Kelompok 1
Disusun Oleh:
Ati Aprianti
Neli Liani
Qaulan Tsaqila
Tarakarillah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judul NEGARA DAN
KONSTITUSI.
Dengan materi kuliah ini kami diharapkan teman teman mampu untuk memahami
makna dari Negara dan konstitusi di Indonesia.
Dengan demikian, kami sadar materi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak,
agar bisa menjadi lebih baik lagi. Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi
informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama teman teman, supaya bisa memahami
pengertian negara dan konstitusi, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
Penulis
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini
telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada
hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai kontrak sosial baru antara warga
negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah
peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan
sistem dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi
lembaga negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda
yang tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya
demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan
adanya komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.
Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya serta
dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang menarik dan
terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil
dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan
bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis,
sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan melihat
kembali dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan
perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik dan sempurna. Dalam artian,
sampai sejauh mana rumusan perubahan itu telah mencerminkan kehendak bersama.
Perubahan yang menjadi kerangka dasar dan sangat berarti bagi perubahan-perubahan
selanjutnya. Sebab dapat dikatakan konstitusi menjadi monumen sukses atas keberhasilan
sebuah perubahan.
• Kata-kata tersebut diambil dari Bahasa Latin yaitu kata Statum atau Status
yang berarti keadaan yang tegak dan tetap, atau sesuatu yang bersifat tetap
dan tegak.
• Lo Stato : Suatu sistem tugas dan fungsi publik dan alat perlengkapan yang
teratur dalam wilayah tertentu.
• Di Indonesia, istilah negara berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu Nagara atau
Nagari yang berarti kota
a. Miriam Budiardjo: Negara adalah suatu daerah yang penduduknya diperintah oleh sejumlah
pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya kepatuhan pada peraturan perundang-
undangan melalui kontrol dari kekuasaan yang sah
b. J.J. Rousseau: Negara adalah perkumpulan dari rakyat yang melindungi dan mempertahankan
hak dan harta benda masing-masing, tetapi tetap hidup dengan bebas dan merdeka
c. Roger F. Soltau: Negara adalah suatu alat atau kewenangan untuk mengatur dan mengendalikan
persoalan-persoalan bersama atas nama rakyat
KESIMPULAN:
Negara adalah suatu organisasi yang di dalamnya harus ada sekelompok rakyat yang hidup atau
tinggal di suatu wilayah yang permanen dan ada pemerintahan yang berdaulat baik ke dalam
maupun ke luar untuk mencapai tujuan bersama.
*Pemerintahan Pusat:* Pemerintah pusat, yang sering kali berlokasi di ibu kota
negara, memiliki wewenang yang luas dalam hal pembuatan kebijakan, legislasi, dan
regulasi yang berlaku di seluruh wilayah negara. Pemerintahan pusat ini biasanya
memiliki lembaga-lembaga seperti parlemen nasional dan eksekutif yang kuat,
seperti presiden atau perdana menteri.
*Otonomi Terbatas:* Entitas atau daerah di dalam negara unitaris biasanya memiliki
otonomi yang terbatas. Mereka mungkin memiliki pemerintahan lokal atau daerah
yang menangani masalah-masalah tertentu, seperti pendidikan atau infrastruktur,
namun wewenang mereka seringkali dibatasi oleh hukum federal atau nasional.
*Tidak Ada Konstitusi Daerah:* Negara unitaris seringkali tidak memiliki konstitusi
daerah yang mandiri. Konstitusi negara ini berlaku untuk seluruh wilayah, dan
perubahan atau amandemen konstitusi ini umumnya memerlukan proses yang
melibatkan pemerintah pusat.
B.Negara Serikat(Federasi)
Negara Serikat (federasi) Negara serikat adalah Negara yang merupakan gabungan
dari beberapa, kemudian menjadi negara?negara bagian dari pada suatu negara
serikat.
Otonomi Negara Bagian: Negara bagian atau provinsi dalam sistem federasi
memiliki otonomi dalam hal-hal tertentu seperti pendidikan, hukum pidana,
dan regulasi lokal. Mereka memiliki hak untuk mengatur hal-hal ini sesuai
dengan kebijakan mereka sendiri.
Contoh negara serikat atau federasi terkenal termasuk Amerika Serikat, Kanada,
Australia, dan Jerman. Di setiap negara ini, pemerintah federal berbagi kekuasaan
dengan negara-negara bagian atau provinsi yang membentuk federasi tersebut,
dengan pembagian kekuasaan dan wewenang yang diatur oleh konstitusi.
Sifat Monopoli
Sifat monopoli dalam negara adalah untuk menetapkan tujuan bersama
masyarakat.Seperti negara dapat mengatakan bahwa aliran kepercayaan atau partai
politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan karena dianggap bertentangan
dengan tujuan masyarakat dan negara
Tujuan dan fungsi negara terdapat hubungan yang erat. Tujuan negara adalah cita-
cita yang hendak dicapai oleh negara. Fungsi negara adalah peran negara untuk
mewujudkan cita-cita tersebut.
-Macam fungsi negara :
1.Fungsi Keamanan dan Ketertiban : Mengandung maksud bahwa negara menjaga
keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, serta mencegah bentrokan antar-
kelompok atau antar individu.
2.Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyatnya : Yakni mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang pada hakikatnya merupakan tujuan
negara itu sendiri
3.Fungsi Pertahanan : Negara berfungsi untuk menjaga kemungkinan serangan dari
luar. Oleh karena itu, negara perlu memiliki alat-alat pertahanan yang kuat dan
canggih.
4.Fungsi Keadilan : Negara memperlakukan setiap orang secara adil sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
istilah dalam bahasa Inggris constitution atau dalam bahasa Belanda constitutie secara
harafiah sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia UndangUndang Dasar.
Permasalahannya penggunaan istilah undang-undang dasar adalah bahwa kita langsung
membayangkan sesuatu naskah tertulis. Padahal istilah constitution bagi banyak sarjana
ilmu politik merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan peraturan peraturan
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Kebiasaan
menerjemahkan istilah constitution menjadi undang-undang dasar, hal ini sesuai dengan
kebiasaan orang Belanda dan Jerman, yang dalam percakapan sehari-hari memakai kata
Grondwet (Grond = dasar; wet = undang-undang) dan grundgesetz (Grund = dasar ;
gesetz = undang-undang )yang keduanya menunjukkan naskah tertulis (Miriam Budiardjo,
2007: 95).
ngertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai dua arti :
a)lebih luas daripada undang-undang dasar
b)sama dengan pengertian undang-undang dasar Kata konstitusi dapat mempunyai arti
lebih luas daripada pengertian undang-undang dasar, karena pengertian undang-undang
dasar hanya meliputi naskah tertulis saja dan disamping itu masih terdapat konstitusi yang
tidak tertulis, yang tidak tercakup dalam undang-undang dasar (Kaelan, 2004:180). Para
penyusun Undang-Undang Dasar 1945 menganut arti konstitusi lebih luas daripada
undang-undang dasar, sebab dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945
dikatakan :Undang-Undang Dasar suatu Negara ialah hanya sebagian dari hukumnya
dasar negara itu. Undang-Undang Dasar adalah hukum yang tertulis, sedang di
sampingnya Undang-Undang Dasar berlaku juga Hukum Dasar yang tidak tertulis, ialah
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara,
meskipun tidak tertulis. Namun dalam masa Republik Indonesia Serikat 27 Desember 1949
17 Agustus 1950, penyusun Konstitusi RIS menerjemahkan secara sempit istilah konstitusi
sama dengan undang-undang dasar. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi
Republik Indonesia Serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat
( Totopandoyo, 1981: 25-26). Menurut E.C.S Wade dalam bukunya Constitutional Law
(Miriam Budiardjo, 2007, 96) undang-undang dasar adalah naskah yang memaparkan
rangka dan tugastugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Ditinjau dari segi kekuasaan
maka undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas-asas
yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi antara beberapa lembaga kenegaraan.
Mengacu konsep Trias politika kekuasaan dibagi antara badan eksekutif, legislatif dan
yudikatif. Undang-undang dasar menentukan bagaimana pusat-pusat kekuasaan itu
bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain; undang-undang dasar merekam
hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu Negara. Dalam negara yang menganut asas
demokrasi konstitusional undang-undang dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu
membatasi kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga penyelenggara kekuasaan
tidak bersifat sewenang-wenang. Sehingga hak-hak warga negara diharapkan terlindungi .
Pembatasan-pembatasan ini tercermin dalam undang-undang dasar. Jadi dalam anggapan
ini undang-undang dasar mempunyai fungsi yang khusus dan merupakan perwujudan atau
manifestasi dari hukum yang tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh rakyat, tetapi
oleh pemerintah serta penguasa sekalipun.
Di dalam sebuah negara, pastilah terdapat konstitusi karena konstitusi adalah hal paling
fundamental yang mengatur jalan nya sebuah pemerintahan. Selain itu konstitusi juga
mengatur tugas atau pembagian wewenang/kekuasaan diantara legislatif, eksekutif dan
yudikatif. Indonesia memiliki konstitusi yaitu Undang Undang Dasar tahun 1945, maka
undang undang 1945 inilah yang menjadi landasan atau acuan dalam menjalankan kegiatan
23 pemerintahan. Selain itu undang undang 1945 ini adalah sumber hukum tertinggi dari
negara Indonesia. Undang-undang dasar atau konstitusi negara tidak hanya berfungsi
membatasi kekuasaan pemerintah, akan tetapi juga menggambarkan struktur pemerintahan
suatu negara.
Menurut Savornin Lohman ada 3 (tiga) unsur yang terdapat dalam konstitusi yaitu:
a. Konstitusi sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial), sehingga menurut
pengertian ini, konstitusikonstitusi yang ada merupakan hasil atau konklusi dari
persepakatan masyarakat untuk membina negara dan pemerintahan yang akan mengatur
mereka.
b. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia, berarti perlindungan
dan jaminan atas hak-hak manusia dan warga negara yang sekaligus penentuan batasbatas
hak dan kewajiban baik warganya maupun alat-alat pemerintahannya.
c. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu kerangka bangunan pemerintahan. (Lubis,
1982:48) Pendapat lain dikemukakan oleh Sri Sumantri, yang menyatakan bahwa materi
muatan konstitusi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Pengaturan tentang
perlindungan hak asasi manusia dan warga negara, 2. Pengaturan tentang susunan
ketatanegaraan suatu negara yang mendasar, 3. Pembatasan dan pembagian tugas-tugas
ketatanegaraan yang juga mendasar. (Chaidir, 2007:38).
Penting untuk diingat bahwa konstitusi dapat bervariasi dalam bentuk dan detailnya dari
satu negara ke negara lain. Namun, tujuan dan fungsi dasar konstitusi seringkali serupa,
yaitu untuk memberikan kerangka kerja yang adil dan berkelanjutan bagi pemerintahan
dan masyarakat.