Anda di halaman 1dari 21

INDOCOR

 Ketahanan korosi bukan merupakan satu-satunya


kriteria, biasanya merupakan kompromi antara
ketahanan korosi, sifat mekanik dan karakteristik
material lainnya misalnya weldability

 LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM


PEMILIHAN MATERIAL
 Mendata persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi material berkaitan dengan kondisi
service dimana material digunakan
 Memilih dan mengevaluasi kandidat material
 Memilih material yang paling sesuai setelah
mempertimbangkan faktor teknis dan ekonomi.

Nizhamul latif email : nizhamul2009@gmail.com HP : 0838 747 656 00


INDOCOR

Nizhamul latif email : nizhamul2009@gmail.com HP : 0838 747 656 00


CHEKLIST PADA PEMILIHAN
MATERIAL
1. SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI
 Ketahanan korosi, sifak mekanik (terutama
kekuatan), sifat fisik dan penampakan
 Fabrikasi (kemudahan dibentuk, dilas, dsb)
 Kecocokan dengan peralatan yang ada
 Memenuhi spesifikasi
 Ketersediaan rata rancangan
2. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN
DALAM PEMILIHAN MATERIAL
 Perkiraan umur pabrik atau peralatan
 Perkiraan umur pakai material
 Ketersediaan dan harga
 Konsekuensi jika terjadi kegagalan material
secara safety dan economic
 Kebutuhan untuk pengujian material
 Biaya fabrikasi
 Ketahanan korosi
 Biaya untuk perawatan dan inspeksi
 Analisis ROI (return of investment)
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK
MENGESTIMASI KETAHANAN KOROSI
1. VARIABEL-VARIABEL LINGKUNGAN KOROSIF
• Konstituen utama dalam lingkungan ybs
• Pengotor (jenis dan jumlah)
• Temperatur
• pH
• Tingkat aerasi
• Laju alir fluida dan adanya pengadukan
• Tekanan
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK
MENGESTIMASI KETAHANAN KOROSI
2. JENIS PEMAKAIAN
 Fungsi dari peralatan/komponen
 Apakah korosi merata akan berpengaruh pada
layanan material tersebut. Apakah perubahan
ukuran/penampakan dan atau produk korosi
menjadi masalah?
 Apakah pengaruh korosi setempat (localized
corrosion) pada servis material?
 Adakah kemungkinan terjadi korosi yang
diinduksi oleh tegangan (stress corrosion
cracking)
 Apakah rancangan disain pabrik/peralatan
sesuai dengan karakteristik ketahanan korosi
material?
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK
MENGESTIMASI KETAHANAN KOROSI
3. PENGALAMAN
 Pernahkah material yang dipilih digunakan
dalam lingkungan yang identik dan bagaimana
performance-nya? Apabila material masih
digunakan dalam operasi, telahkah diinspeksi
keandalannya?
 Bagaimana unjuk kerjanya saat baru dan
sesudah lama digunakan?
 Apakah ada data-data corrosion test di
lapangan/pabrik?
 Pernahkan dilakukan pengujian di
laboratorium?
 Apakah literatur-literatur yang berkaitan
dengan material tersebut tersedia?
PEMILIHAN PADUAN-PADUAN LOGAM

1. BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN


RENDAH
• Baja karbon  paduan besi yang mengandung
0,05 - 1% C
• Ketahanan korosi rendah  perlu lapis lindung
(coating) yang protektif dan proteksi katodik
• Umumnya digunakan sebagai material untuk
tangki, pipelines, struktur yang tertanam dalam
tanah, tiang pancang dermaga
• Baja karbon telanjang yang digunakan untuk
pipa boiler  airnya harus dideaerasi atau pH
larutan dijaga dalam selang 8-10 (basa)
1. BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN
RENDAH
• Pasif dalam larutan aqueous yang basa
sehingga dapat digunakan untuk menangani
larutan tersebut pada temperatur kamar dan
dapat digunakan sebagai baja tulangan dalam
beton tanpa perlu di-coating
• Dalam larutan netral atau basa yang
mengandung klorida pada temperatur tinggi
dapat terserang stress corrosion cracking.
• Digunakan untuk tangki atau pipa yang
menyimpan atau mengalirkan H2SO4 > 65%
pada temperatur ambient dan laju alir < 0,9
m/s.
BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN RENDAH
(LOW ALLOY STEEL)
 Digunakan untuk tangki atau pipa yang
menyimpan atau mengalirkan H2SO4> 65% pada
temperatur ambient dan laju alir < 0,9 m/s. Laju
alir yang berlebihan atau adanya turbulensi dapat
merusak selaput protektif sulfat  terjadi korosi
erosi setempat.
 Baja paduan rendah  paduan besi yang
mengandung 0,05% C + unsur pemadu lainnya
hingga 2%(Cu, Ni, Si dan Cr)  mempunyai
ketahanan korosi atmosferik yang tinggi
(weathering steel). Oksida besi atau karat yang
terbentuk melekat kuat pada permukaan baja 
tidak perlu di-coating.
BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN RENDAH
(LOW ALLOY STEEL)

 Tidak baik digunakan untuk konstruksi di bawah


atap (sheltered) dan tempat-tempat dengan
humiditas tinggi karena uap air akan tertinggal di
permukaan logam tanpa terjadi pengeringan.
2. BAJA TAHAN KARAT

Baja tahan karat


 Paduan dengan logam dasar besi yang
mengandung > 11,5% kromium.
 Klasifikasi: FERITIK, AUSTENITIK,
DUPLEKS, MARTENSITIK DAN
PRECIPITATION HARDENING.
A. FERRITIC STAINLESS STEEL

 Kromium berfungsi sebagai ferrite


stabilizer  struktur BCC
 Mudah tersensitisasi  korosi
intergranular
 Tahan terhadap stress corrosion cracking
(SCC)
 Digunakan sebagai thin-wall tubing untuk
alat penukar panas pada industri-industri
kimia, perminyakan dan gas.
B. AUSTENITIC STAINLESS STEEL
 Merupakan paduan Fe-Cr yang ditambahkan Ni
(austenitic stabilizer) sehingga terbentuk baja
tahan karat (BTK) austenitik  struktur FCC.
 Merupakan jenis BTK yang paling banyak
digunakan dan mempunyai ketahanan korosi
yang cukup baik.
 Untuk BTK austenitik tipe 304 penggunaan di
lingkungan laut terbatas karena dapat terjadi
korosi sumuran dan korosi celah serta rentan
terhadap SCC terutama pada T > 70oC.
C. DUPLEKS STAINLESS STEEL

 Terdiri dari dua fasa yaitu austenite dan ferrite


 Austenite memberikan sifat ductile, ferrite
memberikan ketahanan terhadap SCC
 Unsur pemadu molibdenum memperkuat selaput
pasif dan meningkatkan ketahanan terhadap
korosi sumuran
 Dapat digunakan pada lingkungan dengan
kandungan Cl- tinggi dan pada temperatur tinggi
D. MARTENSITIC DAN PRECIPITATION
HARDENING STAINLESS STEEL

 Dipilih untuk mendapatkan material yang


mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi
 Ketahanan korosi relatif lebih rendah dari BTK
lainnya
 Rentan terhadap hydrogen-induced cracking
(HIC)
3. PADUAN NIKEL

 Struktur kristal Ni: FCC  mudah dibentuk


 Penambahan kromium  membentuk selaput
pasif  meningkatkan ketahanan korosi
 Umumnya digunakan pada pabrik proses kimia
dan proses penyulingan minyak
 Nikel murni: tahan dalam larutan NaOH dan KOH
pada semua konsentrasi dan temperatur.
 Paduan Ni-Cu: (misalnya paduan monel 400)
tahan dalam larutan HCl, H3PO4 dan H2SO4 yang
dideaerasi.
4. PADUAN TEMBAGA
 Sangat tahan dalam lingkungan atmosferik dan
lingkungan aqueous yang tidak bersifat oksidatif.
 Amonia membentuk kompleks dengan tembaga
 rentan terhadap korosi merata dan SCC.
 Paduan utamanya = kuningan (brass) yang
dibentuk dengan menambahkan Zn 10-40%.
 Perunggu (bronze) = paduan tembaga yang
mengandung 8-10% timah  mempunyai
ketahanan terhadap SCC yang lebih baik dari
kuningan.
 Paduan-paduan tembaga-nikel  mempunyai
ketahanan korosi yang sangat baik.
5. PADUAN ALUMINIUM

 Ringan  digunakan dalam industri pesawat terbang


 Mempunyai ketahanan korosi dengan membentuk
selaput pasif protektif yang stabil di udara dan di
dalam larutan netral dengan pH 4 – 8,5
 Produk korosinya tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak beracun dan tahan digunakan dalam industri
makanan dan obat-obatan (pada pH netral)
 Dapat terkorosi dalam lingkungan yang mengandung
klorida.
 Dapat terjadi korosi galvanik bila disambungkan
dengan logam lain yang lebih nobel misalnya baja
6. PADUAN TITANIUM

 Titanium sangat reaktif, segera membentuk


selaput oksida protektif (TiO2) yang melekat kuat
pada permukaan material bila terdapat oksigen
dan uap air
 Tahan dalam larutan asam dan basa yang agresif
 Digunakan juga dalam komponen-komponen
pesawat udara dan aerospace
 Tahan terhadap korosi sumuran (pitting) dan
korosi celah (crevice)
 Tidak tahan dalam HF.
7. MATERIAL DAN PADUAN LAINNYA

 Paduan kobal: mempunyai sifat mekanik


khususnya ketahanan aus yang sangat baik
pada temperatur tinggi.
 Zirconium: tahan dalam asam sulfat, nitrat
dan klorida. Tidak tahan dalam HF.
 Tantalum: tahan terhadap semua asam kuat
pada semua konsentrasi dan temperatur
hingga temperatur didih.

Anda mungkin juga menyukai