Makalah Sambungan Las
Makalah Sambungan Las
1|Elemen Mesin
berfungsi sebagai penghantar dan pembangkit busur lisrrik, juga
berfungsi sebagai logarn pengisi. Kemudian Kjellberg menemukan
kwalitas sambungan las rnenjadi lebih baik bila kawat elektroda logam
dibungkus dngan terak.
Dan pada tahun 1886 Thomson menciptakan proses pengelasan
resistansi listrik, dan Glodschimiit tnenemukan las termit pada tahun
1895. Pada tahun 1900 adalah masa keemasan pertama untuk
pengelasan logam. Dan pada tahun 1926 adalah masa keemasan kedua
dengan adanya las hydrogenatom yang ditemukan oleh Lungumir, dan las
busur logam dengan perlindungan gas mulia yang ditemukan oleh Hobart
dan Dener.
Selanjutrnya pada tahun 1935 Knnedy menemukan las busur redam,
hal ini membuka jalan kearah otomatisasi dalam bidang pengelasan yang
dapat memperbaiki kualitas las.
Kemajuan kemajuan da;am ilmu pengetahuan dan teknologi las
dicapai sampai dengan tahun 1950, dan pada tahun 1950 dianggap
sebagai pemulaan masa kemasan yang ketiga. Dan pada tahun itu juga
ditemukan cara-cara las baru antara lain; las listrik terak, las laster dan
sebagainya.
2|Elemen Mesin
BAB II PEMBAHASAN
3|Elemen Mesin
4. Karena struktur las berwujud halus, maka tampilannya akan terlihat
lebih bagus.
5. Pada sambungan las, tegangan yang ada pada sambungan tidak
melemah seperti pada sambungan baut.
6. Sambungan las memiliki kekuatan yang besar. Seringkali sambungan
las memiliki kekuatan yang sama seperti benda yang telah dilas.
7. Terkadang, bentuk-bentuk seperti pipa sulit untuk disambung
menggunakan sambungan baut. Tapi bisa dengan mudah disambung
dengan menggunakan las.
8. Sambungan las memberikan sambungan yang sangat keras.
9. Sangat mungkin untuk me-las bagian-bagian apa saja dan dari titik
manapun. Sedangkan sambungan baut membutuhkan daerah yang
lebih banyak.
10. Prosesnya lebih cepat dibandingkan sambungan baut.
11. Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode
las dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
12. Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
13. Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
14. Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari
berat konstruksi, sedangkan dengan paku keling / baut berkisar
2,5 – 4% dari berat konstruksi.
15. Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat
lubang lubang pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku /
pelat penyambung, dan sebagainya ).
16. Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi,
sehingga kekuatannya utuh.
4|Elemen Mesin
Kerugian
1. Karena adanya ketidakseimbangan selama pemanasan dan
pendinginan saat pengelasan, maka benda yang dilas memiliki
kemungkinan perubahan bentuk atau kemungkinan adanya tegangan
tambahan pada benda.
2. Pengelasan membutuhkan tenaga kerja dan pengawas yang memiliki
keterampilan yang tinggi.
3. Pemeriksaan untuk sambungan las lebih sulit dibandingkan dengan
sambungan baut.
4. Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas
pengelasan. Jika pengelasannya baik maka kekuatan sambungan
akan baik, tetapi jika pengelasannya jelek/tidak sempurna maka
kekuatan konstruksi juga tidak baik bahkan membahayakan dan
dapat berakibat fatal. Salah satu sambungan las cacat lambat
laun akan merembet rusaknya sambungan yang lain dan
akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan kerugian
materi yang tidak sedikit bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu
untuk konstruksi bangunan berat seperti jembatan jalan raya /
kereta api di Indonesia tidak diijinkan menggunakan sambungan las.
5. Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.
5|Elemen Mesin
2.3 Jenis – jenis pengelasan
6|Elemen Mesin
Pengelasan dengan las titik ini hasil pengelasannya membentuk
seperti titik. Elektroda penekan terbuat dari batang tembaga yang dialiri
arus listrik yakni, elektroda atas dan bawah. Elektroda sebelah bawah
sebagai penumpu plat dalam keadaan diam dan elektroda atas bergerak
menekan pelat yang akan disambung. Agar pelat yang akan disambung
tidak sampai bolong sewaktu proses terjadinya pencairan maka kedua
ujung elektroda diberi air pendingin.
7|Elemen Mesin
-Las Resistansi Rol (Rolled Resistance Welding)
8|Elemen Mesin
Energi masukan panas las busur listrik bersumber dari beberapa
alternatif diantaranya energi dari panas pembakaran gas, atau energi
listrik.Panas yang ditimbulkan dari hasil proses pengelasan ini melebihi
dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las. Kisaran temperatur
yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai 2000-3000º C.
Pada temperatur ini daerah yang mengalami pengelasan melebur secara
bersamaan menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan las busur
listrk adalah pemilihan elektroda yang tepat. Secara umum semua
elektroda diklasifikasikan menjadi lima kelompok utama yaitu mild steel,
hight carbon steel, special alloy steel, cast iron dan non ferrous.
Rentangan terbesar dari pengelasan busur nyala dilakukan dengan
elektroda dalam kelompok mild steel (baja lunak).
9|Elemen Mesin
bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propan atau hidrogen.
Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah
asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetilen.
10 | E l e m e n M e s i n
>Las MIG (Metal Inert Gas Arc Welding)/Gas Metal Arc Welding
(GMAW)
11 | E l e m e n M e s i n
b. Butt Joint
- Pengelasan pada bagian ujung dengan ujung dari plat.
- Pengelasan jenis ini tidak disarankan untuk plat yang tebalnya kurang
dari 5 mm
- Untuk plat dengan ketebalan plat (5 – 12,5) mm bentuk ujung yang
disarankan adalah : tipe V atau U.
12 | E l e m e n M e s i n
2.5 Perhitungan Kekuatan Las
13 | E l e m e n M e s i n
Jika
t : tebal las
L : panjang lasan
Throat thickness, BD : leg sin 450
• Double fillet :
14 | E l e m e n M e s i n
b. Kekuatan las paralel fillet
15 | E l e m e n M e s i n
c. Kekuatan butt joint weld
1. Digunakan untuk beban tekan /kompensi
2. Panjang leg sama dengan throat thickness sama dengan thickness of
plates (t)
16 | E l e m e n M e s i n
Rekomendasi Ukuran Las Minimum
17 | E l e m e n M e s i n
Harga Tegangan Sambungan Las Dengan Beberapa Electrode Dan
Beban
18 | E l e m e n M e s i n
2.7 Posisi Pengelasan
19 | E l e m e n M e s i n
• Posisi tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya
keatas atau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling
sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah
dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15
derajat terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
• Posisi datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana
kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti
horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat –
10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah
benda kerja.
• Posisi di atas kepala (Overhead)
Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair
banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan
perlengkapan yang serba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja
terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5
derajat – 20 derajat terhadap garis vertical dan 75 derajat-85 derajat
terhadap benda kerja.
Posisi datar (1G)
Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan
setengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi
pada kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja.
Type posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat
diaplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar.
Posisi horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada
posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi
20 | E l e m e n M e s i n
pipa. Kesulitan pengelasan posisi horizontal adalah adanya gaya gravitasi
akibatnya cairan las akan selalu kebawah. Adapun posisi sudut electrode
pengelasan pipa 2G yaitu 90º Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali
diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang
baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu ½
kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan
dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik
pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini
diulangi untuk pengisian berikutnya.
Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini
dilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal. Kesulitan pengelasan ini
hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi cairan elektrode las
akan selalu kebawah.
Posisi horizontal pipa (5G)
Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pengelasan naik
Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding tebal
karena membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik
kecepatannya lebih rendah dibandingkan pengelasan dengan arah
turun, sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi
dibanding dengan pengelasan turun. Posisi pengelasan 5G pipa
diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukan
mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka
diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2.
Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan
kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui
jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah
21 | E l e m e n M e s i n
berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali diameter
elektrode.
2. Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta
gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan
dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.
Pengelasan Posisi Fillet
Pengelasan fillet juga disebut sambungan T.joint pada posisi cairan las-
lasan diberikan pada posisi menyudut. Pada sambungan ini terdapat
diantara material pada posisi mendatar dan posisi tegak. Posisi
sambungan ini termasuk posisi sambungan yang relative mudah, namun
hal yang perlu diperhatikan pada sambungan ini adalah kemiringan
elektroda, gerakan ayunan tergantung pada kondisi atau kebiasaan
operator las.
22 | E l e m e n M e s i n
dingin dan retak panas. Retak dingin adalah retak yang terjadi pada
daerah las pada suhu kurang lebih 300oC. Sedangkan retak panas
adalah retak yang terjadi pada suhu diatas 500oC. Retak dingin tidak
hanya terjadi pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) atau sering disebut
dengan daerah pergaruh panas tetapi biasanya terjadi pada logam las.
Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering terjadi.
Dan retakan ini dapat dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan kaki,
serta retak melintang.
Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa menit
sampai 48 jam sesudah pengelasan. Retak dingin ini disebabkan oleh :.
o Struktur daerah pangaruh Panas.
o Hidrogen difusi didaerah las.
o Tegangan.
23 | E l e m e n M e s i n
o Pilihan jenis elektroda yang salah atau tidak tepat.
o Benda kerja terbuat dari baja karbon tinggi.
o Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat.
o Benda kerja yang dilas terlalu kaku.
o Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak
seimbang.
Selain retak, cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las yang
kurang dan jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang
timbul pada konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang kokoh
karena penembusan yang kurang. Karena kurang penembusan inilah maka
penyambungan tidak sempurna. Penyebab dari penembusan yang kurang
ini antara lain :
24 | E l e m e n M e s i n
o Arus yang terlalu tinggi.
o Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula.
o Busur nyala yang terlalu panjang.
o Ukuran elektroda yang salah.
o Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat.
o Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.
>keropos
Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi dalam
pengelasan. Keropos ini bila didiamkan, lama kelamaan akan menebar
yangdiikuti dengan perkaratan atau korosi pada konstriksi sehingga
kontruksi menjadi rapuh karena korosi tadi. Cacat ini memang
kelihatannya sepele akan tetapi dampak yang ditirnbulkan oleh cacat ini
cukup membahayakan juga. Penyebab keropos ini yakni :
o Busur pendek.
o Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
o Kurang waktu pengisian.
o Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.
o Kesalahan memilih jenis elektroda.
Penggerutan Benda Kerja. Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan
memuai dan mengkerut bila di dinginkan. Bila salah satu permukaan las
tipis dilas pada arah memanjang, maka setelah dingin terjadilah
pelengkungan atau melenting atau deformasi.
Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu)
maka kedua sisi kampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan sampai
kedua sisi tersebut dapat berimpit
Penyebab pengerutan adalah:
Pengisian pengelasan kurang.
25 | E l e m e n M e s i n
o Pengkleman salah.
o Pemanasan yang berlebihan.
o Kesalahan persiapan kampuh.
o Pemanasan tidak merata.
o Penempatan bagian-bagian yang disambung kurang baik.
o Salah urutan pengelasan.
26 | E l e m e n M e s i n
o Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan,
dengan cara ini retak las dapat terhindarkan
>Penanggulangan Penembusan Las Yang Kurang Baik
Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik
dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut :
o Penyetelan arus pengelasan yang tepat.
o Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih
merata.
o Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair
dengan baik.
o Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan.
o Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada.
o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
>Penanggulangan Pengerukan las (Under Cut)
Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
o Menyetel arus yang tepat.
o Mengurangi kecepatan mengelas.
o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
o Menggunakan ukuran elektroda yang benar.
o Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan
cairan pengelasan.
o Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.
>Penanggulangan Cacat Las Karena Keropos.
Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
o Mempertahankan jarak busur yang baik.
o Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi.
27 | E l e m e n M e s i n
o Member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas.
o Membersihkan benda kerja.
o Menggunakan elektroda yang tepat.
>Penanggulangan Pengerutan Benda Kerja
Pada setiap proses pengelasan akan terjadi yang namanya perubahan
bentuk terhadap benda kerja. Perubahan bentuk ini akan mengurangi
ketelitian ukuran dan penampakan luar serta dapat juga menurunkan
kekuatan. Hal-hal untuk mengurangi terjadinya pengerutan benda kerja
atau perubahan bentuk antara lain :
o Pengurangan masuknya panas dan logam panas.
Dengan mengurangi masuknya panas lasan yang seperlunya saja maka
tidak akan terjadi suhu yang terlalu tinggi. Sehingga perubahan bentuk
dapat dikurangi menjadi sekeci-kecilnya. Bila logam las dikurangi,
maka jumlah logam pada waktu mendingin tidak terlalu banyak dan
dengan sendirinya perubahan bentuk juga dapat dikurangi.
Pengurangan bahan las dapat dilakukan dengan mengurangi panjang
las, memilih bentuk kampuh yang sesuai, memotongplat yang akan
dilas dan merakitnya dengan teliti.
Cara menanggulangi perubahan bentuk
o Pengelasan sedikit mungkin.
Pengelasan yang berlebihan akan menimbulkan penkerutan yang
bertambah besar
o Dudukan benda yang hendak dilas sedikit dimiringkan keluar,
sehingga rigi-rigi las akan menariknya kepada kedudukan yang
didinginkan.
o Melakukan pengelasan yang bergantian pada setiap sisi dan membuat
urutan rigi-rigi yang menimbulkan gaya-gaya penyusutan yang saling
meniadakan.
28 | E l e m e n M e s i n
Bila pada jenis sambungan I (kampuhV) dilas mengalami pengkerutan,
rigi-rigi dapat membuat kampuh menjadi berimpit sesamanya. Maka
kerusakan ini dapat diatasi dengan cara antara lain :
o Membuat las pengikat atau las atau las titik/tack weld.
Las pengikat ini diletakkan di tempat-tempat yang kiranya benda kerja
akan mengerut bila nanti dilas. Sehingga dengan adanya las pengikat
ini pengerutan benda kerja tidak terjadi.
o Mebuat celah yang melebar.
Disini pelebaran celah tidak boleh asal melebar, akan tetapi masih
dalam jangkauan kemampuan las. Ini dimaksudkan agar bila nanti
setelahpengelasan mengalami pengerutan celah yang mengalami
pelebaran tadi.
o Memasang pasak untuk mempertahankan lebar celah.
pasak ini berguna untuk menjaga lebar celah pada benda kerja yang
juga disebut dengan plat pengikat. Jadi bila setelah pengelasan kondisi
kerja tetap pada posisi semula karena telah diikat oleh pasak tadi.
29 | E l e m e n M e s i n
o Membuat kampuh ganda bila tebal plat lebih dari 16 mm.
Cara pengelasan kontuksi lambung kapal biasanya dilakukan langkah-
langkah antara lain:
o Pemeriksaan ukuran alur
o Pemilihan bahan las yng tepat
o Penentuan ukuran pengelasan
o Pembersihan alur dari debu, karat, dan minyak.
30 | E l e m e n M e s i n
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sambungan las adalah sambungan permanen yang didapatkan
dari peleburan dari tepi dua benda yang akan disambung dengan atau
tidak dengan menggunakan tekanan dan material tambahan. Panas
yang digunakan untuk peleburan berasal dari terbakarnya gas 3
dalam hal iniadalah las gas 4 atau dari busur listrik 3 dalam hal ini
adalah las listrik 4. Metode las listrik lebih sering digunakan karena
kecepatan las yang lebih besar. Sambungan las sering digunakan dalam
sebuah perakitan sebagai metode alternati/ pencetakan dan
penempaan dan sebagai pengganti sambungan baut dan sambungan
paku keling. Sambungan las juga digunakan untuk menyatukan
kembali logam yang retak" memperbaiki bagian-bagian kecil yang
rusak seperti roda gigi dan untuk memperbaiki permukaan yang aus
seperti permukaan bearing.
Jenis-jenis pengelasan
> Las Resistansi Listrik (Tahanan)
>Las Busur Listrik
>Las TIG (Tungsten Inert Gas)/GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
>Las MIG (Metal Inert Gas Arc Welding)/Gas Metal Arc Welding
(GMAW)
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
menambah sedikit nilai prestasi saya. Kritik dan saran dari dosen
pembimbing mata kuliah Elemen Mesin akan isi maupun bahasa serta
tambahan isinya sangat saya harapkan demi kesempurnaan dan demi
bertambahnya ilmu pengetahuan saya.
31 | E l e m e n M e s i n
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/312830272/makalah-SAMBUNGAN-LAS-
docx
32 | E l e m e n M e s i n