Anda di halaman 1dari 60

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
"PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI"

DISUSUN OLEH :

DARMINA PO714251231054
DIAJENG PUTRI YULIANTO PO714251231055
FRISKILA NIDIARSY PO714251231056
HASNI PO714251231057
HUSNAWATI YUNUS PO714251231058
IMELDA MAHMUD PO714251231059
KEZIA THERESIA ARPIPY PO714251231060

KELAS/PRODI : D4 FARMASI 1B
KELOMPOK/SESI : 1 (satu)
HARI PRAKTIKUM : Senin, 29 April 2024
PEMBIMBING : Dr. Sesilia R Pakadang, M.Si.,Apt

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah melimpahkan taufik dan hidayah sehingga laporan
praktikum ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Laporan praktikum ini
berjudul "PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI"
disusun sebagai bagian dari upaya kami dalam penyelesaian tugas yang
diamanahkan kepada kami.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak dan Ibu selaku dosen mata kuliah
Mikrobiologi serta asisten-asisten yang telah membimbing kami. Kami juga
menyadari bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempuma. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, dan saran demi perbaikan
laporan yang telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
adanya saran yang membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 30 April 2024

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan Percobaan.......................................................................2
C. Prinsip Percobaan...........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Teori Umum...................................................................................................4
BAB III METODE KERJA..................................................................................7
A. Alat ................................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................9
A. Hasil................................................................................................................9
B. Pembahasan..................................................................................................19
BAB V PENUTUP................................................................................................49
A. Kesimpulan...................................................................................................49
B. Saran.............................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Laboratorium ialah tempat studi ilmiah, eksperimen, pengukuran maupun
pelatihan ilmiah dicoba. Secara garis besar guna laboratorium dalam proses
pembelajaran, antara lain: a). tempat untuk meningkatkan keahlian intelektual
melalui pengamatan. b). Mengembangkan keterampilan motorik siswa,
menambah keterampilan dalam mempergunakan alat-alat laboratorium, c).
Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran
ilmiah dari suatu objek dalam lingkungan alam dan sosial (Rahayu et al, 2017).
Ketepatan hasil analisis kimia sangat tergantung pada ketersediaan, serta
kualitas perlengkapan yang digunakan, di samping penjelasan pelaksana
tentang dasar analisa yang dikerjakan dan kecermatan serta ketelitian kerjanya
sendiri. Penindakan perlengkapan pokok yang banyak dipergunakan ialah
persyaratan yang penting demi keselamatan serta berhasilnya pekerjaan analisa
kimia. Oleh sebab itu pengetahuan tentang alat kimia harus diperhatikan (Yos
F. da Lopes, 2019).
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari
organisme (makhluk) kecil yang tidak dilihat dengan mata telanjang dan hanya
dapat dilihat dengan mikroskop (Bahasa Yunani: micros yaitu kecil, bios yaitu
hidup, dan logos yaitu pengetahuan). Organisme kecil itu disebut dengan
mikroorganisma, mikroorganisme, mikroba, mikrobe, protista, atau jasad renik
sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang organisme-organisme yang berukuran beberapa mikron
(Waluyo, 2009).
Pada saat melakukan praktikum mikrobiologi, tentu saja terlebih dahulu
kita perlu mengetahui jenis alat yang akan digunakan pada praktikum
tersebut. Selain itu, kita juga perlu mengetahui prosedur penggunaannya, cara
pembersih dan fungsi dari masing-masing alat tersebut. Pada saat sekarang ini
alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan
dilaboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat
diperlukan. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk
keselamatan kerja saat melakukan penelitian (Ririn, 2016).

4
Pengenalan alat-alat laboratorium serta metode penggunaannya ialah
sesuatu keharusan untuk orang-orang yang hendak berkecimpung dalam bidang
ilmu kesehatan. Keberhasilan sesuatu praktikum ataupun riset sangat
didetetapkan oleh kemampuan praktikan ataupun periset terhadap alat-alat
yang digunakannya. Di dalam laboratorium terdapat bermacam-macam
berbagai perlengkapan mulai dari yang simpel semacam alat-alat gelas hingga
pada perlengkapan yang lumayan rumit (Luh et al, 2013).
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil
yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini
dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium Mikrobiologi maupun laboratorium
lainnya. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam
laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat-alat
dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan
bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan
digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar
penelitian berjalan lancar (Anonim, 2012).

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


1. Maksud Percobaan
Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan di laboratorium mikrobiologi,
mengetahui cara menggunakan alat, dan untuk mengetahui fungsi dari
masing-masing alat yang ada di dalam labaratorium Mikrobiologi.
2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar praktikan dapat mengenal alat-alat
yang digunakan dalam laboratorium Mikrobiologi, serta mengetahui
bagaimana cara penggunaan dan fungsi masing-masing alat.
.

C. Prinsip Percobaan
Dapat memahami jenis alat, prinsip kerja, kegunaan,dan fungsi dari masing-
masing alat.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi. Mikrobiologi
berasal dari kata Yunani, mikros yang berarti kecil, bio yang berarti hidup atau
kehidupan, dan logos yang berarti ilmu atau pikiran. Mikrobiologi merupakan
ilmu pengetahuan tentang mahluk hidup yang kecil atau jasad-jasad renik.

6
Jasad-jasad renik yang demikian kecilnya itu tidak dapat dilihat dengan mata
kita sendiri. Kita baru dapat melihatnya setelah mempergunakan alat untuk
memperbesar benda yang kita lihat. Alat tersebut dikenal dengan nama
mikroskop (mikro dan mikros dan skop yang artinya melihat), atau dapat
dikatakan alat untuk melihat jasad-jasad renik (Adam, 1992).
Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang
organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virulogi),
khamir dan jamur (miko-logi), protozoa ( protozoologi), beberapa ganggang,
dan beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan kedalam
kelompok tersebut diatas. Bentuk kehidupan yang kecil seperti itu disebut
mikroorganisme. Kadang-kadang disebut mikroba atau dalam bahasa sehari-
hari,mikroba (Volk, 1993).
Alat dapat diartikan sebagai sarana yang dapat dipakai untuk mengerjakan
sesuatu. Alat adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot(an). Sedangkan praktikum, adalah bagian dari pengajaran
yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperolm eh dalam teori;
pelajaran praktek (Sakti I, 2011).

Pengenalan alat-alat ini meliputi sesuai untuk dimasukkan kedalam


kelompok tersebut diatas. Bentuk kehidupan yang kecil seperti itu disebut
mikroorganisme. Kadang-kadang disebut mikroba macam-macan alat,
mengetahui nama-namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-
alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang
berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.
Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan didalam laboratorium
terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai,
tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan
sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai
dengan kebutuhan (Imam Khasani, 2000).
Di dalam praktikum mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-
alat yang berada di laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium

7
mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya
digunakan di laboratorium kimia, yaitu berupa alat-alat gelasantara lain: tabung
reaksi, cawan petri, pipet ukur, pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer,
gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus,
kaki tiga dengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi. Di samping peralatan
gelas tersebut, pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang
khusus antara lain: autoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulum), jarum
preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi,
inkubator untuk membiakan mikroorganisme dengan suhu tertentu yang
kostan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau
larutan.penangas air untuk mencairkan medium, magnetik stirrer untuk
mengaduk, dan tabung durham untuk penelitian fermentasi (Alfi, 2013).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi
dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna (Tandra, 2013).
Penggunaan alat-alat dalam laboratorium diharapkan dalam keadaan steril.
Penggunaan alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada
praktikum yang dilakukan. Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau
bekerja dalam laboratorium (Kardiaz.1992).
Proses sterilisasi dimulai dengan mencuci alat-alat tersebut dengan
menggunakan sabun sampai bersih dan dibilas dengan air, setelah bersih alat-
alat tersebut di simpan agar kering, kemudian dimasukkan ke dalam oven
dengan suhu 160°C selama 2 jam atau 180°C selama 1 jam.(Nurmayulis,dkk,
2011).

8
BAB III
METODE KERJA

A. Alat yang digunakan

1. Aluminium Foil
2. Autoklaf
3. Baju lab

9
4. Batang Pengaduk
5. Beaker Glass
6. Biosafety Cabinet (BSC) class II
7. Blank Disk/Paper Disk
8. Botol Semprot
9. Cawan Petri
10. Colony Counter
11. Elenmeyer
12. Gegep
13. Gelas Objek
14. Gelas ukur
15. Handscoon
16. Incubator
17. Kaki Tiga
18. Kapas
19. Kasa
20. Kompor
21. Kulkas/Refrigerator
22. Labu Ukur
23. Laminaria Air Flow
24. Lampu Spiritus
25. Labu Erlenmeyer
26. Masker
27. Mikroskop
28. Mikropipet
27. Ose bulat
28. Ose lurus
29. Oven
30. Panci Infus
31. Pencadang
32. PH Universal
33. Pipet Tetes

10
34. Pinset
35. Plat Tetes
36. Sendok Tanduk
37. Sikat Tabung
38. Spoid Disposible
39. Tabung Reaksi
40. Tabung durham
41. Termometer
42. Timbangan Analitik
43. Transport swab/ swab steril

B. Cara Kerja
1. Mengenal Jenis-Jenis Alat
2. Mengelompokkan Jenis-Jenis Alat
3. Mengetahui Fungsi Masing-Masing Alat
4. Mengetahui Cara Menggunakan Alat
5. Mengetahui Cara Membersihkan Alat
6. Mengetahui Cara Pemeliharaan Alat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
No Nama Alat & Gambar Fungsi Alat
Alat
1. Aluminium Foil sebagai penutup erlenmeyer atau
tabung reaksi dan sebagai penutup

11
bagian mulut alat-alat praktikum
berbahan kaca selama proses
sterilisasi. Dengan demikian, bakteri
dan jamur tidak akan dapat masuk ke
dalam alat-alat tersebut.

2 Autoklaf untuk mensterilkan alat dan bahan


dengan menggunakan metode basah.

3 Baju Lab 1. Melindungi pakaian dan kulit


pengguna dari kontaminasi bahan
kimia, mikroorganisme, atau zat
berbahaya yang dapat ditemui di
laboratorium.
2. Mengurangi risiko kontaminasi
silang antara sampel dan lingkungan
sekitarnya.
3. Memungkinkan untuk
mengidentifikasi personel
laboratorium dengan jelas.
4 Batang Pengaduk untuk mencampur bahan kimia dan
cairan untuk keperluan laboratorium.
Selain untuk mencampur larutan.
fungsi batang pengaduk juga adalah
untuk membantu dekantasi larutan,
menginduksi kristalisasi dan
memecahkan emulsi pada suatu
ekstraksi.
5 Beaker Glass wadah penampung yang digunakan

12
untuk mengaduk, mencampur, dan
memanaskan cairan yang biasanya
digunakan dalam laboratorium.

6 Biosafety Cabinet (BSC) untuk memberikan perlindungan bagi


class II pengguna, menimalisir terjdinya
kontaminasi dari virus atau bakteri
yang bersifat patogen serta menjaga
area lingkungan kerja

7 Blank Disk/Paper Disk Alat sterilisasi dengan oven yang


terbuat dari kertas saring dan
dicelupkan kedalam cairan antibiotik.

8 Botol Semprot sebagai tempat peyimpanan aquadest


dan biasanya juga digunakan untuk
mencuci ataupun membilas bahan-
bahan kimia yang tidak larut dalam air

9 Cawan Petri Digunakan Untuk

13
menggembungkan atau
penyelidikan tropi dan juga untuk
pembiakan sel / mengkultur
mikroorganisme (bakteri, khamir,
spora, atau biji-bijian).

10 Colony Counter untu menghitung koloni bakteri yang


ditumbuhkan dimedia yang disimpan
dalam cawan petri.

11 Gegep untuk menjepit tabung reaksi pada saat


pemanasan, atau untuk membantu
mengambil kertas saring atau benda
lain pada kondisi panas.

12 Gelas Objek untuk meletakkan preparat yang akan


diamati pada alat mikroskop. Selain itu,
objek glass berfungsi untuk
membentuk bayangan benda, yang
kemudian dilihat oleh lensa okuler.

13 Gelas ukur Sebagai pengukur secara kualitatif


karena memiliki banyak
skala, sehingga pengukurannya tidak
terlalu pasti.

14
14 Handscoon Untuk mencegah terjadinya infeksi
silang serta mencegah terjadinya
penularan kuman, bakteri, dan lain-
lain.

15 Incubator Tempat menumbuhkan


bakteri pada suhu
tertentu, menyimpan biakan murni
mikroorganisme pada suhu rendah,
atau tempat penyimpanan hasil
penanaman mikroba

16 Kaki Tiga penyangga ketika proses pemanasan.

15
17 Kapas Untuk menutup bagian mulut alat-alat
yang berupa kaca, untuk membungkus
sampel bahan.

18 Kasa Untuk menutup mulut alat seperti


Erlenmeyer dan beaker glass.

19 Kompor Digunakan sebagai pemanas media.

20 Kulkas/Refrigerator untuk menyimpan bahan yang


membutuhkan suhu dingin serta
sebagai tempat penyimpanan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba
atau untuk menyimpan alat-alat
kebutuhan laboratorium.

16
21 Labu Ukur Membuat suatu larutan dengan volume
yang diketahui secara teliti.
Mengencerkan larutan sampai volume
tertentu dengan ketelitian yang tinggi.

22 Laminaria Air Flow a) untuk mengalirkan udara bersih


secara terus-menerus.
2. untuk membiakkan kultur mikroba
secara aseptis.
3. digunakan sebagai meja kerja steril
untuk kegiatan inokulasi atau
penanaman bakteri
23 Lampu Spiritus 1. Membakar zat
2. Memanasi larutan
3. Memanaskan, membakar, dan
mensterilisasi jarum osi

24 Labu Erlenmeyer digunakan saat proses titrasi untuk


menampung cairan atay larutan.

25 Masker 1. Melindungi pernapasan dari partikel-


partikel kecil seperti bakteri, virus,
atau debu yang bisa terhirup.
2. Mencegah Penyebaran Mengurangi
risiko penularan mikroorganisme
dari pernapasan pengguna ke sampel

17
atau ke lingkungan sekitarnya.
3. Mencegah kontaminasi dari mulut
atau hidung pengguna ke dalam
sampel atau area kerja lainnya.
26 Mikroskop untuk mengamati objek yang
ukurannya sangat kecil hingga mata
manusia tidak akan mampu untuk
melihatnya.

27 Mikropipet untuk memindahkan cairan yang


bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1.000 µl.

28 Ose bulat digunakan untuk inokulasi pada media


cair

29 Ose lurus digunakan pada inokulasi dengan cara


metode gores pada media agar.

30 Oven digunakan untuk sterilisasi alat dan


bahan dengan menggunakan udara
kering. Oven digunakan untuk
mensterilkan alat-alat gelas seperti
Erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi
dan gelas lainnya. Lamanya sterilisasi
tergantung pada jumlah alat disterilkan

18
dan ketahanan alat terhadap panas.

31 Panci Infus untuk menyaring kandungan simplisia.

32 Pencadang Untuk penghalang objek gelas agar


tidak terlalu dekat dengan medium.

33 PH Universal Untuk mengukur agar mengetahui ph


suatu larutan.

34 Pipet Tetes untuk memindahkan cairan dalam


jumlah yang sangat kecil, tetes demi
tetesan, dari satu wadah ke wadah lain.

35 Pinset Untuk mengambil benda dengan


menjepit misalnya saat
memindahkanca kram antibiotik

19
36 Plat Tetes 1. Menguji keasaman larutan
2. Mereaksikan larutan
3. Menaruh sampel larutan yang akan
direaksikan antara satu bahan
dengan bahan lainnya
4. Menentukan polaritas zat sampel.

37 Sendok Tanduk Untuk mengambil bahan yang


berbentuk padat.

38 Sikat Tabung membersihkan alat-alat laboratorium


seperti gelas kimia, tabung reaksi, dan
gelas ukur.

39 Spoid Disposible Untuk mengambil dan memasukkan


bahan yang cair.

20
40 Tabung Reaksi Untuk mencampur, menampung dan
memanaskan bahan-bahan kimia padat
atau cair.

41 Tabung durham Berfungsi untuk menampung


hasil fermentasi mikroorganisme
berupa gas.

42 Termometer Untuk mengukur suhu.

43 Timbangan Analitik Untuk menimbang bahan yang akan


digunakan.

44 Transport swab/ swab steril Digunakan untuk pengecekan


mikrobiologi dengan metode usapan.
Berfungsi untuk mengambil berbagai
macam sampel sesuai kebutuhan klinis
dan diagnose.

B. Pembahasan

21
Selain mengenal alat dan fungsinya. Dengan praktikum ini praktikan juga
dapat mengetahui cara penggunaan, cara membersihkan/memelihara dan
pengelompokan alat.
1. Alat-alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) dalam laboratorium mikrobiologi adalah
perlengkapan yang digunakan oleh personel laboratorium untuk melindungi
diri mereka dari paparan potensial terhadap mikroorganisme patogen atau
bahan kimia berbahaya. Berikut adalah beberapa contoh alat pelindung diri
yang umum digunakan dalam laboratorium mikrobiologi:
a) Baju Lab
adalah pakaian yang dirancang khusus untuk digunakan di
laboratorium. Mereka biasanya terbuat dari bahan yang tahan terhadap
cairan, mudah dicuci, dan dapat memberikan perlindungan tambahan
terhadap percikan bahan kimia atau kultur mikroorganisme. Baju lab
sering kali memiliki lengan panjang dan kancing atau resleting di bagian
depan untuk memudahkan pemakaian dan pengambilan.
b) Handscoon
adalah alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi tangan dari
kontak langsung dengan bahan kimia berbahaya, mikroorganisme
patogen, atau bahan potensial berbahaya lainnya yang dapat ada di
laboratorium mikrobiologi. Handscoon biasanya terbuat dari bahan karet,
lateks, nitril, atau vinyl yang tahan terhadap cairan dan bahan kimia
tertentu.
1) Cara menggunakan Handscoon
a) Pastikan untuk memilih handscoon yang sesuai dengan kebutuhan
dan tugas di laboratorium mikrobiologi. Pastikan juga handscoon
tersebut tidak rusak atau berlubang sebelum digunakan.
b) Sebelum mengenakan handscoon, pastikan tangan Anda dalam
keadaan bersih dan kering.
c) Kenakan handscoon dengan hati-hati, pastikan kedua tangan Anda
sepenuhnya terlindungi dan handscoon menutupi pergelangan
tangan dengan baik.

22
d) Setelah menggunakan handscoon, pastikan untuk melepaskannya
dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi silang.
e) Tarik handscoon keluar dari setiap tangan, hindari menyentuh
bagian luar handscoon yang mungkin telah terkontaminasi dengan
tangan Anda.
f) Jangan lupa untuk membuang handscoon yang telah digunakan
dengan benar sesuai dengan prosedur pengelolaan limbah biologis
atau bahan berbahaya di laboratorium.
2) Cara membersihkan Handscoon
a) Handscoon sebagian besar merupakan barang sekali pakai dan
harus dibuang setelah digunakan.
b) Jika handscoon terbuat dari bahan yang tahan terhadap bahan
kimia atau sterilisasi, Anda dapat mencoba membersihkannya
untuk digunakan kembali.
c) Membersihkan handscoon dengan menggunakan cairan
disinfektan yang sesuai atau larutan deterjen untuk
menghilangkan kontaminan dari permukaannya.
c) Masker
adalah alat perlindungan pernapasan yang digunakan untuk menutupi
hidung dan mulut, membantu mencegah masuknya partikel-partikel
berbahaya ke dalam sistem pernapasan.
1) Cara menggunakan Masker
a) Pilih masker yang sesuai dengan standar keamanan dan
kenyamanan.
b) Saat menggunkan masker, pastikan menutupi hidung dan mulut
secara sempurna.
c) Sesuaikan tali pengikat masker agar nyaman dipakai tanpa terlalu
longgar atau terlalu ketat. Pastikan masker tetap berada pada
posisinya selama penggunaan.
2) Cara membersihkan Masker
a) Masker sekali pakai sebaiknya dibuang setelah digunakan.

23
b) Jika menggunakan masker kain, pastikan untuk mencucinya
secara teratur setelah digunakan. Gunakan air panas dan deterjen
untuk membersihkannya. Pastikan masker kering sebelum
digunakan kembali.
c) Untuk masker reusable, seperti masker N95, beberapa model
dapat disterilkan dengan cara yang disarankan oleh produsen,
seperti autoclave atau pemakaian UV sterilizer. Namun, pastikan
untuk mematuhi petunjuk sterilisasi yang diberikan.
2. Alat-alat Sterilisasi
Alat khusus yang mensterilkan peralatan untuk membunuh atau
menghilangkan semua bentuk kehidupan di permukaan suatu benda seperti
bakteri, jamur, virus dan spora. Contoh beberapa alat sterilisasi yang ada di
laboratorium Mikrobiologi:
a. Autoklaf
adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan
dengan suhu 121°C (250° F). Jadi, tekanan yang bekerja ke seluruh
permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi 2 (15 Psi = 15 pounds per
square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk
121°C.

1) Cara penggunaan autoklaf yaitu sebagai berikut


a) Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam
autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan maka dapat
ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi,
untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
b) Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup
ulir maka tutup harus dikendurkan.
c) Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar
tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman
jangan dikencangkan terlebih dahulu.

24
d) Autoklaf dinyalakan, diatur timer dengan waktu minimal 15
menit pada suhu 121°C.
e) Ditunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.
Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan ditunggu
sampai selesai. Penghitungan waktu 15 menit dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
f) Jika alarm tanda selesai berbunyi maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di
lingkungan (jarum pada preissure gauge menunjuk ke angka nol).
Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf
dengan hati-hati.
2) Cara membersihkan autoklaf adalah sebagai berikut
a) Bersihkan bagian luar autoklaf secara berkala dengan kain lembut
yang dibasahi dengan deterjen netral.
b) Bersihkan ruang autoklaf seminggu sekali dengan deterjen lembut
dan kain lembut.
c) Bersihkan permukaan luar autoklaf dengan kain lembab atau
spons yang dicelupkan ke dalam larutan deterjen ringan.
d) Bersihkan ruang dalam dengan kain lembut atau spons yang
direndam dalam larutan deterjen lembut.
e) Untuk menghilangkan noda membandel atau endapan mineral,
gunakan larutan air dan cuka.
f) Sebelum memulai setiap siklus, bersihkan segel pintu secara
menyeluruh menggunakan kain iklanamp.
g) Gosok dinding ruangan, langit-langit, dan lantai dengan gerakan
menggosok maju mundur.
h) Semprotkan bagian dalamnya dengan air yang tidak
diklorinasi/dimurnikan dan gunakan kain katun atau handuk
untuk menyeka permukaan.
i) Singkirkan kotoran dan bersihkan saringan pembuangan ruangan.

25
j) Pasang kembali saringan pembuangan ruangan dan rak rak ke
dalam ruangan.
b. Oven
Oven adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan
dengan
menggunakan udara kering. Oven digunakan untuk mensterilkan alat-
alat gelas seperti Erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi dan gelas
lainnya. Lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat disterilkan dan
ketahanan alat terhadap panas. Suhu sterilisasi dengan oven kira-kira
160° C selama 60 menit. Sterilasasi dengan oven digunakan untuk alat,
bahan atau media yang tahan terhadap pemanasan tinggi.
1) Cara penggunaan oven yaitu sebagai berikut
a) Pertama, hubungkan oven dengan sumber listrik.
b) Tekanlah tombol “ON” dan tunggu beberapa saat hingga display
muncul.
c) Lalu sesuaikan timer dengan kebutuhan Anda dan tunggu hingga
suhu menyala.
d) Letakkan alat Lab yang ingin Anda proses di dalam oven
e) Kemudian tunggulah hingga proses pengovenan selesai.
f) Jika sudah selesai, matikan oven dengan cara menekan tombol
“OFF” dan tunggulah hingga display mati.
2) Cara membersihkan oven di laboratorium adalah sebagai berikut

a) Oven yang baik adalah oven yang selamanya dirawat. Sebelum


oven digunakan membersihkan semua aksesori dan rak tatakan.
b) Selalu pastikan steker oven udah dicabut dan oven udah dingin
sebelum akan dibersihkan. Buka pintu oven dan anggota didalam
dibersihkan dengan lap lembut didalam air panas atau detergen.
c) Jangan gunakan zat korosif untuk membersihkan oven. Jangan
mengelap elemen pemanas. Bagian luar mampu dibersihkan
dengan lap basah.

26
d) Untuk menjauhkan hal-hal yang tidak diinginkan, tidak
diperbolehkan gunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam
oven.
e) Jagalah supaya selamanya tersedia jarak sedikitnya 1 pada
anggota atas dan anggota elemen pemanas. Jangan sekali-sekali
gunakan oven didalam situasi pintu terbuka.
f) Hindari seringnya mengakses pintu oven kala sedang digunakan,
perihal ini mengundang panas didalam oven berkurang.
g) Selalu gunakan gegep untuk menyita peralatan dari didalam oven.
Hentikan pemanfaatan oven andaikata keluar asap terhadap kabel
listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.

c. Lampu Spiritus
Adalah pemanas api dengan bahan bakar dari spiritus. Pada
laboratorium mikrobiologi lampu spiritus mempunyai beberapa fungsi
yaitu Sterilisasi ( memijarkan ose) sebelum inokulasi sample dan
mengkodisikan area dalam kondisi aseptis dengan jarak maksimal dari
pijaran lampu spiritus 30 cm.
1) Cara penggunaan lampu spiritus yaitu sebagai berikut
a) Tuang spiritus ke dalam pembakar sampai penuh.

b) Bakar sumbu setelah spiritus meresap.


c) Jangan mengisi pembakar lebih dari 80%.
d) Jangan biarkan pembakar mengering, karena dapat merusak
sumbu.
e) Untuk mematikan pembakar, tutup bagian api tanpa meniupnya.

2) Cara membersihkan/merawat lampu spiritus


Lampu spiritus di laboratorium harus dijaga agar tetap bersih dan
bebas dari residu bahan bakar. Untuk membersihkan lampu spiritus,
kita dapat menggunakan tisu yang sudah dicelupkan alkohol 70%.

2. Alat –alat Inokulasi

27
Alat inokulasi adalah alat-alat yang digunakan untuk memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang tinggi. Alat-alat yang tergoling dari alat inokulasi yaitu:
a. Biosafety Cabinet (BSC) class II
alat perlindungan biologis yang dirancang untuk menyediakan
perlindungan bagi personel, sampel kerja, serta lingkungan dari
kontaminasi silang selama penggunaan dan penanganan bahan biologis
berbahaya. BSC class II biasanya digunakan untuk kegiatan seperti kultur
sel, isolasi mikroorganisme, dan penanganan bahan berbahaya dalam
laboratorium mikrobiologi.
1) Cara menggunakan BSC class II
a) Pastikan BSC telah dinyalakan dan di-kalibrasi sebelum digunakan.
b) Sebelum memulai pekerjaan, pastikan untuk memakai peralatan
perlindungan diri yang sesuai, termasuk sarung tangan, lab coat,
dan masker.
c) Pastikan untuk mengikuti petunjuk pengoperasian BSC yang
terdapat pada manual penggunaan. Hindari membuka pintu BSC
atau melakukan gerakan yang dapat mengganggu aliran udara di
dalamnya.
d) Saat menangani sampel atau bahan berbahaya, pastikan untuk
melakukan semua tindakan dengan hati-hati dan menghindari
kontaminasi silang antar-sampel.
2) Cara membersihkan BSC class II
a) Setelah selesai menggunakan BSC, matikan alat dan bersihkan
permukaan kerja dengan disinfektan yang sesuai.
b) akukan perawatan berkala sesuai dengan petunjuk dari produsen
untuk memastikan kinerja BSC tetap optimal.
c) Laporkan segera ke departemen atau pihak yang berwenang jika
terjadi masalah atau kerusakan pada BSC agar segera diperbaiki
dan kinerjanya tidak terganggu.

b. Cawan Petri

28
Sebuah wadah yang bentuknya bundar danterbuat dari plastik atau
kaca yangdigunakan untuk membiakkan sel. CawanPetri selalu
berpasangan, yang ukurannyaagak kecil sebagai wadah dan yang
lebihbesar merupakan tutupnya. Cawan petritersedia dalam berbagai
macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat
menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9
cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
1) Cara menggunakan Cawan Petri
a) Cawan petri yang akan digunakan dicuci hingga bersih terlebih
dahulu lalu dikeringkan.
b) Setelah dikeringkan, bungkus cawan petri menggunakan kertas
putih (wadah dan penutup dijadikan satu).
c) Sterilkan cawan yang sudah dibungkus dengan menggunakan
Autoklaf/Oven (pensterilan dibutuhkan untuk membunuh
mikroorganisme lain yang mungkin ada dalam cawan petri).
d) Cawan petri yang sudah steril dapatdigunakan untuk
pembiakanmikroorganisme dengan menuangkan media
kedalamnya. (diameter cawan yangberdiameter 15 cm
dapat menampungmedia sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan
berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml).
e) Media yang digunakan yaitu media agar (alga merah) atau media
lainnya yang mengandung nutrisi, garam, darah,indikator,
antibiotik dan lainnya yang dapatmembantu mempercepat
pertumbuhan dari bekteri atau mikroorganisma (sesuai dengan
mikroorganisme yang akan dibiakkan).
f) Tutup cawan petri yang mengandung media agar lalu disimpan
dalam kulkas dalam posisi terbalik dan dapat dikeluarkan bila
diperlukan.
g) Bila ingin digunakan, keluarkan cawan petri dari kulkas biarkan
hingga mencapai suhu kamar kemudian tanam mikroorganisme
(ambil sampel bakteri atau mikroorganisme lainnya lalu tuangkan
pada media tersebut atau bisa juga menggunakan kapas lalu secara
zig-zag secara perlahan-lahan supaya tidak merusak media).

29
h) Tutup cawan petri dengan penutupnya secara benar lalu kita
simpan pada suhuruang sekitar 37°C (dalam posisi terbalik)dan
memungkinkan untuk tumbuh selama beberapa hari.
2) Cara membersihkan cawan petri
a) Rendam cawan Petri dalam air bersih untuk melembutkan dan
melarutkan perlengkapannya
b) Gosok cawan Petri dengan sikat lembut yang dibasahi air deterjen
c) Rendam cawan Petri dalam larutan pembersih, juga dikenal sebagai
larutan asam
d) Bilas cawan Petri dengan air
e) Rendam cawan Petri dalam larutan pemutih steril selama kurang
lebih dua menit
f) Keluarkan cawan Petri dari larutan dengan penjepit laboratorium
steril
g) Biarkan cawan Petri menetes selama beberapa detik
h) Letakkan cawan Petri di dalam mangkuk berisi alkohol gosok
i) Keluarkan cawan Petri dari alkohol dengan penjepit laboratorium
steril lainnya
j) Letakkan cawan Petri di atas permukaan sanitasi hingga kering
Kita juga dapat mensterilkan cawan Petri dengan oven pada suhu
160-170°C selama 1-2 jam. Jika terdapat virus atau bakteri pembawa
spora, Anda dapat menggunakan autoklaf untuk mensterilkan cawan
Petri pada suhu 1210 selama 15 menit.
c. Object Glass
Objek glass merupakan suatu komponen dari mikroskop yang
digunakan untuk meletakkan preparat. Objek glass berbentuk persegi
panjang yang terbuat dari kaca transparan sehingga mempermudah
anda dalam menggunakannya. Lapisan kaca pada objek glass sangat
tipis, sehingga anda perlu hati hati dalam menggunakannya.
Umumnya, pengamatan pada mikroskop harus menggunakan sampel
yang jelas. Sampel tersebut akan diletakkan pada permukaan objek
glass sehingga memperjelas pengamatannya. Warna transparan dari

30
objek glass akan membantu anda untuk melihat apakah preparat
sudah cukup dan tidak ada gelembung udara di dalamnya yang dapat
memungkinkan cahaya melewatinya dengan bebas dan indeks bias
yang sangat rendah . Alat objek glass ini biasanya berukuran lebar
25 mm kali 75 mm, atau panjang 1 inci kali 3 inci, dan dirancang
dengan pas di bawah klip panggung pada meja silang yang terdapat
di mikroskop.

a. Cara menggunakan Glass Object

a) Pastikan objek glass sudah bersih dan tidak ada benda asing
yang menempel karena bisa mengganggu pengamatan pada
mikroskop.
b) Letakkan preparat atau bahan yang akan diamati di permukaan
objek glass, kemudian tetesi dengan aquades 1-2 tetes.
c) Setelah itu, tutup menggunakan cover glass atau kaca penutup.
Pastikan tidak ada gelembung udara di dalam preparatnya.
d) Kemudian, letakkan objek glass di bagian bawah lensa pada
alat mikroskop.
e) Amati bentuk dari objek tersebut.

b. Cara membersihkan Glass Object


a) Mencuci glass object menggunakan air dan sabun hingga
bersih.
b) Setelah bersih rendam mengunakan alcohol.
c) Lab menggunaan tissue lalu simpan di tempat
penyimpanannya.
c. Laminar Air Flow
Laminar Air Flow (LAF) adalah sebuah alat laboratorium yang
mengalirkan udara bersih secara terus-menerus untuk menjaga area
kerja bebas dari debu, kotoran, spora, dan partikel lain. LAF adalah
media kerja steril yang digunakan untuk melakukan kegiatan seperti
inokulasi atau penanaman bakteri pada bidang mikrobiologi.

31
1) Cara menggunakan Laminar Air Flow
a) Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera
sebelum mulai bekerja.
b) Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah.

c) Nyalakan lampu neon dan blower.


d) Biarkan selama 5 menit.
e) Cuci tangan dan lengan dengan
f) sabun gemisidal / alkohol 70 %.
g) Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % atau
desinfektan
h) yang cocok dan biarkan menguap. Masukkan alat dan bahan
yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena
memperbesar resiko kontaminan.
i) Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke LAF/BSC
sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta
areal yang benar-benar steril. Jangan menggunakan pembakar
bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan yang
berbahan bakar gas.
j) Kerja secaraaseptis dan jangan sampai pola aliran udara
terganggu oleh aktivitas kerja.
k) Setelah selesai bekerja, biarkan 2- 3 menit supaya kontaminan
tidak keluar dari BSC. Usap permukaan interior LAF/BSC
dengan alkohol 70 % dan biarkan menguap lalu tangan
dibasuh dengan desinfektan.
l) Matikan lampu neon dan blower.
2) Cara membersihkan Laminar Air Flow
a) Bersihkan sisa-sisa potongan eksplan dengan tissue.
b) Sterilkan alat-alat yang sudah digunakan dengan alkohol 95%.
c) Matikan blower dengan menekan tombol "off".

d. Ose

32
Batang ose merupakan alat yang digunakan untuk melakukan
inokulasi. Bentuk batang ose mirip dengan batang pengaduk hanya
saja dibagian ujung terdapat kawat dan ada yang berbentuk kolongan
ada juga yang lurus. Bentuk kawat pada ujung ose mempunyai
kegunaan yang sedikit berbeda. Pada batang ose ujung kolongan
biasanya digunakan untuk inokulasi pada media cair sedangkan ose
yang berbentuk lurus biasanya digunakan pada inokulasi dengan
cara metode gores pada media agar.

1) Cara menggunakan ose

a) Sebelum digunakan, pastikan dulu keadaan dari kawat ose


tersebut. Sterilkan kawat ose dengan menyemprotkan cairan
alkohol pada permukaan kawat.
b) Setelah disterilkan dengan alkohol, diamkan hingga kering.
c) Kemudian panaskan batang ose dengan spiritus secara
langsung.
d) Setelah dipanaskan, ambil bakteri menggunakan batang ose.
Lalu tanam bakteri tersebut di dalam media dengan cara
mengosoknya secara perlahan atau zigzag agar tidak merusak
media.
e) Ketika ingin mengambil bakteri lain, sterilkan lagi kawat ose
menggunakan alkohol. Tunggu sampai kering, lalu bakar lagi
menggunakan spiritus.
f) Pemanasan atau pembakaran kawat ose dilakukan berulang
kali ketika anda ingin mengambil bakteri lagi.
2) Cara membersihkan Ose
Ose di laboratorium mikrobiologi dapat dibersihkan dengan
metode fisika, seperti pemanasan kering dengan api
bunsen. Pemanasan kering dilakukan dengan memanaskan ose di
atas api bunsen hingga ujung ose memijar.
e. Pencadang

33
Alat ini berbentuk slinder, ditanam pada medium sebelum benar-
benar memadat, sehingga sebagian badan pencadang masukkedalam
medium, tetapi tidak sampai menyentuh dasar cawanPetri.fungsinya
yakni untuk membentuk zona hambatan dandisebut daerah
hambatan. Cara menggunakan pencadang yaitu dengan cara
meletakkan pencadang besi di atas cawan petri.
f. Tabung reaksi
Tabung reaksi, atau test tube, adalah alat laboratorium yang
digunakan untuk menampung, mencampur, atau memanaskan zat
yang digunakan dalam eksperimen. Tabung reaksi dapat diisi dengan
media padat atau cair, dan dapat digunakan untuk uji-uji biokimiawi
dan memelihara mikroba.
1) Cara menggunakan tabung reaksi

a) Siapkan tabung reaksi steril dan medium agar tegak atau


miring.
b) Buka penutup tabung reaksi dengan tangan kiri.
c) Bakar mulut tabung reaksi dengan Bunsen.
d) Masukkan jarum inokulasi ke dalam tabung medium.
e) Tanam bakteri dengan menusukkan jarum inokulasi ke dalam
medium.
f) Bakar mulut tabung medium dan tutup kembali.
g) Bakar jarum inokulasi hingga memijar untuk mematikan
bakteri.
h) Inokulasikan biakan bakteri pada tabung reaksi inokulasi
dengan cara goresan zigzag pada permukaan NA miring.
2) Cara membersihan tabung reaksi
a) Bersihkan tutup tabung reaksi dengan air panas, deterjen
pencuci, dan sikat.
b) Bilas dengan air.
c) Bersihkan tutup tabung reaksi dengan pelarut (aseton, 2-
propanol, atau campuran aseton/etanol (1:1)) dan sikat.
d) Bilas dengan bersih menggunakan deionized water,

34
e) Panaskan tutup tabung reaksi dalam oven pengering pada suhu
80 °C minimal selama 2 jam.
Tabung reaksi dapat disterilkan dengan autoclave pada
temperatur 121 oC dan tekanan 15 lbs selama 15 menit.
3. Alat-alat Penyiapan Media
Alat-alat yang digunakan untuk membuat media pertumbuhan bakteri antara
lain:

d) Beaker Glass
Gelas kimia adalah salah satu peralatan laboratorium yang sangat
penting. Gelas kimia atau gelas piala dalam bahasa inggris disebut
sebagai Beaker Glass. Gelas kimia biasanya tersebut dari bahan kaca
karena tidak akan mempengaruhi sampel larutan, atau tahan pada
sebagian besar reaksi kimia. Meski begitu, kaca rentan pecah dan tidak
tahan panas tinggi. Gelas kimia digunakan sebagai wadah penampung
untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan pada
laboratorium. Gelas ini umumnya berbentuk silinder dengan dasar yang
rata. Ukuran gelas kimia bervariasi, mulai dari 1 ml sampai beberapa
liter. Umumnya, gelas kimia punya corong kecil untuk membantu
menuangkan cairan agar tidak tumpah kemana-mana.
e) Batang pengaduk
Batang pengaduk merupakan sebuah peralatan laboratorium yang
digunakan untuk mencampur bahan kimia dan cairan untuk keperluan
laboratorium. Biasanya terbuat dari kaca pejal, dengan dengan ukuran
hampir sama dengan sedotan minum, hanya sedikit lebih panjang dan
ujungnya membulat. Cara menggunakannya yaitu dengan mengaduk
bahan yang ada di dalam wadah hingga homogen. Sedangkan cara
membersihkannya yaitu dengan membilas menggunakan air mengalir dan
menggunakan sabun, bila perlu bilas dengan alcohol.
f) Gelas Ukur
Gelas ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan
atau zat cair dengan tepat. Di laboratorium mikrobiologi, gelas ukur

35
digunakan untuk memastikan ukuran setiap bahan saat membuat media
tumbuh bakteri. Gelas ukur berbentuk pipa, bermulut lebar dan bercucuk,
dan terbuat dari bahan polipropilen. Gelas ukur memiliki ukuran dari 1
mL sampai dengan 1 liter atau lebih, dengan standar deviasi kira-kira 1%
dari volume yang diukur.
1) Cara menggunakan Gelas Ukur
a) Siapkan gelas ukur yang akan digunakan.
b) Letakkan gelas ukur pada bidang yang datar.
c) Tuangkan larutan kedalam gelas ukur.
d) Untu mengukur volume larutan yang tidak berwarna, perhatikan
batas meniskus cengkung bagian bawah dan dilihat sejajar dengan
mata.
e) Untuk mengukur volume larutan raksa, perhatikan batas meniskus
cembung dan dilihat sejajar dengan mata.
f) Setalah selesai cuci alat gelas dengan bersih.
g) Kaki tiga
Kaki tiga adalah alat penunjang di laboratorium yang digunakan
untuk menopang atau menahan alat gelas kimia seperti beaker glass,
erlenmeyer atau labu selama pemanasan. Cara kerja kaki tiga adalah
dengan meletakkan alat pembakar di bawah kaki tiga seperti pembakar
Bunsen dan meletakkan peralatan gelas diatasnya, tetapi diantara kedua
alat tersebut harus dipasang kawat kasa di atas kaki tiga.
1) Cara menggunakan Kaki Tiga
a) Pastikan kaki tiga diletakkan diatas meja yang permukaannya rata
sehingga dapat berdiri tegak.
b) Lalu, letakkan wadah atau alat gelas kimia diatasnya.
c) Pastikan api tidak terlalu besar agar suhu pemanasan tetap stabil.
d) Pastikan api tidak terlalu besar agar suhu pemanasan tetap stabil.
2) Cara membersihkan Kaki Tiga
a) Sebelum digunakan, pastikan kaki tiga dalam keadaan kering.
b) Jika basah, lap terlebih dahulu menggunakan kain kering.

36
c) Jauhkan dari air agar tidak berkarat. Setelah digunakan, bersihkan
kembali kaki tiga dengan kain lap dan simpan kedalam lemari alat
agar lebih awet.
h) Kapas
Kapas adalah serat alami yang dihasilkan dari tanaman kapas. Di
laboratorium mikrobiologi, kapas sering digunakan sebagai alat untuk
membersihkan peralatan, menyeka area kerja, atau sebagai sumbu dalam
kultur mikrobiologi.

i) Kasa Asbes
Kasa asbes adalah kasa yang terbuat dari kawat atau tembaga atauseng
dan ditengahnya berlapis asbes. Dipergunakan sebagai peratapanas
sekaligus alas wadah yang dipanaskan. Dan alat ini jugadigunakan
sebagai alas pada pemanasan alat-alat kaca yang berisicairan atau larutan
dengan maksud agar panasnya merata.
1) Cara menggunakan Kasa Asbes
a) Gunting kain kasa sesuai ukuran yang diinginkan
b) Letakkan pada mulut alat yang ingin ditutup diikat menggunakan
karet.
2) Cara membersihkan Kasa Asbes
Simpan pada tempat yang kering dan bersih.
j) Kertas Ph
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau mengecek ph suatu
larutan. Cara menggunakan kertas ph yaitu dengan Dicelupkan pada
larutan yang akan dianalisis, setelah itu mencocokkan kertas indikator
tadi dengan warna standar yang tertera pada kemasan indikator dan
hanya digunakan sekali
k) Kulkas/refrigerator
refrigerator dalam lab mikrobiologi yaitu untuk menyimpan bahan yang
membutuhkan suhu dingin serta sebagai tempat penyimpanan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba atau untuk menyimpan alat-alat
kebutuhan laboratorium.

37
1) Cara menggunakan kulkas/refrigerator
a) Nyalakan stop kontak pada listrik
b) Buka pintu lemari es
c) Masukkan bahan kimia atau media yang ingin disimpan pada
d) bagian atas, suhu 2-4°C,tutup lemari es.
2) Cara membersihkan refrigerator
a) Keluarkan rak-rak dan kotak-kotak dari dalam lemari dan pintu.
Cucilah dengan air sabun pencuci piring cair yang hangat
kemudian bilas dengan air bersih dan lap sampai kering.
b) Bersihkan bagian dalam lemari es dengan lap kain yang telah
dicelupkan ke dalam air sabun pencuci piring cair yang
hangat,kemu dian gunakan air
c) dingin untuk menghapus
d) air sabun itu.
e) Setiap kali kotor, bersihkan bagian luarnya dengan lap kain yang
lembut.
f) Bersihkan karet isolasi magnetik pintu dengan sikat gigi dan air
sabun pencuci piring cair .
l) Labu elenmeyer
Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu alat
gelas laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari
bahan kimia cair. Gelas ini juga sering digunakan untuk proses titrasi untuk
menampung larutan yang akan digunakan. Selain itu, erlenmeyer juga dapat
dimaksimalkan untuk tempat pembiakan mikroba.
1) Cara menggunakan Labu Elenmeyer
a) Sterilkan labu Erlenmeyer.
b) Ikuti rasio kombinasi zat terlarut dan pelarut untuk memastikan
bahwa labu memiliki jumlah volume yang tepat.
c) Gunakan cairan dalam jumlah kecil agar oksigen dapat masuk ke
dalam larutan.
d) Saat memindahkan sampel cairan ke dan dari labu Erlenmeyer,
gunakan alat seperti pipet atau corong untuk meningkatkan

38
keakuratan pengukuran volume.
e) Hubungkan katup erlenmeyer dengan pompa vakum lalu hidupkan
pompa.
f) Setelah larutan melewati membran dan tertampung dierlenmeyer
seluruhnya, lalu tutup erlenmeyer dengan kapas atau aluminium
foil.
2) Cara membersihkan Labu Elenmeyer
Membilas dahulu dengan air kemudian dicuci menggunakan detergen
lalu dibilas dengan air, kemudian dibilas kembali dengan air suling.
Bila perlu bilas dengan alcohol.
m) Labu Ukur
adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur volume cairan
dengan ketelitian tertentu. Biasanya terbuat dari kaca atau plastik dan
memiliki leher yang panjang untuk memudahkan pengukuran.
1) Cara menggunakan Labu Ukur
a) Pilih labu ukur yang sesuai dengan volume cairan yang akan
diukur.
b) Tuangkan cairan secara perlahan kedalam labu ukur
c) Baca volume cairan dengan persisi dari skala yang terdapat di labu
ukur.
2) Cara membersihkan Labu Ukur
a) Tuang air bersih kedalam labu ukur dan bilaslah dengan lembut
untuk emmbersihkan sisa cairan.
b) Gunakan sikat laboratorium jika diperlukan untuk membersihkan
bagi didalamnya
c) Keringkan labu ukur dengan baik sebelum digunakan kembali atau
disimpan
n) Neraca Analitik
adalah alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi untuk
mengukur massa atau berat suatu bahan secara sangat akurat. Neraca ini
dirancang dengan tingkat ketelitian yang tinggi sehingga dapat
memberikan hasil yang sangat akurat dalam pengukuran massa sampel

39
mikrobiologis yang sangat kecil. Neraca analitik umumnya memiliki
kisaran kapasitas pengukuran yang luas, mulai dari beberapa miligram
hingga beberapa ratus gram, tergantung pada model dan spesifikasi
tertentu. Mereka dilengkapi dengan berbagai fitur seperti pengaturan
taranya, layar digital untuk menampilkan hasil pengukuran, dan sistem
kalibrasi untuk memastikan ketelitian yang konsisten.
1) Cara menggunakan Neraca Analitik
a) Letakkan piringan di atas neraca.
b) Tekan tombol “tarer” agar bobot piringan menunjukkan angka nol.
c) Buka salah satu kaca pada neraca. Letakkan zat yang akan diukur
massanya pada piringan tersebut.
d) Sebaiknya gunakan alat bantu saat meletakkan zat kimia agar tidak
ada debu yang menempel. Tekan tombol yang ada pada neraca,
kemudian tunggu angka yang tertera hingga 4 digit di belakang
koma.
2) Cara membersihan Neraca Analitik
a) Matikan dan dinginkan neraca.
b) Bersihkan neraca menggunakan bahan pembersih yang sesuai,
misalnya aetanol atau larutan deterjen ringan digunakan.
c) keringkan dengan lembut menggunakan kain mikrofiber atau tisu
yang bersih dan lembut.
d) Simpan neraca di tempat yang bersih dan terlindung dari debu,
kelembaban, atau kerusakan fisik. Gunakan penutup pelindung jika
tersedia untuk melindungi permukaan dan sensor dari kerusakan
atau kontaminasi.
o) Sendok Tanduk
Sendok tanduk dalam konteks laboratorium mikrobiologi adalah alat
yang digunakan untuk mentransfer atau mengambil sampel
mikroorganisme dari satu tempat ke tempat lain. Sendok tanduk biasanya
terbuat dari logam atau plastik dan memiliki ujung yang melengkung
seperti sendok kecil atau spatula dengan ukuran yang bervariasi
tergantung pada kebutuhan laboratorium. Cara menggunakan sendok

40
tanduk yaitu masukkan sendok pada wadah yang berisi serbuk kemudian
ambil serbuk menggunakan sendok tanduk sesuai kebutuhan, cuci setelah
digunakan.

p) Rak Tabung
dalah alat yang digunakan untuk menyimpan tabung-tabung reaksi atau
tabung-tabung kultur mikroba secara terorganisir dan aman. Rak tabung
biasanya terbuat dari plastik atau logam dan dirancang dengan lubang-
lubang yang sesuai dengan ukuran tabung-tabung yang akan ditempatkan
di dalamnya. Fungsi utama dari rak tabung adalah untuk menyediakan
tempat penyimpanan yang tertata rapi dan mudah diakses untuk tabung-
tabung kultur mikroba. Dengan menggunakan rak tabung, tabung-tabung
tersebut dapat disusun dengan baik, sehingga memudahkan identifikasi,
pengambilan, dan manipulasi sampel mikroba yang terkandung di
dalamnya.
1) Cara menggunakan rak tabung
Masukkan bahan yang akan di campur pada tabung, kemudian
dipanaskan atau di goyangkan perlahan, atau diinkubasi.
2) Cara membersihkan rak tabung
Cuci dengan air sabun, kemudian sikat dengan sikat tabung setelah itu
dibilas dengan air kemudian bilas kembali dengan air suling lalu
dikeringkan atau sterilkan dengan oven.
q) Water Bath
Water bath adalah alat yang digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi untuk mempertahankan suhu konstan pada sampel cair atau
bahan dalam tabung reaksi, botol, atau wadah lainnya. Ini
memungkinkan para peneliti atau teknisi laboratorium untuk melakukan
berbagai jenis eksperimen yang memerlukan suhu tertentu untuk
pertumbuhan atau analisis mikroorganisme.
1) Cara menggunakan Water Bath
a) Isi reservoir water bath dengan air sesuai level yang ditentukan atau
sesuai dengan instruksi penggunaan.

41
b) Nyalakan water bath dan atur suhu sesuai dengan kebutuhan
eksperimen. Pastikan untuk memberikan waktu yang cukup bagi
water bath untuk mencapai suhu yang diinginkan sebelum
menempatkan sampel di dalamnya.
c) Tempatkan tabung reaksi atau wadah lainnya yang berisi sampel di
dalam air yang sudah dipanaskan. Pastikan bahwa wadah tersebut
aman dan tidak akan tenggelam atau terbalik di dalam air.
d) Tutup penutup water bath selama penggunaan untuk
mempertahankan suhu yang konstan. Jika perlu, sesuaikan suhu
secara berkala untuk memastikan suhu tetap stabil selama
eksperimen.
2) Cara membersihkan Water Bath
a) Matikan dan dinginkan water bath sebelum membersihkannya.
Pastikan untuk menunggu sampai water bath mencapai suhu yang
aman untuk ditangani.
b) Kosongkan air dari reservoir water bath dan bersihkan dengan kain
bersih atau tisu untuk menghilangkan residu atau kontaminan yang
mungkin terdapat di dalamnya.
c) Gunakan larutan pembersih yang sesuai untuk membersihkan
permukaan luar water bath. Pastikan untuk menghindari
penggunaan bahan kimia yang berbahaya atau abrasif yang dapat
merusak permukaan.
d) Keringkan water bath dengan lembut menggunakan kain bersih dan
kering atau tisu. Pastikan untuk menghilangkan semua kelembapan
agar tidak ada residu yang tertinggal.
4. Alat-alat penyiapan Sampel
a. Mikropipet
adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur dan
memindahkan volume cairan dalam jumlah mikroliter.
1) Cara menggunakan Mikropipet
a) Pastikan untuk menggunakan tip yang sesuai dengan mikropipet
yang Anda gunakan.

42
b) Atur volume yang diinginkan dengan memutar tombol pengatur
volume pada mikropipet. Pastikan untuk menyesuaikan volume
dengan tepat sesuai dengan skala yang tertera pada mikropipet.
c) Tekan ujung pipet ke dalam cairan yang akan diambil, dan
perlahan lepaskan tombol pengatur volume untuk menarik
cairan ke dalam pipet.
d) Arahkan ujung pipet ke tempat tujuan dan tekan tombol
pengatur volume dengan lembut untuk mengeluarkan cairan
dengan presisi
2) Cara membersihkan Mikropipet
a) Setelah digunakan, pastikan untuk membersihkan mikropipet
dengan hati-hati. Lepaskan tip yang digunakan dan buang ke
dalam tempat sampah yang sesuai.
b) Bersihkan bagian luar mikropipet dengan kain atau tisu yang
dibasahi dengan larutan pembersih atau desinfektan yang sesuai.
c) Jika cairan tertinggal di dalam pipet, perlu dilakukan pembersihan
lebih lanjut. Gunakan larutan pembersih yang sesuai dan gunakan
teknik yang benar untuk membersihkan bagian dalam pipet.
d) Lakukan perawatan berkala sesuai dengan petunjuk dari produsen
untuk memastikan kinerja mikropipet tetap optimal.
b. Paper Disk
Paper disk adalah cakram kecil yang terbuat dari kertas steril yang
diberi zat antimikroba atau zat lainnya. Paper disk digunakan dalam uji
kepekaan antimikroba atau uji sensitivitas untuk menguji efektivitas zat
tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
1) Cara menggunakan Paper Disk
a) Pertama-tama, siapkan kertas filter steril yang telah direndam
dalam larutan zat yang ingin diuji atau larutan kontrol.
b) Tempatkan paper disk yang telah direndam di atas permukaan
media pertumbuhan yang telah ditanami mikroorganisme dengan
menggunakan alat penjepit steril.

43
c) Tekan paper disk dengan lembut ke permukaan media sehingga
larutan yang terkandung di dalamnya dapat meresap ke dalam
media.
d) Inkubasikan piring agar mikroorganisme dapat tumbuh selama
periode waktu yang ditentukan.
e) Setelah inkubasi, evaluasi zona hambat pertumbuhan
mikroorganisme di sekitar paper disk untuk menentukan
sensitivitas mikroorganisme terhadap zat yang diuji.
2) Cara membersihkan Paper Disk
a) Karena paper disk digunakan hanya satu kali dalam satu
eksperimen, tidak diperlukan proses pembersihan.
b) Setelah digunakan, paper disk biasanya dibuang dengan aman
sesuai dengan prosedur pembuangan limbah biologis.
c) Namun, alat-alat yang digunakan untuk menangani paper disk
seperti alat penjepit atau spatula perlu dibersihkan dan disterilkan
setelah digunakan untuk mencegah kontaminasi silang antara
sampel-sampel dan eksperimen berikutnya.
b. Pinset
adalah alat yang terbuat dari logam, biasanya stainless steel, dan
memiliki dua lengan yang dapat dibuka dan ditutup dengan cara
memencet atau melepas tekanan pada ujungnya. Pinset digunakan untuk
mengambil atau menangani bahan-bahan mikrobiologis dengan presisi
tinggi, seperti mengambil koloni bakteri dari media pertumbuhan atau
menangani sampel mikroorganisme yang sangat kecil.
1) Cara menggunakan Pinset
a) Pastikan pinset dalam keadaan bersih sebelum digunakan. Kita
dapat membersihkannya dengan cairan disinfektan atau melalui
proses sterilisasi sesuai dengan protokol laboratorium.
b) Pegang pinset dengan benar, yakni dengan menjepitnya di antara
ibu jari dan jari telunjuk.
c) Buka lengan pinset dengan menekan ujungnya, lalu arahkan
pinset ke area yang ingin Anda ambil sampelnya.

44
d) Setelah mengambil sampel, pastikan untuk menutup kembali
lengan pinset dengan melepaskan tekanan pada ujungnya. Hindari
menyentuh ujung pinset dengan jari atau permukaan lain yang
tidak steril untuk mencegah kontaminasi.
2) Cara membersihkan Pinset
a) Setelah digunakan, bersihkan pinset dengan cairan disinfektan
seperti alkohol 70% atau larutan disinfektan yang
direkomendasikan oleh laboratorium.
b) Celupkan pinset ke dalam larutan disinfektan dan biarkan selama
beberapa menit untuk memastikan semua mikroorganisme
terbunuh.
c) Setelah itu, bilas pinset dengan air steril untuk menghilangkan
sisa-sisa larutan disinfektan.
d) Keringkan pinset dengan hati-hati menggunakan kain bersih atau
tisu steril.
e) Pastikan pinset disimpan dalam keadaan bersih dan kering untuk
mencegah kontaminasi.
c. Pipet Tetes
adalah alat laboratorium yang memiliki bentuk panjang dan runcing di
ujungnya, biasanya terbuat dari kaca atau plastic yang berfungsi untuk
memindahkan cairan dalam jumlah yang sangat kecil, tetes demi
tetesan, dari satu wadah ke wadah lain.
1) Cara membersihkan Pipet Tetes
a) Pastikan pipet telah dikalibrasi dan diatur sesuai dengan volume
yang diinginkan.
b) Tekan tombol pengisap atau pengontrol di pipet untuk menarik
cairan ke dalam pipet. Pastikan ujung pipet berada dalam cairan,
hindari kontak dengan dinding wadah agar tidak terjadi
kontaminasi.
c) rahkan ujung pipet ke tempat yang dituju dan tekan tombol
pengontrol secara perlahan untuk mengeluarkan cairan. Pastikan
semua cairan telah dikeluarkan dengan sempurna.

45
2) Cara membersihkan Pipet Tetes
a) Bersihkan pipet dengan mencucinya dengan air bersih terlebih
dahulu untuk menghilangkan sisa-sisa cairan. Setelah itu, rendam
pipet dalam larutan pembersih atau desinfektan yang sesuai
selama beberapa saat.
b) ika terdapat residu yang sulit dihilangkan, gunakan sikat pipet
atau bahan pembersih yang lebih kuat untuk membersihkan
bagian dalam pipet. Pastikan untuk membersihkan dan
mengeringkan pipet sepenuhnya sebelum digunakan kembali.
d. Spuit
adalah alat yang terbuat dari logam atau plastik dengan ujung yang
pipih dan panjang. Biasanya, spuit memiliki dua ujung yang berbeda,
yaitu ujung yang runcing dan ujung yang datar. Spuit digunakan untuk
mengambil atau mengalihkan bahan kimia atau biologis dalam jumlah
kecil atau besar, tergantung pada ukuran spuit yang digunakan.
a) Cara menggunakan Spuit
a) Pastikan spuit dalam keadaan bersih sebelum digunakan. Kita
dapat membersihkannya dengan cairan disinfektan atau melalui
proses sterilisasi sesuai dengan protokol laboratorium.
b) Pilih ujung spuit yang sesuai dengan jenis sampel yang akan
Anda ambil.
c) Gunakan ujung runcing untuk mengambil sampel cair atau bahan
berbentuk padat yang dapat ditusuk, seperti agar atau koloni
bakteri.
d) Gunakan ujung datar untuk mengambil sampel bahan yang
lengket atau berbentuk seperti pasta. Setelah mengambil sampel,
pindahkan sampel ke wadah atau media yang ditentukan dengan
hati-hati.
e) Hindari kontaminasi silang antara sampel yang berbeda dengan
membersihkan atau sterilisasi spuit antara penggunaan.
b) Cara membersihkan Spuit

46
a) Setelah digunakan, bersihkan spuit dengan cairan disinfektan atau
prosedur sterilisasi yang sesuai.
b) Jika spuit terbuat dari logam, kita dapat mendesinfeksi dengan
merendamnya dalam larutan disinfektan atau melalui proses
autoclaving.
c) Jika spuit terbuat dari plastik, pastikan untuk menggunakan cairan
disinfektan yang tidak merusak bahan plastik.
d) Bilas spuit dengan air steril setelah proses pembersihan atau
sterilisasi untuk menghilangkan sisa-sisa larutan disinfektan.
e) Keringkan spuit dengan hati-hati menggunakan kain bersih atau
tisu steril sebelum menyimpannya kembali.
e. Transport Swab/Swab Steril
adalah alat yang terdiri dari sebuah kapas atau bulu kapas yang
tersemat di ujung batang plastik atau kayu. Ujung kapas ini dirancang
untuk menyerap dan mengambil sampel dari area yang diinginkan
dengan tujuan untuk diuji atau dianalisis di laboratorium.
1) Cara menggunakan Transport Swab/Swab Steril
a) Pastikan area yang akan diambil sampelnya bersih dan kering.
Buka kemasan transport swab dengan hati-hati tanpa menyentuh
ujung kapasnya untuk mencegah kontaminasi.
b) Usapkan ujung kapas pada area yang akan diambil sampelnya
dengan tekanan yang lembut dan seragam. Pastikan kapas
menyentuh area yang ingin diambil sampelnya.
c) Setelah pengambilan sampel selesai, masukkan kembali ujung
kapas ke dalam tabung atau wadah transportasi dengan hati-hati
dan kencangkan penutupnya secara aman.
2) Cara membersihkan Transport Swab/Swab Steril
a) Setelah pengambilan sampel selesai, transport swab atau swab
steril tidak perlu dibersihkan, karena biasanya mereka adalah alat
sekali pakai. Namun, pastikan untuk membuangnya dengan benar
sesuai dengan prosedur pengelolaan limbah medis atau biologi.

47
b) Jika ada kebutuhan untuk menggunakan swab steril yang sama
pada area yang berbeda atau untuk pengambilan sampel yang
berbeda, pastikan untuk menggunakan swab steril yang baru
untuk mencegah kontaminasi silang.
5. Alat-alat Pengamatan
Dalam laboratorium mikrobiologi, terdapat beragam alat pengamatan yang
digunakan untuk memeriksa dan menganalisis mikroorganisme serta
aktivitas mereka. Berikut adalah beberapa alat pengamatan yang umum
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi:

a. Colony Counter
adalah alat yang dirancang khusus untuk membantu dalam menghitung
jumlah koloni mikroorganisme yang berkembang biak pada media
pertumbuhan. Alat ini biasanya dilengkapi dengan fitur-fitur seperti
pencahayaan yang tepat, lensa pembesar, dan pengatur kontras untuk
mempermudah pengamatan dan penghitungan koloni.
1) Cara menggunakan Colony Counter
a) Letakkan cawan petri yang berisi media pertumbuhan dan koloni
mikroorganisme di bawah lensa colony counter.
b) Nyalakan pencahayaan di bawah lensa agar koloni-koloni
menjadi terlihat dengan jelas.
c) Gunakan lensa pembesar bawaan untuk memperbesar gambar
koloni dan mempermudah penghitungan.
d) Gunakan pengatur kontras atau filter jika diperlukan untuk
meningkatkan kontras antara koloni dan media pertumbuhan.
e) Gunakan tombol atau pengatur di alat tersebut untuk menghitung
dan mencatat jumlah koloni yang terlihat di bawah lensa.
2) Cara membersihkan Colony Counter
a) Matikan alat dan lepaskan kabel daya jika ada.
b) Gunakan kain mikrofiber atau tisu bersih yang telah dibasahi
dengan cairan pembersih non-abrasif untuk membersihkan
permukaan luar alat, termasuk lensa dan area di sekitar lensa.

48
c) Pastikan untuk membersihkan dengan lembut dan hati-hati untuk
menghindari kerusakan pada komponen optik.
d) Jika diperlukan, gunakan kuas kecil atau kain yang telah dibasahi
dengan cairan pembersih untuk membersihkan area di sekitar
tombol atau pengatur.
e) Periksa juga bagian-bagian mekanis, seperti kunci pengaturan
fokus dan kontras, dan bersihkan jika diperlukan.
f) Pastikan alat benar-benar kering sebelum digunakan kembali atau
disimpan.

b. Incubator
adalah alat yang dirancang untuk menyediakan kondisi lingkungan
yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme, sel, atau kultur
jaringan. Biasanya, incubator memiliki pengatur suhu yang dapat diatur
secara presisi, kontrol kelembaban, serta sistem ventilasi yang memadai
untuk menjaga kondisi lingkungan yang stabil.
1) Cara menggunakan Incubator
a) Pertama, pastikan incubator dalam kondisi bersih sebelum
digunakan. Kita dapat membersihkannya dengan menggunakan
cairan disinfektan dan lap bersih.
b) Atur suhu dan kelembaban sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
mikroorganisme yang akan dibiakkan.
c) Biasanya, suhu incubator diatur antara 20-45°C tergantung pada
jenis mikroorganisme yang dibiakkan.
d) Tempatkan wadah atau media pertumbuhan yang berisi kultur
mikroorganisme ke dalam rak di dalam incubator.
e) Pastikan untuk menutup rapat pintu incubator setelah
menempatkan kultur di dalamnya.
f) Pantau kondisi suhu dan kelembaban secara teratur dengan
menggunakan termometer atau sensor kelembaban yang tersedia
di dalam incubator.

49
g) Jika diperlukan, lakukan sterilisasi atau disinfeksi ulang terhadap
interior incubator setelah digunakan untuk memastikan
kebersihan dan menghindari kontaminasi silang antar kultur.
2) Cara membersihkan Incubator
a) Matikan dan cabut sumber listrik incubator sebelum
membersihkan.
b) Gunakan cairan disinfektan dan lap bersih untuk membersihkan
permukaan interior dan eksterior incubator.
c) Pastikan untuk membersihkan dengan lembut dan hati-hati untuk
menghindari kerusakan pada sensor atau komponen lainnya.
d) Bersihkan juga rak di dalam incubator dengan cairan disinfektan
dan lap bersih.
e) Pastikan untuk mengeringkan incubator dengan baik setelah
membersihkan untuk mencegah pertumbuhan jamur atau bakteri
yang tidak diinginkan.
f) Jangan lupa untuk membersihkan dan memeriksa filter ventilasi
jika ada, dan ganti jika sudah kotor atau tersumbat.
c. Mikroskop
adalah alat optik yang terdiri dari serangkaian lensa dan mekanisme
pencahayaan yang dirancang untuk memperbesar objek yang sangat
kecil, seperti mikroorganisme atau sel-sel biologis, sehingga dapat
diamati dengan detail.
1) Cara menggunakan Mikroskop
a) Langkah pertama adalah menempatkan objek yang akan diamati
(misalnya, preparat mikroskopis) di bawah lensa objektif
mikroskop.
b) Gunakan pemutar tuas atau roda fokus untuk menyesuaikan fokus
sehingga gambar objek menjadi jelas. Kita dapat menggunakan
fokus kasar terlebih dahulu, lalu fokus halus untuk penyesuaian
akhir.
c) Atur kecerahan pencahayaan menggunakan kontrol intensitas
cahaya atau diafragma iris sesuai kebutuhan.

50
d) Jika mikroskop dilengkapi dengan lensa pengganda (misalnya
lensa berbagai), Anda dapat memilih perbesaran yang sesuai
dengan objek yang diamati.
e) Setelah selesai mengamati, pastikan untuk menurunkan lensa
objektif ke posisi terendah dan mematikan lampu mikroskop.
2) Cara membersihkan Mikroskop
a) Matikan mikroskop dan lepaskan kabel daya jika ada.
b) Gunakan kuas lembut atau kain mikrofiber untuk membersihkan
debu dan partikel lainnya dari permukaan luar mikroskop.
c) Untuk membersihkan lensa mikroskop, gunakan tisu lensa atau
kapas yang telah dibasahi dengan cairan pembersih khusus untuk
lensa optik. Usaplah lensa dengan gerakan melingkar dari tengah
ke pinggir untuk menghindari goresan atau bekas jari.
d) Hindari menyemprotkan cairan langsung ke lensa atau bagian lain
mikroskop, karena ini dapat merusak komponen elektronik atau
mekanis di dalamnya.
e) Periksa juga kondisi mekanisme penggerak dan kontrol
mikroskop, dan bersihkan dengan hati-hati jika diperlukan.
f) Pastikan mikroskop benar-benar kering sebelum digunakan
kembali atau disimpan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengenalan alat laboratorium Mikrobiologi, didapatkan
bahwa setiap alat memiliki fungsi yang berbeda-beda, cara penggunaannya,
dan cara membersihkannya. Selain itu alat-alat dapat dikelompokkan
berdasarkan dengan kegunaannya antara lain:

51
1. Alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi diri dari hal-hal yang
tidak diinginkan, yang meliputi : Baju Lab, Handscoon, Masker, dan
Kacamata .
2. Alat sterilisasi yang merupakan suatu proses perlakuan terhadap bahan atau
barang dimana pada akhir proses tidak terdapat mikroorganisme pada bahan
atau barang tersebut. Alat-alat sterilisasi meliputi: Autoklaf, Oven, dan
Lampu spiritus.
3. Alat Inokulasi yang digunakan untuk memindahkan bakrteri dari medium
yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang tunggi.
Alat-alat yang tergolong dari alat inokulasi yaitu: Cawan petri, Tabung
reaksi, Pencadang, Tabung durham, Object glass, Ose, dan Lamina air flow.
4. Alat penyiapan media yang digunakan untuk membuat media pertumbuhan
bakteri. Alat-alat Penyiapan Media meliputi: Labu Erlenmeyer, Corong
kaca, Gelas piala, Kulkas, Orbital shaker, Water bath, Batang pengaduk,
Neraca analitik, Kasa asbes, Refrigerator, Kaki tiga, Gelas ukur, Sendok
tanduk, Rak tabung dan Kertas PH.
5. Alat penyiapan sampel yang digunakan untuk penyiapan sampel. Seperti:
Mikropipet, Paper Disk, Pipet Tetes, Pinset, dan Spoit, Swab Steril.
6. Alat pengamatan yang digunakan untuk melakukan pengamatan di
laboratorium. Alat-alat pengamatan meliputi: Mikroskop, Colouni counter,
dan Incubator.

52
B. Saran
Untuk praktikum mengenai pengenalan alat praktikan harus lebih fokus lagi
dalam menjalankan praktikum agar bisa lebih memahami fungsi dari masing-
masing alat serta cara penggunaan dan pemeliharaannya di laboratorium
mikrobiologi.

DAFTAR PUSTAKA

Anomin.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan


Republik Indonesia.

Dirjen Pom. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.

Moechtar. 1990. Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi. Jogjakarta
: Gajah Mada University Press.

Putri N.P.,dkk. 2019. Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. Surabaya: JDS.

Rosiana, H. 2005. Kimia Fisiska. Jakarta : Rineka Cipta.

Sinala, Santi. 2016. Farmasi Fisik. Jakarta: KEMENKES RI

Tim Asistensi Dosen Fisika Farmasi, 2024. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika
Program Studi D4. Makassar: Poltekkes Kemenkes Makassar.

53
LAMPIRAN

A. Perhitungan
1. Viskometer Ostwald

η1 ρ 1 . t 1 ρ1 . t 1
= → η1 = .η
n2 ρ 2 . t 2 ρ2 . t 2 2

a. Aquadest

Suhu Air = 25oC


FI.Edisi.III Halaman 770
Suhu Kekentalan air  dalam Cp
 20 oC 1, 0050
air 25 oC ???
30 oC 0,8007

Selisih = 1,0050 Cp – 0,8007 Cp = 0,2043 Cp

 Batas Atas = 1,0050 Cp – (5/10 x 0,2043 Cp)


= 1,0050 – 0,1021
= 0,9029 Cp

54
 Batas Bawah = 0,8007 Cp + (5/10 x 0,2043 Cp)
= 0,8007 + 0,1021
= 0,9029 Cp

 η2 ( aquadest )=0,9029 Cp

b. Alkohol

Dik : t Alkohol = 31,76 detik

ρ Alkohol = 0,7904 g/ml

t Aquadest = 17,25 detik

ρ Aquadest = 1,0572 g/ml

ᶯ Aquadest = 0,9029 Cp

0,7904 g/ml x 31 ,76 detik


η1 ( aIkohoI )= x 0,9029 Cp
1,0572 g /ml x 17 , 25 detik

25,1031
¿ x 0,9029Cp
18,2367

= 1,2428 Cp

2. Pipet Volume

η1 ρ 1 . t 1 ρ1 . t 1
= → η1 = xη
n2 ρ 2 . t 2 ρ2 . t 2 2

a. Aquadest

Dik : ρ Aquadest = 1,0572 g/ml

t Aquadest = 27,14 detik

ᶯ Aquadest = 0,9029 Cp

1,0572 g /ml ×27 , 14 detik


ᶯ Aquadest = × 0,9029 Cp
1,0572 g /ml ×27 , 14 detik

= 1× 0,9029 Cp

55
= 0,9029 Cp

b. Alkohol

Dik: t Alkohol = 29,32 detik

ρ Alkohol = 0,7904 g/ml

t Aquadest = 27,14 detik

ρ Aquadest = 1,0572 g/ml

ᶯ Aquadest = 0,9029 Cp

Dit : ᶯ Alkohol = ….?

Penyelesaian :

0,7904 g/ml x 29 ,32 detik


η1 ( aIkohoI )= x 0,9029 Cp
1,0572 g /ml x 27 , 14 detik

23,1745
¿ x 0 , 9029 Cp
28,6924

= 0,7291 Cp

c. Gliseril

Dik: t Gliseril = 1.088 detik

ρ Gliseril = 1,2734 g/ml

t Aquadest = 27,14 detik

ρ Aquadest = 1,0572 g/ml

ᶯ Aquadest = 0,9029 Cp

Dit : ᶯ Gliseril =…..?

Penyelesaian :

56
η1 ¿¿ ¿

1.385
¿ x 0,9029 Cp
28,6924

= 43,5835 Cp

d. Parafin

Dik: t Parafin = 53 , 67 detik

ρ Parafin = 0,8164 g/ml

t Aquadest = 27,14 detik

ρ Aquadest = 1,0572 g/ml

ᶯ Aquadest = 0,9029 Cp

Dit : ᶯ Parafin =…..?

Penyelesaian :

0,8164 g/ml x 53 ,67 detik


η1 ( Parafin )= x 0,9029Cp
1,0572 g /ml x 27 , 14 detik

43,8161
¿ x 0,9029 Cp
28,6924

= 1,3787 Cp

e. Oleum Cocos

Dik: t ol.cocos = 72 , 48 detik

ρ ol.cocos = 0,9074 g/ml

t aquadest = 27,14 detik

ρ aquadest = 1,0572 g/ml

ᶯ aquadest = 0,9029 Cp

57
Dit : ᶯ oleum cocos =…..?

Penyelesaian :

0,9074 g /ml x 72 , 48 detik


η1 (Ol . Cocos)= x 0,9029 Cp
1,0572 g/ml x 27 ,14 detik

65,7683
¿ x 0,9029 Cp
28,6924
= 2, 0695 Cp

B. Dokumentasi

1. Alat dan Bahan

Alat Bahan

2. Ukur Suhu Aquadest

58
3.

Mengkur Sampel menggunakan Viskometer

Aquadest Alkohol

4. Mengkur
Sampel
menggunakan Pipet Volume

Gliserol Aquadest

59
Oleum Alkohol
Cocos

Parafin

60

Anda mungkin juga menyukai