Kel 2 Single Parents
Kel 2 Single Parents
Dila Apriliany
Imelda Rahayu
Najla andraeni
Ressa Nurcahyani
PRODI D3 KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR
Jl. Benteng, no.32, Benteng, RT/04, RW/01, Kec, Ciampea, Kab.Bogor.ID 16620
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini, Kami mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada Ibu Indah
Soelistiawaty, S.ST., MKM selaku dosen pengampu mata kuliah Kesehatan
Reproduksi dan KB.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Definisi Single parent................................................................................3
2.2 Penyebab single parent..............................................................................4
2.3 Pola asuh....................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dampak permasalahan yang dapat memicu terjadi pada orang tua atau
single parent, antara lain ia menjadi hidup sendiri, muncul perasaan cemas
dan kurang aman, kurang mampu mengatasi kehidupan anak, harus
mencukupi kebutuhan pokok keluarga sendiri, harus memberi perlindungan
dan keselamatan dalam keluarga, naluri biologis dan psikologis yang tidak
terpenuhi, dan juga permasalahan hamil diluar nikah. (Lestari TW.dkk)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Single parent tunggal adalah seseorang yang tidak menikah atau yang
berpisah yang telah memutuskan sebagai orang tua tunggal dalam rumah
tangga. Seseorang yang dapat menjadi orang tua tunggal atau single parent
akibat adanya perceraian, kematian salah satu pasangan, hamil di luar nikah,
perilaku hidup bebas, PSK, ditelantarkan suami/istri tanpa cerai, dan juga
akibat memiliki anak dengan cara adopsi meskipun tanpa menikah. (Lestari
TW,dkk, 2017) Single parent adalah suatu keadaan dimna seorang perempuan
menduduki dua status sekaligus, sebagai ibu yang merupakan jabatan
alamiah, dan sebagai ayah. Orangtua yang tanpa pasangan dapat mengisikan
waktu atau seleruh hidupnya untuk merawat anak sendirian. (Maripadang S,
2017).
Orangtua tunggal (single parent) adalah proses pengasuhan anak yang
hanya ada salah satu orangtua, yaitu ayah atau ibu. Pada umumnya keluara
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya. Namun dalam kehidupan nyata
sering dijumpai keluarga dimana salah satu orangtuanya tidak ada lagi.
Keadaan ini menimbulkan apa yang disebut dengan keluarga dengan single
parent. Menurut Hurlock pengertian single parent adalah orangtua yang telah
menduda atau menjanda entah bapak atau ibu, mengasumsikan tanggung
jawab untuk memelihara anak-anak setelah kematian pasangannya, perceraian
atau kelahiran anak diluar nikah.
3
Sementara itu, Sager, dkk menyatakan bahwa orang single parent adalah
orangtua yang secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran,
dukungan dan tanggung jawab pasangannya. Sejalan dengan pendapat Sager.
dkk. Perlmutter dan Hall menyatakan bahwa single parent adalah: "Parents
without partner who continue to raise their children"
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga single
parent adalah keluarga yang hanya terdiri satu orangtua yang dimana mereka
secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan,
tanggung jawab pasangannya dan hidup bersama dengan anak-anaknya
dalam satu rumah.
4
e Ditelantarkan atau ditinggal suami tanpa dicerai.
Dapat terjadi pada pria yang tidak memiliki tanggung jawab dengan
menelantarkan/meninggalkan keluarga tanpa ada kepastian bagai mana
kelanjutan hubungan mereka nanti.
5
c. Hubungan dalam interaksi sosial, perempuan dengan status janda atau
yang tidak dinikahi di masyarakat terkadang mendapat perlakuan kurang
menyenangkan seperti, dikucilkan, dicemooh, atau diejek, sehingga
perlakuan seperti ini akan mengganggu interaksi sosial perempuan orang
tua tunggal dengan lingkungannya.
4. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang tua tunggal.
a. Keterbukaan.
Menyandang status orang tua tunggal (janda/duda) sebenarnya bukanlah
suatu hal yang harus ditutup-tutupi. Ketika masyarakat menilai status itu
dengan prasangka negatif, sebagian orang justru bisa menunjukkan
bahwa menjadi orang tua tunggal justru bukan sesuatu yang buruk.
b. Mengisi waktu.
Kehilangan pasangan hidup bisa menimbulkan rasa kesepian dan rasa
kesendirian yang mendalam biasanya muncul ketika dia sedang dilanda
masalah. Untuk menghindari perasaan itu, orang tua tunggal harus
mampu mengisi waktunya dengan hal-hal yang lebih bermanfaat.
6
e. Mengakui kebutuhan untuk melindungi anak-anaknya.
f. Membangun dan memelihara tradisi dan ritual dalam keluarga.
g. Percaya diri selaku orang tua dan independen.
h. Berwawasan luas dan beretika positif.
i. Mampu mengelola waktu dan kegiatan keluarga.
6. Karakter dalam keluarga orang tua tunggal yang prima.
a. Adanya kualitas waktu yang dihabiskan bersama dalam anggota
keluarga.
b. Memberikan perhatian lebih, termasuk dalam hal-hal kecil, seperti
meninggalkan pesan yang melukiskan perhatian dari orang tua.
c. Keluarga yang prima adalah keluarga yang saling komitmen satu sama
lainnya.
d. Menghormati satu sama lain, contohnya dengan mengucapkan atau
mengekspresikan rasa sayang kepada anak-anak, mengucapkan terima
kasih pada saat anak-anak selesai melakukan tugas yang diberikan.
e. Kemampuan berkomunikasi penting dalam membangun keluarga yang
prima
f. Kondisi krisis dan stress dianggap sebagai tahapan kesempatan untuk
terus
7
Bentuk-Bentuk Pola Asuh
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dampak single parents bagi orang tua terutama ibu adalah beban ekonomi,
beban ganda, hubungan dalam interaksi sosial. Hal-hal yang perlu dilakukan
oleh orang tua tunggal : Keterbukaan, mengisi waktu, membuka diri untuk
masa depan.
Pengasuhan/ Pola asuh Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pola berarti corak, model, sistem,
cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh memiliki arti
menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu,
melatih dan sebagainya) dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan)
satu badan atau lembaga. Macam-macam pola asuh: otoriter, demokrasi,
permisif.
3.2 Saran
9
3. Penuhi Kebutuhan Finansial: Kelola keuangan dengan bijaksana.
Prioritaskan kebutuhan anak dan diri Anda sendiri. Jika memungkinkan,
cari dukungan finansial dari keluarga atau program bantuan.
4. Libatkan Orang Terdekat: Ajak keluarga atau teman dekat untuk
membantu mengasuh anak. Jangan ragu meminta bantuan ketika
diperlukan.
5. Atur Waktu untuk “Me Time” Bersama Anak: Meskipun sibuk, luangkan
waktu untuk bersama anak. Aktivitas sederhana seperti membaca buku
bersama atau bermain di taman dapat memperkuat ikatan emosional.
6. Terapkan Aturan Rumah: Konsisten dalam memberlakukan aturan dan
disiplin. Anak perlu batasan yang jelas untuk merasa aman dan terarah.
7. Luangkan Waktu untuk Merawat Diri: Jangan lupakan diri sendiri.
Istirahat yang cukup, makan sehat, dan menjaga kesehatan mental sangat
penting.
10
DAFTAR PUSTAKA
Imas Ajeng Ridowati dan Widodo, S.Pd., M.Pd., “ Analisis Pola Asuh Orangtua
(Ibu Single Parent) Dalam Membentuk Disiplin Anak Usia 4-6 Tahun Di
Desa Mranggen Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri”, Pendidikan
Luar Sekolah. (2015)
Kurnia Dwi Cahyani, "Masalah Dan Kebutuhan Orang Tua Tunggal Sebagai
Kepala Keluarga", E-Journal Bimbingan dan Konseling, 8, (2016), 157
11