Tugas Tambahan IBR - Airell Valiant Nathaniel
Tugas Tambahan IBR - Airell Valiant Nathaniel
2. Deskripsikan 2 jenis “flame retardants” berupa cara kerja dan aplikasi penggunaan
produk tersebut.
Ada dua jenis flame retardants yang umum digunakan:
a. Brominated Flame Retardants (BFRs):
Cara Kerja: BFRs bekerja dengan menghambat proses pembakaran melalui
pelepasan bromin pada saat suhu tinggi. Bromin membantu menghentikan
reaksi berantai yang terjadi selama pembakaran, mengurangi kemungkinan
terjadinya nyala api.
Aplikasi Penggunaan: Digunakan dalam berbagai produk seperti elektronik,
bahan konstruksi, dan furnitur.
b. Phosphate Flame Retardants:
Cara Kerja: Phosphate flame retardants berfungsi dengan melepaskan asam
fosforik pada suhu tinggi. Asam fosforik membantu mendinginkan bahan
bakar dan membentuk lapisan yang melindungi material dari api.
Aplikasi Penggunaan: Digunakan dalam produk karet, plastik, tekstil, dan cat
untuk meningkatkan resistensi terhadap api.
- Cast Iron: Terbuat dari besi (Fe) yang dicampur dengan karbon (C) dan
mungkin juga mengandung silikon (Si) dan mangan (Mn). Ada beberapa jenis
besi tuang, seperti besi tuang abu-abu dan besi tuang putih, yang memiliki
sifat-sifat khusus tergantung pada komposisi dan perlakuan panasnya.
- Baja (Steel): Terutama terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C), dengan tambahan
elemen lain seperti nikel (Ni), krom (Cr), dan mangan (Mn) untuk
meningkatkan sifat-sifatnya. Baja sering digunakan dalam konstruksi,
otomotif, dan berbagai industri lainnya.
b.) Terangkan apa yang disebut baja karbon. Penjelasan meliputi definisi, kelebihan
dan kekurangan, klasifikasi/jenis-jenis karbon steel, fungsi penambahan karbon dan
contoh penggunaanya di industri kimia.
Baja karbon adalah jenis baja yang mengandung sejumlah kecil karbon sebagai
unsur padat larutan padat dalam strukturnya, dengan kandungan karbon biasanya
berkisar antara 0,02% hingga 2,1% berdasarkan berat total baja. Karbon berperan
penting dalam mempengaruhi sifat mekanis baja, seperti kekuatan, kekerasan, dan
keuletan. Baja karbon dapat dibagi menjadi tiga kategori umum berdasarkan
kandungan karbonnya:
- Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel):
Kandungan Karbon: 0,05% hingga 0,30%.
Sifat: Lebih lunak, lebih mudah dibentuk, dan memiliki keuletan yang tinggi.
Baja karbon rendah umumnya digunakan dalam pembuatan produk-produk
yang membutuhkan keuletan dan keberlanjutan lebih dari kekerasan, seperti
lembaran logam tipis, pipa, dan produk manufaktur umum.
- Baja Karbon Menengah (Medium Carbon Steel):
Kandungan Karbon: 0,30% hingga 0,60%.
Sifat: Lebih keras dan kuat daripada baja karbon rendah. Baja karbon
menengah cenderung digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kekuatan
dan kekerasan yang lebih tinggi, seperti roda gigi, poros, dan produk
konstruksi.
- Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel):
Kandungan Karbon: 0,60% hingga 2,1%.
Sifat: Sangat keras dan tahan terhadap keausan. Baja karbon tinggi digunakan
dalam pembuatan perkakas tangan, mata pahat, pegas, dan
komponen-komponen mesin yang memerlukan ketahanan yang tinggi
terhadap keausan dan kekerasan.
Kelebihan Baja Karbon:
- Harga yang Terjangkau: Baja karbon umumnya lebih ekonomis dibandingkan
dengan baja berkekuatan tinggi atau paduan khusus, membuatnya menjadi
pilihan yang ekonomis untuk banyak aplikasi.
- Kerja Sama yang Baik dengan Proses Manufaktur: Baja karbon dapat diolah
dengan berbagai metode manufaktur seperti pengelasan, pemesinan, dan
pengecoran, memudahkan penggunaannya dalam berbagai aplikasi.
- Keuletan yang Baik: Baja karbon umumnya menunjukkan keuletan yang baik,
yang membuatnya cocok untuk aplikasi di mana deformasi atau perubahan
bentuk plastis diperlukan tanpa terlalu mudah rusak.
- Tidak Tahan terhadap Korosi: Baja karbon tidak memiliki ketahanan korosi
yang baik, terutama jika dibandingkan dengan paduan logam tertentu. Untuk
aplikasi di lingkungan yang korosif, perlindungan tambahan seperti pelapisan
atau pengecatan mungkin diperlukan.
- Ketahanan terhadap Korosi: Sangat baik terhadap korosi dari larutan natrium
hidroksida.
- Ketahanan terhadap Suhu Tinggi: Tahan terhadap fluktuasi suhu yang mungkin
terjadi dalam proses produksi kloroform.
5. a. Sebutkan dua klasifikasi material plastic sebagai material non logam yang sering
digunakan sebagai material konstruksi Chemical Plant Industry
Dua klasifikasi material plastik yang sering digunakan sebagai material konstruksi
dalam industri kimia, khususnya untuk chemical plant, adalah sebagai berikut:
- Polyvinyl Chloride (PVC)
- Polyethylene (PE)
b. Berikan contoh material dan deskripsikan masing masing jenis plastik pada
pertanyaan 5a masing masing minimal 2 (dua).
- Polyvinyl Chloride (PVC):
Sifat-sifat: PVC adalah plastik yang tahan terhadap korosi, kuat, ringan, dan
mudah diproses. PVC memiliki ketahanan yang baik terhadap banyak bahan
kimia, dan ini membuatnya menjadi pilihan yang umum untuk sistem
perpipaan dalam industri kimia.
Penggunaan: PVC digunakan dalam pembuatan pipa, fitting, dan perlengkapan
perpipaan lainnya. Ini sering digunakan untuk mengangkut berbagai bahan
kimia dalam bentuk cair atau gas.
- Polyethylene (PE):
Sifat-sifat: Polyethylene memiliki sifat tahan terhadap korosi, kekuatan yang
baik, ringan, dan ketahanan terhadap keausan. Terdapat beberapa jenis
polyethylene, seperti HDPE (High-Density Polyethylene) dan LDPE
(Low-Density Polyethylene), yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan
spesifik.
Penggunaan: HDPE sering digunakan dalam konstruksi tangki penyimpanan
kimia, sistem perpipaan, dan perlengkapan lainnya. LDPE dapat digunakan
dalam aplikasi di mana fleksibilitas dan keuletan diperlukan.