Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SUPERVISI KEPERAWATAN

PRAKTIK PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG JENGGALA RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

Disusun Oleh:

1. Artha Dynata Anastasya S.Kep (23.11.1.001.1)


2. Adelia Kiswatul Latifah S.Kep (23.11.1.002.1)
3. Bunga Ayu Kurniandari S.Kep (23.11.1.003.1)
4. Krismas Riko Aniel S.Kep (23.11.1.004.1)
5. M. Reka Yusmara S.Kep (23.11.1.005.1)
6. Nadya Ayu Permatasari S.Kep (23.11.1.006.1)
7. Putri Oktafia Purnamasari S.Kep (23.11.1.007.1)
8. Sabrina Binti Apriliani F S.Kep (23.11.1.008.1)
9. Setia Eka Yuniar S.Kep (23.11.1.009.1)
10. Wyan Anjarwati S.Kep (23.11.1.010.1)
11. Yohanis Yakob Kabnani S.Kep (23.11.1.011.1)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI

2024
BAB 1

LATAR BELAKANG

1.1 LATAR BELAKANG


Supervisi merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Seorang manajer
dalam hal ini supervisior hendaknya mampu menjalankan fungsi-fungsi
manajemen. Sebagaimana mestinya agar dapat dicapai secara berdaya guna
dan hasil guna. Supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya
adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, 2014).
Kegiatan supervisi merupakan proses memberikan bantuan, bimbingan
atau pengajaran, dukungan kepada seseorang untuk menyelesaikan
pekerjaannya sesuai kebijakan dan prosedur, mengembangkan ketrampilan
baru, dan memberikan pemahaman yang lebih luas untuk melakukan tugas
dengan lebih baik. Supervisi merupakan proses formal dari belajar dan
dukungan profesional yang memungkinkan perawat praktisi untuk
mengembangkan pengetahuan, dan kompetensi, menerima tanggung jawab
dalam praktiknya dan meningkatkan perlindungan terhadap pasien dan
pelayanan keperawatan yang aman dalam situasi yang kompleks (Sitorus R.
dan Panjaitan R., 2011).
Pelayanan yang berkualitas haruslah didukung oleh sumber-sumber yang
memadai, antara lain sumber daya manusia yang bermutu, standar pelayanan
termasuk pelayanan keperawatan yang berkualitas, disamping fasilitas yang
sesuai dengan harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan senantiasa
memenuhi harapan konsumen dan sesuai dengan standar yang berlaku maka
diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.
Melalui pengawasan dan supervisi diharapkan perawat dapat melaksanakan
asuhan yang berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan salah
satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk
menjaga mutu pelayanan keperawatan.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan supervisi adalah pemenuhan peningkatan pelayanan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan, dan kemampuan
perawat dalam melaksanakan tugas di Ruang Jenggala RSUD Gambiran
Kota Kediri.
1.2.2 Tujuan Khusus
A. Menjalankan pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dengan sumber daya yang tersedia.
B. Mengetahui kekurangan-kekurangan para petugas kesehatan dalam hal
kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman serta mengatur pelatihan
yang sesuai.
C. Mengenali dan memberi penghargaan atas pekerjaan yang baik dan
mengenali staf yang layak diberikan kenaikan jabatan dan pelatihan
yang lebih lanjut.

1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan khususnya dalam bidang manajemen keperawatan
1.3.2 Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perawat dalam
memenuhi kepuasan pasien dan kemajuan rumah sakit kedepannya.
1.3.3 Bagi Pasien
1. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan
2. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.
3. Memberikan kepuasan kepada pasien.
BAB 2

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Supervisi adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara


berkesinambungan oleh supervisor mencakuppelayanan keperawatan,masalah
ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap
saat.

Supervisiadalah upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan


kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2014).

2.2 Tujuan Supervisi

Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan pada bawahan secara langsung,


sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas
atau pekerjaan dengan hasil yang baik (Nursalam, 2012).

Tujuan dari pengawasan adalah sebagai berikut :

1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah


ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia.
2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan –kekurangan para
petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan dan pemahaman
serta mengatur platihan yang sesuai.
3. Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan atas
pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan kenaikan
jabatan dan pelatihan yang lebih lanjut.
4. Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi petugas
telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
5. Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan pada
kenerja tersebut.
2.3 Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik akan diperoleh banyak
manfaat diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Dapat lebih meningkat efektifitas kerja, peningkatan ini erat kaitannya
dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinya hubungan dan suasana kerja akan lebih harmonis antara atasan
dan bawahan.
b. Dapat lebih meningkatkan efisien kerja, peningkatkan ini erat kaitanya
dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan oleh bawahan,
sehingga pemakaian sumber daya yang sia – sia dapat dicegah (Nursalam,
2012)
2.4 Prinsip Supervisi
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi

2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan


hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manajemen dan kempemimpinan.

3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan


melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas serta standar.

4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara


supervisor dan perawat pelaksana.

5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang


spesifik.

6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,


kreatifitas dan motifasi.

7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan
manajer.

2.5 Pelaksana Supervisi


Pelaksana atau yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi adalah
atasan, yakni mereka yang memiliki kelebihan dalam berorganisasi.
1. Kepala ruangan :

1. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada


klien diruang perawatan.

2. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek


keperawatan diruang perawatan.

2. Pengawas perawatan :
1. Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala
ruangan yang ada di instalasinya.
3. Kepala seksi keperawatan :
1. Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.
2.6 Alur Supervisi

Kepala bidang keperawatan

Supervisi
Kepala ruangan
Supervisi

Perawat Primer Perawat


Associate
Menetapkan kegiatan dan tujuan
serta instrumen/alat ukur

Kinerja perawat dan kualitas


pelayanan meningkat
Menilai kinerja perawat

Pembinaan (3F)

1. Penyampaian penilaian (Fair)


2. Feed back
3. Follow up, pemecahan masalah, dan reward.

2.7 Langkah supervisi

1. Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervise
b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Pelaksanaan supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument / alat ukur yang
telah disiapkan
b. Supervisor mendapatkan beberapa hal yang memerlukan pembinaan
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data
sekunder.
a) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
b) Supervisor melakukan Tanya jawab dengan Perawat katim dan Perawat
pelaksana
e. Pasca Supervisi
a) Supervisor memberikan penilaian supervise (f-fair)
b) Supervisor memberikanFeed Back Klarifikasi ( sesuai hasil laporan
supervise )
c) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan
2.8 Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi

Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan


keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang
tersedia, dengan lingkup tanggung jawab antara lain :

1. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan.


2. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan
3. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur
pelayanankeperawatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.

2.9 Manajemen anggaran

Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan


pengembangan. Supervisor berperan dalam :

1. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan yang


tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai tujuan RS.
2. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan anggaran
keperawatan.
3. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi begitu saja,
tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat dijalankan
dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan dalam
pelayanan keperawatan.

2.10 Teknik Supervisi

1. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :


a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas
asuhan.
2. Area Supervisi.
a. Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
b. Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati.
3. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:

1. Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung,
dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan perbaikan.
Adapun prosesnya adalah :
a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan
petunjuk.
c. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang
bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih
kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan
oleh supervisor.
2. Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor
tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
BAB 3

RENCANA KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 11 Mei 2024
Waktu : 09.30-selesai.
Pelaksana : Kepala Ruangan , Perawat Primer, Perawat
Associete
Tempat : Ruang Rawat Inap Jenggala RSUD Gambiran
Kota Kediri
Pembimbing Institusi : Anik Nuridayanti S.Kep.,Ns.M.Kep
Pembimbing Klinik : Sumariyati S.Pd.,S.Kep.,Ns
PJ Ruangan : Ns. Adistia Natalia Wedhayanti, S.Kep

3.2 Pengorganisasian
Penanggung Jawab Roleplay : Nadya Ayu Permatasari
Kepala Ruang : Muhammad Reka Yusmara
Perawat Primer : Adelia Kiswatul Latifah
Perawat Associate : Bunga Ayu Kurniandari
3.3 Media Supervisi
1. Status klien
2. Instrumen supervisi ( Perawatan luka )
3.4 Metode
1. Observasi
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Problem Solving
3.5 Uraian Kegiatan

Tahap Perawat
KARU Perawat Primer Tempat
kegiatan Associate
Pra 1. Salam Pembuka Menguraikan tentang Ruang
Supervisi 2. Menyampaikan tindakan Perawatan luka Perawat
5 menit maksud dan tujuan
dilakukan supervisi
3. Memberikan
kesempatan perawat
primer untuk
melakukan klasifikasi
sebelum dilakukan
supervisi
Supervisi 1. Melakukan 1. Melakukan cross cek 1. Melakukan Ruang
20 menit pengawasan & kelengkapan berkas cross cek pasien
koordinasi dan alat kelengkapa
n berkas
2. Menilai 2. Melakukan langkah-
dan alat
pelaksanaan langkah perawatan 2. Melakuka
perawatan luka luka klasifikasi
3. Mencatat bila a. menjelaskan kepada kepada PP
terdapat hal-hal pasien dan keluarga jika
yang perlu tentang tujuan pe ditemukan
didiskusikan rawat luka yang akan perlengka
pan tidak
bersama Perawat dilakukan prosedur
sesuai
primer dan Perawat b. Membawa alat ke 3. Membantu
associate dekat pasien melaksana
4. Mengisi format/ 3. Mendokumentasikan kan
instrumen penilaian tindakan perawatan asuhan
supervise luka pada lembar keperawat
5. Memberikan observasi an yaitu
melaksana
masukan atau saran 4. Membereskan alat-
kan
untuk alat yang digunakan implement
meningkatkan 5. Melakukan evaluasi asi
pelayanan atau keberhasilan yang keperawat
tindakan telah dicapai an sesuai
keperawatan yang rencana
profesional yang telah
ditetapkan
oleh PP

Post 1. Menyampaikan Tanda tangan hasil Ruang


supervisi evaluasi hasil supervisi Karu
10 menit penilaian supervise
2. Memberikan
feedback, reward,
follow up dan
konsep solusi
terhadap masalah
yang ditemukan.
3. Dokumentasi hasil
supervisi
4. Salam penutup
3.6 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
a. Manentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
b. Menyusun konsep supervisi keperawatan
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
d. Menentukan materi supervisi
e. Persiapan alat dan pasien
2. Evaluasi Proses:
a. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh kepala ruang dan perawat
primer kepada perawat asosiate
b. Perawat asosiate melaksanakan tugas sesuai dengan diskripsi tugas
masing-maasing
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan
d. Perawat primer mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis
3. Evaluasi Hasil :
a. Supervisor mampu melaksakan supervisi secara optimal
b. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana
c. Supervisior mengevaluasi hasil supervisi
d. Supervisor memberikan reward/feed back pada perawat pelaksanaan

Kediri,

Penanggung Jawab Program

(Yohanis Yakob Kabnani)


Daftar Pustaka

Nursalam. 2012. Manajemen keperawatan; aplikasi dalam praktik keperawatan


professional. Jakarta: Salemba Medika

Sitorus, R. dan Panjaitan, R. 2011. Manajemen keperawatan: Manajemen


keperawatan di ruang rawat. Jakarta: CV. Sagung Seto

Sudjana, Nana. 2011. Supervisi Pendidikan, Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas
Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.
FORMAT SUPERVISI RAWAT LUKA

Hari / Tanggal : Supervisor :

Yang Disupervisi : Ruangan :

Aspek Penilaian Parameter Bobot Dilakukan Keterangan

Ya Tidak

Persiapan Alat A. Menyiapkan Alat

1. 1 Set peraawatan luka 1

2. 1 set steril 1

3. 1 Pinset anatomis 1

4. Gunting

5. kassa steril 1

6. kom untuk larutan antiseptik 1

7. salep antieptik(bila 1
diperlukan)
8. gunting perban 1

9. plester 1

10. bengkok

11. perlak 3

12. kantong untuk sampah

13. korentang steril 2

Persiapan Pasien 1. Menjelaskan pada klien 1


mengenai tujuan dari
tindakan keperawatan yang
diberikan kepada klien

2. Kaji kembali keluhan klien 2


dan disesuaikan dengan
indikasi, serta rencana
tindakan yang ingin
diberikan kepada klien

3. Meminta persetujuan dari 3


klien dan keluarga mengenai
tindakan yang akan
diberikan (informed consent)

4. Kontrak waktu dengan 2


klien : kapan pelaksanaan
dan berapa lama pelaksanaan
tindakan keperawatan

Pelaksanaan Fase orientasi

1. Mengucapkan salam kepada 3


klien
2. Mengidentifikasi klien 3
denfgan: nama, tanggal lahir,
nomer rekam medis klien
3. Memvalidasi kontra waktu 2
yang telah disepakati
Fase Kerja 4

1. Mendekatkan alat di dekat 1


klien
2. Menutup sampiran/gordyn 1

3. Mencuci tangan 2

Sikap 4. Pasang perlak pengalas

5. Gunakan sarung tangan 1


bersih sekali pakai dan
lepaskan plester, ikatan atau
balutan dengan pinse

6. Lepaskan plester dengan 1


melepaskan ujung dan
menariknya dengan
perlahan, sejajar pada kulit
dan mengarah pada balutan.
Jika masih terdapat plester
pada kulit, bersihkan dengan
kapas alcohol
7. Dengan sarung tangan atau 3
pinset, angkat balutan,
pertahankan permukaan
kotor jauh dari penglihatan
klien

8. Jika balutan lengket pada 3


luka, lepaskan dengan
memberikan larutan
steril/NaCl

9. Observasi karakter dan 3


jumlah drainase pada balutan
10. Buang balutan kotor pada 3
bengkok
11. Lepas sarung tangan dan 3
buang pada bengkok
12. Buka bak instrumen steril 3

13. Siapkan larutan yang akan 3


diguynakan
14. Kenakan sarung tangan stril 3

15. Bersihkan luka dengan 3


larutan antiseptic yang
diresepkan

16. Pegang kassa yang dibasahi 3


larutan tersebut dengan
pinset steril

17. Gunakan satu kasa untuk 3


satu kali usapan
18. Bersihkan dari area kurang
terkontaminasi ke area
terkontaminasi
19. Gerakan dengan tekanan
progresif menjauh dari insisi
atau tepi luka

20. Gunakan kassa baru untuk


mengeringkan luka atau
insisi.

21.Berikan salep antiseptic bila


diresepkan, gunakan teknik
seperti langkah pembersihan
22. Pasang kassa steril kering
insisi atau luka
23.Gunakan plester diatas
balutan, fiksasi dengan
ikatan atau balutan

24.Lepas sarung tangan, bantu


klien pada posisi yang
nyaman

Fase Terminasi

1. Mengevaluasi perasaan klien


setelah dilakukan tindakan
keperawatan
2. Mengevaluasi secara
subyektif adanya perubahan
saat atau setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3. Kontak waktu untuk tindak
lanjut untuk tindakan
keperawatan selanjutnya
(k/p)
4. Mengucapkan salam kepada
klien
5. Mendokumentasikan
tindakan keperawatan yang
telah di berikan kepada klien
Sikap 1. Ramah dan sopan (menjaga
perasaan klien
2. Teliti dan hati-hati dalam
melakukan tindakan
keperawatan
3. Tidak tergesa-gesa dalam
melakukan tindakan
keperawatan

4. Cermat dalam mengambil


langkah-langkah tindakan
keperawatan.

Total Nilai 40
Bila Skor Baik : 35-40

Bila Skor Cukup : 30-35

Bila Skor Kurang : <30

Kediri , ......, .........., .........

Supervisor (Karu) Yang disupervisi

( ) (
)
DIALOG ROLLE PLAY

Pengorganisasian :

Narator : Nadya Ayu Permatasari

Kepala Ruang : Muhammad Reka Yusmara

Perawat Primer : Adelia Kiswatul Latifah

Perawat Associate : Bunga Ayu Kurniandari

Pada suatu hari, di ruang jenggala sedang berlangsung kegiatan pelayanan kesehatan.
Terdapat dua perawat jaga yang sedang berjaga. Adelia (Perawat Primer), Bunga
(Perawat Asosiet). Matahari semakin memancarkan sinarnya, jam dinding pun
menunjukkan sudah memasuki pukul 09.30.

Kepala Ruangan menghampiri Perawat Primer di nurse stasion, untuk menyampaikan


bahwa hari ini akan dilakukan supervisi kepala ruangan terhadap perawat associate
tentang tindakan perawatan luka.

(Karu berjalan menuju nurse stasion)

Karu : “Selamat pagi perawat adelia?”

PP : “selamat pagi pak”

Karu : “pagi ini saya akan melakukan supervisi kepada perawat bunga
selaku PA hari ini. Beritahu perawat bunga untuk menyiapkan alat-
alatnya”

PP : “untuk supervisi hari ini tindakan apa yang akan dilakukan supervisi
pak?”

Karu : “ pada hari ini saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan
perawatan luka sesuai jadwal apakah benar pasien yang
bernama ........ akan dilakukan tindakan perawatan luka?”

PP : “ benar pak, kalau begitu saya akan beritajukan PA bunga untuk


menyiapkan alat-alatnya yang perlu disiapkan, terimakasih pak
Karu : “iya sama-sama, kalau sudah siap hubungi saya lagi”

PP : “ baik pak”

Diruang Ners Station

(PP adel memberitahui PA bunga bahwa akan dilakukan supervisi oleh kepala
ruangan dan meminta untuk mempersiapkan alat-alatnya)

PP : “baik prawat bunga hari ini kepala ruangan ingin melakukan


supervisi tentang perawatan luka dan yang akan disupervisi adalah
perawat bunga, maka tolong dipersiapkan alat-alatnya dan semua
yang perlu untuk tindakan tersebut sekarang ya, kalau sudah siap
hubungi saya kembali”

PA : “baik perawat adel saya akan mempersiapkan semua yang


diperlukan”

Lalu PA pergi untuk menyiapkan alat-alatnya

PA : ”baik perawat adel, ini sudah saya siapkan alat-alatnya untuk


perawatan luka

PP : ”oh iya kalau begitu saya akan menghubungi kepala ruangan bahwa
supervisi sudah siap dilaksanakan, terimkasih”

PA : “iya perawat adel sama-sama”

Lalu PP pergi menuju ruangan kepala rungan untuk mengkonfirmasi kembali


bahwa supervisi sudah siap

PP : “ assalamualaikum pak”

Karu : “walaikumsalam, bagaimana sudah siap”

PP : ”sudah pak, bisa dimulai sekarang”

Karu : “ baik saya kesana ”

Lalu PP dan Karu menuju ners station

Karu : “bagaimana perawat bunga, sudah siap persiapannya”

PA : ”sudah pak”

Karu : “baik, kalau begitu kita langsung ke pasien saja”


Ruangan pasien

PA : “selamat pagi pak/bu

Pasien :

PA : “bagaimana bu hari ini apa keluhannya?

Paien :

PA : “baik pak/bu kami akan melakukan perawatan luka, tujuannya luka


pada tubuh agar cepat sembuh dan tidak terjadi infeksi”

Pasien :

Kemudian PA bunga melakukan perawatan luka

PA : “ baik pak/bu sudah selesai intuk perawatan lukanya, apakah sudah


merasa lebih nyaman dan apa nyerinya masih terasa?”

Pasien :

PA : “ kalau begitu saya permisi dulu, silahkan istirahat kembali

Kemudian PP, PA dan Karu kembali ke ners station

Karu : “baik tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap perawat bunga
hasil perawatan luka pada hari ini. Untuk secara prosedur perawatan
luka secara keseluruhan sudah baik, tapi tadi ada hal-hal yang perlu
kita perhatikan bersama”

PA : “ apa itu pak?”

Karu : “ dalam tindakan tadi kurangnya komunikasi kepada pasien, nah


tujuannya komunikasi kepada pasien dalam melakukan tindakan yaitu
untuk distrak/pengalihan rasa nyeri pada pasien, seperti hal itu yang
perlu disampaikan. Baik ada yang perlu diklarifikasi?”

PA : ” baik pak, tadi saya menyadari akan hal itu dan nanti akan saya
perbaiki

Karu : “ dari awal perawat bunga sudah baik apa yang sudah dilakukan
sangat bagus dipertahankan terus, hanya saja kurangnya komunikasi,
komunikasi terapeutik sangat penting dilakukan, sepertinya hanya itu
yang bisa saya sampaikan untuk kurang lebihnya mohon maaf, saya
tutup pertemuan ini, wasalamualaikum wr.wb. saya permisi terlebih
dahulu

PP dan PA dan Karu melanjutkan aktivitasnya

Anda mungkin juga menyukai