Anda di halaman 1dari 52

MELAKSANAKAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR SESUAI

DENGAN APLIKASI DAN TEKNIK OPERASI YANG BENAR


UNTUK JENIS PEKERJAAN KONSTRUKSI TERTENTU
DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150%
DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................5
A. Tujuan Umum. ...................................................................................5
B. Tujuan Khusus....................................................................................5
BAB II MELAKSANAKAN PERSIAPAN OPERASI........................................................6
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. .....6
1. Komponen excavator. ......................................................................6
2. Instrumen panel .............................................................................7
3. Tombol/skalar.................................................................................9
4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket. ........................................... 10
5. Tuas kontrol ................................................................................. 11
6. Gerakan maneuver. ....................................................................... 12
7. Gerakan travelling ......................................................................... 13

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. ... 15


1. Mencoba gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing sesuai dengan
teknik dasar yang benar, baik secara individu maupun
simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa semua gerakan dapat
berfungsi dengan baik. .................................................................. 15
2. Mencoba gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan untuk meyakinkan
bahwa gerakan manouver dari excavator dapat berfungsi dengan
baik.................................................................................. 17
3. Melakukan gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan
menurun serta menyeberang parit dengan benar sesuai dengan
prosedur. ..................................................................................... 21

C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Persiapan Operasi. ............................... 27


BAB III MENGGALI MATERIAL DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL
150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)................ 30
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu Siklus
(Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle
Time). ............................................................................................. 30
1. Menggali material.......................................................................... 30
2. Cycle time 150%........................................................................... 30

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu Siklus


(Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle
Time). ............................................................................................. 32
1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah
secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan
membuang material (loading & unloading)....................................... 32
2. Melakukan penggalian material dengan mengatur gerakan
kombinasi/simultan (menggali, mengangkat, swing dan membuang)
sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil galian
yang optimal................................................................................. 33
3. Melakukan pembuangan material dengan mengatur hasil buangan
material ke tempatdengan rapih dan efisien. .................................... 35
4. Menghitung produksi galian pada akhir pekerjaan setiap hari untuk
bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator 37

C. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus ( Cycle Time)
Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). .................. 37
1. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga swing .............. 37
2. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga mundur (travel) 38
3. Tidak boleh beroperasi dengan menumbukkan bucket....................... 38
4. Tidak boleh menggunakan berat unit sebagai tenaga gali tambahan ... 39
BAB IV Membuat Parit dengan waktu siklus (cycle time) 150% dari waktu siklus
standar (standard cycle time)................................................................... 40
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus
(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). ....... 40
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus
(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). ....... 40
C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (c ycle time) 150%
dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time) ................................... 43
BAB V MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS ( CYCLE
TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE
TIME).................................................................................................... 44
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck
dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time)........................................................... 44
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck
dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time)........................................................... 44
1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah
secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur penggalian material
yang akan dimuat ke dalam dump truck........................................... 44
2. Melakukan pemuatan material dengan mengatur gerakan
simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan menuang
material) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil
pemuatan material yang optimal. .................................................... 45
3. Memantau hasil pemuatan material ke dalam dump, untuk menghasilkan
muatan dump truck yang stabil....................................................... 46
4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir
pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan
evaluasi produktivitas operator. ...................................................... 47
C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu
sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard
Cycle Time)...................................................................................... 48
BAB VI SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI.... 49
A. Sumber Daya Manusia. ........................................................................ 49
1. Pelatih ....................................................................................... 499
2. Penilai........................................................................................ 499
3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan ............................................ 49

B. Sumber-sumber Kepustakaan. .............................................................. 50


DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 511
A. Buku Referensi ................................................................................... 51
B. Manual............................................................................................... 51
C. Refernsi Lainnya ............................................................................... 511
DAFTAR ALAT DAN BAHAN ................................................................................... 52
A. Peralatan yang digunakan .................................................................... 52
B. Bahan yang dibutuhkan ..................................................................... 522
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum.

Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melaksanakan


pengoperasian excavator sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar untuk
jenis pekerjaan konstruksi tertentu dengan waktu sklus ( cycle time) maksimal 150%
dari waktu sklus standar (standard cycle time).

B. Tujuan Khusus

Pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:


1. Melaksanakan persiapan operasi
2. Menggali material dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu
siklus (standard cycle time)
3. Membuat parit dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus
standar (standard cycle time)
4. Memuat material ke dalam dump truck dengan waktu siklus ( cycle time) maksimal
150% dari waktu siklus standar (standard cycle time)
BAB II
MELAKSANAKAN PERSIAPAN OPERASI

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi.

1. Komponen excavator.
Agar dapat mengoperasikan dan memelihara excavator dengan baik dan benar,
operator harus mengetahui letak serta fungsi dari komponen-komponen unit yang
akan digunakan, seperti terlihat pada Gambar II.1,II.2 dan II.3

Arm/Stick

Connecting link/H-Link
Gambar II.1

Gambar II.2
Gambar II.3

2. Instrumen panel
Instrument panel terdiri dari alat monitor dan lampu lampu seperti nampak
pada Gambar II.4. Instrument panel berguna untuk memberikan
peringatan/petunjuk kepada operator pada saat unit dihidupkan/dioperasikan, agar
operator bisa memonitor dan melakukan pemeriksaan dengan benar.

Alat monitor : Menunjukan status operasi alat.


Lampu peringatan : Menunjukan keadaan unit yang tidak normal (merah).
Lampu pilot : Menunjukan status operasi alat.

Monitor yang dipasang pada unit belum sepenuhnya menjamin kondisi dari excavator,
pemeriksaan harian harus dilakukan sesuai dengan bab pemeliharaan. Bila unit
mengalami masalah maka lampu peringatan akan menyala disertai dengan
bunyi buzzer/alarm/stick. Dalam hal ini tekan tombol stop buzzer untuk
memberhentikan suara buzzer, tetapi lampu peringatan masih tetap menyala sampai
masalah diperbaiki.
Gambar II.4
b. Tuas dan pedal
Tuas dan Pedal pada excavator digunakan untuk mengoperasikan unit
sesuai dengan fungsinya, Gambar II.5 adalah contoh dari
Tuas digerakan dengan tangan dan pedal digerakan dengan kaki.
- Tuas pengontrol kanan digunakan untuk mengontrol gerakan Boom dan
Bucket
- Tuas pengontrol kiri digunakan untuk mengontrol gerakan Swing dan
Arm/stick
- Tuas Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok
kekiri atau kekanan dengan cara mendorong atau menariknya dengan
tangan.
- Pedal Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok
kekiri atau kekanan dengan cara menginjak bagian depan atau
belakang dengan kaki.
- Tuas Pengaman digunakan untuk menghentikan atau menjalankan fungsi
dari tuas control kanan, tuas control kiri dan tuas/pedal travel.

Gambar II.5

3. Tombol/saklar
Tombol/Saklar digunakan untuk mengaktif kan atau non aktifkan sistim pada
unit dengan cara diputar, disentuh/tekan (Gambar II.6).

Gambar II.6
4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket.
Tuas kontrol untuk menggerakkan Boom, arm/stick, bucket dan swing berada diruang
kabin operator (Gambar II.7)
• Pastikan bahwa tuas kontrol dan alat kerja dalam kondisi baik.
• Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick.
• Tuas kontrol sebelah kanan untuk gerakan boom dan bucket.
• Bila tuas control dilepaskan, maka tuas kontrol akan kembali ke posisi netral
secara otomatis.

Gambar II.7

Suhu yang cocok untuk oli hidraulik siap kerja adalah sekitar 50 oC .Jika suhu tersebut
belum tercapai dan unit langsung untuk bekerja,maka akan menyebabkan kerusakan
pada sistim hidrolik.
• Hidupkan engine pada putaran rendah sekitar 5 menit.
• Naikan gas secara bertahap keputaran normal.
• Gerakan bucket sekitar 5 menit,dan jangan mengoperasikan yang lain
selain
bucket.
• Setelah itu gerakan bucket dan arm/stick sekitar 5 -10 menit ( hanya bucket dan
arm/stick )
• Jika pemanasan sudah cukup,maka gerakan semua attachment.

5. Tuas kontrol

Gambar II.8

Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick. (Gambar II.9)
• Tuas digerakkan ke arah no.1 (kedepan) Arm/stick keluar atau menjauh
• Tuas digerakkan kearah no. 2 (kebelakang) Arm/stick masuk atau mendekat
• Tuas digerakkan kearah no. 3 (kekanan) Swing kekanan atau memutar kekanan
• Tuas digerakkan kearah no. 4 (kekiri) Swing kekiri atau memutar kekiri

Gambar II.9

Tuas kontrol sebalah kanan untuk gerakan Boom dan Bucket. (Gambar II.10)
• Tuas digerakkan ke arah no.5 (kedepan) Boom turun atau kebawah
• Tuas digerakkan kearah no. 6 (kebelakang) Boom naik atau keatas
• Tuas digerakkan kearah no. 7 (kekanan) Bucket membuka atau membuang
• Tuas digerakkan kearah no. 8 (kekiri) Bucket menutup atau memuat

Gambar II.10

6. Gerakan maneuver.
Gerakan travel/jalan dapat dioperasikan dengan menggerakan tuas dan pedal
(Gambar II.11). Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan mendorong tuas
atau pedal berdasarkan panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan
unit posisikan tuas/pedal travel posisi netral/ditengah. Apabila tuas/pedal
dilepaskan, maka ia akan
kembali keposisi netral/tengah. Pada posisi ini rem aktif.

Gambar II.11
a. Posisi Travel/Jalan
Posisikan perlengkapan kerja dekat ke unit, buatlah bentuk se-stabil
mungkin (seperti Gambar II.12). Pastikan travel motor dibagian belakang dan
front idler dibagian depan
• Jangan berjalan terus menerus terlalu lama.
• Kurangi kecepatan unit saat melewati jalan yang tidak
rata.
• Hati-hati bila arah gerak unit diubah1800 maka seluruh bagian unit
akan bergerak pula.

Gambar II.12

7. Gerakan travelling
Gerakan travel / jalan dapat dioperasikan dengan menggerakkan tuas dan
pedal. Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan menggerakk an tuas atau pedal
berdasarkan panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan unit posisikan
tuas/pedal travel ditengah. Apabila tuas/pedal dilepaskan, maka ia akan kembali
keposisi tengah. Pada posisi ini rem aktif. Pilih route jalan yang dituju serata mungkin.
Kendalikan unit selurus mungkin danbila berbelok buatlah sedikit perubahan berangsur
-angsur pada arah yang diinginkan. Apabila unit harus berjalan jarak jauh, maka roller
komponen undercarriage akan kontak terus menerus, yang akan mengakibatkan
panas. Oleh karena itu untuk menghindari over heat pada travel motor dan komponen
undercarriage , maka setiap berjalan 2 jam berhenti 30 menit (disesuaikan dengan
Operation and Maintenance Manual) (Gambar II.13).

Gambar II.13
Sebelum melintasi jembatan ketahuilah kekuatan pada jembatan -tersebut dan berat
operasi alat. Bila melintasi jalan beraspal gunakan kayu agar supaya tidak
merusak jalan aspal. Bila menyeberangi rel kereta api, gunakan balok kayu agar tidak
merusak rel. Dilarang menyentuh kabel-kebel listrik dan tebing jembatan dengan unit.
Bila excavator melewati rintangan seperti batu yang besar atau tunggul pohon,
excavator akan mengalami kejutan yang besar. Untuk meredam kejutan
tersebut, turunkan kecepatan jalannya dan jalankan melalui rintangan pada tengah-
tengah track. Sedapat mungkin, singkirkan rintangan tersebut atau hindari
rintangan ketika menjalankan excavator (Gambar II.14).

Gambar II.14

Pada dasar jalan yang tidak rata terdiri dari batu alam yang besar atau jalan berbatu
besar, jalankan excavator dengan kecepatan rendah (l ow speed). Bila
menjalankan dengan kecepatan tinggi ( high speed) dasar jalan harus dalam kondisi
rata atau tidak berbatu. (Gambar II.15).

Gambar II.15

Saat menjalankan excavator keluar dari air dan kelian pendakian melebihi 150 (26%),
maka bagian belakang upperstructure akan terendam dan air akan dihempaskan oleh
kipas pendingin radiator. Hal ini dapat mengakibatkan rusaknya kipas tersebut. Oleh
sebab itu, perlu perhatian lebih bila menjalankan excavator melalui air (Gambar II.16).

Gambar II.16

Jangan membenamkan excavator dalam air melebihi kedalaman yang diizinkan, yaitu
dibawah titik pusat carrier roller. Perlu diketahui bahwa untuk semua parts
yang terbenam dalam air dalam waktu lama, harus dilakukan penggemukan sampai
gemuk yang lama keluar dari bantalan ( bearing), yaitu pada bucket pin dan yang
lainnya sekitar bucket pin (Gambar II.17).

Gambar II.17

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi.

1. Mencoba gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing sesuai dengan teknik dasar yang
benar, baik secara individu maupun simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa
semua gerakan dapat berfungsi dengan baik.
Gambar II.18

Gerakan tuas control sebelah kiri untuk kombinasi/simultan Swing dan Arm/stick
(Gambar II.18)
• Tuas digerakkan kearah no.5 (menyilang/cros kekanan depan) terjadi
gerakkan
Swing kekanan, Arm/stick kedepan
• Tuas digerakkan kearah no.6 (menyilang/cros kekanan belakang) terjadi gerakkan
Swing kekanan, Arm/stick kebelakang
• Tuas digerakkan kearah no.7 (menyilang/cros kekiri belakang) terjadi
gerakkan
Swing kekiri, Arm/stick kebelakang
• Tuas digerakkan kearah no.8 (menyilang/cros kekiri depan) terjadi gerakkan
Swing kekiri, Arm/stick kedepan
Gambar II.19

Gerakan tuas control sebelah kanan untuk kombinasi/simultan boom dan


bucket. (Gambar II.19)
• Tuas digerakkan kearah no.5 (menyilang/cros kekiri bawah) terjadi gerakkan
Boom
naik, Bucket masuk
• Tuas digerakkan kearah no.6 (menyilang/cros kekiri depan) terjadi gerakkan
Boom turun, Bucket Masuk
• Tuas digerakkan kearah no.7 (menyilang/cros kekanan atas) terjadi gerakkan
Boom turun, Bucket membuka
• Tuas digerakkan kearah no.8 (menyilang/cros kekanan bawah) terjadi gerakkan
Boom naik, Bucket membuka

2. Mencoba gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan untuk meyakinkan bahwa
gerakan manouver dari excavator dapat berfungsi dengan baik.
a. Berjalan maju lurus
Untuk menjalankan unit maju lurus, doronglah kedua tuas atau injaklah kedua bagian
pedal depan secara berasamaan/seimbang pada arah yang sama (Gambar II.20).

Gambar II.20

b. Berjalan mundur lurus


Untuk menjalankan unit mundur lurus, tariklah kedua tuas atau injaklah kedua bagian
pedal belakang secara berasamaan/ seimbang pada arah yang sama (Gambar II.21)

Gambar II.21

c. Berbelok kekanan maju


Untuk menjalankan unit membelok kekanan maju, doronglah tuas sebelah kiri atau
injaklah bagian depan pedal sebelah kiri (Gambar II.22)
Gambar II.22

d. Berbelok kekiri maju


Untuk menjalankan unit membelok kekiri maju, doronglah tuas sebelah kanan atau
injaklah bagian depan pedal sebelah kanan (Gambar II.23)

Gambar II.23

e. Berbelok kekanan mundur


Untuk menjalankan unit membelok kekanan mundur, tariklah tuas sebelah
kiriatau injaklah bagian belakang pedal sebelah kiri (Gambar II.24).

Gambar II.24
f. Berbelok kekiri mundur
Untuk menjalankan unit membelok kekiri mundur, tariklah tuas sebelah kanan atau
injaklah bagian belakang pedal sebelah kanan (Gambar II.25)

Gambar II.25

g. Berbelok kekanan (360o) putaran pendek


Untuk menjalankan unit membelok kekanan putaran pendek, doronglah tuas sebelah
kiri atau injaklah bagian depan pedal sebelah kiri dan tariklah tuas sebelah kanan atau
injaklah bagian belakang pedal sebelah kanan secara bersamaan (Gambar II.26).

Gambar II.26

h. Berbelok kekiri (360o) putaran pendek


Untuk menjalankan unit membelok kekiri putaran pendek, tariklahlah tuas sebelah kiri
atau injaklah bagian belakang pedal sebelah kiri dan doronglah tuas sebelah kanan
atau injaklah bagian depan pedal sebelah kanan secara bersamaan (Gambar II.27).
Gambar II.27

3. Melakukan gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan menurun serta
menyeberang parit dengan benar sesuai dengan prosedur.

a. Gerakan Travelling pada jalan mendatar


Untuk menggerakan/travelling unit pada jalan mendatar, posisikan motor travel berada
dibelakang, perlengkapan kerja/implement dekat ke unit, buatlah bentuk sestabil
mungkin arm/stick terlipat ke dalam dan angkat boom sampai posisi bucket sekitar 40
– 50 cm diatas tanah (Gambar II.28)

Gambar II.28

b. Gerakan travelling pada jalan mendaki


Sebelum excavator bergerak keatas lereng, operator harus memastikan bahwa sabuk
pengaman sudah benar-benar dikencangkan.
Posisikan sprocket (penggerak) berada dibelakang. selama excavator mulai menaiki
lereng boom perlu diturunkan dan bucket dapat digunakan untuk menjaga bila terjadi
slip atau tergelincir dari lereng. Posisikan arm/stick dan boom membentuk sudut 90 0 -
110 0 dan angkatlah bucket kirakira setinggi 20-30 cm diatas tanah dan
turunkan kecepatan engine (Gambar II.29)
Ketika unit di lereng dan tebing, operator perlu memantau setiap jalur traksi
dan pastikan unit tersebut berjalan dalam garis lurus ke atas lereng. Jika salah satu
track memiliki traksi kurang , unit akan cenderung membelok ke satu sisi,
menyebabkan track akan turun /mundur yang mana membuat unit tidak stabil. Pada
tanah yang lembek, track excavator cenderung untuk slip sehingga unit akan mundur
kebelakang. Posisikan motor travel berada dibelakang, perlengkapan kerja/implement
dekat ke unit.

Gambar II.29

Jika kemiringan terlalu curam dan material lepas, bagian belakang unit dapat turun
memungkinkan excavator untuk mundur ke belakang. Menjaga boom dan arm/stick
diperpanjang akan membantu mendistribusikan beban pada track lebih merata yang
meningkatkan traksi.(Gambar II.30).

Gambar
Jika excavator yang tidak dapat terus naik karena kemiringan, mengatur/
menancapkan gigi bucket ke lereng/tanah dan mulai menarik unit dengan arm/stick
(Gambar II.31) Operator perlu mengawasi bagian depan trek untuk membuat yakin
unit tidak sedang keadaan mundur sambil arm/stick ditarik masuk, dan diimbangi
dengan mengangkat boom untuk menjaga trek selalu kontak penuh dengan
tanah/lereng.

Gambar II.31

Ketika bucket mendekat ke unit, maka bucket perlu diperpanjang sampai lereng untuk
ditancapkan lagi, seperti yang dilakukan sebelumnya. Operator perlu memperhatikan
unit untuk memastikan tidak akan geser ke bawah bukit. Pada lereng curam,
penancapan bucket perlu dibuat lebih sering sehingga boom dan bucket menahan
berat untuk traksi yang lebih baik dan stabilitas (Gambar II.32).

Gambar II.32

ketika excavator sampai dekat dengan bagian atas lereng, menggapai dengan
arm/stick dan boom dan tancapkan tooth bucket ke tanah di depan alat Lanjutkan
untuk menarik unit maju sampai ujung. Menurunkan bagian depan unit dengan boom
dan terus maju melewati dari lereng (Gambar II.33).
Gambar II.33

c. Gerakan travelling pada jalan menurun


Gerakan travelling pada jalan menurun, operasikan tuas kendali untuk menjaga agar
kecepatan tetap rendah. Apabila menjalankan menurun lebih dari 15 o (26%), Posisikan
arm/stick dan boom membentuk sudut 90o - 110o dan angkatlah bucket kira-kira
setinggi
20-30 cm diatas tanah dan turunkan kecepatan engine (Gambar
II.34)

Gambar II.34

Sebelum menjalankan excavator menuruni lereng, operator harus memastikan bahwa


sabuk pengaman benar dikencangkan. Ketika menjalankan excavator mendekati
puncak lereng, Hentikan excavator sebelum berat unit cenderung turun ke
lereng. Panjangkan arm/stick dan turunkan boom serta letakan bucket ketanah untuk
menahan berat excavator turun kelereng (Gambar.II.35).

Gambar
Ketika titik berat unit berada di puncak lereng, angkat boom sedikit untuk
melihat apakah unit akan bergerak turun ke depan. Jika tidak, majulah perlahan-lahan
sambil bucket ditekan dan arm/stick ditarik sehingga titik berat unit akan condong
bergerak turun ke lereng (Gambar II.36).

Gambar II.36

Setelah unit bergerak turun ke arah lereng Excavator turun pelan-pelan dengan hati-
hati sambil boom diangkat sampai track menyentuh rata dengan permukaan
tanah (Gambar II.37)

Gambar II.37

angkat bucket dari tanah sampai bebas dari permukaan lereng (Gambar II.38)

Gambar
d. Gerakan Travelling menyeberang parit
Jalankan unit maju sampai sedikit melewati parit (Gambar II.39)

Gambar II.39

Turunkan boom dan letakkan bucket ketanah dengan memperhitungkan jarak dengan
unitnya (agak jauh) (Gambar II.40) Bergeraklah maju sambil diimbangi gerakan
arm/stick masuk, boom turun dan kedudukan bucket tetap sampai track
menapak diseberang parit.

Gambar II.40

Lakukan swing ke kiri atau ke kanan dengan sudut putar 180 o.(Gambar II.41)

Gambar II.41
Turunkan boom dan letakkan bucket ke tanah dengan memperhitungkan jarak dengan
unitnya (agak dekat). Bergeraklah mundur sambil diimbangi gerakan arm/stick keluar,
boom turun dan kedudukan bucket tetap hingga track menapak seluruhnya
diseberang parit. Angkat boom dan bergerak mundur menjauhi parit (Gambar II.42)

Gambar II.42

C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Persiapan Operasi.

Utamakan Keselamatan.
Dalam keadaan bekerja, kenakan
APD sesuai keperluan kondisi
kerja (Gambar II.43). Hampir
semua kecelakaan disebabkan
karena tidak dipatuhinya petunjuk
Gambar II.43
keselamatan kerja.

Pastikan bahwa memahami


sepenuhnya isi dalam buku petunjuk
sebelum mengoperasikan
alat (Gambar II.44)
Diperlukan keperdulian penuh akan
Gambar II.44
hal tersebut.

Pahami sepenuhnya keterangan


dan proses kontruksi sebelum
memulai pekerjaan. Jika menemukan
sesuatu
yang berbahaya pada pekerjaan,
berkonsultasilah dengan pengawas
untuk melakukan tindakan
pencegahan
sebelum mengoperasikan unit
(Gambar II.45).
Gambar II.45

Jangan mengoperasikan unit ketika


lelah atau setelah meminum
minuman keras,atau
obat- obatan.(GambarII.46)
Gambar II.46

Lakukan pemeriksaan harian sesuai


dengan petunjuk pengoperasian.
Perbaiki bagian-bagian yang rusak
dan kencangkan baut baut yang
longgar (Gambar II.47) Gambar II.47

Periksa untuk melihat apakah ada


kebocoran pada oli engine, oli
hidraulik, bahan bakar dan pendingin.
Jaga kebersihan unit dan
bersihkan
unit setiap hari (Gambar II.48) Gambar
II.48
Jangan mengoperasikan unit, jika
unit dalam perbaikan. Operasikan
setelah unit selesai diperbaiki
(Gambar II.49)
Gambar II.49

Waspadalah jika terjadi kebakaran.


Pastikan selalu alat
pemadam kebakaran berfungsi
dengan baik dan nomor telpon
darurat dinas pemadam kebakaran
Gambar II.50
dekat telpon (Gambar II.50)
BAB III
MENGGALI MATERIAL DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL
150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu


Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar ( Standard Cycle
Time).

1. Menggali material
Menggali material adalah fungsi utama dari Excavator, walaupun dalam
aplikasinya dapat untuk memuat dan mengangkat beban sesuai dengan
ketentuan. Pekerjaan menggali meliputi :
- Menggali untuk meratakan
- Menggali untuk membuat kolam/pondasi
- Menggali untuk membuat parit/saluran
- Menggali untuk membuat slope
- Menggali untuk memuat material

Berikut ini proses excavator melaksanakan penggalian (Gambar III.1)


Gambar III.1

Posisi 1. Rentangkan/panjangkan arm/stick dan buka bucket sampai jangkauan


pengambilan material yang paling jauh dengan memperhatikan posisi
bucket untuk menganbil material
Posisi 2. Turunkan boom sampai bucket menyentuh material yang akandiambil
Posisi 3. Tariklah arm/stick untuk menggalimaterial dengan diimbangi boom naik dan
bucket masuk untuk memuat material hingga posisi arm/stick tegak lurus
Posisi 4. Tarik arm/stick untuk mengisi material ke bucket dengan diimbangi boom
naik.
Posisi 5. bucket memuat material dan diposisikan sejajar sehingga material
yang dimuat tidak tumpah sehingga muatannya maksimum.
Posisi 6. angkatlah boom sampai posisi bucket terbebas dan material siap
untuk dibuang atau dimuat sesuai dengan rencana kerja.
2. Cycle time 150%
Untuk mencapai cycle time 150% harus mengetahui syarat-syarat sebagai berikut:
a. Kondisi mesin baik sesuai spesifikasi
b. Sudut putar (swing) maksimum 90 o
c. Tinggi bench sepanjang arm/stick

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu


Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar ( Standard Cycle
Time).

1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh
(full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan membuang material ( loading &
unloading).

Posisikan unit pada tempat yang rata dan sproket berada dibelakang, dengan posisi ini
penggalian akan lebih stabil dari pada sproket berada didepan

Gambar III.2

Posisi menggali dapat dilakukan dari depan dan samping dengan sudut swing kurang
dari 90o. Penggalian dari depan, panjang track diatas permukaan tanah (A)
adalah lebihpanjang dari pada track (B), sehingga bekerja dari depan akan
lebih stabil. (Gambar 4.52) Usahakan bekerja dari depan apabila keadaan
memungkinkan.
Gambar III.3

Gambar III.4

2. Melakukan penggalian material dengan mengatur gerakan kombinasi/simultan


(menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang
benar sehingga dicapai hasil galian yang optimal.

Lakukanlah pekerjaan menggali dengan menggunakan lengan ( arm/stick).


Gunakan tenaga tarik dari lengan ( arm/stick) untuk menggali dan diimbangi
dengan boom gunakan bersama-sama dengan tenaga gali dari bucket, jika perlu
(Gambar III.5)

Gambar III.5
Gunakan tenaga gali yang efisien. Untuk mendapatkan kekuatan maksimal menggali,
arm/stick silinder dan silinder bucket harus diletakkan di 90 derajat satu sama
lain. (Lihat gambar) ini memberikan tenaga dorong yang maksimum dari kedua
silinder Dan punggung bucket membentuk sudut 30 derajat (Gambar III.6).

Gambar III.6

Horisontal menggali
Perluas Arm/stick dan Bucket, lalu turunkan boom dan meletakkan Bucket ke dalam
tanah. Tariklah Arm/stick sambil diimbangi dengan mengangkat boom Ketika arm/stick
menjadi vertikal ke boom, selanjutnya bucket digerakkan untuk memuat tanah secara
bertahap. Angkat bucket untuk meraup tanah ketika lengan dan boom berada di sudut
30 derajat satu sama lain (Gambar III.7) (untuk mencapai cycle time 150% maka
tinggi bench sepanjang arm/stick)

Gambar III.7
Menggali dengan arm/stick
Rentang menggali paling efisien arm/stick sekitar 45 derajat ke depan, atau 30 derajat
kebelakang dari vertikal. Menggali dalam jangkauan ini. memberikan daya yang
maksimum dan lebih stabil (Gambar III.8).

Gambar III.8

Pencegahan mengoperasikan silinder sampai ujung langkah


Bila silinder dioperasikan sampai ujung langkah selama pengoperasian, tenaga akan
menekan stopper didalam silinder dan hal ini akan mempercepat kerusakan, dan
untuk menghindarkannya harus disisakan sedikit bagian (Gambar III.9)

Gambar III.9

3. Melakukan pembuangan material dengan mengatur hasil buangan material


ke tempatdengan rapih dan efisien.

Membuang material bisa ditempatkan disisi kiri atau kanan dari unit, ini bila
penggalian dilakukan dari arah depan (Gambar III.10).
Gambar III.10

Dan membuang material dapat juga ditempatkan didepan unit bila dilakukan
penggalian dari arah samping (Gambar III.11). Membuang material yang paling jauh
yaitu pada posisi 180o. Untuk mengoptimalkan tempat buangan material sehingga
dicapai efisiensi pembuangan yang tinggi, maka untuk membuang material doronglah
material buangan yang telah ada dan diikuti dengan gerakan membuang material dari
bucket

Gambar III.11

Membuang material dapat juga ditempatkan didalam dump truck sehingga


dapat dibuang dilokasi yang jauh dari unit (Gambar III.12)

Gambar III.12
4. Menghitung produksi galian pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan
laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator

Hasil produksi akhir galian material / tanah dapat dihitung dengan menghitung volume
galian (Gambar III.13).
Contoh menghitung hasil galian adalah :
- Panjang (P) = 20 m
- Lebar (L) = 10 m
- Kedalaman (T) = 2m
Volume galian adalah :
=PxLxT
= 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli/bank )

Gambar III.13

C. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus ( Cycle Time)
Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time).

1. Teknik dasar operasi yang benar


a. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga swing
Tidak boleh meratakan, menggali, menggeser material dengan tenaga swing. Hal
ini akan menyebabkan puntiran dan bengkok. (Gambar III.14)
Gambar III.14

b. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga mundur (travel)


Jangan mengoperasikan dengan menancapkan bucket pada tanah dengan dan
menggunakan kekuatan mundur ( travel) untuk menggali tanah. Cara ini akan
mengakibatkan travel motor bermasalah.(Gambar III.15)

Gambar III.15

c. Tidak boleh beroperasi dengan menumbukkan bucket


Jangan menggunakan tumbukan seperti beliung, breaker atau penumbuk
tiang pancang, tumbukan tersebut akan kelebihan tenaga yang menekan pada
bagian belakang unit, dan tidak saja akan merusak tapi juga sangat berbahaya
(Gambar III.16)

Gambar III.16
d. Tidak boleh menggunakan berat unit sebagai tenaga gali tambahan
Jangan menaikkan bagian belakang atau bagian depan unit untuk
menggunakan berat unit, sebagai tenaga gali tambahan. Kerusakan berat pada
unit dapat terjadi (Gambar III.17).

Gambar III.17

e. Tidak boleh mengoperasikan dengan sistem jack swing


Dilarang memutar posisi excavator dengan menekan bucket dan
menggunakan swing dalam waktu bersamaan menggunakan gerakan track saling
berlawanan arah (opposite). Hal ini bisa mengakibatkan komponen swing gear lebih
cepat rusak dan mengakibatkan konstruksi boom bucket arm/stick retak.
MEMBUAT PARIT DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) 150% DARI
WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus


(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time).

Posisikan unit peralatan di tempat yang rata dan track menyentuh tanah secara
penuh (Full Contact) dan luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan
( Gambar IV.1)

Gambar IV.1

Tempatkan unit parallel dengan galian parit, sprocket berada dibelakang dan ikuti pada
batas ukuran yang telah ditentukan

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus


(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time).

1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh
(full contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pembuatan parit/saluran.

Unit pada posisi yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh (full
contact), luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan (Gambar IV.2)
Pengalian parit dapat dilakukan dari arah depan atau parallel dan dari arah
sampingatau melintang sesuai dengan rencana pembuatan parit (Gambar IV.3).
Gambar IV.2

Gambar IV.3

2. Melakukan pembuatan parit dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi (menggali,


mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar
sehingga dicapai hasil produksi pembuatan parit yang optimal.

Penggalian parit dilakukan dengan mengatur gerakan simultan (gerakan bucket,


arm/stick boom dan swing) sesuai dengan teknik aplikasi menggali yang benar
(Gambar IV.4)

Gambar IV.4
Penggalian parit dapat dilaksanakan dengan efisien bila lebar parit/saluran
sesuai dengan lebar bucket Posisikan track sejajar dengan parit/ saluran yang akan
digali.Bila menggali parit/ saluran yang lebar, dimulai dengan menggali pada ke dua
sisi parit/ saluran dan kemudian diakhiri dengan penggalian bagian tengah (Gambar
IV.5).

Gambar IV.5

3. Memantau hasil galian secara teliti untuk menghasilkan parit yang rapih sesuai dengan
rambu operasional.

Hasil pembuatan parit dapat dipantau dengan cara mencek hasil fisik
apakahsudah sesuai dengan ukuran yang telahditentukan dalam gambar kerja/ spesif
ikasidan bila mana tidak sesuai, agar di adakan pembetulan (Gambar IV.6)

Gambar IV.6

4. Menghitung produksi pembuatan parit pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan
pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator.

Hasil produksi pembuatan parit dapat dihitung dengan menghitung volume hasil galian
dan ditentukan dalam besaran (m³ ) dalam gambar sebagai berikut (Gambar IV.7)
- Panjang profil (p)
- Lebar dasar galian (L1)
- Lebar permukaan galian (L2)
- Kedalaman galian (T)
Maka volume galian
Dimana : L1= L2
X Volume parit= (PxL1x T ) m³

Gambar IV.7

C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (c ycle time)
150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time)

Penggalian parit harus dilakukan dengan cermat dan mengatur gerakan simultan
(gerakan bucket, arm/stick boom dan swing) sesuai dengan teknik aplikasi menggali
yang benar.
BAB V
MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS
(CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR
(STANDARD CYCLE TIME)

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump


Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time).

1. Penilaian area tempat unit bekerja dipilih yang rata dan track menyentuh tanah (full
Contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pemuatan material ke dump truck.

Penggalian dan pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan


arm/stick, boom dan bucket secara simultan /kombinasi sesuai teknik aplikasi yang
benar.

2. Syarat pemuatan material untuk mencapai cycle time 150%


a. Kondisi mesin baik sesuai spesifikasi
b. Sudut putar (swing) maksimum 90 o
c. Tinggi bench sepanjang arm/stick

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump


Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time).

1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh ( full
contact) sesuai dengan prosedur penggalian material yang akan dimuat ke dalam
dump truck.
Posisikan excavator pada tempat yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh
(full contact). Posisi excavator untuk memuat material bisa satu lsan dengan
dump truck atau lebih tinggi kira-kira setinggi bak dump truck. Dump Truck
ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat oleh operator excavator dengan
posisi pada sudut pembuangan yang paling efisien. Penggalian dan pemuatan
material dilakukan dengan mengatur gerakan arm/stick, boom dan bucket secara
simultan /kombinasi sesuai teknik aplikasi yang benar. (Gambar V.1).
Pemuatan akan lebih mudah dan kapasitasnya akan lebih besar bila pemuatan
dimulai dari samping dengan tinggi bench sesuai dengan tinggi dump body (vessel)
truck jika dibandingkan dengan pemuatan dimulai dari sisi sejajar dump body (vessel)
dari dump truck.

Gambar V.1

2. Melakukan pemuatan material dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi


(menggali, mengangkat, swing dan menuang material) sesuai dengan teknik aplikasi
yang benar sehingga dicapai hasil pemuatan material yang optimal.

Posisikan dump truck dimana operator dapat dengan mudah melihat tempat material
yang akan dimuat. Pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan simultan
(swing, boom, arm/stick dan bucket) sesuai dengan gerakanteknik aplikasi
pembuangan material yang benar. Letakkan material kedalam dump truck dari mulai
yang paling jauh sampai mendekat. Sehingga muatan dump truck menjadi
stabil. (Gambar V.2)

Gambar V.2

3. Memantau hasil pemuatan material ke dalam dump, untuk menghasilkan muatan


dump truck yang stabil.

Apabila mengisi material ke dump truck jangan dilakukan melewati bagian


depan/ruang kabin, karena bila materialnya berserakan akan menjatuhi kaca kabin
dari dump truck. Material yang dimuat jangan sampai berlebihan, agar tidak
tercecer dijalan dan posisinya harus seimbang anatara kanan dan kirinya. Agar dump
truck ketika membawa material menjadi stabil. (Gambar V.3)

Gambar V.3
Untuk menghindari penyok pada plat body bagian belakang ketika memuat batu
yang besar, muatilah tanah terlebih dahulu pada bak, baru muati batu (Gambar
V.4)

Gambar V.4

4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir pekerjaan
setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas
operator.

a. Hasil akhir dari produksi material/tanah dapat dihitung dengan dua cara yaitu
Menghitung volume profil hasil galian
b. Menghitung folume material/ tanah yangdihasil dari pembuangan dump truck
(Gambar V.5)

Gambar V.5

Contoh perhitungan:
Menghitung profil hasil galian, menghasilkan profil hasil galian adalah
- panjang ( P) = 20 m
- lebar ( L ) = 10 m
- kedalaman ( T ) = 2 m
Volume galaian adalah
=pxLxT
= 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli / bank) dan bilamana,
a. Volume provil galian
= 400m³/ BCM (Bank cubic meter)

Faktor pengembangan/ Sweel 25%


volume = 1,25x 400 m³ = 500 m³ / loose

b. Volume hasil pembuangan dump truk


= 500 m3/ LCM (louse cubic meter) ( Gambar V.6)

Gambar V.6

C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu
sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar ( Standard
Cycle Time).

Pengisian material ke dump truck jangan dilakukan melewati bagian depan/ruang


kabin, karena bila materialnya berserakan akan menjatuhi kaca kabin dari dump
truck sehingga membahayakan saat bekerja
BAB VI
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. Sumber Daya Manusia.

1. Pelatih
Pelatih dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan mengenai proses belajar .
d. Membantu untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

2. Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.
Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila telah siap dan merencanakan proses belajar dan
penilaian selanjutnya.
b. Menjelaskan kepada mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya.
c. Mencatat pencapaian / perolehan

3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan


Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam
lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar .

B. Sumber-sumber Kepustakaan.

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung


proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar
ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :


1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam PBK mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber -
sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan
mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih
baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman
belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Referensi
1. Buku Panduan Operator Excavator
2. Buku penuntun Pengoperasian dan Perawatan

B. Manual
1. Pengoperasian Komatsu Hidraulik Excavator PC 200 -5
2. Operator’s Manual Robex 210 LC-7

C. Refernsi Lainnya
1. Pusat Pembinaan Peralatan – Departemen PU, PEDOMAN TEKNIK
PENGOPERASIAN PERALATAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM, Pusbinal – Departemen PU – Jakarta.
2. Pusat Pelatihan Keterampilan Jasa Konstruksi – Departemen PU, PEMELIHARAAN
ALAT-ALAT BERAT, Pelatihan Manager Alat Berat – Puslatjakons Departemen PU –
Jakarta.
3. Komatsu, OPERATION & MAINTENANCE MANUAL PC 200, 200 LC-6 HYDRAULIC
EXCAVATOR, Komatsu – Japan.
4. Komatsu, SPECIFICATION AND APPLICATION HANDBOOK, EDITION 14, Komatsu
– Japan.
5. Caterpillar, PERFORMANCE HANDBOOK, EDITION 31, Caterpillar, USA.

Anda mungkin juga menyukai