Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN RISIKO PT.

KALBE FARMA
 
 Pengertian Manajemen Resiko

Enterprise risk management menurut Committee of Sponsoring Organizations of


Treadway Commission (COSO) 2004 :

“A process , effected by an entity’s board of directors, management and


other personnel, applied in strategy-setting and across enterprise, designed
to identify potential events that may affect the entity, and manage risk to
be within its risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the
achievement of entity objectives.”

 Fungsi risk management:


1. Risk Diagnostic - Menemukan Kerugian Potensial,
Proses analisis untuk menemukan/mengidentifikasi seluruh risiko yang dihadapi
oleh  perusahaan.
2. Risk Evaluation - Mengevaluasi Kerugian Potensial,
Proses pengukuran (evaluasi dan penilaian) terhadap semua kerugian potensial
yang dihadapi oleh perusahaan.
3. Risk Handling
Proses membuat keputusan dan menentukan teknik untuk menanggulangi risiko
yang terjadi.

 Tahapan Manajemen Risiko:


1. Mengidentifikasi risiko (Identify the risk)
2. Menganalisis Risiko (Analysis the risk)
3. Mengevaluasi Risiko (Evaluate the risk)
4. Menanggapi Risiko (Response of the risk)
5. Meninjau dan Memantau Risiko (Review and monitor of the risk)
 Manfaat Manajemen Risiko dalam Bisnis
Dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif, manajemen risiko
memungkinkan setiap pengambilan keputusan yang akan dipilih oleh perusahaan
menjadi lebih baik.
1. Manajemen resiko dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
sebagian besar hancurnya fasilitas yang dapat menyebabkan perusahaan ditutup,
jika perusahaan belum ada kesiapan, belum ada kesiap sediaan menghjadapi
musibah itu,manajemen resiko tersebut perusahaan dapat terhindar dari
kehancuran.
2. Manajemen resiko menunjang secara langsung peningkatan laba misalnya :
manajemen resiko dapat mengurangi  pengeluaran dengan jalan mengurangi
resiko kerugian perusahaan.
3. Manajemen resiko dapat mengurangi fluktuasi laba tahunan dan aliran kas.
4. Melalui persiapan sebelumnya, manajemen resiko dalam banyak hal dapat
membuat perusahaan melanjutkan kegiatannya walaupun telah mengalami
kerugian, jadi dengan demikian mencegah langganan pindah kepesaing.
5. Manajemen resiko melindungi perusahaan dari resiko murni, dan karna kreitur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka
secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.

 Manajemen Resiko – Studi Kasus PT Kalbe Farma

PT Kalbe Farma Tbk. didirikan pada tahun 1966 dan menjadi perusahaan publik
sejak tahun 1991 di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan nilai kapitalisasi pasar pada
saat ini di atas US$ 1, 4 milliar dan penjualan yang melebihi Rp. 9 triliun. Berkantor
pusat di Jl. Let. Jend Suprapto Kav. 4 Cempaka Putih, Jakarta. Kalbe adalah perusahaan
publik farmasi terbesar di Asia Tenggara dengan pasar yang tersebar di 9 negara yang
memiliki total populasi mencapai 570 juta jiwa.
PT Kalbe Farma Tbk. termasuk dalam salah satu perusahaan yang memiliki
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah dari waktu ke waktu
dan mampu bertahan serta berkembang selama puluhan tahun.
Dimasa yang akan datang tekad perusahaan tidak hanya dikenal oleh pasar regional
tetapi global aktif yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat umum. Hal
ini sesuai dengan visi perusahaan “Menjadi Perusahaan yang dominan dalam bidang
kesehatan di Indonesia dan memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang
yang kuat, didasarkan oleh manajemen, ilmu dan teknologi yang unggul” serta misi
perusahaan “Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik”.

PT Kalbe Farma menyadari bahwa pelaksanaan sistem pengelolaan risiko yang


memadai berperan penting dalam pengelolaan berbagai risiko usaha yang dihadapi
Perseroan.
Penerapan manajemen risiko diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat berikut:
 Menyediakan informasi bagi manajemen mengenai paparan risiko yang dihadapi;
 Menyempurnakan metode dan proses pengambilan keputusan;
 Memberikan penilaian atas risiko yang melekat pada setiap produk dan kegiatan
usaha Kalbe.

Struktur Organisasi Manajemen Risiko


Kalbe telah membentuk Unit Audit Korporat dan Penasihat Risiko atau Corporate Audit
and Risk Advisory (CARA). Unit CARA bertanggung jawab memfasilitasi
penyempurnaan kemampuan pengungkapan risiko dan mendorong efektivitas
pengembangan dan implementasi strategi pengendalian risiko secara keseluruhan. Hal
tersebut dilaksanakan melalui proses konsultasi dan evaluasi, guna memastikan bahwa
setiap unit kerja dalam melakukan identifikasi faktor-faktor risiko utama dan
melaksanakan kebijakan pengendalian untuk memitigasi risiko-risiko tersebut.

Penerapan Risk Management pada PT. Kalbe Farma


1. Risiko Persaingan Usaha
Dalam era pasar terbuka sekarang ini, persaingan dalam sektor farmasi dan produk
kesehatan lainnya akan semakin ketat dengan banyaknya produsen lokal maupun
internasional yang beroperasi.
Penanganan risiko ini dilakukan dengan meningkatkan kepekaan terhadap
perubahan pasar dan kemampuan menyesuaikan diri serta menangkap peluang
yang tersedia. Disamping itu, Kalbe juga dituntut untuk mampu memberikan nilai
lebih dari produk dan jasa yang ditawarkan oleh Kalbe dibandingkan dengan yang
dapat ditawarkan oleh perusahaan lain yang sejenis.
2. Risiko Keuangan
Dalam menjalankan kegiatan bisnis, Grup Kalbe juga menghadapi risiko keuangan
yang timbul sebagai akibat fluktuasi mata uang asing, anggaran, pembiayaan, serta
likuiditas. Karena sebagian besar bahan baku Kalbe diimpor, hal ini menimbulkan
dampak dalam bentuk kerentanan terhadap fluktuasi valuta asing.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan melakukan pengelolaan
manajemen kas secara lebih prudent untuk menjamin kebutuhan impor, menjaga
tingkat persediaan bahan baku dan barang jadi yang mencukupi dengan selalu
memperhatikan kondisi perekonomian domestik dan global.
3. Risiko Hukum dan Regulasi
Di dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Grup Kalbe menghadapi berbagai
jenis peraturan hukum dan perubahan regulasi yang terkait serta aturan yang dibuat
dalam perjanjian dengan pihak ketiga yang mengikat grup Kalbe, sehingga dapat
menimbulkan risiko hukum atau akibat hukum lainnya.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan terus melakukan pemantauan
atas perubahan peraturan dengan baik untuk mengantisipasi kesempatan atau
dampak suatu risiko, menghindari gugatan hukum dari pihak lain, dan mematuhi
hukum dan regulasi lainnya yang berlaku. Perseroan juga terus meningkatkan
kompetensi sumber daya dan kesiapan dari segi legalitas dalam menghadapi
gugatan dari pihak ketiga.
4. Risiko Reputasi
Risiko reputasi ini meliputi keluhan konsumen, penarikan kembali produk dan juga
kemungkinan adanya sabotase terhadap produk, serta pencemaran nama baik.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk yang meliputi hasil proses bisnis Perseroan yang
menyeluruh, yaitu sejak tahap riset dan pengembangan hingga masa kadaluarsa
produk, termasuk kewaspadaan terhadap pemalsuan produk yang selalu menjadi
salah satu fokus utama Grup Kalbe sehingga dapat meningkatkan rasa kepercayaan
konsumen terhadap produk-produk Kalbe. Tidak hanya dari sisi produk, Kalbe
juga meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan melalui pembinaan sumber
daya manusia.
5. Risiko Sumber Daya Manusia
Keberlangsungan perkembangan Perseroan tidak lepas dari kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki. Risiko akan tingkat pergantian karyawan, keluarnya
karyawan-karyawan yang berpotensi, permasalahan dalam perekrutan maupun hal
lain akan berpengaruh dalam kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja yang
berkualitas.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan melakukan berbagai kegiatan
pelatihan dan pengembangan kemampuan sumber daya manusia serta memberikan
kesempatan yang setara kepada karyawan dalam mengembangkan karir dan
kompetensi secara profesional. Kalbe juga terus mengembangkan dan mengatur
talent pool sehingga selalu tersedia personil yang siap pakai untuk menjamin
kelanjutan kinerja yang baik.
6. Risiko Interupsi Bisnis
Dalam menjalankan bisnisnya Kalbe harus selalu siap untuk menghadapi dan
mengatasi risiko yang bersifat bencana alam, yang dapat berdampak pada
lumpuhnya fasilitas perusahaan dan terhentinya kegiatan produksi, seperti gempa
bumi, kebakaran, banjir, dan sebagainya. Risiko ini memiliki kemungkinan yang
kecil, namun membawa akibat yang signifikan untuk mengantisipasi kemungkinan
tersebut, Kalbe senantiasa menerapkan program asuransi yang memadai atas aset,
fasilitas produksi serta persediaan.
7. Risiko Informasi Perusahaan
Di dalam era perkembangan teknologi yang semakin maju sekarang ini, di mana
berbagai informasi dapat diperoleh/ diakses melalui internet, keamanan data
perusahaan merupakan sesuatu yang mutlak. Risiko informasi ini tidak hanya
berkaitan dengan permasalahan Teknologi Informasi (hardware dan software),
namun juga terkait dengan semua data informasi yang dimiliki Grup Kalbe.
Kegagalan dalam menjaga kerahasiaan informasi tersebut dapat mengakibatkan
kerugian bagi perseroan.
Penanganan risiko ini dilakukan dengan penetapan dan pengembangan Kebijakan
Teknologi Informasi dan pengadaan pusat Data (Data Center) yang memadai
dengan standar yang tinggi yang merupakan salah satu langkah mitigasi perseroan
dalam menjaga keamanan akan akses informasi-informasi penting tersebut. Risiko-
risiko tersebut di atas akan selalu dimonitor dan dievaluasi dengan memperhatikan
dinamika kegiatan usaha dan peraturan-peraturan terkait, termasuk memetakan
risiko-risiko yang mungkin belum teridentifikasi.
 

Anda mungkin juga menyukai