Anda di halaman 1dari 8

Apotek adalah salah satu SARANA Pelayanan kesehatan Apt a/ S.

Farm yg
Masyarakat tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker sudah lulus sbg Apt &
sudah mengucapkan
sumpah jabatan Apt.

Tenaga Kefarmasian a/ Tenaga yg


melakukan pekerjaan kefarmasian

TTK
1. S.Farm
2. D3 Farmasi
3. Analis Farmasi
4. Ten. Menengah
farmasi, AA

TUGAS & FUNGSI APOTEK: Apoteker

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yg udah ngucapin sumpah jabatan


2. Sarana farmasi tempat dilakukan perubahan bentuk & penyerahan obat/B.obat
3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yg menyebarkan obat yg diperlukan
masyarakat secara meluas dan merata
4. Sarana pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi kpd masyarakat &
tenaga kesehatan lainnya.

APA : namanya ada di SIPA dan SIA


Aping : Apoteker yang menggantikan APA di hari buka apotek pd jam2 tertentu,
kalo libur ya ga usah digantiin
Apoteker Pengganti: Gantiin APA terus menerus maximal 3 bulan, bukan APA di
apotek lain

Mau buka apotek nih.. syarat-syaratnya apa aja..???

Syarat Apotek:
Syarat Apoteker Pengelola Apotek
a. Lokasi & Tempat denah dan peta
1. Ijazahnya terdaftar di Kemenkes b. Bangunan sarana dan prasarana
2. Udah ngucapin SUMPAH / Janji sebagai Apoteker c. Peralatan
3. Punya STRA dari Menkes
o Penerimaan R/
4. Memenuhi syarat2 mental dan fisik sbg Apoteker
5. Gak kerja sbg APA di apotek lain dan industri farmasi o Pelayanan R/ & Peracikan  Instalasi air bersih
6. Punya surat rekomendasi organisasi IAI o Penyerahan sediaan farmasi, alkes, BMHP  Instalasi listrik
7. KTP o Konseling  Sistem tata udara
8. NPWP o Penyimpanan Sediaan farmasi, alkes  Sistem proteksi kebakaran
o Arsip

1. Rak obat, alat racik, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, computer, dll
Cara dapetin SIA 2. Formulir catatan pengobatan pasien, kopi resep, kwitansi dll.
Surat Ijin Apotek

Max. 6 hari sejak laporan diterima, Max. 6 hari sejak tim pemeriksa ditugaskan...
dan kelengkapan administrasi LOLOS
Pemda Kab/Kota menugaskan tim Tim pemeriksa harus melaporkan
Mengajukan permohonan
pemeriksa buat cek kesiapan Apotek hasil pemeriksaan setempat
tertulis ke Pemda Kab./Kota
Pakai Form 2. disertai BAP (Berita acara Pemeriksaan)
Pake Formulir 1 Tim Pemeriksanya harus melibatkan kepada Pemda Kab/Kota pake
Apoteker Di tanda tangan o/ Dinkes Kab./Kota yg terdiri atas Form.3
Apoteker, sertakan tenaga kefarmasian
semua dokumen Kalo GAK LOLOS
Dikasih waktu max. 1 bulan buat melengkapi
persyaratan persyaratan sejak surat penundaan diterima Pemda ngeluarin surat
penundaan (dlm 12 hari
Kalo dlm 1 bulan gk bisa penuhi kelengkapan kerja max) Pake Form 5
Pemda kab/kota mengeluarkan SURAT
PENOLAKAN pakai form 6
Kalo Pemda udah ngelewatin 12 hari tapi SIA belom terbit sedangkan semua Max. 12 hari SIA BISA TERBIT !!
o UU No. 35 th.2009 tentang Narkotika
o UU No. 36 th. 2009 tentang Kesehatan
o UU No. 5 th. 1997 tentang Psikotropika

Dan peraturan perundang-undangan lainnya


Pemilik Sarana Apotek (PSA) terbukti terlibat
Apoteker gak memenuhi dalam pelanggaran perundang-undangan dib dang
Apoteker gak memenuhi kewajiban dlm pelayanan
Apoteker Melakukan obat
syarat sbg APA kefarmasian
pelanggaran hukum
SIPA Pengelola
Apotek DICABUT
2 tahun terus menerus gak
melakukan tugas sbg APT
Kenapa SIA bisa
DICABUT ??? Apotek udah gk layak
dijadikan Apotek

PELANGGARAN APOTEK
BERAT RINGAN
 Merubah denah apotek tanpa izin
 Menjual obat daftar G pd yg tidak berhak
 Melakukan kegiatan kefarmasian tanpa ada TK  Melayani R/ yg gak jelas penulisnya
 Terlibat penyimpanan penyaluran obat palsu/gelap  Menyimpan obat rusak dan tdk ada penandaannya atau belum
 Pindah alamat tanpa izin dimusnahkan
 Menjual narkotika, psikotropika tanpa resep  Obat di kartu stok gak sesuai jumlahnya dg bentuk fisik
 Kerjasama dengan PBF dlm menyalurkan obat kpd yg  Salinan resep tdk d ttd o/ Apoteker
tidak berhak dalam jumlah besar  Melayani salian R/ narkotik & psikotropik apotek lain
 Tidak menunjuk Aping atau Apoteker pengganti saat  Lemari narkotik tdk memenuhi syarat
APA keluar daerah  R/ Narkotik gk dipisahkan
 Buku harian narkotik gak diisi, gak bisa diperiksa
 Gak ngisi kartu stok, jadi gk tau asal usul obat dari mana

PERMENKES REPUBLIK INDONESIA No. 73 Th. 2016

Standar Pelayanan Kefarmasian di APOTEK

Standar Pelayanan Kefarmasian di


APOTEK

Layanan Farmasi Klinik


Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, & BMHP
1. Pengkajian dan Pelayanan R/
2. Dispensing
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. Konseling
Penyimpanan 5. Home Pharmacy Care (Pelayanan Kefamasian di
Pengadaan Penerimaan rumah)
Perencanaan
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Monitoring Efek samping Obat (MESO)

Pengendalian
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, & BMHP

Rencanakan apa2 saja perbekalan farmasi yg mau dipesan. Jumlahnya berapa, pesan dimana, kapan mau
dipesan. Perhatikan pemilihan PBF yg paling menguntungkan.
Perencanaan harus memPERHATIKAN aspek2 berikut:
1. Pola penyakit yang timbul. (lagi wabah mencret, beli diapet yg banyak, oralit dll)
2. Tingkat perekonomian masyarakat. (jangan stok obat branded kalo apoteknya di lingkungan medle low)
Perencanaan 3. Budya masyarakat. (lihat obat yg sering diresepkan o/ dokter)
(Via Apotek menggunakan metode kombinasi (metode konsumsi + metode epidemiologi).

Kalo udah direncanain apa aja yg mau dipesen, pengadaan barang dilakukan dengan Kumpulin barang2 yg mau dipesan
dari buku defekta. Pesen pake SP (Surat Pesanan) 2 rangkap (buat arsip dan buat pemasok), kalo narkotik 4 rangkap.

SP harus ada tanda tangan apoteker, no. SIPA, stampel, tanggal, obat yg dipesan, jumlah obat yg dipesan.
Metode Pembelian
1. Analisis ABC (u/ evaluasi ekonomi)
Pengadaan 2. Pertimbangan VEN (u/ evaluasi aspek medic/terapi)
a. Kategori A menyerap anggaran 80%
b. Kategori B menyerap anggaran 20% a. Vital (Penting banget, wajib ada, missal jantung, antitoksin)
c. Kategori C menyerap anggaran 10% b. Esensial (Perlu disediakan, missal obat GE, NSAID)
c. non Esensial (Gak prioritas buat disediakan, missal vit, suplemen)
Just in time: Pengadaan obat dilakukan hanya apabila ada kebutuhan saja Proses pengadaan obat di Via Apotek
dilakukan dengan pemesanan terhadap distributor melalu aplikasi Swipe Rx, EMOS, PPGOS, Whatsapp, atau sales yang
datang ke apotek.
Alfabetis
Narkotik, psikotropik harus
diterima sama Apoteker. Bentuk sediaan
Perhatikan obat yg diterima
Farmakologi
sesuai gak sama SP. Expayer
date,nomor batch Lihat obatnya
rusak apa enggak FIFO Penyimpanan
Penerimaan FEFO
Obat kadaluarsa/rusak yg mengandung Narkotika & Psikotropika dimusnahkan o/ Apoteker dan disaksikan
o/ Dinkes Kab/kota. Kalo jumlahnya sedikit, apotekernya yg dating ke BPOM/Dinkes
Kalo obatnya gak mengandung Narko/Psiko cukup disaksikan o/ TTK yg punya SIK/punya ijn.
Pemusnahan dibuktikan pake berita acara pemusnahan menggunakan Form. 1
Alkes/BMHP ditarik kalo izin edar nya dicabut o/ Menteri.
Pemusnahan Resep yg sudah lebih dari 5 tahun di BAKAR atau pake cara lain o/ Apoteker, disaksikan o/ min. 2 petugas di
apotek dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep pake Form. 2
Lalu dilaporin ke dinkes kab/kota
NOTE :Apotek Via belum pernah melakukan pemusnahan

Untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan. Buat menghindari
Pengendalian kelebihan, kekurangan, kekosongan, kehilangan, kdaluarsa, rusak, serta pengemblian pesanan.
Dikendalikan pakai kartu stok, bis manual ataupun elektronik. Bisa juga dilakukan Stok Opname
Via Apotek melakukan pengendalian dengan metode Stock opname secara berkala, skala besar yaitu setiap 3 bulan
dan 1 tahun sekali.

Semua kegiatan pengelolaan di catat. Pengadaan (catat faktur,SP) ; Penyimpanan (catat stok); Penerimaan (nota,
struk) dll. Arsip disimpan rapih.

Internal : Buat arsip apotek, disimpan untuk perbaikan / evaluasi, keuangan apotek
Pelaporan
Ekseternal : Buat penuhin kewajiban peraturan per UU-an. Misal lapor narkotik, psiko, prekusor

Pencatatan mengenai Narkotika, Psiko dan Perekursor:


Pencatatannya terdiri atas: Apotek WAJIB laporin
Pencatatan dan pemasukan dan penjualan
1. Nama, bentu, kekuatan sediaan narko, psiko, prekusor
Pelaporan 2. Jumlah sediaannya berapa narko, psiko & prekusor setiap
3. Tgl, sumber dati mana, no. dokumen, jumlah yg diterima bulan ke:
Semua dokumen terkait 4. Tgl, tujuan penyaluran, no. dokumen, jumlah yg di jual
narko, psiko & prekusor Kepala Dinkes Kab/Kota
5. Nomor bets, Exp date setiap penerimaan/ penyaluran
disimpan terpisah min. 3th 6. Paraf & identitas petugas yg ditunjuk (Apoteker) Tembusan ka. Balai setempat

1. Nama, bentuk sediaan, kekuatan


2. Jumlah persediaan awal & akhir bulan Isi
3. Jumlah yang diteroma laporannya:
Layanan Farmasi Klinik
Pengkajian & Pelayanan R/
Pertimbangan Klinik
Kajian Administratif
 Ketepatan indikasi dan dosis obat
 Identitas dokter (nama, SIP, telpon dll)  Aturan, cara & lama penggunaan obat
 Identitas pasien (nama, umur, tlpon, BB)  Duplikasi/polifarmasi
 Tanggal penulisan R/, Paraf dokter  ROTD (Reaksi Obat yg tdkk diinginkan)
Kesesuaian Farmasetik
 Kontraindikasi
 Bentuk & kekuatan sediaan  Interaksi
 Stabilitas
 Kompatibilitas (ketercampuran obat)

Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan & pemberian informasi obat


DISPENSING

1 1.
2.
Siapkan Sesuai R/ (hitung, ambil obatnya, perhatikan nama, Exp.date)
Racik kalo perlu di racik, kalo enggak langsung msukin wadah
3. Beri etiket sesuai R/
4. Obat yg beda dimasukin ke wadah yg beda juga
Kocok dahulu
PENYIAPAN
bla

o Sebelum obat diserahkan pd pasien, di cek lagi oleh orang yg berbeda bla

o Memanggil no urut/pasien, pastikan / konfirmasi mana yg tertera di


2 etiket sesuai dengan pasien yg mengambil obat
o Serahkan obat dan informasi terkait obat yg diberikan (cara pakai,
penyimpanan, makana/minuman yg harus dihindari, efek samping dll)
o Serahkan salinan R/ yg sudah di paraf o/ apoteker bila perlu
PENYERAHAN o Simpan R/ pada tempatnya PEMBERIAN
o Buat dokumentasi terkait catatan pengobatan pasien dg Form.5 INFORMASI OBAT

Apoteker juga bisa melayani obat non resep / swamedikasi. Apoteker harus memberi edukasi pd pasien yg memerukan obat
non resep u/ penyakit ringan dg memilih obat bebas atau obat bebas terbatas yg sesuai
3
PIO PIO bisa dilakukan dengan cara lisan, tulisan, tatap muka, dan tidak tatap muka (lewat telpon)

Kegiatan PIO meliputi: Dokumentasi PIO:


1. Menjawab pertanyaan lisan maupun tulisan 1. Topik pertanyaan
2. Membuat & menyerahkan bulletin/brosur/leaflet, penyuluhan 2. Tanggal & waktu PIO
3. Memberi informasi dan edukasi pd pasien 3. Metode pertanyaan & pemberi jawaban
4. Memberi pengetahuan & keterampilan bagi mahasiswa yg sedang pkpa (lisan, tertulis dll)
5. Melakukan penelitian penggunaan obat 4. Data pasien (nama, umur, BB, alergi dll)
6. Membuat atau menyampaikan makalah dlm forum ilmiah 5. Uraian pertanyaan
7. Melakukan program jaminan mutu 6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi

KONSELING Proses INTERAKTIF antara APOTEKER dengan PASIEN/KELUARGA PASIEN

LANGKAH2 KONSELING:

3.
Gali informasi lebih lanjut dg cara beri kesempatan buat pasien

1.
Membuka komunikasi antara Apt dg pasien cerita masalah penggunaan obatya
atau keluarga pasie.
“..Ada masalah apa jengg.. obatnya udah beneran diminum?..”
“..Selamat Pagi, jengg.. >_<..”

4.
Beri penjelasan pd pasien, kasih solusi

2.
Menilai pemahaman pasien dengan
buat menyelesaikn masalah terkait
Three Prime Question: penggunaan obatnya
1. Apa yg disampaikan dr. tentang obat anda?
2. Apa yg dijelaskan tentang cara pakai obat anda? Verivikasi akhir, pastikan pasien paham !
3. Apa yg dijelaskan dr terkait harapan setelah
Home Pharmacy care Khususnya u/ pasien lansia & pasien dg pengobatan penyakit kronis

Jeni pelayanan kefarmasian di rumah yg bisa dilakukan apoteker antara lain:


Di Apotek KF, sebelum Homcare
ke rumah pasien, Apoteker
1. Cari masalah yg berhubungan dg pengobatan
2. Identifikasi kepatuhan pasien melakukan TELEFARMA,
3. Dampingi pengelolaan obat dan/atau alkes (cara pake nya diajarin) sekaligus membuat janji dan
4. Konsultasi masalah obat atau kesehatan secara umum konfirmasi alamat pasien dan
5. Monitoring pelaksanaannya, efektif gak, obatnya diminum gak kesediannya untuk dikunjungi
6. Dokumentasi Homcare pake Form.8

Proses yg memastikan seorang pasien dapet terapi obat efektif dan terjangkau
Pemantauan Terapi Obat (PTO) dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping

Kriterianya mirip dengan criteria pasien yg di konseling… tahapan PTO:


1. Pilih pasien yg memenuhi criteria
2. Ambil data yg dibutuhkan (riwayat pengobatan pasien, riwayat penyakit dll)
3. Identifikasi masalah terkait obat (missal dikasih obat padahal gk ada indikasinya, atau ada indikasi sakit tapi gak dikasih obat)
4. Tentukan prioritas masalah (ini nanti bakal jadi masalah gak, atau malah udah jadi masalah sekarang)
5. Beri rekomendasi (missal harus ditambah obat ini, atau obat ini harus di stop)
6. Hasil identifikasi apoteker didiskusikan dengan tenaga kesehatan lain guna mengoptimalkan tujuan terapi
7. Dokumentsi PTO pake Form 9 NOTE: APOTEK VIA BELUM MELAKUKAN PTO

Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yg merugikan / tidak diharapkan terjadi pd dosis normal
MESO

Di dlm form kuning ini ada algoritma naranjo


Digunakan u/ identifikasi ROTD / MESO secara kuantitatif
Ada 10 pertanyaan sederhana yg memiliki skor , totalnya dijumlahin

>9 : Sangat Mungkin terjadi ADR/ High Probable

5-8 : ADR kemungkinan terjadi / Probable

1-4 : ADR cukup mungkin terjadi / Possible

0- : Ragu2 / Doubtfull

NOTE: APOTEK VIA BELUM MELAKUKAN MESO


Penggolongan Obat menurut UU

OBAT BEBAS
Dijual bebas di pasaran bisa dibeli tanpa R/
Contoh: Paracetamol, antasida, milanta

OBAT BEBAS TERBATAS


Sebenernya masuk OK, tp
bisa dibeli tanpa R/ disertai
tanda peringatan

NARKOTIKA
OBAT KERAS Obat yg berasal dari tanaman/bukan tanaman,
Cuma boleh dibeli pake R/ dokter sintetis maupun semi sintetis, bisa bikin turun
Contoh: Amoxicilin, cefixim, antibiotik atau berubah kesadaran, hilangnya rasa,
Psikotropika ada 4 golongan: 1. Gol I : Cuma buat ilmu pengetahuan, sangat adiktif. mengurangi sampai hilang rasa nyeri & bikin
Co: ketergantungan
PSIKOTROPIKA 2. Gol II : berkhasiat pengobatan bisa buat terapi tp
Zat bahan baku/obat, baik alamiah dipake u/ ilmu pengetahuan, potensi kuat adiktif Gol I : But ilmu pengetahuan, bukan buat terapi,
atau sintetis bukan narkotika yg Co: Amineptina, Metilfenidat, Sekokarbital sangat adiktif. Co: Papaver somniverum, opium
berkhasiat psikoaktif melalui 3. Gol III: berkhasiat pengobatan, banyak dipakai u/ masak, tanaman koka, heroin, koain mentah
pengaruh selektif pd SSP bisa terapi, u/ ilmu pengetahuan, potensi sedang adiktif
Gol II : khasiat pengobatan sebagai pilihan akhir,
nyebabkan perubahan khas pd Co: Amobarbital, Pentobarbital
bisa buat terapi dan ilmu pengetahuan, potensi
aktivitas mental & prilaku 4. Gol IV: khasiat pengobatan, banyak dipakai terapi,
tinggi adiktif. Co: Petidin intermediate,
ilmu pengetahuan, potensi ringan bikin adiktif
Sufentanil, Alfasetilmetadol
Contoh: Allobarbital, Aprazolam, Diazepam
Gol III : Khasiat pengobatan, banyak digunakan
dlm terapi, potensi ringan bikin adiktif, untuk
ilmu pengetahuan. Contoh: Codein, Etilmorfin,
Propiram

Obat Wajib Apotek (OWA)

Adalah obat keras yang bisa diserahkan tanpa R/ dokter o/ Apoteker, biasanya digunakan dalam pelayanan swamedikasi.
Peraturan ini dibuat u/ meningkatkan kemampuan masyarakat dalam dlm menolong dirinya sendiri untuk mengatasi masalah
kesehatan dan meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.
Kriteria OWA:
1. Tidak di kotraindkasikan u/ wanita hamil, anak< 2th, Lansia >65th
2. Pengobatan sendiri dg maksud tdk memberikan resiko akan kelanjutan penyakit
3. Penggunaannya gak perlu pake cara & alat khusus yg harus dilakukan o/ tenaga kesehatan
4. Buat penyakit yg prevalensinya tinggi di Indonesia
5. Obatnya punya rasio khasiat keamanan yg bisa dipertanggungjawabkan u/ pengobatan sendiri

Obat Branded
Obat generik yg diberi nama dagang, atau obat yg telah habis
Adalah obat dengan International Non
masa patennya dan diberi nama dagang
Proprietary Name (INN) yg ditetapkan dlm
Contoh: Amoxan, Etamox
Farmakope Indoesia atau buku standar lainnya
untuk zat berkhasiat yg dikandungnya
Obat Paten
Obat hasil riset dari perusahan farmasi yg masih dlm lisensi dan hak paten mereka,
sehingga untuk membuat generiknya harus mendapat izin dari perusahaan tersebut.
Kenapa sih apotek harus bayar pajak???

Karena sebagai tempat penyedia / penyalur perbekalan farmasi, apotek


menjalani fungsi sebagai tempat usaha, dan ada peraturan yg mengatur
tentang pajak bagi badan usaha.

Dikenakan setiap tahun, besarnya


tergantung luas tanah dan
bangunan, serta lokasi apotek yg
ditempati sbg sarana usaha

Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan


PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dan pembayaran lain dg nama sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh pribadi subjek pajak
dalam negeri
Apabila apotek dimiliki perseroan, maka selain PBB dan Pph 21 dikenakan juga Pph pasal 23 yg Pajak Penghasilan
mengatur bahwa keuntungan bersih yang dibagikan bagi persero dikenai 15% dari saham yg (Pph 21)
Pph 23
dibagikan tersebut.
PPh 23 merupakan pajak yg dikenakan pd badan usaha berdasarkan pembagian deviden

Dicicil setiap bula 1/12 dari perhitungan pajang 1 tahun sebelumnya. Pembayaran dilakukan setiap tgl 15 setiap bulannya
dan pada akhir tahun diperhitungkan dengan besar pajak yg sesungguhnya yg harus dibayar.
Pph 25
Bentuk Badan Usaha: Bentuk Perseorangan:
 Kalo untung perusahaan < 50jt, pajaknya 10%  Untung perusahaan < 25jt, pajaknya 5%
 Untung perusahaan 50-100jt, pajaknya 15%  Untungnya > 25-50jt, pajaknya 10%
 Untung > 100jt, pajaknya 30%  Untungnya >50-100jt, pajaknya 15%
 Untungnya >100-200jt, pajaknya 25%
 Untungnya >200jt, pajaknya 35%

Kalo pajak yg terhutang selama 1 tahun ternyata lebih kecil dari cicilan pajak yg dibayarka (PPh 25) maka setelah dilakukan
Pph 28
perhitungan, kelebihan pajak akan dikembalikan setelah dilakukan pemeriksaan dengan hutang pajak berikut saksi-saksinya

Kebalikan dari PPh 28, kalo kekurangan setelah dihitung mka kekurangan pajak terhutang harus dilunasi paling lambat
Pph 27
tanggal 25 bulan ke-3 setelah tahun pajak berakhir bagi wajib pajak sebelum surat pemberitahuan disampaikan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak tidak langsung dimana pajak terhutang dihitung atas pertambahan nilai yg
PPN
ada. Dalam metode ini PPN dihitung dari selisih pajak pengeluaran dan pemasukan. Pajak pertambahan nilai dikenakan pada
saat pembelian obat daro PBF sebesar 10%.
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker (PP 51 th 2009)

Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. (PP 51 th 2009)

Apotek Via Cinere Depok


Via Apotek mulai berdiri sejak tanggal 21 Februari 2020
Jln.Krukut Raya RT 006/RW 001, Kelurahan Krukut Kecamatan
Limo, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
APA : Apt.Selvianta Purba S.Farm Ada shift:
Aping : Apt.Dwi Hesti Nugroho
TTK : 2 Orang AA
 Shift pagi (07.00 – 14.00)
 Shift siang (14.00 – 22.00)

2 Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas: Ahli Madya
Farmasi, dan 1 Kasir/Admin bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan dan ketatausahaan, serta bertanggung jawab
terhadap kebenaran tagihan kredit apotek.

Visi :
1. Menjadi apotek yang terus berkembang dan mampu bersaing dengan apotek waralaba
dan dikenal oleh seluruh kalangan masyarakat yang melayani dengan tulus
2. Menjadikan Via Apotek sebagai apotek percontohan yang unggul dalam layanan dan
kinerja serta sebagai pusat perkembangan ilmu kefarmasian

MISI :
1. Memberikan pelayanan kefarmasian yang prima dan ramah kepada masyarakat
2. Menyediakan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang bermutu, aman, dan
terjangkau.
3. Melaksanakan edukasi dan pengembangan ilmu kefarmasian untuk menciptakan calon
pharmacist yang kreatif dan edukatif dalam menghadapi perkembangan industry
kefarmasian.

PIO

Via Apotek melakukan PIO kepada pasien yang memilik riwayat penyakit hipertensi dan diabetes. PIO yang
dilakukaan di Via Apotek hanya berupa lisan/ secara langsung belum didokumentasikan sebagai arsip.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Via Apotek, meliputi:

• Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan


• Menyediakan buletin/brosur/leaflet
• Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien

KONSELING
Via Apotek dilakukan pada pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: DM, Hipertensi, Kolesterol), dan pada
pasien dengan tingkat kepatuhan rendah. Konseling yang dilakukan menggunakan metode three prime questions untuk pasien baru
dan metode Show and Tell untuk pasien lama.

Anda mungkin juga menyukai