Juklak Inventarisasi Data Lokasi Indikatif 2023
Juklak Inventarisasi Data Lokasi Indikatif 2023
INVENTARISASI DATA
LOKASI INDIKATIF
PENGADAAN TANAH
TAHUN 2023
oleh:
DIREKTORAT BINA PENGADAAN DAN
PENCADANGAN TANAH
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA
RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
ii
LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................................50
iii
BAGIAN I
SOSIALISASI INVENTARISASI
DATA LOKASI INDIKATIF
PENGADAAN TANAH
1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kompleksitas penyelenggaraan pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum telah menjadi tantangan
yang harus dihadapi oleh para pemangku kepentingan.
Sebagaimana diketahui bahwa pengadaaan tanah melibatkan
banyak pihak dan juga terdiri atas berbagai perangkat peraturan
perundang-undangan. Meskipun kompleksitas tersebut mewarnai
penyelenggaraan pengadaan tanah, tetapi Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah diamanatkan menjamin tersedianya tanah
untuk Kepentingan Umum sehingga pada gilirannya dapat
mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Tahapan pengadaan tanah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, meliputi 4 (empat)
tahap yang terdiri atas Perencanaan, Persiapan, Pelaksanaan, dan
Penyerahan Hasil. Masing-masing tahap tersebut telah ditentukan
siapa pihak yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan
pelaksanaannya. Dalam hal ini, tahap perencanaan merupakan
tanggung jawab Instansi yang Memerlukan Tanah, tahap persiapan
merupakan tanggung jawab Gubernur atau Bupati/Walikota jika
memperoleh delegasi dari Gubernur, tahap pelaksanaan dan
penyerahan hasil merupakan tanggung jawab Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Dalam perkembangannya, beberapa ketentuan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 diubah dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja sebagaimana telah
dicabut dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja, yang mana salah satunya
mengamanatkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional terlibat dalam tahap perencanaan yang
dilaksanakan oleh Instansi yang Memerlukan Tanah. Hal ini
dimaksudkan agar proses dan hasil perencanaan menjadi lebih baik
dengan didukung data pertanahan yang ada di Kantor Pertanahan
sehingga pelaksanaan tahap-tahap selanjutnya dapat dilakukan
secara baik. Oleh karenanya, semangat perubahan ini perlu
disosialisasikan dan dikoordinasikan bagi pihak-pihak terkait.
Sehubungan dengan hal di atas, maka telah diprogramkan
kegiatan “Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan
Tanah” yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Pertanahan di
seluruh Indonesia. Kegiatan ini diharapkan menghasilkan sesuatu
2
hal yang positif dalam upaya mewujudkan tujuan pengadaan tanah
sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Oleh karena itu, Kantor Pertanahan berperan sangat
penting dalam mensosialisasikan dan mengkoordinasikan
Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah kepada para
pemangku kepentingan.
B. DASAR HUKUM
Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan
Tanah didasarkan pada peraturan-peraturan berikut ini:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5280);
2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6841);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6631);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 83);
5. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 84);
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 985);
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 986);
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 19 Tahun 2021 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 672);
9. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan
Pengembangan Pertanahan Tahun 2020-2024.
3
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Petunjuk Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan Pengadaan
Tanah mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut:
1. Maksud
Sebagai pedoman bagi Tim Pelaksana dalam melaksanakan
Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Kegiatan Pengadaan Tanah.
2. Tujuan
Memberikan pemahaman yang sama tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
sekaligus menghimpun data dan informasi rencana pengadaan
tanah.
D. PRINSIP-PRINSIP
Dalam rangka penyeragaman pelaksanaan Sosialisasi
Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah maka
diperlukan prinsip-prinsip mendasar yang harus dipedomani oleh
Penyelenggara Kegiatan di Kantor Pertanahan sebagai berikut:
1. Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah
dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun anggaran.
2. Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah
difokuskan untuk menyampaikan konsep pengadaan tanah
kepada Instansi yang Memerlukan Tanah sekaligus menghimpun
data dan informasi rencana pengadaan tanah.
3. Pelaksanaan Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif
Pengadaan Tanah harus berpedoman pada Petunjuk Pelaksanaan
yang ditetapkan.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menyamakan persepsi mengenai Sosialisasi
Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah, perlu
dijabarkan beberapa definisi operasional sebagai berikut:
1. Instansi yang memerlukan tanah adalah lembaga negara,
kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik
Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan
khusus Pemerintah atau Badan Usaha yang mendapatkan kuasa
berdasarkan perjanjian dari lembaga negara, kementerian,
lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik
Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan
khusus Pemerintah dalam rangka penyediaan infrastruktur
untuk kepentingan umum.
2. Pengadaan Tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan
cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak
yang berhak.
3. Proyek Strategis Nasional adalah proyek yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang
4
memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.
4. Non Proyek Strategis Nasional yang selanjutnya disebut Non
PSN adalah Proyek yang diputuskan dalam rapat yang di
koordinasikan oleh Kementerian Koordinator yang membidangi
penyelenggaraan koordinasi bidang perekonomian dengan
melibatkan Kementerian/Lembaga terkait dan/atau Pemerintah
Daerah.
5. Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan
masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
6. Objek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan
bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan
dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.
7. Rencana Tata Ruang Wilayah selanjutnya disebut RTRW adalah
hasil perencanaan tata ruang.
8. Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah yang selanjutnya
disebut DPPT adalah dokumen yang disusun dan ditetapkan
oleh Instansi yang memerlukan tanah dalam tahapan
perencanaan pengadaan tanah berdasarkan studi kelayakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
9. Konsultasi Publik adalah proses komunikasi dialogis atau
musyawarah antarpihak yang berkepentingan guna mencapai
kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
10. Penetapan Lokasi adalah penetapan atas lokasi pembangunan
untuk kepentingan umum yang ditetapkan dengan keputusan
gubernur, yang dipergunakan sebagai izin untuk Pengadaan
Tanah, perubahan penggunaan tanah, dan peralihan hak atas
tanah dalam Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum.
11. Ganti Kerugian adalah penggantian yang layak dan adil kepada
pihak yang berhak dalam proses pengadaan tanah.
12. Pelepasan Hak adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum
dari pihak yang berhak kepada negara melalui Lembaga
Pertanahan.
13. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
14. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional yang selanjutnya disebut Menteri adalah menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agraria/pertanahan dan tata ruang.
15. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional yang selanjutnya disebut Kementerian adalah
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang agraria/pertanahan dan tata ruang.
5
16. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya
disebut Kantor Wilayah adalah instansi vertikal Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di provinsi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
17. Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
F. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Sosialisasi Inventarisasi
Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah ini meliputi:
1. Persiapan Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif
Pengadaan Tanah;
2. Pelaksanaan Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif
Pengadaan Tanah;
3. Pemantauan dan Evaluasi Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi
Indikatif Pengadaan Tanah; dan
4. Pelaporan Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif
Pengadaan Tanah.
G. HASIL KEGIATAN
Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan
Tanah menghasilkan Laporan Pelaksanaan Inventarisasi Data
Lokasi Indikatif sesuai dengan format yang dimuat dalam Petunjuk
Pelaksanaan ini.
6
II. TATA LAKSANA SOSIALISASI INVENTARISASI DATA
LOKASI INDIKATIF PENGADAAN TANAH
A. PERSIAPAN
Dalam persiapan sosialisasi inventarisasi data lokasi
indikatif pengadaan tanah terdapat beberapa hal yang harus
dilakukan meliputi penyiapan bahan, penyusunan jadwal kegiatan,
pembentukan penyelenggara kegiatan, dan rapat persiapan.
1. Penyiapan Bahan
Penyiapan bahan dilakukan oleh Kepala Seksi Pengadaan
dan Pengembangan atau pejabat yang ditunjuk dijajarannya,
meliputi:
a. alat tulis kantor;
b. bahan penunjang komputer;
c. peralatan dan bahan lainnya yang diperlukan.
2. Penyusunan Jadwal Kegiatan
Penyusunan jadwal kegiatan dilakukan oleh Kepala Seksi
Pengadaan dan Pengembangan atau pejabat yang ditunjuk
dijajarannya agar tahap-tahap kegiatan dapat direalisasikan
sesuai dengan target jangka waktu yang ditentukan. Selain itu,
hal tersebut dilakukan sebagai upaya sinkronisasi jadwal
terhadap kegiatan-kegiatan pertanahan lainnya.
3. Pembentukan Penyelenggara Kegiatan
Pembentukan Penyelenggara Kegiatan dibentuk oleh Kepala
Kantor Pertanahan dengan susunan sebagai berikut:
a. Penanggung Jawab, yaitu Kepala Kantor Pertanahan, dengan
tugas-tugas:
1) bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan
kegiatan;
2) membentuk Penyelenggara Kegiatan;
3) menandatangani keputusan pembentukan Penyelenggara
Kegiatan;
4) memberikan arahan dan pembinaan mengenai
pelaksanaan kegiatan;
5) memantau kemajuan realisasi kegiatan dan permasalahan
dalam pelaksanaan kegiatan;
6) mengambil langkah-langkah penyelesaian terhadap
permasalahan yang dihadapi;
7) melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional.
b. Ketua, yaitu Kepala Seksi Pengadaan dan Pengembangan,
dengan tugas-tugas:
1) mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan;
2) melaksanakan rapat persiapan;
7
3) memantau kemajuan realisasi kegiatan dan permasalahan
dalam pelaksanaan kegiatan;
4) mengambil langkah-langkah penyelesaian terhadap
permasalahan yang dihadapi;
5) melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Kantor
Pertanahan.
c. Wakil Ketua, yaitu pegawai yang ditunjuk dilingkup Seksi
Pengadaan dan Pengembangan, dengan tugas-tugas:
1) mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan;
2) membantu Ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
d. Sekretaris, yaitu pegawai yang ditunjuk dilingkup Seksi
Pengadaan dan Pengembangan, dengan tugas-tugas:
1) mengkoordinasikan tugas-tugas kesekretariatan dengan
Anggota;
2) menyiapkan administrasi, peralatan, bahan dan
persuratan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan;
3) menatausahakan dan mendokumentasikan hasil kegiatan;
4) menyusun laporan kegiatan;
5) melaksanakan tugas-tugas lain yang diperlukan.
e. Anggota, yaitu 2 (dua) orang pegawai yang ditunjuk dilingkup
Kantor Pertanahan, dengan tugas-tugas:
1) melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan;
2) menyiapkan administrasi, peralatan, bahan dan
persuratan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan;
3) menatausahakan dan mendokumentasikan hasil kegiatan;
4) menyusun laporan kegiatan;
5) melaksanakan tugas-tugas dalam pelaksanaan sosialisasi;
6) melaksanakan tugas-tugas lain yang diperlukan.
Surat Keputusan Pembentukan Penyelenggara Kegiatan
ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan dan dibuat sesuai
dengan format Lampiran I.
4. Rapat Persiapan
Rapat persiapan diperlukan agar pelaksanaan sosialisasi
berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini
akan diuraikan hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh
Penyelenggara Kegiatan.
a. Ruang Lingkup Materi Paparan
Materi paparan yang harus disampaikan Narasumber
mencakup ketentuan dalam perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan penyerahan hasil pengadaan tanah.
Perubahan kebijakan terkini juga perlu dituangkan dalam
materi paparan. Selanjutnya materi paparan perlu memuat
permasalahan pengadaan tanah dan solusinya.
8
b. Perlengkapan dan Peralatan
Penyelenggara kegiatan mempersiapkan perlengkapan dan
peralatan teknis seperti:
1) spanduk atau backdrop;
2) kuesioner sesuai dengan format Lampiran II;
3) daftar hadir sesuai dengan format Lampiran III;
4) tata tertib pelaksanaan kegiatan;
5) undangan narasumber dan peserta;
6) kamera dan recorder (jika ada);
7) perlengkapan dan peralatan teknis lainnya yang
diperlukan.
c. Kriteria Narasumber
Narasumber dapat diisi oleh pejabat eselon III internal atau
dapat juga diisi oleh pejabat eselon III eksternal yang
menguasai dan memahami seluk beluk pengadaan tanah.
d. Kriteria Peserta
Peserta yang diundang dalam sosialisasi kegiatan pengadaan
tanah terdiri atas:
1) pejabat atau pegawai di lingkungan Kantor Pertanahan;
2) pejabat atau pegawai instansi yang menangani urusan
perencanaan pembangunan daerah dan urusan
pertanahan di kabupaten/kota setempat; dan
3) pejabat atau pegawai instansi teknis terkait.
5. Penyampaian Undangan
Penyampaian undangan dilakukan oleh Penyelenggara
Kegiatan kepada narasumber dan peserta sosialisasi baik tertulis
maupun daring.
B. PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan kegiatan inventarisasi data lokasi
indikatif pengadaan tanah, Tim melakukan kegiatan yang meliputi
penyiapan administrasi dan peralatan, sosialisasi dan koordinasi,
dan pengumpulan data.
1. Penyiapan Administrasi dan Peralatan
Penyiapan administrasi diperlukan dalam kaitannya
dengan pertanggungjawaban surat-menyurat, eviden dan
keuangan. Sementara itu, peralatan diperlukan Tim untuk
mendukung kegiatan Tim dikantor dan dilapangan. Dalam hal ini
Sekretaris dan/atau Sekretariat:
a. menyiapkan surat-menyurat, undangan, surat tugas, notulen,
daftar hadir;
b. menyampaikan surat-menyurat, undangan, surat tugas
kepada pihak yang terkait;
c. menatausahakan dan mendokumentasikan surat-menyurat,
undangan, surat tugas, notulen, daftar hadir, kwitansi, foto-
foto kegiatan;
9
d. menyiapkan peralatan kantor dan lapangan yang diperlukan
Tim, misalnya alat tulis dan penyimpan data.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data kegiatan inventarisasi data lokasi
indikatif pengadaan tanah dilakukan oleh Tim atau pegawai yang
ditunjuk di Lokasi Kegiatan, meliputi:
a. Tahap Pra Perencanaan
Berupa dokumen resmi (misalnya RPJMN/RPJMD) Instansi
yang memerlukan tanah di Lokasi Kegiatan, sekurang-
kurangnya berisi:
1) nama instansi yang memerlukan tanah;
2) jenis kepentingan umum;
3) letak tanah (kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten
/kota). Letak tanah dapat dilengkapi dengan data spasial;
4) rencana tata ruang;
5) perkiraan luas tanah yang dibutuhkan;
6) perkiraan panjang yang dibutuhkan (khusus rencana
jalan);
7) perkiraan alokasi anggaran;
8) target mulai tahap perencanaan (bulan dan tahun);
9) target mulai tahap persiapan (bulan dan tahun);
10) target mulai tahap pelaksanaan (bulan dan tahun);
11) keterangan lain-lain yang dipandang perlu.
b. Tahap Perencanaan
Berupa dokumen terkait perencanaan pengadaan tanah
(misalnya Dokumen Studi Kelayakan, Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah) di Lokasi Kegiatan, sekurang-kurangnya
berisi:
1) nama instansi yang memerlukan tanah;
2) jenis kepentingan umum;
3) kategori PSN/Non PSN;
4) letak tanah (kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten
/kota). Letak tanah dapat dilengkapi dengan data spasial;
5) rencana tata ruang;
6) perkiraan luas tanah yang dibutuhkan;
1
7) perkiraan panjang yang dibutuhkan (khusus rencana
jalan);
8) perkiraan alokasi anggaran;
9) target mulai tahap persiapan (bulan dan tahun);
10) target mulai tahap pelaksanaan (bulan dan tahun);
11) keterangan lain-lain yang dipandang perlu.
c. Tahap Persiapan
Berupa Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
dan/atau Keputusan Penetapan Lokasi di Lokasi Kegiatan,
sekurang-kurangnya berisi:
1) nama instansi yang memerlukan tanah;
2) jenis kepentingan umum;
3) kategori PSN/Non PSN;
4) letak tanah (kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten
/kota). Letak tanah dapat dilengkapi dengan data spasial;
5) rencana tata ruang;
6) perkiraan luas tanah yang dibutuhkan;
7) perkiraan panjang yang dibutuhkan (khusus rencana
jalan);
8) perkiraan alokasi anggaran;
9) target mulai tahap pelaksanaan (bulan dan tahun);
10) keterangan lain-lain yang dipandang perlu.
1
Studi Kelayakan, Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
dan/atau dokumen lain yang relevan).
3. Di Lokasi Kegiatan 3
Tidak terdapat rencana pembangunan untuk kepentingan
umum, tidak terdapat tahap perencanaan yang berlangsung,
dan terdapat tahap persiapan yang sedang berlangsung.
Maka Tim harus mengumpulkan data tahap persiapan yang
bersumber dari Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
(DPPT) dan/atau Keputusan Penetapan Lokasi.
1
III. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan perkembangan realisasi (anggaran dan fisik)
pelaksanaan Sosialisasi Inventarisasi Data Lokasi Indikatif
Pengadaan Tanah dilakukan secara berjenjang oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktorat
Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertahanan
terhadap Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, dan Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional terhadap Kantor Pertanahan.
Pemantauan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala setiap
3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan, baik secara
tatap muka maupun daring.
Dalam hal perkembangan realisasi (anggaran dan fisik)
dapat disampaikan melalui Aplikasi Sistem Kendali Mutu Program
Pertanahan (SKMPP), maka Kantor Pertanahan harus
menyampaikannya sesuai dengan Panduan Aplikasi SKMPP.
Evaluasi terhadap pelaksanaan sosialisasi Inventarisasi Data
Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah dilakukan oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktorat
Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertahanan
berdasarkan Daftar Inventarisasi Masalah yang dihimpun
penyelenggara kegiatan.
B. PELAPORAN
Laporan pelaksanaan kegiatan antara lain berisi data dan
informasi awal rencana pengadaan tanah di kabupaten/kota. Kantor
Pertanahan menyusun laporan akhir dalam ukuran kertas A4 (21
cm x 29,7 cm). Apabila terdapat lampiran peta maka menggunakan
ukuran kertas A3 (29,7 cm x 42,0 cm). Laporan pelaksanaan
kegiatan dibuat dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.
Laporan pelaksanaan kegiatan (hardcopy) sosialisasi
Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah disampaikan
oleh kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional c.q. Bidang
Pengadaan Tanah dan Pengembangan dan ditembuskan kepada
Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan
Pertahanan. Sedangkan laporan (softcopy) dapat dikirim secara
elektronik melalui email Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
dan email: dit.bppt@gmail.com
Sistematika laporan pelaksanaan kegiatan dibuat sesuai
dengan format Lampiran VII.
1
IV. PENUTUP
Dengan diterbitkannya Petunjuk Pelaksanaan Sosialisasi Inventarisasi
Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah diharapkan Penyelenggara
Kegiatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang dimuat dalam Petunjuk Pelaksanaan ini. Apabila terdapat hal-hal
yang perlu dikembangkan terkait pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan
Pengadaan Tanah maka Petunjuk Pelaksanaan ini akan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
1
BAGAN ALIR KEGIATAN
1
I. PERSIAPAN
Kepala Seksi
Pengadaan dan
Kepala Kantor Penyelenggara Narasumber dan
No. Proses Pengembangan atau
Pertanahan Kegiatan Peserta
pejabat yang
ditunjuk dijajarannya
Kepala Seksi Pengadaan dan
Pengembangan atau pejabat yang
1.
ditunjuk dijajarannya menyiapkan
bahan
Kepala Seksi Pengadaan dan
Pengembangan atau pejabat yang
2.
ditunjuk dijajarannya menyusun
jadwal kegiatan
Penyelenggara Kegiatan
5. menyampaikan undangan kepada
narasumber dan peserta
1
II. PELAKSANAAN
Sekretaris Ketua Tim Sekretaris Pemangku
Tim
No. Proses dan/atau atau pejabat Ketua Tim atau pejabat Kepentingan
Pelaksana
Sekretariat eksternal yang ditunjuk
Sekretaris dan/atau Sekretariat
1. menyiapkan administrasi dan
peralatan
1
III. PENGOLAHAN DATA DAN KENDALI MUTU
Kepala Kantor Pertanahan
No. Proses Tim Pelaksana dan/atau Instansi terkait Ketua Tim
lainnya
1
LAMPIRAN-LAMPIRAN
2
LAMPIRAN I. INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF
PENGADAAN TANAH
NOMOR ……………………
TENTANG
2
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 985);
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986);
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 19 Tahun 2021
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 672);
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di …………
pada tanggal …………
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktur Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan;
3. Direktur Bina Pengadaan dan Pencadangan Tanah;
4. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi................;
5. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota.......................;
6. dan seterusnya ……………………
2
Lampiran Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ……………………
Nomor : …………….
Tanggal : …………….
SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM PELAKSANA INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF PENGADAAN TANAH
TAHUN ANGGARAN …………
Ditetapkan di …………
pada tanggal …………
2
LAMPIRAN II. SOSIALISASI INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF
PENGADAAN TANAH
KUESIONER
SOSIALISASI INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF KEGIATAN
PENGADAAN TANAH
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA …..
TAHUN …..
1. Apakah Kegiatan Sosialiasi Pengadaan Tanah ini bermanfaat untuk Anda?
a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Tidak bermanfaat
3. Jika terdapat hal-hal yang belum dipahami, bagian manakah menurut Anda
yang belum dipahami tersebut?
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Persiapan
c. Tahap Pelaksanaan
d. Tahap Penyerahan Hasil
e. Kombinasi lebih dari satu pilihan a s/d pilihan d
Uraian:
4. Saran dan masukan Anda terhadap Sosialiasi Kegiatan Pengadaan Tanah ini.
Uraian:
2
5. Apakah Anda memiliki informasi rencana pengadaan tanah di Kabupaten/Kota
tempat Anda bertugas? Jika Ya, sampaikan berapa jumlah Instansi yang
Memerlukan Tanah pada Tahap Pra Perencanaan, Tahap Perencanaan, dan
Tahap Persiapan.
Uraian:
2
LAMPIRAN III. SOSIALISASI INVETARISASI DATA LOKASI INDIKATIF
PENGADAAN TANAH
Hari/Tanggal :
Tempat :
Nomor Tanda
No. Nama Jabatan Instansi Email
HP Tangan
1. 1. ……….
2. 2. …..…..
3. 3. …..…..
4. 4. …..…..
5. 5. …..…..
6. 6. …..…..
7. 7. …..…..
8. 8. …..…..
9. 9. …..…..
10 10. …..…..
ttd
(nama lengkap)
NIP. ………………….
2
LAMPIRAN IV. INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF
PENGADAAN TANAH
FORMULIR ISIAN
PENGUMPULAN DATA LOKASI INDIKATIF PENGADAAN TANAH
DI KABUPATEN/KOTA …………
TAHUN ANGGARAN …………
Nomor: .................
3. Letak Tanah
a. Kelurahan/Desa : ..............................................................
b. Kecamatan : ..............................................................
Koordinat Centroid
: ..............................................................
(x,y / lat,long) *(jika ada)
4. Rencana Tata Ruang : ..............................................................
Perkiraan Luas Tanah yang
5. : ..............................................................
dibutuhkan
Perkiraan Panjang yang
6. dibutuhkan (jika jalan/rel : ..............................................................
kereta)
7. Perkiraan Alokasi Anggaran : ..............................................................
Target mulai Tahap
8. Perencanaan (bulan dan : ..............................................................
tahun)
Target mulai Tahap Persiapan
9. : ..............................................................
(bulan dan tahun)
Target mulai Tahap
10. Pelaksanaan (bulan dan : ..............................................................
tahun)
11. Dokumen Sumber Data : ..............................................................
2
II. Data Perencanaan Pengadaan Tanah
Nama Instansi yang
1. : ..............................................................
Memerlukan Tanah
2. Jenis Kepentingan Umum : ..............................................................
Kategori Proyek (PSN/Non
3. : ..............................................................
PSN)
4. Letak Tanah
a. Kelurahan/Desa : ..............................................................
b. Kecamatan : ..............................................................
Koordinat Centroid
: ..............................................................
(x,y / lat,long) *(jika ada)
5. Rencana Tata Ruang : ..............................................................
Perkiraan Luas Tanah yang
6. : ..............................................................
dibutuhkan
Perkiraan Panjang yang
7. dibutuhkan (jika jalan/rel : ..............................................................
kereta)
8. Perkiraan Alokasi Anggaran : ..............................................................
Target mulai Tahap Persiapan
9. : ..............................................................
(bulan dan tahun)
Target mulai Tahap
10. Pelaksanaan (bulan dan : ..............................................................
tahun)
11. Dokumen Sumber Data : ..............................................................
a. Kelurahan/Desa : ..............................................................
b. Kecamatan : ..............................................................
Koordinat Centroid
: ..............................................................
(x,y / lat,long) *(jika ada)
5. Rencana Tata Ruang : ..............................................................
Perkiraan Luas Tanah yang
6. : ..............................................................
dibutuhkan
3
Perkiraan Panjang yang
7. dibutuhkan (jika jalan/rel : ..............................................................
kereta)
8. Perkiraan Alokasi Anggaran : ..............................................................
Target mulai Tahap
9. Pelaksanaan (bulan dan : ..............................................................
tahun)
10. Dokumen Sumber Data : ..............................................................
(tanda tangan)
3
LAMPIRAN V. INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF PENGADAAN TANAH
par
af
II. Perencanaan Pengadaan Tanah
Nama Kategori Letak Tanah Target
Jenis Rencana Perkiraan Target mulai Dokumen
Instansi yang Proyek Perkiraan Perkiraan mulai
No. Kepentingan Kelurahan/ Koordinat Tata Alokasi Tahap Sumber Keterangan
Memerlukan (PSN/Non Kecamatan Luas Panjang Tahap
Umum Desa Centroid Ruang Anggaran Pelaksanaan Data
Tanah PSN) Persiapan
par
af
III. Persiapan Pengadaan Tanah
Nama Instansi Kategori Letak Tanah
Jenis Rencana Perkiraan Target mulai Dokumen
yang Proyek Perkiraan Perkiraan
No. Kepentingan Kelurahan/ Koordinat Tata Alokasi Tahap Sumber Keterangan
Memerlukan (PSN/Non Kecamatan Luas Panjang
Umum Desa Centroid Ruang Anggaran Pelaksanaan Data
Tanah PSN)
....................., ...........................
Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan,
(tanda tangan)
3
LAMPIRAN VI. INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF PENGADAAN
TANAH
Pada hari ini, …, tanggal, …, bulan, …, tahun, …, saya … (nama pejabat), … (NIP
dan jabatan), selanjutnya disebut Ketua Tim Pelaksana, telah:
1. memeriksa dokumen sumber data yang telah dihimpun;
2. memverifikasi hasil pengumpulan dan pengolahan data ;
3. memastikan penyajian data telah sesuai dengan standard yang ditentukan.
Berdasarkan hal-hal di atas maka dengan ini saya menyatakan bahwa data hasil
kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah sesuai dengan
tahapan yang dimuat dalam Petunjuk Pelaksanaan yang ditetapkan.
Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
(tanda tangan)
3
LAMPIRAN VII. SOSIALISASI INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF
PENGADAAN TANAH
LAPORAN PELAKSANAAN
SOSIALISASI INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF PENGADAAN TANAH
TAHUN ..................
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
E. Penutup
...........................................................................................................................
............................................ dan seterusnya.
Dibuat di …………
pada tanggal …………
3
BAGIAN II
INVENTARISASI DATA LOKASI
INDIKATIF PENGADAAN TANAH
3
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, Instansi yang Memerlukan Tanah diberi
tanggung jawab dalam tahap perencanaan, kemudian pada tahap
persiapan tanggung jawab diemban oleh Gubernur atau
Bupati/Walikota apabila menerima delegasi dari Gubernur,
sementara itu jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional diberi tanggung jawab dalam tahap
pelaksanaan dan penyerahan hasil pengadaan tanah. Dalam tahap
pelaksanaan pengadaan tanah terkadang Pelaksana Pengadaan
Tanah (P2T) mengalami berbagai kendala dan hambatan sebagai
akibat perencanaan yang kurang optimal sehingga kegiatan
pengadaan tanah pun mengalami keterlambatan penyelesaiannya.
Hal ini tentunya dapat berdampak pula bagi Pihak yang Berhak,
bahkan dapat menimbulkan gejolak dikarenakan Pihak yang Berhak
belum mendapatkan kejelasan mengenai pelaksanaan pemberian
ganti kerugian.
Dilihat dari trend yang ada, tampak bahwa pembangunan
untuk kepentingan umum dari masa ke masa semakin masif
sehingga sudah tentu meningkatkan kebutuhan terhadap
tanah/lahan. Sebagaimana diketahui bahwa tanah/lahan
merupakan faktor utama untuk dapat mewujudkan pembangunan
tersebut. Ketidakberhasilan pelaksanaan pengadaan tanah akan
berdampak pada kegagalan pembangunan untuk kepentingan
umum. Oleh karena itu, dalam upaya meminimalisir dampak
tersebut, perlu adanya koordinasi dan sinergi yang baik antar
pemangku kepentingan.
Baik itu Pengadaan Tanah maupun Pembangunan untuk
Kepentingan Umum tentu diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan masyarakat
dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang Berhak.
Untuk merealisasikan hal tersebut, perangkat dan instrumen
hukum tentu memainkan peran penting sebagai patokan berbagai
pihak guna mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
perkembangannya telah terbit Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja sebagaimana dicabut dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja, yang mana ruang lingkup materi muatannya
antara lain menyempurnakan beberapa ketentuan yang dimuat
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012.
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, maka
pola penyelenggaraan pengadaan tanah yang selama ini telah
3
dijalankan perlu ada penyesuaian. Dalam kurun waktu tahun 2012
sampai dengan tahun 2022, jajaran Kementerian Agraria dan Tata
Ruang / Badan Pertanahan Nasional memfokuskan kegiatannya
pada tahap pelaksanaan dan penyerahan hasil pengadaan tanah.
Akan tetapi hal tersebut dipandang belum sepenuhnya efektif
sehingga ketentuan Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2012 disempurnakan oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 sebagaimana dicabut dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja. Pada
awalnya ketentuan Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2012 menentukan bahwa “Instansi yang Memerlukan Tanah
membuat perencanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan”. Setelah
disempurnakan, ketentuan tersebut berbunyi “Instansi yang
Memerlukan Tanah membuat perencanaan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum dengan melibatkan kementerian/lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
dilibatkan mulai dari tahap perencanaan agar kualitas produk yang
dihasilkan berupa Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
menjadi lebih baik. Dengan kualitas DPPT yang lebih baik maka
diharapkan memudahkan pelaksana pada tahap persiapan maupun
tahap pelaksanaan dalam melaksanakan tugasnya.
Salah satu upaya penting untuk mendukung perubahan
kebijakan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 sebagaimana dicabut dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, terutama
yang berkaitan dengan pengadaan tanah, maka diprogramkan
kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah yang
dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional c.q.
Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan serta Kantor
Pertanahan c.q. Seksi Pengadaan Tanah dan Pegembangan. Pada
intinya kegiatan ini mengedepankan fungsi koordinasi antara Tim
Pelaksana dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam rangka memperoleh data yang diperlukan. Data Lokasi
Indikatif Pengadaan Tanah yang telah terhimpun selanjutnya
menjadi basis Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah sebagai bahan
pendukung dalam upaya pengembangan kebijakan pengadaan
tanah di masa mendatang.
3
B. DASAR HUKUM
Kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan
Tanah didasarkan pada peraturan-peraturan berikut ini:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5280);
2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6841);
3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 83);
4. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 84);
5. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 985);
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 986);
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 19 Tahun 2021 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 672).
4
D. PRINSIP-PRINSIP
Dalam rangka penyeragaman pelaksanaan kegiatan
Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah maka
diperlukan prinsip-prinsip mendasar yang harus dipedomani oleh
Tim Pelaksana Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagai
berikut:
1. Kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah
dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun anggaran.
2. Kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah
difokuskan untuk menghimpun Data Pra Tahap Perencanaan,
Data Tahap Perencanaan, dan/atau Data Tahap Persiapan
berupa data tekstual, dan dapat dilengkapi dengan data spasial.
3. Kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah
harus melibatkan para pemangku kepentingan yang bertanggung
jawab dalam tahap perencanaan dan persiapan pengadaan
tanah.
4. Pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif
Pengadaan Tanah harus berpedoman pada Petunjuk Pelaksanaan
yang ditetapkan.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menyamakan persepsi mengenai kegiatan
Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah, perlu
dijabarkan beberapa definisi operasional sebagai berikut:
1. Instansi yang memerlukan tanah adalah lembaga negara,
kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik
Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan
khusus Pemerintah atau Badan Usaha yang mendapatkan kuasa
berdasarkan perjanjian dari lembaga negara, kementerian,
lembaga pemerintah nonkementerian, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik
Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat penugasan
khusus Pemerintah dalam rangka penyediaan infrastruktur
untuk kepentingan umum.
2. Pengadaan Tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan
cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak
yang berhak.
3. Proyek Strategis Nasional adalah proyek yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang
memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.
4. Non Proyek Strategis Nasional yang selanjutnya disebut Non PSN
adalah Proyek yang diputuskan dalam rapat yang di
koordinasikan oleh Kementerian Koordinator yang membidangi
penyelenggaraan koordinasi bidang perekonomian dengan
4
melibatkan Kementerian/Lembaga terkait dan/atau Pemerintah
Daerah.
5. Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan
masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
6. Objek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan
bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan
dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.
7. Rencana Tata Ruang Wilayah selanjutnya disebut RTRW adalah
hasil perencanaan tata ruang.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-
2024, yang selanjutnya disebut RPJM Nasional, adalah dokumen
perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima)
tahun terhitung sejak tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang
selanjutnya disebut RPJM Daerah, adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun
sesuai periode masing-masing pemerintah daerah.
10. Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah yang selanjutnya
disebut DPPT adalah dokumen yang disusun dan ditetapkan
oleh Instansi yang memerlukan tanah dalam tahapan
perencanaan pengadaan tanah berdasarkan studi kelayakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Penetapan Lokasi adalah penetapan atas lokasi pembangunan
untuk kepentingan umum yang ditetapkan dengan keputusan
gubernur, yang dipergunakan sebagai izin untuk Pengadaan
Tanah, perubahan penggunaan tanah, dan peralihan hak atas
tanah dalam Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum.
12. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional yang selanjutnya disebut Menteri adalah menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agraria/pertanahan dan tata ruang.
13. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional yang selanjutnya disebut Kementerian adalah
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang agraria/pertanahan dan tata ruang.
14. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya
disebut Kantor Wilayah adalah instansi vertikal Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di provinsi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
15. Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
4
F. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan kegiatan
Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah ini meliputi:
1. Persiapan kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan
Tanah;
2. Pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif
Pengadaan Tanah;
3. Pengolahan Data dan Kendali Mutu kegiatan Inventarisasi Data
Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah;
4. Pemantauan dan Evaluasi kegiatan Inventarisasi Data Lokasi
Indikatif Pengadaan Tanah; dan
5. Pelaporan kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan
Tanah.
G. HASIL KEGIATAN
Kegiatan Inventarisasi Data Lokasi Indikatif Pengadaan Tanah
menghasilkan dokumen berupa Laporan Inventarisasi Data Lokasi
Indikatif Pengadaan Tanah yang sistematika penulisannya
berpedoman pada Petunjuk Pelaksanaan ini.
4
II. TATA LAKSANA INVENTARISASI DATA LOKASI
INDIKATIF PENGADAAN TANAH
A. Penyiapan Bahan
Penyiapan bahan dilakukan oleh Kepala Bidang Pengadaan
Tanah dan Pengembangan atau pejabat yang ditunjuk dijajarannya,
meliputi:
a. alat tulis kantor;
b. bahan penunjang komputer;
c. peralatan dan bahan lainnya yang diperlukan.
4
III. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan perkembangan realisasi (anggaran dan fisik)
pelaksanaan kegiatan inventarisasi data lokasi indikatif pengadaan
tanah dilakukan secara berjenjang oleh Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktorat Jenderal
Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertahanan terhadap Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional. Pemantauan pelaksanaan
kegiatan dilakukan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan, baik secara tatap muka maupun
daring.
Dalam hal perkembangan realisasi (anggaran dan fisik)
dapat disampaikan melalui Aplikasi Sistem Kendali Mutu Program
Pertanahan (SKMPP), maka Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional harus menyampaikannya sesuai dengan Panduan Aplikasi
SKMPP.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan inventarisasi data
lokasi indikatif pengadaan tanah dilakukan oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktorat
Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertahanan
berdasarkan Daftar Inventarisasi Masalah yang dihimpun pelaksana
kegiatan.
Formulir isian pemantauan pelaksanaan kegiatan
inventarisasi data lokasi indikatif pengadaan tanah tercantum
dalam Lampiran I.
B. PELAPORAN
Laporan akhir berisi narasi dan kompilasi data lokasi
indikatif pengadaan tanah. Jajaran Bidang Pengadaan Tanah dan
Pengembangan menyusun laporan akhir dalam ukuran kertas A4
(21 cm x 29,7 cm). Apabila terdapat lampiran peta maka
menggunakan ukuran kertas A3 (29,7 cm x 42,0 cm). Laporan akhir
dibuat dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.
Laporan akhir (hardcopy) pelaksanaan kegiatan
inventarisasi data lokasi indikatif pengadaan tanah disampaikan
oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional kepada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
c.q. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan
Pertahanan selambat-lambatnya pada minggu kedua bulan
Desember tahun berjalan. Sedangkan laporan akhir (softcopy) dapat
dikirim secara elektronik melalui email: dit.bppt@gmail.com
Sistematika penulisan laporan akhir dibuat sesuai dengan format
Lampiran II.
4
IV. PENUTUP
4
BAGAN ALIR KEGIATAN
46
BAGAN ALIR KEGIATAN
47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
48
LAMPIRAN I. INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF PENGADAAN TANAH
Per ……………………
....................., ...........................
a.n. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi …………………..
Kepala Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan,
4
DATA DAN INFORMASI RENCANA PENGADAAN TANAH
DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ......................
TAHUN ............
II. Informasi Rencana Pengadaan Tanah
Jumlah Jumlah
Instansi yang Memerlukan Jumlah Sumber
No. Tahap Pra Tahap Keterangan
Tanah Tahap Persiapan Dokumen*
Perencanaan Perencanaan
1 Pemerintah Pusat
2 Pemerintah Provinsi
Pemerintah
3
Kabupaten/Kota
Ket:
*RPJMN/RPJMD/DPPT/Lain-lain sebutkan
....................., ...........................
a.n. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi ………………….
Kepala Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan,
ttd
(nama lengkap)
NIP. ………………….
5
HAMBATAN, KENDALA DAN MASALAH
INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF PENGADAAN TANAH
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI …………
TAHUN ANGGARAN …………
Per ……………………
....................., ...........................
a.n. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi …………………..
Kepala Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan,
5
LAMPIRAN II. INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF PENGADAAN
TANAH
SISTEMATIKA PENULISAN
LAPORAN AKHIR INVENTARISASI DATA LOKASI INDIKATIF PENGADAAN
TANAH KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ……………………
TAHUN …………
Cover
Kata Pengantar (tanda tangan Kepala Bidang a.n. Kepala Kantor Wilayah BPN)
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Gambaran Lokasi Kegiatan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
LAMPIRAN-LAMPIRAN