kriteria, biasanya merupakan kompromi antara ketahanan korosi, sifat mekanik dan karakteristik material lainnya misalnya weldability
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM
PEMILIHAN MATERIAL Mendata persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi material berkaitan dengan kondisi service dimana material digunakan Memilih dan mengevaluasi kandidat material Memilih material yang paling sesuai setelah mempertimbangkan faktor teknis dan ekonomi.
CHEKLIST PADA PEMILIHAN MATERIAL 1. SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI Ketahanan korosi, sifak mekanik (terutama kekuatan), sifat fisik dan penampakan Fabrikasi (kemudahan dibentuk, dilas, dsb) Kecocokan dengan peralatan yang ada Memenuhi spesifikasi Ketersediaan rata rancangan 2. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN MATERIAL Perkiraan umur pabrik atau peralatan Perkiraan umur pakai material Ketersediaan dan harga Konsekuensi jika terjadi kegagalan material secara safety dan economic Kebutuhan untuk pengujian material Biaya fabrikasi Ketahanan korosi Biaya untuk perawatan dan inspeksi Analisis ROI (return of investment) INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGESTIMASI KETAHANAN KOROSI 1. VARIABEL-VARIABEL LINGKUNGAN KOROSIF • Konstituen utama dalam lingkungan ybs • Pengotor (jenis dan jumlah) • Temperatur • pH • Tingkat aerasi • Laju alir fluida dan adanya pengadukan • Tekanan INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGESTIMASI KETAHANAN KOROSI 2. JENIS PEMAKAIAN Fungsi dari peralatan/komponen Apakah korosi merata akan berpengaruh pada layanan material tersebut. Apakah perubahan ukuran/penampakan dan atau produk korosi menjadi masalah? Apakah pengaruh korosi setempat (localized corrosion) pada servis material? Adakah kemungkinan terjadi korosi yang diinduksi oleh tegangan (stress corrosion cracking) Apakah rancangan disain pabrik/peralatan sesuai dengan karakteristik ketahanan korosi material? INFORMASI YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGESTIMASI KETAHANAN KOROSI 3. PENGALAMAN Pernahkah material yang dipilih digunakan dalam lingkungan yang identik dan bagaimana performance-nya? Apabila material masih digunakan dalam operasi, telahkah diinspeksi keandalannya? Bagaimana unjuk kerjanya saat baru dan sesudah lama digunakan? Apakah ada data-data corrosion test di lapangan/pabrik? Pernahkan dilakukan pengujian di laboratorium? Apakah literatur-literatur yang berkaitan dengan material tersebut tersedia? PEMILIHAN PADUAN-PADUAN LOGAM
1. BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN
RENDAH • Baja karbon paduan besi yang mengandung 0,05 - 1% C • Ketahanan korosi rendah perlu lapis lindung (coating) yang protektif dan proteksi katodik • Umumnya digunakan sebagai material untuk tangki, pipelines, struktur yang tertanam dalam tanah, tiang pancang dermaga • Baja karbon telanjang yang digunakan untuk pipa boiler airnya harus dideaerasi atau pH larutan dijaga dalam selang 8-10 (basa) 1. BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN RENDAH • Pasif dalam larutan aqueous yang basa sehingga dapat digunakan untuk menangani larutan tersebut pada temperatur kamar dan dapat digunakan sebagai baja tulangan dalam beton tanpa perlu di-coating • Dalam larutan netral atau basa yang mengandung klorida pada temperatur tinggi dapat terserang stress corrosion cracking. • Digunakan untuk tangki atau pipa yang menyimpan atau mengalirkan H2SO4 > 65% pada temperatur ambient dan laju alir < 0,9 m/s. BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN RENDAH (LOW ALLOY STEEL) Digunakan untuk tangki atau pipa yang menyimpan atau mengalirkan H2SO4> 65% pada temperatur ambient dan laju alir < 0,9 m/s. Laju alir yang berlebihan atau adanya turbulensi dapat merusak selaput protektif sulfat terjadi korosi erosi setempat. Baja paduan rendah paduan besi yang mengandung 0,05% C + unsur pemadu lainnya hingga 2%(Cu, Ni, Si dan Cr) mempunyai ketahanan korosi atmosferik yang tinggi (weathering steel). Oksida besi atau karat yang terbentuk melekat kuat pada permukaan baja tidak perlu di-coating. BAJA KARBON DAN BAJA PADUAN RENDAH (LOW ALLOY STEEL)
Tidak baik digunakan untuk konstruksi di bawah
atap (sheltered) dan tempat-tempat dengan humiditas tinggi karena uap air akan tertinggal di permukaan logam tanpa terjadi pengeringan. 2. BAJA TAHAN KARAT
Baja tahan karat
Paduan dengan logam dasar besi yang mengandung > 11,5% kromium. Klasifikasi: FERITIK, AUSTENITIK, DUPLEKS, MARTENSITIK DAN PRECIPITATION HARDENING. A. FERRITIC STAINLESS STEEL
Kromium berfungsi sebagai ferrite
stabilizer struktur BCC Mudah tersensitisasi korosi intergranular Tahan terhadap stress corrosion cracking (SCC) Digunakan sebagai thin-wall tubing untuk alat penukar panas pada industri-industri kimia, perminyakan dan gas. B. AUSTENITIC STAINLESS STEEL Merupakan paduan Fe-Cr yang ditambahkan Ni (austenitic stabilizer) sehingga terbentuk baja tahan karat (BTK) austenitik struktur FCC. Merupakan jenis BTK yang paling banyak digunakan dan mempunyai ketahanan korosi yang cukup baik. Untuk BTK austenitik tipe 304 penggunaan di lingkungan laut terbatas karena dapat terjadi korosi sumuran dan korosi celah serta rentan terhadap SCC terutama pada T > 70oC. C. DUPLEKS STAINLESS STEEL
Terdiri dari dua fasa yaitu austenite dan ferrite
Austenite memberikan sifat ductile, ferrite memberikan ketahanan terhadap SCC Unsur pemadu molibdenum memperkuat selaput pasif dan meningkatkan ketahanan terhadap korosi sumuran Dapat digunakan pada lingkungan dengan kandungan Cl- tinggi dan pada temperatur tinggi D. MARTENSITIC DAN PRECIPITATION HARDENING STAINLESS STEEL
Dipilih untuk mendapatkan material yang
mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi Ketahanan korosi relatif lebih rendah dari BTK lainnya Rentan terhadap hydrogen-induced cracking (HIC) 3. PADUAN NIKEL
Struktur kristal Ni: FCC mudah dibentuk
Penambahan kromium membentuk selaput pasif meningkatkan ketahanan korosi Umumnya digunakan pada pabrik proses kimia dan proses penyulingan minyak Nikel murni: tahan dalam larutan NaOH dan KOH pada semua konsentrasi dan temperatur. Paduan Ni-Cu: (misalnya paduan monel 400) tahan dalam larutan HCl, H3PO4 dan H2SO4 yang dideaerasi. 4. PADUAN TEMBAGA Sangat tahan dalam lingkungan atmosferik dan lingkungan aqueous yang tidak bersifat oksidatif. Amonia membentuk kompleks dengan tembaga rentan terhadap korosi merata dan SCC. Paduan utamanya = kuningan (brass) yang dibentuk dengan menambahkan Zn 10-40%. Perunggu (bronze) = paduan tembaga yang mengandung 8-10% timah mempunyai ketahanan terhadap SCC yang lebih baik dari kuningan. Paduan-paduan tembaga-nikel mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik. 5. PADUAN ALUMINIUM
Ringan digunakan dalam industri pesawat terbang
Mempunyai ketahanan korosi dengan membentuk selaput pasif protektif yang stabil di udara dan di dalam larutan netral dengan pH 4 – 8,5 Produk korosinya tidak berwarna, tidak berasa dan tidak beracun dan tahan digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan (pada pH netral) Dapat terkorosi dalam lingkungan yang mengandung klorida. Dapat terjadi korosi galvanik bila disambungkan dengan logam lain yang lebih nobel misalnya baja 6. PADUAN TITANIUM
Titanium sangat reaktif, segera membentuk
selaput oksida protektif (TiO2) yang melekat kuat pada permukaan material bila terdapat oksigen dan uap air Tahan dalam larutan asam dan basa yang agresif Digunakan juga dalam komponen-komponen pesawat udara dan aerospace Tahan terhadap korosi sumuran (pitting) dan korosi celah (crevice) Tidak tahan dalam HF. 7. MATERIAL DAN PADUAN LAINNYA
Paduan kobal: mempunyai sifat mekanik
khususnya ketahanan aus yang sangat baik pada temperatur tinggi. Zirconium: tahan dalam asam sulfat, nitrat dan klorida. Tidak tahan dalam HF. Tantalum: tahan terhadap semua asam kuat pada semua konsentrasi dan temperatur hingga temperatur didih.