semua kecelakaan disebabkan
karena tidak dipatuhinya petunjuk
Gambar II.43
keselamatan kerja.
1. Menggali material
Menggali material adalah fungsi utama dari Excavator, walaupun dalam
aplikasinya dapat untuk memuat dan mengangkat beban sesuai dengan
ketentuan. Pekerjaan menggali meliputi :
- Menggali untuk meratakan
- Menggali untuk membuat kolam/pondasi
- Menggali untuk membuat parit/saluran
- Menggali untuk membuat slope
- Menggali untuk memuat material
1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh
(full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan membuang material ( loading &
unloading).
Posisikan unit pada tempat yang rata dan sproket berada dibelakang, dengan posisi ini
penggalian akan lebih stabil dari pada sproket berada didepan
Gambar III.2
Posisi menggali dapat dilakukan dari depan dan samping dengan sudut swing kurang
dari 90o. Penggalian dari depan, panjang track diatas permukaan tanah (A)
adalah lebihpanjang dari pada track (B), sehingga bekerja dari depan akan
lebih stabil. (Gambar 4.52) Usahakan bekerja dari depan apabila keadaan
memungkinkan.
Gambar III.3
Gambar III.4
Gambar III.5
Gunakan tenaga gali yang efisien. Untuk mendapatkan kekuatan maksimal menggali,
arm/stick silinder dan silinder bucket harus diletakkan di 90 derajat satu sama
lain. (Lihat gambar) ini memberikan tenaga dorong yang maksimum dari kedua
silinder Dan punggung bucket membentuk sudut 30 derajat (Gambar III.6).
Gambar III.6
Horisontal menggali
Perluas Arm/stick dan Bucket, lalu turunkan boom dan meletakkan Bucket ke dalam
tanah. Tariklah Arm/stick sambil diimbangi dengan mengangkat boom Ketika arm/stick
menjadi vertikal ke boom, selanjutnya bucket digerakkan untuk memuat tanah secara
bertahap. Angkat bucket untuk meraup tanah ketika lengan dan boom berada di sudut
30 derajat satu sama lain (Gambar III.7) (untuk mencapai cycle time 150% maka
tinggi bench sepanjang arm/stick)
Gambar III.7
Menggali dengan arm/stick
Rentang menggali paling efisien arm/stick sekitar 45 derajat ke depan, atau 30 derajat
kebelakang dari vertikal. Menggali dalam jangkauan ini. memberikan daya yang
maksimum dan lebih stabil (Gambar III.8).
Gambar III.8
Gambar III.9
Membuang material bisa ditempatkan disisi kiri atau kanan dari unit, ini bila
penggalian dilakukan dari arah depan (Gambar III.10).
Gambar III.10
Dan membuang material dapat juga ditempatkan didepan unit bila dilakukan
penggalian dari arah samping (Gambar III.11). Membuang material yang paling jauh
yaitu pada posisi 180o. Untuk mengoptimalkan tempat buangan material sehingga
dicapai efisiensi pembuangan yang tinggi, maka untuk membuang material doronglah
material buangan yang telah ada dan diikuti dengan gerakan membuang material dari
bucket
Gambar III.11
Gambar III.12
4. Menghitung produksi galian pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan
laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator
Hasil produksi akhir galian material / tanah dapat dihitung dengan menghitung volume
galian (Gambar III.13).
Contoh menghitung hasil galian adalah :
- Panjang (P) = 20 m
- Lebar (L) = 10 m
- Kedalaman (T) = 2m
Volume galian adalah :
=PxLxT
= 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli/bank )
Gambar III.13
C. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus ( Cycle Time)
Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time).
Gambar III.15
Gambar III.16
d. Tidak boleh menggunakan berat unit sebagai tenaga gali tambahan
Jangan menaikkan bagian belakang atau bagian depan unit untuk
menggunakan berat unit, sebagai tenaga gali tambahan. Kerusakan berat pada
unit dapat terjadi (Gambar III.17).
Gambar III.17
Posisikan unit peralatan di tempat yang rata dan track menyentuh tanah secara
penuh (Full Contact) dan luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan
( Gambar IV.1)
Gambar IV.1
Tempatkan unit parallel dengan galian parit, sprocket berada dibelakang dan ikuti pada
batas ukuran yang telah ditentukan
1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh
(full contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pembuatan parit/saluran.
Unit pada posisi yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh (full
contact), luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan (Gambar IV.2)
Pengalian parit dapat dilakukan dari arah depan atau parallel dan dari arah
sampingatau melintang sesuai dengan rencana pembuatan parit (Gambar IV.3).
Gambar IV.2
Gambar IV.3
Gambar IV.4
Penggalian parit dapat dilaksanakan dengan efisien bila lebar parit/saluran
sesuai dengan lebar bucket Posisikan track sejajar dengan parit/ saluran yang akan
digali.Bila menggali parit/ saluran yang lebar, dimulai dengan menggali pada ke dua
sisi parit/ saluran dan kemudian diakhiri dengan penggalian bagian tengah (Gambar
IV.5).
Gambar IV.5
3. Memantau hasil galian secara teliti untuk menghasilkan parit yang rapih sesuai dengan
rambu operasional.
Hasil pembuatan parit dapat dipantau dengan cara mencek hasil fisik
apakahsudah sesuai dengan ukuran yang telahditentukan dalam gambar kerja/ spesif
ikasidan bila mana tidak sesuai, agar di adakan pembetulan (Gambar IV.6)
Gambar IV.6
4. Menghitung produksi pembuatan parit pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan
pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator.
Hasil produksi pembuatan parit dapat dihitung dengan menghitung volume hasil galian
dan ditentukan dalam besaran (m³ ) dalam gambar sebagai berikut (Gambar IV.7)
- Panjang profil (p)
- Lebar dasar galian (L1)
- Lebar permukaan galian (L2)
- Kedalaman galian (T)
Maka volume galian
Dimana : L1= L2
X Volume parit= (PxL1x T ) m³
Gambar IV.7
C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (c ycle time)
150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time)
Penggalian parit harus dilakukan dengan cermat dan mengatur gerakan simultan
(gerakan bucket, arm/stick boom dan swing) sesuai dengan teknik aplikasi menggali
yang benar.
BAB V
MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS
(CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR
(STANDARD CYCLE TIME)
1. Penilaian area tempat unit bekerja dipilih yang rata dan track menyentuh tanah (full
Contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pemuatan material ke dump truck.
1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh ( full
contact) sesuai dengan prosedur penggalian material yang akan dimuat ke dalam
dump truck.
Posisikan excavator pada tempat yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh
(full contact). Posisi excavator untuk memuat material bisa satu lsan dengan
dump truck atau lebih tinggi kira-kira setinggi bak dump truck. Dump Truck
ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat oleh operator excavator dengan
posisi pada sudut pembuangan yang paling efisien. Penggalian dan pemuatan
material dilakukan dengan mengatur gerakan arm/stick, boom dan bucket secara
simultan /kombinasi sesuai teknik aplikasi yang benar. (Gambar V.1).
Pemuatan akan lebih mudah dan kapasitasnya akan lebih besar bila pemuatan
dimulai dari samping dengan tinggi bench sesuai dengan tinggi dump body (vessel)
truck jika dibandingkan dengan pemuatan dimulai dari sisi sejajar dump body (vessel)
dari dump truck.
Gambar V.1
Posisikan dump truck dimana operator dapat dengan mudah melihat tempat material
yang akan dimuat. Pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan simultan
(swing, boom, arm/stick dan bucket) sesuai dengan gerakanteknik aplikasi
pembuangan material yang benar. Letakkan material kedalam dump truck dari mulai
yang paling jauh sampai mendekat. Sehingga muatan dump truck menjadi
stabil. (Gambar V.2)
Gambar V.2
Gambar V.3
Untuk menghindari penyok pada plat body bagian belakang ketika memuat batu
yang besar, muatilah tanah terlebih dahulu pada bak, baru muati batu (Gambar
V.4)
Gambar V.4
4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir pekerjaan
setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas
operator.
a. Hasil akhir dari produksi material/tanah dapat dihitung dengan dua cara yaitu
Menghitung volume profil hasil galian
b. Menghitung folume material/ tanah yangdihasil dari pembuangan dump truck
(Gambar V.5)
Gambar V.5
Contoh perhitungan:
Menghitung profil hasil galian, menghasilkan profil hasil galian adalah
- panjang ( P) = 20 m
- lebar ( L ) = 10 m
- kedalaman ( T ) = 2 m
Volume galaian adalah
=pxLxT
= 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli / bank) dan bilamana,
a. Volume provil galian
= 400m³/ BCM (Bank cubic meter)
Gambar V.6
C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu
sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar ( Standard
Cycle Time).
1. Pelatih
Pelatih dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan mengenai proses belajar .
d. Membantu untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
2. Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.
Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila telah siap dan merencanakan proses belajar dan
penilaian selanjutnya.
b. Menjelaskan kepada mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya.
c. Mencatat pencapaian / perolehan
B. Sumber-sumber Kepustakaan.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam PBK mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber -
sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan
mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih
baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman
belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
1. Buku Panduan Operator Excavator
2. Buku penuntun Pengoperasian dan Perawatan
B. Manual
1. Pengoperasian Komatsu Hidraulik Excavator PC 200 -5
2. Operator’s Manual Robex 210 LC-7
C. Refernsi Lainnya
1. Pusat Pembinaan Peralatan – Departemen PU, PEDOMAN TEKNIK
PENGOPERASIAN PERALATAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM, Pusbinal – Departemen PU – Jakarta.
2. Pusat Pelatihan Keterampilan Jasa Konstruksi – Departemen PU, PEMELIHARAAN
ALAT-ALAT BERAT, Pelatihan Manager Alat Berat – Puslatjakons Departemen PU –
Jakarta.
3. Komatsu, OPERATION & MAINTENANCE MANUAL PC 200, 200 LC-6 HYDRAULIC
EXCAVATOR, Komatsu – Japan.
4. Komatsu, SPECIFICATION AND APPLICATION HANDBOOK, EDITION 14, Komatsu
– Japan.
5. Caterpillar, PERFORMANCE HANDBOOK, EDITION 31, Caterpillar, USA.