Anda di halaman 1dari 4

Nama : Esra Lisnawati Pasaribu

Nim : 856024079

Tugas 2
1. Fungsi pokok Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Dalam
pengamalan Pancasila sebagai dasar negara bersifat imperatif (memaksa) mengapa
demikian jelaskan ?
2. Mengapa ekonomi menjadi faktor utama bagi status negara demokrasi, Jelaskan !
3. Ada dua sistem perubahan konstitusi (UUD) yang dianut oleh banyak negara. Sistem yang
dimaksud adalah constitutional reform dan sistem addendum. Jelaskan kedua sistem yang
dimaksud ?
4. Perubahan suatu konstitusi bukan hanya didasarkan pada tuntutan atau desakan
masyarakat, tetapi juga didasarkan pada pemikiran-pemikiran serta latar belakang
perubahan UUD. Jelaskan empat dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya
perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 !
5. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berdasarkan konstitusi dan atau hukum
(rule of Low). Ada 6 syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di
bawah rule of low sebut dan jelaskan

JAWABAN

1. Fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara bersifat imperatif karena Pancasila
merupakan konstitusi dasar yang harus diikuti oleh seluruh warga negara dan lembaga-
lembaga negara. Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar negara secara sah dan resmi melalui
Undang-Undang Dasar 1945, sehingga setiap warga negara dan lembaga negara harus
mematuhinya. Dalam pengamalan Pancasila sebagai dasar negara juga bersifat imperatif
karena setiap tindakan atau kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dapat
dianggap sebagai tindakan yang merusak keutuhan negara dan bangsa.

2. Ekonomi menjadi faktor utama bagi status negara demokrasi karena ekonomi memainkan
peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar warga negara, seperti pangan, sandang, dan
papan. Negara demokrasi yang berhasil harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh
warga negaranya, dan hal ini hanya dapat dicapai melalui perekonomian yang stabil dan
berkembang. Selain itu, ekonomi juga berperan dalam menentukan posisi suatu negara di
dunia internasional, seperti dalam hal perdagangan internasional, investasi, dan pertumbuhan
ekonomi. Oleh karena itu, negara demokrasi harus mampu menciptakan kebijakan-kebijakan
ekonomi yang tepat guna untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara dan meningkatkan
posisi negara di dunia internasional.

3.
1. Constitutional Reform (Reformasi Konstitusi):

Sistem reformasi konstitusi mengacu pada proses menyeluruh yang melibatkan perubahan
signifikan terhadap konstitusi suatu negara. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk
mengubah aspek-aspek mendasar dari konstitusi yang ada, seperti struktur pemerintahan,
hak-hak asasi manusia, kewenangan lembaga-lembaga negara, dan sistem hukum. Proses
reformasi konstitusi biasanya melibatkan partisipasi publik yang luas, termasuk pemilihan
umum, pemungutan suara, debat parlemen, dan konsultasi masyarakat. Negara-negara yang
menganut sistem reformasi konstitusi umumnya memiliki mekanisme khusus yang diatur
dalam konstitusi mereka untuk menginisiasi, merancang, dan mengesahkan perubahan
konstitusi.

2. Addendum System (Sistem Addendum):

Sistem addendum, juga dikenal sebagai sistem amendemen, mengacu pada proses
penambahan atau perubahan terbatas pada konstitusi yang ada. Dalam sistem ini, perubahan
konstitusi dilakukan melalui mekanisme amendemen yang telah diatur dalam konstitusi
tersebut. Biasanya, amendemen diajukan oleh lembaga legislatif atau badan konstituante
khusus, seperti konvensi konstitusi. Proses amendemen biasanya melibatkan persetujuan
mayoritas suara dalam badan legislatif atau dalam pemungutan suara rakyat melalui
referendum. Amendemen konstitusi dapat mengubah atau menambahkan pasal-pasal tertentu
dalam konstitusi, tetapi tidak melibatkan perubahan menyeluruh pada struktur atau prinsip-
prinsip dasar konstitusi. Sistem addendum tersebut memungkinkan konstitusi tetap relevan
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat tanpa mengganggu kerangka dasar
yang telah ada.

Penting untuk dicatat bahwa setiap negara memiliki proses dan mekanisme yang berbeda
untuk melakukan perubahan konstitusi, dan baik sistem reformasi konstitusi maupun sistem
addendum memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Keputusan untuk
menggunakan sistem mana tergantung pada konteks sosial, politik, dan hukum negara yang
bersangkutan serta kebutuhan dan aspirasi masyarakatnya.
4.

1. Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat: Perubahan UUD dilakukan dengan tujuan untuk
menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, perubahan dilakukan untuk memperkuat perlindungan hak-hak
asasi rakyat, seperti hak atas pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan yang sehat.
2. Penguatan Demokrasi: Perubahan UUD bertujuan untuk memperkuat sistem demokrasi di
Indonesia. Hal ini dilakukan dengan memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada rakyat
melalui pemilihan umum yang demokratis, kebebasan berpendapat, dan partisipasi aktif
dalam pengambilan keputusan politik.
3. Negara Hukum: Perubahan UUD dilakukan untuk memperkuat prinsip negara hukum di
Indonesia. Hal ini mencakup penegakan hukum yang adil dan berkeadilan, perlindungan hak
asasi manusia, kebebasan beragama, dan kepastian hukum bagi seluruh warga negara.
4. Pembangunan Nasional: Perubahan UUD juga dilakukan untuk mendukung pembangunan
nasional dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Perubahan
tersebut dapat mencakup perubahan dalam kebijakan ekonomi, pengelolaan sumber daya
alam, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat.

Dalam melakukan perubahan UUD, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya di


Indonesia berupaya untuk memastikan bahwa perubahan tersebut mencerminkan kebutuhan
dan aspirasi rakyat serta sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan
pembangunan nasional.

5.
1. Kekuasaan terpisah (separation of powers): Pemerintahan yang demokratis harus memiliki
kekuasaan yang terpisah antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Setiap
kekuasaan harus saling mengawasi dan mengimbangi satu sama lain agar tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan.

2. Keterbukaan (transparency): Pemerintahan yang demokratis harus transparan dalam semua


kegiatan dan keputusan yang diambil. Hal ini meliputi akses publik terhadap informasi,
pertanggungjawaban, dan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan.

3. Perlindungan hak asasi manusia: Pemerintahan yang demokratis harus melindungi hak
asasi manusia, seperti kebebasan berbicara, beragama, dan berkumpul. Hal ini juga termasuk
perlindungan terhadap diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil.
4. Kemandirian lembaga-lembaga publik: Lembaga-lembaga publik, seperti pengadilan,
polisi, dan media, harus mandiri dan tidak terpengaruh oleh kekuatan politik atau ekonomi.

5. Partisipasi publik: Pemerintahan yang demokratis harus memberikan kesempatan bagi


warga negara untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik, baik melalui
pemilihan umum, konsultasi publik, atau mekanisme partisipasi lainnya.

6. Perlindungan hak minoritas: Pemerintahan yang demokratis harus memberikan


perlindungan yang sama bagi semua warga negara, termasuk minoritas. Hal ini termasuk
perlindungan terhadap diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil serta memberikan
kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk berpartisipasi dalam kehidupan
publik.

Anda mungkin juga menyukai