Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : 7 (Petrografi Batuan Beku basa dan ultrabas) Nama : Patrick P. Simaela
Hari/tgl : Senin, 23 Mei 2022 NIM : F 121 20 036

No. Sampel 01
Kode Sampel 31/LB/RA
Jenis Batuan Beku Ultrabasa
Perbesaran 4x
Warna Absorbsi : Kuning,Hitam
Kenampakan Warna Interferensi : Hitam, Abu-abu, Kuning, Biru
Tekstur
Mikroskopis - Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Porfi afanitik
- Relasi : Inequigranural
- Bentuk : Sub-Hedral - Anhedral
Struktur : Masif
Ukuran Mineral : 0.75 (Plagioklas) – 0.025 (Kuarsa)
Komposisi Mineral : Plagioklas (10%), Kuarsa (5%),
Piroksin (40%), Hornblende (20%)
Masa dasar (15%), Olivine (10%)

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorbsi dari mineral ini kuning, bentuk
Plagioklas sub-hedral hingga anhedral, belahan tidak ada,
10%
pecahan tidak ada, pleokriosme tidak ada, relief
rendah, intensitas tinggi, ukuran dari mineral ini
mm, warna interferensi dari mineral ini putih
dengan bias rangkap, agak lemah 0.0035 (orde
I), dan sudut gelapannya 24º (miring).

Warna absorbsi coklat, bentuk subhedral,


belahan 1 arah, pecahan tidak rata, pleokroisme
tidak ada, relief rendah, intensitas tinnggi,
Hornblende 20% ukuran mineral 0,55 mm. Warna interfrensi
coklat kehitaman, bias rangkap 0,0015 (Orde II),
sudut gelapan 43,50, jenis gelapan miring,
kembaran tidak ada
Warna absorbsi kuning, bentuk subhedral,
belahan tidak ada pecahan tidak rata,
pleokroisme tidak ada, relief rendah, intensitas
Kuarsa 5% rendah, ukuran mineral 30 mm. Warna
interfrensi putih kekuningan, bias rangkap 0,001
(Orde II), sudut gelapan 500, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.
Warna absorbsi tidak berwarna, bentuk
subhedral, belahan tidak ada pecahan tidak rata,
pleokroisme tidak ada, relief sedang, intensitas
Piroksin 40% sedang, ukuran mineral 26,5 mm. Warna
interfrensi merah kebiruan, bias rangkap 0,002
(Orde I), sudut gelapan 550, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.
Warna absorbsi kuning kecoklatan, bentuk
Olivin 10% subhedral, belahan 1 Arah, pecahan rata,
pleokroisme dwikroik, relief tinggi, intensitas
sedang, ukuran mineral 3,25 mm. Warna
interfrensi kuning, jingga, hijau, biru, bias
rangkap 0,0036 (Orde II) sudut gelapan 450,
jenis gelapan simetris, kembaran tidak ada

Masa dasar 15% -

Nama Batuan Porfiri Gabro (Travis B. Russel, 1955)

Keterangan :
Pada pengamatan Petrografi Batuan Beku Basa dan Ultrabasa terdapat
beberapa pengamatan yang dilakukan. Warna absorbsi adalah warna yang dilihat
dan nampak pada mineral dan merupakan warna yang paling cerah. Warna
interferensi adalah warna yang dihasilkan dari cahaya yang diteruskan melalui
analisator kepada mata pengamat, warna interferensi terjadi pada mineral
anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias sinar ordiner dan sinar
ekstraordiner. Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan
hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Pengamatan tekstur batuan beku meliputi,
derajat Kristanilitas batuan beku tergantung dari proses pembekuan magma. Pada
pembekuan magma yang berlangsung lambat maka akan terbentuk kristal-kristal
yang berukuran kasar-sedang, bila berlangsung cepat akan terbentuk kristal-kristal
yang berukuran halus, dan bila berlangsung sangat cepat akan terbentuk gelas.
Derajat kristanilitas batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu, holokristalin adalah
batuan beku terdiri dari kristal seluruhnya, hipokristalin adalah batuan beku terdiri
dari sebagian kristal dan sebagian gelas, holohialin adalah batuan beku terdiri dari
gelas seluruhnya. Ganularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada
batuan beku. Pada umumnya dikenal tiga kelompok tekstur ukuran butir yang
dapat dilihat secara mikroskopis, yaitu, Fanertik adalah pabila terdapat butiran
mineral yang kasar dan mudah dibedakan. Afanitik adalah apabila terdapat butiran
mineral sangat halus sehingga sulit dibedakan. Porfiritik, adalah apabila terdapat
butiran mineral kasar tertanam pada masa dasar yang halus. Hubungan antar
kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal atau
mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Equigranular yaitu apabila secara relatif ukuran
kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan
kristalnya, Inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk
batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain
disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas. Bentuk
kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara
keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal,
yaitu: euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal,
subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi dan
anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli. Struktur
batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar, seperti lava
bantal yang terbentuk di lingkungan air (laut), seperti lava bongkah, struktur aliran
dan lain –lainnya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu
terbentuknya, macam – macam struktur batuan beku adalah, Masif, apabila tidak
menunjukan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya, Pillow
lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu, jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik bawah laut, Joint, struktur yang
ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah aliran. Struktur
ini dapat berkembang menjadi columnar jointing, Vesikuler, merupakan struktur
batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan lubang-lubang sebagai akibat
pelepasan gas selama pendinginan, Skoria, adalah struktur batuan yang sangat
vesikuler (banyak lubang gasnya), Amigdaloidal, struktur dimana lubang-lubang
keluar gas diisi oleh mineral-mineral sekunder seperti zeolit, karbonat, dan
bermacam silika, Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen
batuan yang masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Stuktur ini terbentuk
sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam
magma yang menerobos, Autobreccia, adalah struktur pada lava yang
memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri. Ukuran mineral adalah
besaran mineral yang diamati pada saat pengamatan pada mikroskop polarisasi.
Komposisi mineral adalah sekumpulan mineral-mineral yang terdapat pada batuan
yang di amati.

Pada praktikum kali ini dilaksanakan di Laboratorium Petrologi Fakultas


Teknik Prodi S1 Teknik Geologi pada hari Senin, 23 Mei 2022 pukul 09.00 –
10.30 WITA. Adapun hasil pengamtan kali ini terdiri dari dua sampel batuan yang
berbeda. Pada Sampel 1, memiliki kode sampel 31/LB/RA dan di amati
menggunakan lensa perbesaran 4x. Mineral ini memiliki warna absrobsi kuning
dan hitam, warna interferensi hitam, abu - abu, kuning, dan biru. Batuan ini
memiliki tekstur yaitu, krsitalinitasnya adalah hipokristalin, granuralitasnya
adalah porfiriafanitik, memiliki relasi inequigranural, bentuknya adalah subhedral
– anhedral, dan mempunyai struktur masif. Ukuran – ukuran dari ini mineral pada
batuan ini yaitu 0.75 mm (Plagioklas) - 0.025 mm (Kuarsa) dengan Komposisi
mineral Plagioklas (10%), Kuarsa (5%), Piroksin (40%), Hornblende (20%) Masa
dasar (15%), Olivine (10%).

Pofiri Gabro adalah batuan beku intrusif, berwarna gelap, dan tersusun
atas kristal-kristal mineral yang berukuran kasar (coarse-grained). Batuan ini
selalu berwarna hitam atau hijau gelap karena mineral utamanya adalah plagioklas
dan piroksen. Basalt terbentuk pada permukaan kerak karena magma asal batuan
ini mengalami pendinginan yang cepat. Pada kedalaman lebih besar, laju
pendinginan magma akan lebih lambat sehingga kristal memiliki waktu untuk
berkembang, inilah yang menyebabkan terbentuknya gabro.
Gabro terbentuk langsung dari pembekuan magma. Warnanya yang gelap
mengindifikasikan bahwa batuan ini terbentuk dari magma yang bersifat basa.
Batuan ini membeku pada kedalaman dangkal atau merupakan intrusi dangkal
sehingga termasuk pada batuan beku. Batuan ini masif karena tidak mengalami
gaya endogen yang mengakibatkan adanya retakan. Terbentuk pada temperatur
9000C-8000C, proses pembekuannya berlangsung secara perlahan-lahan dan butuh
waktu yang lebih lama sehingga mineral yang dihasilkan berukuran besar. Batuan
gabro terbentuk dari hasil material astenosfer akibat pemekaran lempeng Samudra
yang terdorong langsung ke permukaan lewat manisfestasi keberadaan gunung api
pada kerak Samudra sehingga batuan gabro menjadi penciri kerak samudra.
Batuan yang membeku pada zona plutonik ini membeku dengan sangat lambat
sehingga kristal-kristalnya dapat tumbuh dengan baik sehingga dapat berukuran
besar. Hubungan antar kristal yang inequigranular menandakan bahwa pada saat
proses pembekuan magma berjalan secara sempurna dan tidak mengalami
gangguan sehingga semua kristalnya dapat tumbuh dengan baik. Batuan gabro
merupakan batuan yang mengandung basa dikarenakan batuan ini terbentuk olah
mineral-mineral yang kaya akan unsur besi-magnesium serta konsentrasi silikanya
45% yang membuat batuan ini memiliki warna gelap.
Batuan Gabro merupaka salah satu batuan memiliki manfaat, yaitu sebagai
ubin lantai, batu nisan, hingga digunakan dalam pembangunan jalan, kereta api
dan juga landasan konstruksi bangunan.
KLASIFIKASI TRAVIS 1955

Praktikan Asisten

Patrick P. Simaela Dyah Aprilia


F 121 20 036 F 121 18 047
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
Acara : 7 (Petrografi Batuan Beku basa dan ultrabasa) Nama : Patrick P. Simaela
Hari/tgl : Senin, 23 Mei 2022 NIM : F 121 20 036

No. Sampel 02
Kode Sampel EN.02
Jenis Batuan Beku Basa
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Kuning,Coklat
Mikroskopis Warna Interferensi : Merah, Kuning, Abu-abu, Coklat,
Tekstur
- Kristalinitas : Holokristalin
- Granularitas : Faneritik
- Relasi : Equigranural
- Bentuk : Euhedral - Subhedral
Struktur : Masif
Ukuran Mineral : 0.05 (Kuarsa) – 0.035 (Biotit)
Komposisi Mineral : Kuarsa (10%), Piroksin (25%), Biotit
(10%) Olivine (30%), Hornblende
(25%),

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorbsi dari mineral ini kuning, bentuk
anhedral, belahan tidak ada, pecahan tidak ada,
Kuarsa pleokriosme tidak ada,relief rendah, intensitas
10% tinggi, ukuran dari mineral ini mm, warna
interferensi dari mineral ini putih dengan bias
rangkap, agak lemah 0.0035 (orde I), dan sudut
gelapannya 24º (miring)
Warna absorbs mineral ini kuning dengan
bentuk euhedral, belahan 1 arah, pecahan tidak
rata, pleokroisme dwkroik, relief sedang,
Biotit 10% intensitas sedang, intensitas sedang, ukuran
mineral 0.025, warna intefernsi coklat, dengan
bias rangkap, sudut gelapannya 36º (miring),
kembaran tidak ada.
Olivine memiliki warna absorbsi kuning, warna
inteferensi biru kehijauan, relief sedang
intensitas sedang, bentuk subhedral, ukuran
Olivine 30% mineral 0,02 mm, pleokroisme dwikroik,
pecahan tidak rata, belahan 2 arah, bias rangkap
0.0036 (orde II), sudut gelapan 46º, dan jenis
gelapan miring
Piroksin memiliki warna absorbsi colorless,
wran interferensi abu – abu, relief sedan,
intensitas, sedang, belahan 2 arah, pecahan tidak
Piroksen 25% rata, pleokroisme dwikroik, bentuk subhedral,
ukuran mineral 0,06 mm, bias rangkap 0.0035
(orde I), sudut gelapan 47,5º, dan jenis gelapan
miring.
Warna absorbsi coklat, bentuk subhedral,
belahan 1 arah, pecahan tidak rata, pleokroisme
tidak ada, relief rendah, intensitas tinnggi,
Hornblende 25% ukuran mineral 0,35 mm. Warna interfrensi
coklat kehitaman, bias rangkap 0,0015 (Orde II),
sudut gelapan 350, jenis gelapan miring,
kembaran tidak ada

Nama Batuan Peridotit (Travis B. Russel, 1955)

Keterangan :
Pada pengamatan Petrografi Batuan Beku Basa dan Ultrabasa terdapat
beberapa pengamatan yang dilakukan. Warna absorbsi adalah warna yang dilihat
dan nampak pada mineral dan merupakan warna yang paling cerah. Warna
interferensi adalah warna yang dihasilkan dari cahaya yang diteruskan melalui
analisator kepada mata pengamat, warna interferensi terjadi pada mineral
anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias sinar ordiner dan sinar
ekstraordiner. Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan
hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Pengamatan tekstur batuan beku meliputi,
derajat Kristanilitas batuan beku tergantung dari proses pembekuan magma. Pada
pembekuan magma yang berlangsung lambat maka akan terbentuk kristal-kristal
yang berukuran kasar-sedang, bila berlangsung cepat akan terbentuk kristal-kristal
yang berukuran halus, dan bila berlangsung sangat cepat akan terbentuk gelas.
Derajat kristanilitas batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu, holokristalin adalah
batuan beku terdiri dari kristal seluruhnya, hipokristalin adalah batuan beku terdiri
dari sebagian kristal dan sebagian gelas, holohialin adalah batuan beku terdiri dari
gelas seluruhnya. Ganularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada
batuan beku. Pada umumnya dikenal tiga kelompok tekstur ukuran butir yang
dapat dilihat secara mikroskopis, yaitu, Fanertik adalah pabila terdapat butiran
mineral yang kasar dan mudah dibedakan. Afanitik adalah apabila terdapat butiran
mineral sangat halus sehingga sulit dibedakan. Porfiritik, adalah apabila terdapat
butiran mineral kasar tertanam pada masa dasar yang halus. Hubungan antar
kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal atau
mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Equigranular yaitu apabila secara relatif ukuran
kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan
kristalnya, Inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk
batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain
disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas. Bentuk
kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara
keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal,
yaitu: euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal,
subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi dan
anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli. Struktur
batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar, seperti lava
bantal yang terbentuk di lingkungan air (laut), seperti lava bongkah, struktur aliran
dan lain –lainnya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu
terbentuknya, macam – macam struktur batuan beku adalah, Masif, apabila tidak
menunjukan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya, Pillow
lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu, jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik bawah laut, Joint, struktur yang
ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah aliran. Struktur
ini dapat berkembang menjadi columnar jointing, Vesikuler, merupakan struktur
batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan lubang-lubang sebagai akibat
pelepasan gas selama pendinginan, Skoria, adalah struktur batuan yang sangat
vesikuler (banyak lubang gasnya), Amigdaloidal, struktur dimana lubang-lubang
keluar gas diisi oleh mineral-mineral sekunder seperti zeolit, karbonat, dan
bermacam silika, Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen
batuan yang masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Stuktur ini terbentuk
sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam
magma yang menerobos, Autobreccia, adalah struktur pada lava yang
memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri. Ukuran mineral adalah
besaran mineral yang diamati pada saat pengamatan pada mikroskop polarisasi.
Komposisi mineral adalah sekumpulan mineral-mineral yang terdapat pada
batuan.
Pada praktikum petrografi batuan beku basah dan ultrabasa dilaksanakan
di Laboratorium Petrologi Fakultas Teknik Prodi S1 Teknik Geologi pada hari
Senin, 23 Mei 2022 pukul 09.00 – 10.30 WITA. Adapun hasil pengamatan kali ini
terdiri dari dua sampel batuan yang berbeda. Pada Sampel 2 ini, memiliki kode
sampel EN.02 dan menggunakan lensa perbesaran 4x. Mineral pada batuan ini
warna absorbsinya kuning dan coklat, warna interferensinya merah, kuning, abu –
abu, dan coklat. Tekstur dari batuan ini yaitu, mempunyai krsitalinitas
holokristalin, granuralitasnya faneritik, memiliki relasi equigranural, bentuknya
euhedral - subhedral, dan memiliki struktur masif. Ukuran – ukuran dari ini
mineral pada batuan ini yaitu 0.05 mm (Plagioklas) - 0.035 mm (Kuarsa) dengan
Komposisi mineral Kuarsa (10%), Piroksin (25%), Biotit (10%) Olivine (30%),
Hornblende (25%).

Peridotit merupakan batuan yang proses pembentukanya dari adanya


magma yang mengalami pembekuan atau mengeras. Magma itu sendiri
merupakan larutan silika pijar yang berasal dari lapisan mantel bagian atas yang
memiliki temperature dan tekanan yang tinggi dan bersifat mobail artinya selalu
bergerak ke segalah arah mencari suhu yang lebih rendah. Pergerakan magma
kepermukaan bumi dapat melalui retakan atau celah pada lapisan kerak bumi
sehingga dalam perjalanannya, bisa mengalami pembekuan pada temperature
tertentu dengan sifat magma dan komposisi mineral yang berbeda. Batuan yang
terbentuk dekat dengan dapur magma akan bersifat bersifat basa dengan viskositas
rendah dengan komposisi mineral mafik (gelap) serta kandungan silika yang
rendah namun memiliki kandungan Fe dan Mg yang tinggi. Sedangkan magma
batuan yang terbentuk dekat dengan permukaan lebih bersifat asam dengan
veskositas tinggi dan komposisi mineral felsic (terang) serta memiliki kandungan
silika yang tinggi namun memiliki kandungan Fe dan Mg yang rendah. Batuan
peridotit termasuk jenis batuan plutonik yang artinya terbentuk di bawah
permukaan bumi dekat dengan dapur magma yang ditandai dengan komposisi
mineral penyusunnya utamanya berwarna gelap (mafik) yaitu olivin, piroksin,
hornblende, dimana mineral-mineral ini berdasarkan Bowen Reaction series
merupakan mineral yang lebih dulu terbentuk pada temperatur 11000C-9000C,
sehingga mineral ini tidak tahan pada proses pelapukan dan proses pembekuannya
berlangsung secara perlahan-lahan sekali sehingga tubuh batuan terdiri dari
kristal-kristal yang besar.

Batu Peridotit memiliki manfaat bagi manusia yaitu sebagai perhiasan atau
batu mulia yang indah dan juga kekerasan dari batuan ini yang membuatnya
cocok untuk dijadikan batu mulia.
KLASIFIKASI TRAVIS 1955

Praktikan Asisten

Patrick P. Simaela Dyah Aprilia


F 121 20 036 F 121 18 047
DAFTAR PUSTAKA

Penuntun Praktikum Mineral Optik dan Petrogafi Teknik Geologi, Univesitas


Tadulako.
Fatma, 2019. Proses Terbentuknya Batu Gabro dan Manfaatnya.
Ilmugeografi.com. https://ilmugeografi.com/geologi/batu-gabro

Raffert 2012. Minerals. Britannica Educational Publishing. Minerals (Geology:


Landforms, Minerals, and Rocks) Britannica Educational Publishing,
Rosen Educational Services.
Fatma, 2019. Proses Terbentuknya Batu Peridotit dan Manfaatnya.
Ilmugeografi.com. https://ilmugeografi.com/geologi/batu-gabro

Resti 2018. Deskripsi petrografi batuan beku ultrabasa peridotit. Petrogarfi


Peridotit. https://www.scribd.com/document/347254157/PETROGRAFI-
PERIDOTIT

Raffert 2012. Minerals. Britannica Educational Publishing. Minerals (Geology:


Landforms, Minerals, and Rocks) Britannica Educational Publishing,
Rosen Educational Services.

Anda mungkin juga menyukai