Anda di halaman 1dari 3

Risiko Ketersediaan Bahan Baku

Perseroan menggunakan bahan baku utama berupa bahan atau ramuan alami (herbal) yang
diperoleh dari petani atau pemasok. Perubahan cuaca dan kondisi alam yang tidak bersahabat serta
risiko musiman berpengaruh terhadap ketersediaan bahan baku tersebut dan mempengaruhi
keberlanjutan proses produksi Perseroan.Selain keberlanjutan proses produksi, ketersediaan bahan
baku juga berpengaruh terhadap biaya produksi. Kelangkaan bahan baku dapat membuat kenaikan
harga bahan baku tersebut. Di samping kenaikan biaya produksi karena tingginya harga bahan baku,
kelangkaan bahan baku juga berpotensi menambah biaya operasional Perseroan karena harus
mencari sumber pasokan bahan baku dari tempat lain.Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan
menerapkan kebijakan tingkat persediaan dan pemesanan bahan baku yang disesuaikan dengan
permintaan dan lead time setiap jenis bahan serta senantiasa menjaga hubungan baik dengan
seluruh pemangku kepentingan termasuk hubungan baik dengan berbagai sumber pemasok bahan
baku produksi Perseroan. Selain itu, Perseroan juga tengah menggalakan budidaya tanaman-tanaman
bahan baku yang vital dengan memanfaatkan teknologi modern serta dengan bekerja sama dengan
petani-petani.

Risiko Persaingan Usaha

Pertumbuhan dan prospek industri obat tradisional yang menjanjikan, mendorong pelaku usaha
untuk terus berinovasi menghasilkan produk yang terbaik. Persaingan usaha menjadi semakin
kompetitif karena pesaing berusaha untuk menciptakan produk yang sejenis dengan produk
unggulan Perseroan yang sudah menjadi pemimpin pasar, seperti Tolak Angin, Tolak Linu, dan
KukuBima Ener-G! Beberapa pesaing bahkan sudah menunjukkan daya saing produknya terhadap
produk Perseroan melalui tagline yang ditayangkan dalam iklan iklannya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa persaingan dalam industri jamu ini semakin kompetitif. Di pasar global, Perseroan juga harus
bersaing dengan produk-produk obat tradisional yang dikembangkan oleh negara-negara tujuan
ekspor, seperti ginseng sebagai obat tradisional dari Korea. Di samping itu, Perseroan juga harus
bersaing dengan industri farmasi murni untuk dapat merebut pangsa pasar produk-produk obat
dimana hal tersebut memerlukan usaha yang lebih mengingat pola pikir masyarakat terhadap obat
tradisional yang belum sepenuhnya terbuka. Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan selalu
meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dan menjaga hubungan baik dengan setiap
agen/distributor dan konsumen. Selanjutnya, Perseroan juga terus melakukan inovasi
pengembangan produk dan menjaga konsistensi pemilihan serta penggunaan bahan baku yang
benar, baik dari segi jenis, jumlah maupun kualitasnya sehingga dapat menghasilkan jamu dan
produk lainnya yang prima sehingga mampu menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif.

Risiko Jaringan Distribusi dan Mata Rantai

Pasokan Sebagian besar produk Perseroan didistribusikan melalui grosir, pasar swalayan, agen,
warung, dan pedagang eceran yang tersebar di wilayah Indonesia. Terganggunya mata rantai
distribusi di hilir dapat mempengaruhi tingkat penjualan produk Perseroan. Untuk memitigasi risiko
tersebut, Perseroan bekerja sama dengan seluruh agen/distributor dalam hal memberikan masukan
mengenai preferensi konsumen atas jenis dan model serta kemasan produk.

Risiko Kegagalan Kampanye Pemasaran

Dalam melakukan kegiatan pemasaran, Perseroan secara rutin memasang iklan di media massa,
salah satunya di media televisi. Jika kegiatan pemasaran yang dilakukan kurang berhasil, maka dapat
mengakibatkan kerugian secara finansial dan berdampak terhadap kegiatan usaha Perseroan. Untuk
memitigasi risiko tersebut, Perseroan selalu dengan cermat menyusun konsep, tema, memilih talent
dan media, serta saat yang tepat dalam melakukan kampanye pemasaran sesuai dengan karakter
produk serta target pasarnya.

Risiko Kerusakan Mesin dan Peralatan

Kerusakan pada mesin pabrik yang digunakan dalam proses produksi dapat mengganggu kelancaran
kegiatan produksi Perseroan yang dapat berakibat pada menurunnya kinerja produksi sehingga akan
mempengaruhi tercapainya target produksi Perseroan. Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan
melakukan pemeliharaan prediktif dan penggantian suku cadang rutin atas mesin dan peralatan
produksi sehingga bilamana terjadi kerusakan maka hal tersebut dapat diantisipasi sesegera
mungkin. Di beberapa bagian penting Perseroan senantiasa mempersiapkan kapasitas cadangan.
Risiko Produk Rusak dan Penarikan Produk dari Pasar

Terganggunya sistem produksi memungkinkan terjadinya produk jadi yang tidak sesuai standar
produksi Perseroan. Risiko tersebut dapat terjadi akibat ketidaktelitian mulai dari saat pengadaan
bahan baku sampai dengan dilakukannya proses pengemasan. Mengingat produk yang dihasilkan
berkaitan erat dengan masalah kesehatan dan pengobatan untuk kesehatan, maka untuk
menghindari risiko atas produk rusak tersebut, Perseroan harus melakukan penarikan atas produk
yang beredar di pasar apabila produk-produk tersebut mengalami kejadian antara lain sebagai
berikut:

1. Produk yang menyebabkan luka, penyakit, atau akibat sampingan lainnya.

2. Produk yang terkontaminasi, produk rusak, atau pemalsuan produk lainnya.

3. Adanya gugatan hukum jika konsumen merasa dirugikan dan bermasalah dengan kesehatan akibat
dari penggunaan produk Perseroan.

Penarikan produk dari pasar dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan, kerusakan persediaan
barang dan hilangnya kesempatan penjualan produk akibat ketidaktersediaan produk dalam jangka
waktu tertentu. Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan secara terusmenerus melakukan
pemantauan dan pengujian kualitas dan selalu menyimpan sampel dari setiap batch produksi selama
3 tahun.

Risiko Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM),

baik manajemen senior maupun karyawan operasional yang sudah terlatih, merupakan salah satu
faktor yang perlu dijaga oleh Perseroan untuk dapat tetap mempertahankan keberlangsungan
kegiatan produksi dan operasional Perseroan. Kekurangan SDM yang berkualitas mungkin dapat
berdampak terhadap kegiatan usaha, hasil operasi, dan prospek Perseroan. Perseroan juga
bergantung pada kemampuannya untuk mencari dan mempertahankan SDM agar dapat melanjutkan
pertumbuhan dan kesuksesan kegiatan usaha Perseroan. Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan
melakukan rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan SDM dan secara rutin memberikan
pelatihan/program pengembangan kompetensi untuk menjaga dan meningkatkan keahlian dan
keterampilan SDM yang dimiliki. Perseroan juga melakukan regenerasi dan promosi secara
berkesinambungan serta melaksanakan sistem penilaian kinerja yang adil dan terbuka sebagai dasar
untuk memberikan penghargaan atas kinerja karyawan
Risiko Pemogokan Tenaga Kerja

Untuk mendukung kegiatan usahanya dan proses produksinya, Perseroan membutuhkan tenaga kerja
dalam jumlah yang banyak. Apabila terjadi pemogokan tenaga kerja secara massal, maka hal tersebut
akan mengganggu proses produksi yang dapat menyebabkan tidak terpenuhinya target produksi
Perseroan Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan senantiasa menjaga hubungan industrial yang
baik, serta memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan memberikan hak-hak karyawan baik
dalam bentuk finansial maupun non-finansial sebagaimana diatur di dalam Perjanjian Kerja Bersama
(PKB).

Risiko Terjadinya Bencana Alam dan Kebakaran

Bencana alam dan kebakaran merupakan suatu risiko yang tidak dapat diprediksi. Apabila hal
tersebut terjadi, maka bahan baku, mesin pabrik dan fasilitas produksi dapat mengalami gangguan
atau kerusakan, sehingga mengganggu proses produksi dan mempengaruhi kinerja keuangan
Perseroan. Untuk memitigasi risiko tersebut, Perseroan merancang pabrik dan fasilitas infrastruktur
sedemikian rupa dengan memperhitungkan berbagai aspek bencana dan kedaruratan. Selain itu
Perseroan juga mengasuransikan bangunan dan fasilitas pabriknya dengan asuransi yang jenis dan
nilai pertanggungannya ditinjau secara berkala untuk mengantisipasi terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi sehingga kerugian yang mungkin timbul dapat ditutup secara layak

Anda mungkin juga menyukai