Bab Piroklastik
Bab Piroklastik
PENDAHULUAN
2. Mineral Ferromagnesia
Adalah Kelompok mineral yang kaya akan kandungan ikatan Fe-Mg
silikat dan kadang-kadang disusul dengan Ca-silikat. Mineral-mineral
ferromagnesia hadir berupa kelompok mineral seperti:Piroksin;
merupakan mineral penting di dalam batuan gunungapi.
Olivin; merupakan mineral yang terjadi pada batuan gunungapi yang
kaya besi dan magnesium, tetapi sangat miskin akan silika.Melilit; yang
sebenarnya termasuk kelompok mineral-mineral feldspatoid yang hanya
dijumpai pada batuan gunungapi sangat miskin akan kandungan silika
tetapi sangat kaya akan Ca sebagai substitusi untuk feldspar kaya silika
serta piroksin.
3. Mineral Tambahan
Umumnya berupa : magnetit, ilmenit, dan apatit. Mineral-mineral
tersebut merupakan hasil proses pemisahan darai cairan pada kondisi
temperatur rendah setelah zat-zat terbangnya hilang. Tetapi pada proses
pembekuan yang lebih cepat akan menghasilkan gelas atau obsidian,
batuapung dan scoria.
Mineral-mineral tambahan lainnya yang sering hadir: Hornblende yang
merupakan mineral dengan rantai senyawa kimia yang cukup panjang dan
kompleks, termasuk juga anggota dari kelompok amfibol secara
keseluruhan yang mengandung Na dan Ti yakni riebekit dan kataferit.
Selain itu biasa hadir mineral biotit yang merupakan kelompok mineral
mika berwarna hitam. Lalu hipersten yang merupakan bentuk piroksin
ortorombik yang mengandung gugus hidroksil akan tetapi hanya dapat
terbentuk pada magma di bawah tekanan cukup tinggi dan kaya akan unsur
volatil.
Kemas, hubungan antar butir. Ada kemas terbuka dan tertutup. Kemas
terbuka didukung oleh matriks (matriks supported) yang sebagian besar
butirannya terpisah satu dengan yang lain. Kemas tertutup didukung oleh
butiran (grain supported) yang sebagian besar butirannya saling
bersinggungan.
- Kemas terbuka : Butiran tidak saling bersentuhan
- Kemas tertutup : Butiran saling bersentuhan satu dengan yang
lainnya.
5. Komposisi Mineral
Mineral Sialis, sama seperti mineral felsic pada batuan beku seperti
kuarsa, feldspar, felspatoid.
Mineral ferromagnesian, sama seperti mineral mafic pada batuan beku.
Material Tambahan, seperti debu halus/kasar.
Mineral Ubahan, mineral hasil ubahan dari mineral-mineral sebelumnya
yang biasa muncul saat batuan terlapukkan atau terkena alterasi
hidrotermal.
6. Nama Batuan
Pada batuan piroklastik menentukannya dengan melihat ukuran butir
dan strukturnya, contoh: tuff memiliki struktur perlapisan
sedangkan pumice/batuapung memiliki struktur vesikuler/skoria.
2.3 Klasifikasi Batuan Sedimen Piroklastik
Berdasarkan ukuran butir klastikanya, sebagai bahan lepas (endapan) dan
setelah menjadi batuan piroklastika, penamaannya seperti pada Tabel 1. Bom
gunungapi adalah klastika batuan gunungapi yang mempunyai struktur-
struktur pendinginan yang terjadi pada saat magma dilontarkan dan membeku
secara cepat di udara atau air dan di permukaan bumi. Salah satu struktur
yang sangat khas adalah struktur kerak roti (bread crust structure). Bom ini
pada umumnya mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini sangat tergantung
dari keenceran magma pada saat dilontarkan. Semakin encer magma yang
dilontarkan, maka material itu juga terpengaruh efek puntiran pada saat
dilontarkan, sehingga bentuknya dapat bervariasi. Selain itu, karena adanya
pengeluaran gas dari dalam material magmatik panas tersebut serta
pendinginan yang sangat cepat maka pada bom gunungapi juga terbentuk
struktur vesikuler serta tekstur gelasan dan kasar pada permukaannya. Bom
gunungapi berstruktur vesikuler di dalamnya berserat kaca dan sifatnya
ringan disebut batuapung (pumice). Batuapung ini umumnya berwarna putih
terang atau kekuningan, tetapi ada juga yang merah daging dan bahkan coklat
sampai hitam. Batuapung umumnya dihasilkan oleh letusan besar atau kuat
suatu gunungapi dengan magma berkomposisi asam hingga menengah, serta
relatif kental. Bom gunungapi yang juga berstruktur vesikuler tetapi di
dalamnya tidak terdapat serat kaca, bentuk lubang melingkar, elip atau seperti
rumah lebah disebut skoria (scoria). Bom gunungapi jenis ini warnanya
merah, coklat sampai hitam, sifatnya lebih berat daripada batuapung dan
dihasilkan oleh letusan gunungapi lemah berkomposisi basa serta relatif
encer. Bom gunungapi berwarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur
gelasan, kilap kaca, permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol
pecah) dinamakan obsidian. Blok atau bongkah gunungapi dapat merupakan
bom gunungapi yang bentuknya meruncing, permukaan halus gelasan sampai
hipokristalin dan tidak terlihat adanya struktur-struktur pendinginan. Dengan
demikian blok dapat merupakan pecahan daripada bom gunungapi, yang
hancur pada saat jatuh di permukaan tanah/batu. Bom dan blok gunungapi
yang berasal dari pendinginan magma secara langsung tersebut disebut bahan
magmatik primer, material esensial atau juvenile). Blok juga dapat berasal
dari pecahan batuan dinding (batuan gunungapi yang telah terbentuk lebih
dulu, sering disebut bahan aksesori), atau fragmen non-gunungapi yang ikut
terlontar pada saat letusan (bahan aksidental).
Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas,
tuf kristal dan tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing
berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi
tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku.
Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria dapat juga
disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat
batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili
batuapung dan batulapili skoria.
4.1 Pembahasan
Pada hasil pembahasan ini, sampel yang kami telah perolah dalam bentuk
deskripsi dapat di interpretasikan sebagai berikut :
1. Pada sampel 01, kami mendapatkan jenis batuan piroklastik dengan warna
segar putih dan warna lapuk hijau kekuningan, dan memiliki tekstur ukuran
butir 1/256 mm (Tuff Halus), kebundaran Rounded - Angular , memiliki
sortasi buruk, dan memiliki kemas tertutup. Batuan ini mempunyai struktur
Masif, dan mempunyai komposisi jenis fragmen kristal 50%, fragmenitik
10%, gelas 40%, dan memiliki fragmen vulkanik bom 35%, lapili 60%, dan
ash 5%. Nama batuan ini adalah Breksi Tuff (FISHER 1984) ,Tuff kristal
(SCHIMD 1968).
2. Pada sampel 02, kami mendapatkan jenis batuan piroklastik dengan warna
segar merah dan warna lapuk merah kecoklatan, dan memiliki tekstur
ukuran butir 1/256 tuff halus, kebundaran Sub-Rounded, memiliki sortasi
buruk, dan memiliki kemas tertutup. Batuan ini mempunyai struktur Masif,
dan mempunyai komposisi jenis fragmen, fragmenitik 65% dan gelas 35%,
dan memiliki fragmen vulkanik lapili 25%, dan ash 75%. Nama batuan ini
adalah Lapili tuff (FISHER 1984) ,Tuff Lithik.
3. Pada sampel 03, kami mendapatkan jenis batuan piroklastik dengan warna
segar merah dan warna lapuk kecoklatan, dan memiliki tekstur ukuran butir
64 mm, Bom (Aglomerat), kebundaran Rounded, memiliki sortasi baik, dan
memiliki kemas tertutup. Batuan ini mempunyai struktur Masif, dan
mempunyai komposisi jenis fragmen kristal 45% dan gelas 65%, dan
memiliki fragmen vulkanik bom 85%, lapili 10%, dan ash 5%. Nama
batuan ini adalah Aglomerat (FISHER 1984), Tuff Vitrik( SCHIMD 1968)
4. Pada sampel 04, kami mendapatkan jenis batuan piroklastik dengan warna
segar putih dan warna lapuk coklat kekuningan, dan memiliki tekstur
ukuran butir < 2 mm (Lapilli), kebundaran Rounded - Angular , memiliki
sortasi baik, dan memiliki kemas terbuka. Batuan ini mempunyai struktur
Masif, dan mempunyai komposisi jenis fragmen kristal 5%, fragmenitik
85%, gelas 10%, dan memiliki fragmen vulkanik bom 10%, lapili 70%, dan
ash 20%. Nama batuan ini adalah Tuff lapili (FISHER 1984) ,Tuff lithik
(SCHIMD 1968)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari material atau bahan-
bahan yang dihasilkan oleh suatu lelehan atau erupsi gunungapi sehingga
batuannya sering pula disebut batuan vulkanik (ditinjau dari genesanya).
2. Batuan piroklastik merupakan batuan yang tercipta akibat letusan gunung
berapi. Batuan piroklastik ini terbentuk akibat diawalinya dengan letusan -
letusan dari gunung berapi, yang kemudian gunung berapi tersebut akan
mengeluarkan magma atau menyemburkan magma yang bersuhu kurang
lebih 850°C.
3. Sifat fisik batuan piroklastik antara lain ada jenis batuan, warna, struktur,
tekstur, dan komposisi mineral
4. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapat empat sampel batuan
piroklastik yaitu, Tuf Lapili, Breksi, Tuf, dan Aglomerat.
5.2 Saran
Saran saya untuk praktikum ini adalah saya harap praktikan lebih taktis
lagi dalam mendeskripsikan batuan, dan saya harap kepada praktikan dan
asisten lebih aktif lagi dalam saling bertanya, agar dalam penyusunan laporan
tidak terjadi miskomunikasi.