Anda di halaman 1dari 4

Resum Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kooperatif

Kelompok 7 : 1. Dodik Prabowo


2. Arif Sholihul Fuad
3. Azhar Winarto

A. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif


Cooperative berarti bekerja sama dan learning adalah belajar. Jadi cooperative learning
artinya belajar melalui kegiatan bersama. 1 Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa
Indonesia dikenal dengan pembelajaran kooperatif. Menurut John & Johnson, pembelajaran
kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar
siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu
sama lain. 2

Slavin menyatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran


dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
Selanjutnya dikatakan pula keberhasilan dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas
anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.3

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif yang menemukan aktivitas siswa


bersama-sama secara berkelompok dan tidak individual. Siswa secara berkelompok
mengembangkan kecakapan hidupnya, seperti menemukan dan memecahkan masalah,
pengambilan keputusan, berpikir logis, berkomunikasi efektif, dan bekerja sama. Jangan biarkan
siswa belajar sendiri dan mendorongnya menjadi individualis dan jangan pula dihadapkan pada
kondisi kompetensi yang tidak sehat dengan sesama temannya. Namun ciptakan anak agar siswa
bisa bekerja sama. 4
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran
yang dilakukan dengan kelompokkelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 orang secara
heterogen. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan kelompok-
kelompok kecil yang dibentuk secara heterogen dengan tujuan agar siswa mampu bekerjasama

1
Buchari Alma, dkk, Guru Profesional: Menguasai Metode Dan Terampil Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.
80
2
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta didik, (Yogyakarta: Pelajar,
2012), hal. 23
3
Etin Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007),
hal. 4
4
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 54.
dengan siswa lainnya untuk memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial antar temannya.
Jadi model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Dengan kata lain, cara-cara
yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta
merespons masukan-masukan dari siswa. Strategi pembelajaran merupakan salah satu
faktor yang menentukan keberhasilan suatu program. 5 Strategi pembelajaran merupakan
komponen penentu utama kualitas pembelajaran, demikian pentingnya strategi
pembelajaran, sehingga harus dipilih dengan sebaik-baiknya. 6 Pemilihan strategi
pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran.7
Reigeluth membagi komponen strategi pembelajaran atas tiga bagian, yaitu:
(1) strategi pengorganisasian isi pembelajaran; (2) strategi penyampaian isi pembelajaran;
dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran. Pertama strategi pengorganisasian dapat
dibedakan menjadi dua jenis: presentation strategy dan structural strategy. Presentation
strategy adalah strategi untuk mengorganisasi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep
atau prosedur atau prinsip. Strategi ini juga disebut juga micro strategy. Structural strategy
adalah strategi untuk mengorganisasi, pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep
atau prinsip atau prosedur. Strategi ini dapat disebut juga dengan macro strategy dan
berkaitan dengan bagaimana memilih, menata urutan, sintesis dan rangkuman konsep. 8

Kedua,strategi penyampaian pembelajaran mengacu pada cara-cara yang dipakai


untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta
merespon masukan-masukan dari siswa. 9 Media pembelajaran merupakan bagian dari
kajian utama dari strategi ini, secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan
dalam mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu: (1) media pembelajaran; (2) interaksi
siswa dengan media; dan (3) bentuk belajar. Media adalah komponen strategi penyampaian
yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, apakah itu orang, alat atau
bahan.

5
Kristian, “Pengaruh Metode Mengajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Perolehan Pelajaran Ilmu Ukur
Tanah.” Tesis tidak diterbitkan (Malang: IKIP Malang, 1995), h. 45.
6
Bakkidu, N., “Strategi Pembelajaran Membaca Pemula di Kelas 1 SDN Se-Kecamatan Mariso Kotamadiyah
Ujung Pandang.” Tesis Tidak Diterbitkan (Malang: PPS UM. 1996), h. 56 .
7
I Nyoman Sudana Degeng dan Yusufhadi Miarso. Desain Pembelajaran: Teori dan Terapan (Malang: FPS IKIP
Malang, 1993), h. 57.
8
I Nyoman Sudana Degeng, Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel,h. 47.
9
I Nyoman Sudana Degeng dan Yusufhadi Miarso, Desain Pembelajaran: Teori dan Terapan, h. 26.
Ketiga, strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan berbagai macam
interaksi, antara siswa dengan strategi pengorganisasi dan strategi penyampaian
pembelajaran. Pengelolaan yang dimaksud mencakup: (1) penjadwalan penggunaan strategi
pembelajaran; (2) pembuatan catatan kemajuan belajar siswa; (3) pengelolaan motivasi; dan
(4) kontrol. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran mengacu kepada kapan dan berapa
kali suatu strategi pembelajaran atau komponen suatu strategi pembelajaran dipakai dalam satu
situasi pembelajaran. Pembuatan catatan kemajuan siswa, mengacu kepada kapan dan berapa kali
penilaian hasil belajar dilakukan, serta bagaimana prosedurnya.

C. Implementasi
Implementasi pembelajaran kooperatif melibatkan berbagai langkah dan strategi untuk
memastikan bahwa siswa bekerja sama dalam memecahkan masalah, belajar satu sama lain, dan
mencapai tujuan pembelajaran bersama. Langkah-langkahnya bisa mencakup:

1. Pembentukan Kelompok: Memilih atau menentukan kelompok-kelompok siswa yang


beragam secara kemampuan, kecerdasan, dan latar belakang untuk mendorong kerja sama.
Pengembangan Keterampilan Sosial: Melatih siswa dalam keterampilan sosial seperti komunikasi
yang efektif, kepercayaan diri, dan resolusi konflik.
2. Pemberian Tugas Kelompok: Menyusun tugas atau proyek yang memerlukan kerja sama
tim dan kontribusi dari setiap anggota.
3. Monitoring dan Pembimbingan: Mendukung kelompok-kelompok dalam proses belajar
mereka, memberikan bimbingan saat diperlukan, dan memastikan bahwa semua anggota
terlibat secara aktif.
4. Evaluasi Berbasis Kelompok: Mengevaluasi kinerja kelompok berdasarkan pencapaian
bersama dan kontribusi individu, bukan hanya hasil akhir.
5. Refleksi dan Pembaruan: Mendorong siswa untuk merenungkan proses pembelajaran
mereka, mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan untuk
pembelajaran selanjutnya.
6. Penggunaan Teknologi: Mengintegrasikan teknologi seperti platform pembelajaran daring
atau alat kolaborasi online untuk mendukung kerja sama antar siswa, terutama dalam
konteks pembelajaran jarak jauh.
7. Pembelajaran Berbasis Masalah: Mengajukan masalah atau tantangan yang relevan dan
kompleks yang membutuhkan pemecahan bersama dari siswa.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan menyesuaikannya dengan kebutuhan kelas dan
materi pembelajaran, guru dapat efektif menerapkan pembelajaran kooperatif dalam lingkungan
kelas.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif. Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk
mengembangkan aspek ketrampilan sosial sekaligus aspek kognitif dan aspek sikap siswa.
Adapun beberapa tujuan dari model kooperatif, yakni: 10
a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik
b. Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang memiliki perbedaan
c.Mengembangkan ketrampilan sosial.
Adapun beberapa manfaat model kooperatif, yakni:11
a.Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosalisasi
b.Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerja
sama
c.Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri
d.Meningkatkan motivasi belajar, harga diri, sikap dan sikap perilaku positif sehingga
pembelajaran kooperatif siswa akan tahu kedudukannya dan belajar untuk saling menghargai
satu sama lain
e.Meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga memahami konsep–konsep yang sulit.

10
Chomaidi dan Salamah, Pendidikan dan Pengajaran: Strategi Pembelajaran Madrasah,147.
11
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengjar,(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), 81.

Anda mungkin juga menyukai