Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

Nama : Risdu Andika

Nim : 856332753

Makul : PDKG4401

1. Fungsi pokok Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Dalam
pengamalan Pancasila sebagai dasar negara bersifat imperatif (memaksa) mengapa
demikian jelaskan ?

Jawaban :

Fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara bersifat imperatif, atau dalam arti lain,
memaksa, karena hal ini mengandung beberapa aspek penting yang menjadikannya
landasan yang mengikat dan wajib diikuti oleh seluruh warga negara Indonesia.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Pancasila bersifat imperatif:

 Konstitusi dan Hukum Dasar Negara: Pancasila diatur dalam Pembukaan


Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan konstitusi tertinggi di Indonesia. Ini
membuatnya menjadi hukum dasar negara yang harus dihormati dan ditaati oleh
semua warga negara. Setiap tindakan yang bertentangan dengan Pancasila dapat
dianggap melanggar konstitusi.
 Kesepakatan Bersama: Pancasila adalah hasil kesepakatan para pendiri bangsa
Indonesia yang mewakili berbagai kelompok dan latar belakang. Oleh karena itu,
Pancasila mencerminkan komitmen bersama untuk menciptakan negara yang
berlandaskan pada nilai-nilai tertentu. Kesepakatan ini mewajibkan semua warga
negara untuk mengikuti dan mematuhi Pancasila sebagai dasar negara.
 Pilar Kesatuan dan Kedamaian: Pancasila memiliki peran penting dalam
menjaga kesatuan dan kedamaian dalam masyarakat yang majemuk seperti
Indonesia. Oleh karena itu, tidak mengikuti Pancasila sebagai dasar negara dapat
mengancam stabilitas dan persatuan nasional.
 Perlindungan Nilai-nilai Dasar: Pancasila mengandung nilai-nilai dasar yang
melindungi hak asasi manusia, keadilan, kesejahteraan, dan persamaan. Oleh
karena itu, bersifat imperatif, atau memaksa, memastikan bahwa nilai-nilai ini
dijunjung tinggi dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
 Landasan Pembangunan: Pancasila juga berperan sebagai panduan dalam proses
pembangunan nasional. Oleh karena itu, mengabaikan Pancasila sebagai dasar
negara dapat menghambat pembangunan yang berkelanjutan dan merata.
 Wujud Identitas dan Jati Diri Bangsa: Pancasila merupakan ekspresi dari
identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mematuhi Pancasila
adalah bagian integral dari menjadi warga negara Indonesia.

Dalam konteks ini, Pancasila bukan hanya sekadar sebuah pandangan hidup, tetapi juga
hukum yang mengikat yang harus dijunjung tinggi oleh setiap warga negara Indonesia. Ini
adalah upaya untuk menjaga persatuan, kedamaian, dan nilai-nilai dasar dalam masyarakat
yang majemuk, serta sebagai dasar bagi pengambilan kebijakan dan tindakan negara.

2. Mengapa ekonomi menjadi faktor utama bagi status negara demokrasi, Jelaskan !

Jawaban :

Ekonomi menjadi faktor utama bagi status negara demokrasi karena kesejahteraan
ekonomi masyarakat sangat berpengaruh pada kualitas dan stabilitas sistem demokrasi itu
sendiri.

Beberapa alasan mengapa ekonomi memegang peran penting dalam konteks negara
demokrasi adalah sebagai berikut:

 Akses yang Merata ke Pendidikan dan Informasi: Dalam demokrasi, akses yang
merata ke pendidikan dan informasi sangat penting. Ekonomi yang baik
memungkinkan investasi dalam sistem pendidikan yang berkualitas dan
memastikan bahwa seluruh masyarakat memiliki akses yang sama ke informasi
dan pendidikan. Ini membantu meningkatkan partisipasi dan pemahaman politik
warga.
 Partisipasi yang Merata: Ekonomi yang stabil memberikan peluang bagi semua
warga negara untuk berpartisipasi dalam proses politik. Ketika warga memiliki
keamanan ekonomi, mereka lebih cenderung terlibat dalam pemilihan umum,
berkontribusi pada diskusi politik, dan menjadi pemilih yang sadar.
 Mengurangi Ketidaksetaraan Sosial: Demokrasi yang berfungsi dengan baik
berusaha mengurangi ketidaksetaraan sosial. Ketika ekonomi negara tumbuh dan
memberikan manfaat kepada banyak, hal ini dapat membantu mengurangi
kesenjangan ekonomi dan sosial antarwarga negara. Ketidaksetaraan yang tinggi
dapat mengancam stabilitas politik dan keadilan dalam sistem demokrasi.
 Ketahanan Terhadap Krisis Ekonomi: Negara demokrasi yang memiliki fondasi
ekonomi yang kuat cenderung lebih tahan terhadap gejolak ekonomi dan krisis. Ini
penting untuk memastikan bahwa sistem politik tidak terganggu oleh
ketidakstabilan ekonomi, yang bisa membahayakan stabilitas demokrasi.
 Kesejahteraan Masyarakat: Salah satu tujuan demokrasi adalah menciptakan
kesejahteraan masyarakat. Ekonomi yang berkembang mendukung pencapaian
tujuan ini dengan memberikan pekerjaan, layanan publik yang baik, serta
perlindungan sosial bagi warga yang membutuhkan.
 Legitimasi Pemerintah: Kinerja ekonomi yang baik dapat meningkatkan
legitimasi pemerintah. Ketika warga melihat pemerintah mereka berhasil
menciptakan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas harga, mereka
lebih cenderung mendukung pemerintah yang berkuasa, yang merupakan aspek
penting dalam demokrasi.
 Kemampuan Negara untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar: Ekonomi yang kuat
memberikan negara kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Ini mendukung prinsip-prinsip
demokrasi yang menekankan perlindungan hak asasi manusia dan kesejahteraan
warga negara.

Dengan demikian, ekonomi yang stabil dan berkembang adalah faktor kunci dalam
mendukung dan memelihara negara demokrasi yang berfungsi dengan baik, yang
melibatkan partisipasi yang merata, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan kualitas
hidup bagi seluruh warganya.

3. Ada dua sistem perubahan konstitusi (UUD) yang dianut oleh banyak negara. Sistem yang
dimaksud adalah constitutional reform dan sistem addendum. Jelaskan kedua sistem yang
dimaksud ?

Jawaban :

Sistem perubahan konstitusi yang dianut oleh banyak negara seringkali dibedakan menjadi
dua jenis utama: sistem constitutional reform dan sistem addendum. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang keduanya:

 Sistem Constitutional Reform:

Sistem perubahan konstitusi dengan metode reformasi konstitusi, atau biasa


disebut "constitutional reform," adalah proses di mana konstitusi suatu negara
diubah secara fundamental melalui amendemen atau revisi yang luas. Proses ini
melibatkan revisi terhadap bagian-bagian penting dari konstitusi, seperti hak-hak
dasar, sistem pemerintahan, atau struktur kekuasaan. Biasanya, proses reformasi
konstitusi memerlukan langkah-langkah seperti:

 Pembentukan komisi atau badan khusus untuk merancang perubahan


konstitusi.
 Diskusi publik yang luas untuk mengumpulkan masukan dari berbagai
pemangku kepentingan.
 Pengesahan perubahan konstitusi melalui pemungutan suara dalam badan
legislatif atau melalui referendum rakyat.

Tujuan utama dari sistem constitutional reform adalah menghasilkan perubahan yang lebih
besar dan signifikan dalam struktur atau isi konstitusi, dengan proses yang relatif panjang
dan cermat.

 Sistem Addendum:

Sistem perubahan konstitusi dengan metode addendum adalah proses di mana


konstitusi negara hanya diubah atau ditambahkan dengan beberapa amendemen
kecil atau spesifik tanpa melakukan perubahan besar terhadap konstitusi asli.
Addendum seringkali digunakan untuk menyesuaikan konstitusi dengan
perkembangan atau kebutuhan tertentu tanpa mengganggu struktur konstitusi yang
ada. Beberapa ciri dari sistem addendum meliputi:

 Amendemen yang dilakukan adalah perubahan tertentu dan tidak merubah


seluruh konstitusi.
 Biasanya, amendemen ini dapat diajukan oleh badan legislatif atau lembaga
pemerintah tanpa harus melibatkan referendum.
 Tujuan utama adalah memperbarui atau menyesuaikan konstitusi dengan
perubahan-perubahan yang lebih kecil dan spesifik dalam hukum atau
kebijakan.
Pilihan antara sistem constitutional reform dan addendum sangat tergantung pada konteks
dan kebutuhan negara tersebut. Sistem constitutional reform digunakan ketika perubahan
konstitusi yang lebih mendalam diperlukan, sementara sistem addendum digunakan ketika
perubahan yang lebih terbatas atau spesifik lebih sesuai. Kedua sistem ini memungkinkan
negara-negara untuk menjaga fleksibilitas dalam mengelola konstitusi mereka sesuai
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

4. Perubahan suatu konstitusi bukan hanya didasarkan pada tuntutan atau desakan
masyarakat, tetapi juga didasarkan pada pemikiran-pemikiran serta latar belakang
perubahan UUD. Jelaskan empat dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya
perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 !

Jawaban:

Perubahan dalam konstitusi Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) bisa
didasarkan pada berbagai pemikiran dan latar belakang. Berikut adalah empat dasar
pemikiran yang dapat melatarbelakangi perubahan UUD 1945:

 Perubahan untuk Mencerminkan Perubahan Sosial dan Politik: Konstitusi


adalah dokumen yang harus mengikuti perkembangan dan perubahan dalam
masyarakat dan politik. Perubahan UUD 1945 bisa didasarkan pada pemikiran
bahwa beberapa pasal atau ketentuan dalam konstitusi tidak lagi mencerminkan
realitas sosial, politik, atau budaya yang ada saat ini. Oleh karena itu, perubahan
konstitusi diperlukan untuk menjaga relevansi dan kecocokan UUD dengan
tuntutan zaman.
 Perbaikan dan Penguatan Perlindungan Hak Asasi: Konstitusi seringkali
menjadi payung hukum utama yang melindungi hak asasi manusia warga negara.
Perubahan UUD bisa didasarkan pada pemikiran untuk memperbaiki, memperkuat,
atau mengklarifikasi perlindungan hak asasi. Hal ini mungkin dilakukan untuk
memastikan bahwa hak-hak individu diakui dan dijaga dengan lebih baik.
 Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Pemerintahan: Perubahan konstitusi juga
bisa dipicu oleh pemikiran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pemerintahan. Ini mungkin melibatkan restrukturisasi lembaga pemerintahan,
distribusi kekuasaan, atau prosedur pelaksanaan kebijakan. Pemikiran ini bisa
muncul ketika ada kebutuhan untuk menjawab tantangan atau masalah tertentu
dalam tata kelola pemerintahan.
 Pengakuan dan Penyesuaian Terhadap Otonomi Daerah: Dalam sistem
desentralisasi, negara-negara dengan otonomi daerah yang luas mungkin merasa
perlu untuk mengakomodasi kebutuhan dan hak daerah-daerah tersebut dalam
konstitusi. Perubahan UUD bisa didasarkan pada pemikiran untuk memberikan
pengakuan lebih besar terhadap otonomi daerah, memperjelas hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah, atau mendefinisikan kewenangan daerah secara lebih
tegas.

Perubahan UUD 1945 adalah proses yang serius dan penting, dan dasar pemikiran di
baliknya mencerminkan keinginan untuk memastikan bahwa konstitusi tetap relevan,
melindungi hak asasi, memenuhi tuntutan masyarakat, dan memfasilitasi efisiensi
pemerintahan. Pemikiran ini mungkin muncul dari berbagai faktor, termasuk tekanan
masyarakat, perkembangan dalam politik dan hukum, serta kebutuhan untuk menjaga
ketahanan dan kesejahteraan negara.
5. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berdasarkan konstitusi dan atau hukum
(rule of Low). Ada 6 syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di
bawah rule of low sebut dan jelaskan !

Jawaban:

Demokrasi konstitusional adalah sistem pemerintahan yang berdasarkan konstitusi dan


hukum (rule of law). Dalam konteks demokrasi konstitusional, terdapat enam syarat dasar
yang harus dipenuhi agar pemerintahan dapat dianggap demokratis:

 Konstitusi yang Jelas dan Berlaku: Demokrasi konstitusional memerlukan adanya


konstitusi yang jelas dan mengikat. Konstitusi ini harus mendefinisikan struktur
pemerintahan, hak-hak warga negara, dan pembagian kekuasaan. Semua warga dan
lembaga pemerintah harus tunduk pada konstitusi tersebut.
 Ketidakberpihakan Hukum (Rule of Law): Prinsip "rule of law" menekankan
bahwa hukum berlaku sama untuk semua, termasuk pejabat pemerintah. Tidak
boleh ada kelompok atau individu yang dikecualikan dari aturan hukum atau
mendapatkan perlakuan istimewa. Hal ini memastikan bahwa kekuasaan
pemerintah tidak disalahgunakan dan perlindungan hukum tersedia bagi semua
warga.
 Perlindungan Hak Asasi Manusia: Pemerintahan demokratis dalam kerangka
konstitusi harus melindungi hak asasi manusia. Ini mencakup hak-hak seperti
kebebasan berbicara, berkumpul, beragama, hak atas keadilan, dan hak-hak sipil
lainnya. Pemerintah harus menjaga hak-hak ini dan memberikan mekanisme untuk
menyelesaikan pelanggaran hak asasi.
 Pemisahan Kekuasaan: Prinsip pemisahan kekuasaan antara lembaga eksekutif,
legislatif, dan yudikatif penting dalam demokrasi konstitusional. Pemisahan
kekuasaan ini mencegah akumulasi kekuasaan yang berlebihan di tangan satu
lembaga atau individu, sehingga menghindari penyalahgunaan kekuasaan.
 Sistem Politik yang Kompetitif: Demokrasi konstitusional memerlukan sistem
politik yang kompetitif di mana partai politik bersaing secara adil dalam pemilihan
umum. Warga negara harus memiliki akses ke beragam opsi politik dan dapat
memilih secara bebas tanpa tekanan atau pembatasan yang tidak sah.
 Kontrol Masyarakat dan Transparansi: Partisipasi aktif masyarakat sipil dan
transparansi pemerintahan adalah unsur kunci dalam demokrasi konstitusional.
Warga negara harus memiliki akses ke informasi pemerintah, dan mekanisme
harus ada untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pemerintah. Kontrol
masyarakat memastikan pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat.

Dengan memenuhi keenam syarat dasar ini, sebuah pemerintahan dapat beroperasi dalam
kerangka demokrasi konstitusional yang kuat, di mana konstitusi dan hukum menjadi
panduan utama dalam menjalankan pemerintahan, melindungi hak asasi manusia, dan
menjaga prinsip-prinsip demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai