Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI KOGNITIF

(Feature Detection)
LABORATORIUM PSIKOLOGI LANJUT

DISUSUN OLEH :

Nama : Ariestawidya Ardiningrum


NPM : 10521237
Kelas : 3PA09
Tutor : Jannuarizki Ramadhanu

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2024
A. MATERI DAN TUJUAN PRAKTIKUM
1. Feature Detection
Praktikum pada pertemuan ketiga membahas mengenai materi
feature detection yang dimana praktikan diminta untuk mencoba
mengerjakan tes feature detection di lab.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilakukan nya praktikum ini adalah untuk individu dapat
mengetahui atau mendeteksi ciri-ciri khusus yang terdapat dalam
stimulus diantara stimulus lainnya dalam satu kesatuan.
B. DASAR TEORI
Menurut Solso, Maclin dan Maclin (2007) feature detection atau
feature analysis adalah pendekatan terhadap masalah bagaimana kita
menyaring informasi dari stimuli rumit. Teori ini juga menyatakan bahwa
pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang
didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina
sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana.
Menurut Goldstein (2008) feature detection adalah neuron seperti
sel sederhana, kompleks, dan sel yang berhenti, yang menembak sebagai
respons terhadap ciri-ciri rangsangan tertentu.
Menurut Freidenberg dan Silverman (2006) bahwa hal yang paling
dikenal dalam teori feature detection adalah pandemonium. Namanya
diambil dari “demons” mental kecil yang mewakili unit pemrosesan.
Demons ini akan berteriak selama proses pengenalan.
Berdasarkan dari ketiga definisi feature detection dapat diatas dapat
disimpulkan bahwa feature detection adalah bagaimana cara kita mengenali
dan memahami informasi dari lingkungan sekitar yang dilakukan dengan
menggunakan ciri-ciri sederhana untuk mengolah rangsangan yang
kompleks, dan dapat membantu kita mengurai informasi yang rumit
menjadi sesuatu yang lebih dapat dipahami.
Menurut Freidenberg dan Silverman (2006) demons dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Image demon yaitu mempertahankan penampilan keseluruhan
huruf.
2. Feature demons yaitu fitur yang akan berteriak jika ia melihat
fiturnya sendiri dalam gambar.
3. Cognitive demons yaitu untuk setiap huruf yang mungkin. Jika
mereka mendengar salah satu fitur yang sesuai, mereka juga
akan berteriak.
4. Decision demons yaitu Ia mendengarkan cognitive demons mana
pun yang berteriak paling keras dipilih oleh kognitif sebagai
huruf yang dikenali.
C. JURNAL (A Signal-Detection-Based Diagnostic-Feature-Detection
Model of Eyewitness Identification)
Judul Artikel : A signal detection based
diagnostic feature detection model
of eyewirness identification
Nama Jurnal, Volume dan Tahun : Psychological review, vol. 121,
Tahun 2014
Penulis : John T. Wixted dan Laura Mickes
Tujuan dan Metode Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan model
identifikasi saksi mata berbasis
deteksi sinyal yang menarik
perbedaan yang jelas antara
diskriminasi dan bias respons.
Metode yang digunakan adalah
model identifikasi saksi mata
berbasis deteksi sinyal, yang
mendorong penggunaan analisis
karakteristik operasi penerima
(ROC) untuk mengukur
kemampuan diskriminasi.
Subjek Penelitian : -
Review : Penyajian wajah secara simultan
lebih mungkin menghasilkan ROC
yang lebih tinggi atau lebih
diskriminatif daripada penyajian
wajah secara terpisah. Namun,
penelitian ini tidak secara pasti
mendukung model deteksi sinyal
atau hipotesis deteksi fitur
diagnostik. Perkembangan masa
depan mungkin akan menemukan
model lain yang lebih unggul atau
prinsip alternatif yang dapat
menjelaskan fenomena identifikasi
saksi mata dengan lebih baik

D. PERCOBAAN PRAKTIKUM
1. Langkah-langkah percobaan
a. Masuk ke experiment.
b. Pencet choose experiment, pilih feature detection.
c. Setelah itu, untuk memulai klik start experiment setup.
d. Untuk memulai percobaan dapat dilakukan dengan meng klik
tombol tombol on yang ada di pojok kiri.
e. Klik file > start > without auto logging.
f. Masukan subject indentification berupa nama dan NPM, kemudian
klik ok.
g. Kemudian akan muncul instruksi dalam tampilan b.inggris, lalu
setelah memahami intruksi tersebut klik start.
h. Klik start trial.
i. Apabila terdapat huruf target yang ditentukan dalam rangkaian huruf
yang ada dilayar maka klik present, tetapi bila tidak terdapat huruf
target dalam rangkaian maka klik absent.
j. Klik start untuk memulai trial berikutnya, hingga semua rangkaian
trial setiap part selesai diberikan.
k. Correct untuk jawaban benar.
l. Incorrect untuk jawaban yang salah.
m. Apabila semua trial selesai di kerjakan dan akan tampil tulisan
“thank you the experiment is over”.
n. Lalu klik oke.
o. Hasil di simpan di : C/progra 1/cp 3/BIN dengan file “FD_nama
lengkap.
p. Jika anda ingin menyudahi eksperimen tanpa menyelesaikan semua
silahkan klik file pada menu bar lalu pilih exit.
q. Data spreadsheet > open data file > program II/cp3/BIN > klik ok,
lalu akan muncul data spreadsheet.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Berikut merupakan hasil pratikum yang telah dilakukan oleh
pratikan mengenai pratikum feature detaction. Ditraktor huruf yaitu R
dan target huruf yaitu P. dari percobaan praktikum yang dilakukan do
dapatkan hasil jawaban yang benar adalah 24 dan jawaban yang salah 0,
selanjutnya waktu yang waktu yang paling cepat dilakukan untuk
menjawab yaitu 609 (msec) dengan display size 5, sedangkan waktu
yang paling lambat yang dilakukan untuk menjawab yaitu 98539 (msec)
dengan display size 30.
Praktikum yang di lakukan di lab sudah sesuai dengan tujuan
praktikum karena pada saat mengerjakan paraktikum praktikan dapat
mendeteksi ciri-ciri khusus yang terdapat dalam stimulus diantara
stimulus lainnya.
2. Pembahasan
Pandemonium, yang diperkenalkan oleh Freidenberg dan Silverman
(2006), adalah teori yang melibatkan unit pemrosesan mental yang
disebut "demons". Demons ini secara kilasan "berteriak" selama proses
pengenalan untuk membantu memproses informasi. Hasil praktikum ini
menunjukkan cara kerja dari feature detection dalam mengidentifikasi
dan mengenali stimulus (ditraktor huruf R dan target huruf P). Waktu
yang paling cepat untuk menjawab adalah 609 (msec) dengan display
size 5, sementara waktu paling lambat adalah 98539 (msec) dengan
display size 30. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar display
size, semakin lambat respon pratikan dalam melakukan pengenalan dan
memproses informasi.
F. KESIMPULAN
Pandemonium adalah teori yang melibatkan "demons" sebagai unit
pemrosesan mental yang membantu dalam pengenalan dan pengolahan
informasi. Hasil praktikum menunjukkan bahwa feature detection dapat
mengenali stimulus (traktor huruf R dan target huruf P). Waktu respon
pratikan dipengaruhi oleh ukuran display: semakin besar display, semakin
lambat responnya.
Daftar Pustaka

Wixted, J. T., & Mickes, L. (2014). A signal-detection-based diagnostic-feature-


detection model of eyewitness identification. Psychological Review, 121(2),
262–276. doi:10.1037/a0035940.
Freidenberg, F. & Silverman, G. (2006). Cognitive science : A student’s handbook.
Fifth edition. New York : Psychology Press.
Goldstein, E. B. (2008). Cognitive psychology : Connecting mind, research and
everyday experience. Second edition. USA : Wadsorth Publishing.
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2007). Psikologi kognitif. Jakarta :
Erlangga.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai