Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TAMBAHAN IBR

Nama : Airell Valiant Nathaniel


Nim : 21030122130079
Kelas :B
Dosen : Prof. Dr. rer. nat. Heru Susanto
Mata Kuliah : Ilmu Bahan Rekayasa

1. Jelaskan perlakuan (treatment) proteksi korosi dengan metode “chemical treatment”


berdasarkan Norsok Standard Design Principles.
Perlakuan proteksi korosi dengan metode chemical treatment dapat dilakukan melalui
penggunaan inhibitor korosi. Inhibitor korosi adalah bahan kimia yang digunakan
untuk menghambat terjadinya korosi pada logam. Mereka bekerja dengan membentuk
lapisan film pada permukaan logam, mengganggu reaksi anoda dan katoda, serta
meningkatkan hambatan elektrik dengan pembentukan film. Metode ini dapat
diterapkan dalam berbagai lingkungan korosif dan pada berbagai jenis logam,
termasuk baja karbon. Selain itu, metode proteksi katodik juga dapat digunakan, yang
melibatkan penggunaan arus listrik dan anoda inert untuk mengurangi laju korosi.
Namun, metode chemical treatment berdasarkan Norsok Standard Design Principles
secara spesifik tidak dijelaskan dalam sumber yang tersedia. Oleh karena itu, untuk
informasi lebih lanjut mengenai perlakuan proteksi korosi berdasarkan Norsok
Standard, disarankan untuk merujuk langsung ke standar tersebut.

2. Deskripsikan 2 jenis “flame retardants” berupa cara kerja dan aplikasi penggunaan
produk tersebut.
Ada dua jenis flame retardants yang umum digunakan:
a. Brominated Flame Retardants (BFRs):
Cara Kerja: BFRs bekerja dengan menghambat proses pembakaran melalui
pelepasan bromin pada saat suhu tinggi. Bromin membantu menghentikan
reaksi berantai yang terjadi selama pembakaran, mengurangi kemungkinan
terjadinya nyala api.
Aplikasi Penggunaan: Digunakan dalam berbagai produk seperti elektronik,
bahan konstruksi, dan furnitur.
b. Phosphate Flame Retardants:
Cara Kerja: Phosphate flame retardants berfungsi dengan melepaskan asam
fosforik pada suhu tinggi. Asam fosforik membantu mendinginkan bahan
bakar dan membentuk lapisan yang melindungi material dari api.
Aplikasi Penggunaan: Digunakan dalam produk karet, plastik, tekstil, dan cat
untuk meningkatkan resistensi terhadap api.

3. a.) Jelaskan paduan logam dan berikan contohnya (minimal 2 contoh)


Paduan logam adalah campuran homogen dari dua atau lebih unsur logam atau
unsur logam dengan non-logam. Paduan logam dibentuk untuk menggabungkan
sifat-sifat yang diinginkan dari unsur-unsur tersebut, seperti kekuatan, ketahanan
korosi, dan sifat termal. Paduan sering kali memiliki kinerja yang lebih baik daripada
logam murni karena mereka dapat menggabungkan kelebihan dari setiap unsur
penyusunnya. Berikut adalah contoh beberapa paduan logam yang umum:

- Cast Iron: Terbuat dari besi (Fe) yang dicampur dengan karbon (C) dan
mungkin juga mengandung silikon (Si) dan mangan (Mn). Ada beberapa jenis
besi tuang, seperti besi tuang abu-abu dan besi tuang putih, yang memiliki
sifat-sifat khusus tergantung pada komposisi dan perlakuan panasnya.

- Baja (Steel): Terutama terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C), dengan tambahan
elemen lain seperti nikel (Ni), krom (Cr), dan mangan (Mn) untuk
meningkatkan sifat-sifatnya. Baja sering digunakan dalam konstruksi,
otomotif, dan berbagai industri lainnya.

b.) Terangkan apa yang disebut baja karbon. Penjelasan meliputi definisi, kelebihan
dan kekurangan, klasifikasi/jenis-jenis karbon steel, fungsi penambahan karbon dan
contoh penggunaanya di industri kimia.
Baja karbon adalah jenis baja yang mengandung sejumlah kecil karbon sebagai
unsur padat larutan padat dalam strukturnya, dengan kandungan karbon biasanya
berkisar antara 0,02% hingga 2,1% berdasarkan berat total baja. Karbon berperan
penting dalam mempengaruhi sifat mekanis baja, seperti kekuatan, kekerasan, dan
keuletan. Baja karbon dapat dibagi menjadi tiga kategori umum berdasarkan
kandungan karbonnya:
- Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel):
Kandungan Karbon: 0,05% hingga 0,30%.
Sifat: Lebih lunak, lebih mudah dibentuk, dan memiliki keuletan yang tinggi.
Baja karbon rendah umumnya digunakan dalam pembuatan produk-produk
yang membutuhkan keuletan dan keberlanjutan lebih dari kekerasan, seperti
lembaran logam tipis, pipa, dan produk manufaktur umum.
- Baja Karbon Menengah (Medium Carbon Steel):
Kandungan Karbon: 0,30% hingga 0,60%.
Sifat: Lebih keras dan kuat daripada baja karbon rendah. Baja karbon
menengah cenderung digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kekuatan
dan kekerasan yang lebih tinggi, seperti roda gigi, poros, dan produk
konstruksi.
- Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel):
Kandungan Karbon: 0,60% hingga 2,1%.
Sifat: Sangat keras dan tahan terhadap keausan. Baja karbon tinggi digunakan
dalam pembuatan perkakas tangan, mata pahat, pegas, dan
komponen-komponen mesin yang memerlukan ketahanan yang tinggi
terhadap keausan dan kekerasan.
Kelebihan Baja Karbon:
- Harga yang Terjangkau: Baja karbon umumnya lebih ekonomis dibandingkan
dengan baja berkekuatan tinggi atau paduan khusus, membuatnya menjadi
pilihan yang ekonomis untuk banyak aplikasi.

- Dapat Dibentuk dengan Mudah: Baja karbon memiliki sifat yang


memungkinkan proses pembentukan dan pembentukan yang mudah, seperti
pemotongan, pembengkokan, dan pembentukan lembaran logam.

- Kerja Sama yang Baik dengan Proses Manufaktur: Baja karbon dapat diolah
dengan berbagai metode manufaktur seperti pengelasan, pemesinan, dan
pengecoran, memudahkan penggunaannya dalam berbagai aplikasi.

- Keuletan yang Baik: Baja karbon umumnya menunjukkan keuletan yang baik,
yang membuatnya cocok untuk aplikasi di mana deformasi atau perubahan
bentuk plastis diperlukan tanpa terlalu mudah rusak.

Kekurangan Baja Karbon:

- Kekuatan dan Kekerasan Terbatas: Baja karbon memiliki kekuatan dan


kekerasan yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa jenis baja
berkekuatan tinggi atau paduan khusus. Oleh karena itu, tidak cocok untuk
aplikasi yang memerlukan ketahanan dan kekuatan yang tinggi.

- Tidak Tahan terhadap Korosi: Baja karbon tidak memiliki ketahanan korosi
yang baik, terutama jika dibandingkan dengan paduan logam tertentu. Untuk
aplikasi di lingkungan yang korosif, perlindungan tambahan seperti pelapisan
atau pengecatan mungkin diperlukan.

- Keterbatasan dalam Aplikasi Suhu Tinggi: Baja karbon memiliki keterbatasan


dalam aplikasi suhu tinggi karena dapat mengalami perubahan struktural atau
kehilangan kekuatan pada suhu tinggi.
Baja karbon dapat digunakan dalam berbagai aplikasi di industri kimia. Beberapa
contoh penggunaan baja karbon dalam konteks industri kimia melibatkan ketahanan
terhadap korosi, kekuatan struktural, dan keberlanjutan dalam lingkungan kimia yang
mungkin agresif. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:
a. Tangki Penyimpanan dan Reaktor Kimia: Baja karbon sering digunakan untuk
konstruksi tangki penyimpanan dan reaktor kimia. Baja karbon yang diolah
khusus dapat memberikan kekuatan struktural yang diperlukan untuk menahan
tekanan dan suhu yang mungkin tinggi di dalam tangki atau reaktor.
b. Pipa dan Perpipaan: Baja karbon umumnya digunakan untuk pipa dan
perpipaan yang mengangkut bahan kimia dari satu tempat ke tempat lain
dalam proses industri kimia. Keunggulannya dalam pembentukan dan sifat
keuletannya membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk sistem perpipaan.
c. Struktur Pendukung dan Rangka Bangunan: Baja karbon sering digunakan
dalam struktur pendukung dan rangka bangunan pabrik kimia. Kekuatan dan
keuletan baja karbon membuatnya cocok untuk membangun struktur yang
dapat menopang berbagai peralatan dan beban di lingkungan kimia.

4. Mahasiswa Teknik Kimia sedang mengerjakan skripsi prarancangan pabrik kimia


(SPPK) dengan menggunakan matche.com sebagai referensi dalam penentuan tangki
yang digunakan. Jika saudara adalah partnernya serta sedang merancang pabrik
Kloroform dengan bahan baku Natrium Hidroksida 48%. Tentukan hal-hal yang
menjadi pertimbangan penggunaan material dalam perancangan tangki penyimpanan
bahan baku tersebut. Selanjutnya, sebutkan saran saudara terkait material yang
digunakan dan jelaskan mechanical serta chemical property dari material yang
saudara sarankan.
Dalam merancang tangki penyimpanan untuk bahan baku Natrium Hidroksida 48%
dalam pabrik kloroform, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan terkait
penggunaan material. Berikut adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan saran
terkait dengan pemilihan material:
Pertimbangan dalam Pemilihan Material:

1. Ketahanan Terhadap Korosi:


- Natrium Hidroksida dapat bersifat korosif terhadap beberapa material. Oleh karena
itu, material tangki harus memiliki ketahanan yang baik terhadap korosi akibat
paparan jangka panjang terhadap larutan natrium hidroksida.

2. Ketahanan terhadap Pengaruh Termal:


- Tangki harus terbuat dari material yang tahan terhadap fluktuasi suhu yang
mungkin terjadi dalam proses produksi kloroform.

3. Kemampuan Mencegah Kelembaban dan Kontaminasi:


- Material tangki harus dapat mencegah kelembaban dan kontaminasi dari
lingkungan sekitar agar kualitas natrium hidroksida tetap terjaga.

4. Ketahanan terhadap Pembebanan Mekanis:


- Struktur tangki harus cukup kuat untuk menahan beban mekanis, terutama jika
tangki akan ditempatkan di atas tanah atau di atas struktur tertentu.

5. Regulasi dan Kepatuhan:


- Pemilihan material harus mematuhi regulasi dan standar industri yang berlaku
untuk penyimpanan bahan kimia.

Saran Terkait Material:


Stainless steel sering kali menjadi pilihan yang baik karena memiliki ketahanan
terhadap korosi yang baik dan tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan. Stainless
steel tipe 316 atau 304 mungkin cocok untuk aplikasi ini.
Mechanical Properties Stainless Steel (Tipe 316):

- Kekuatan Tarik: Sekitar 515 MPa


- Kekerasan Brinell: Sekitar 170
- Elongasi pada Putus: Sekitar 40%

Chemical Properties Stainless Steel (Tipe 316):

- Ketahanan terhadap Korosi: Sangat baik terhadap korosi dari larutan natrium
hidroksida.
- Ketahanan terhadap Suhu Tinggi: Tahan terhadap fluktuasi suhu yang mungkin
terjadi dalam proses produksi kloroform.

5. a. Sebutkan dua klasifikasi material plastic sebagai material non logam yang sering
digunakan sebagai material konstruksi Chemical Plant Industry
Dua klasifikasi material plastik yang sering digunakan sebagai material konstruksi
dalam industri kimia, khususnya untuk chemical plant, adalah sebagai berikut:
- Polyvinyl Chloride (PVC)
- Polyethylene (PE)
b. Berikan contoh material dan deskripsikan masing masing jenis plastik pada
pertanyaan 5a masing masing minimal 2 (dua).
- Polyvinyl Chloride (PVC):
Sifat-sifat: PVC adalah plastik yang tahan terhadap korosi, kuat, ringan, dan
mudah diproses. PVC memiliki ketahanan yang baik terhadap banyak bahan
kimia, dan ini membuatnya menjadi pilihan yang umum untuk sistem
perpipaan dalam industri kimia.
Penggunaan: PVC digunakan dalam pembuatan pipa, fitting, dan perlengkapan
perpipaan lainnya. Ini sering digunakan untuk mengangkut berbagai bahan
kimia dalam bentuk cair atau gas.
- Polyethylene (PE):
Sifat-sifat: Polyethylene memiliki sifat tahan terhadap korosi, kekuatan yang
baik, ringan, dan ketahanan terhadap keausan. Terdapat beberapa jenis
polyethylene, seperti HDPE (High-Density Polyethylene) dan LDPE
(Low-Density Polyethylene), yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan
spesifik.
Penggunaan: HDPE sering digunakan dalam konstruksi tangki penyimpanan
kimia, sistem perpipaan, dan perlengkapan lainnya. LDPE dapat digunakan
dalam aplikasi di mana fleksibilitas dan keuletan diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai