Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan

Pengertian model pembelajaran gerak / permainan pada anak usia dini

Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang


menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan
atau perkembangan pada diri anak. Model pembelajaran gerak pada anak usia dini
harus memperhatikan beberapa aspek –aspek yang ada pada anak usia dini seperti
kognitif, motorik halus, motorik kasar, sosio-emosional, motorik, dan
intelektual.

Pada hakekatnya anak belajar sambil bermain, oleh karena itu model
pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah bermain. Sesuai dengan
karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif dalam melakukan berbagai
eksplorasi terhadap lingkungannya, maka aktifitas bermain merupakan bagian dari
proses pembelajaran. Pembelajaran diarahkan pada pengembangan dan
penyempurnaan potensi kemampuan yang dimiliki anak seperti kemampuan
berbahasa, sosio-emosional, motorik, dan intelektual. Untuk itu pembelajaran
pada usia dini harus dirancang agar anak tidak merasa terbebani dalam mencapai
tugas perkembangannya, suasana belajar dibuat secara alami, hangat, dan
menyenangkan. Aktivitas bermain (playful activity) yang memberikan
kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya merupakan hal
yang diutamakan. Selain itu, karena anak merupakan individu yang unik dan
sangat variatif, maka unsur variasi individu dan minat anak juga perlu
diperhatikan.

permainan merupakan suatu bentuk penyesuaian diri manusia yang sangat


berguna, menolong anak menguasai kecemasan dan konflik.
Permainan sebagai alat pembelajaran pada anak usia dini.

pada dasarnya adalah strategi atau model pembelajaran yang tepat untuk
anak usia dini yaitu belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini
berdasarkan potensi dan perkembangan yang dimiliki oleh anak. atas dasar
pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini
memiliki karakteristik sebagai berikut dan belajar, bermain, dan bernyanyi, dsb.

pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar bermain d a n


pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa
sehingga dapat membuat anak aktif senang bebas memilih dan anak-a n a k belajar
melalui interaksi dengan alat-alat permainan d a n perlengkapan serta manusia
dan anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan dan hasil
belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman
sebayanya dan dalam belajar anak menggunakan seluruh alat inderanya

permainan merupakan interaksi yang sangat penting bagia anak-anak pada usia
dini, karena mampu mengembangkan perkembangan kognitif, memberikan
pengetahuan tentang kehidupan, meningkatkan daya jelajah, meningkatkan
kemampuan psikomotor dan membebaskan perasaan-perasaan terpendam anak.
Dengan bertambahnya usia anak, maka bertambah pula rasa keingintahuannya,
oleh karena itu anak-anak belajar mengenal dunianya melalui bermain.

Sebagai orang tua atau guru tentunya kita perlu memberika permainan yang bukan
hanya membuat anak terhibur dan senang akan tetapi dapat membuat anak selalu
aktif sehingga tubuhnya sehat dan membuatnya cerdas. Namun, dalam memilih
permainan untuk anak, kita juga harus memperhatikan jenis permainan tersebut.
Sebaiknya kita memilih permainan yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak,
dan juga permainan itu aman bagi anak dan juga masih banyak hal yang harus kita
perhatikan.
Contoh pembelajaran melalui permainan pada anak usia dini

Beberapa contoh permainan yang bias membuat anak bergerak aktif, gembira,
merangsang motorik halus dan kasar, kemampuan emosional, bersosialisasi,
berbicara dan daya pikir adalah sebagai berikut :

1. Permainan menyambung kata

Permainan ini sangat baik untuk memperlancar kemampuan berbicara anak dan
bermanfaat bagi pertumbuhan otak anak karena dapat merangsang daya ingat
anak.

2. Lempar tangkap tendang bola

Kegiatan ini dapat menyehatkan tubuh balita, membuatnya aktif dan melatih daya
konsentrasi dan penglihatannya.

3. Mengingat berbagai jenis benda

Permainan ini cocok untuk melatih kekompakan jika dilakukan antar kelompok,
dapat melatih konsentrasi dan daya ingat anak.

4. Mencari teman

Aspek-aspek yang dapat dikembangkan dalam bermain “mencari teman” antara


lain:

Fisik Motorik, Dalam kegiatan bermain ini mengajak anak untuk banyak
bergerak dan berlari.

Sosial, dalam permainan ini dapat meningkatkan interaksi antar teman saat anak
mencari pasangannya.

Bahasa, dalam berinteraksi maka akan meningkatkan komunikasi yang terjadi


pada anak sehingga kemampuan anak dalam berkomunikasi dapat terlatih.

Dan masih banyak contoh permainan untuk anak usia dini.


Anggapan bahwa pembelajaran secara umum baru bisa dimulai setelah memasuki
usia sekolah dasar yaitu usia tujuh tahun ternyata tidaklah benar. Bahkan
pembelajaran yang dimulai pada usia TK (4-6 tahun) pun sebenarnya sudah
terlambat. Hasil penelitian di bidang neurologi yang dilakukan Benyamin S.
Bloom, seorang ahli pendidikan dari Universitas Chicago, Amerika Serikat
(Diktentis, 2003: 1), mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada
anak usia 0 - 4 tahun mencapai 50%, hingga usia 8 tahun mencapai 80%. Maka
masa kanak-kanak dari usia 0 - 8 tahun disebut masa emas (Golden Age) yang
hanya terjadi sekali dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga sangatlah
penting untuk merangsang pertumbuhan kecerdasan otak anak dengan
memberikan perhatian terhadap kesehatan anak, penyediaan gizi yang cukup, dan
pelayanan pendidikan.

Kecerdasan gerak-kinestetik

Kecerdasan gerak-kinestetik berkaitan dengan kemampuan menggunakan


gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta
keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah sesuatu
(Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 50). Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang
spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan,
kecepatan dan keakuratan menerima rangsang, sentuhan, dan tekstur.

Stimulasi kecerdasan kinestetik terjadi pada saat bermain. Pada saat bermain
itulah anak berusaha melatih koordinasi otot dan gerak. Stimulasi terjadi dalam
wilayah-wilayah berikut:

1. Koordinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis,


memanipulasi objek, menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap;
2. Keterampilan lokomotor, seperti berjalan, berlari, melompat, berbaris,
meloncat, mencongklak, merayap, berguling, dan merangkak.
3. Keterampilan nonlokomotor, seperti, membungkuk, menjangkau, memutar
tubuh, merentang, mengayun, berjongkok, duduk, berdiri

4. Kemampuan mengontrol dan mengatur tubuh seperti menunjukan kesadaran


tubuh, kesadaran ruang, kesadaran ritmik, keseimbangan, kemampuan untuk
mengambil start, kemampuan menghentikan gerak, dan mengubah arah (Catron &
Allen, 1999).

Anak yang cerdas dalam gerak-kinestetik terlihat menonjol dalam


kemampuan fisik (terlihat lebih kuat, lebih lincah) daripada anak-anak seusianya.
Mereka cenderung suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama,
mengetuk-ngetuk sesuatu, suka menirukan gerak atau tingkah laku orang lain
yang menarik perhatiannya, dan senang pada aktivitas yang mengandalkan
kekuatan gerak seperti memanjat, berlari, melompat, berguling. Selain itu, anak
yang cerdas dalam gerak-kinestetik suka menyentuh barang-barang.

Anak yang memiliki kecerdasan gerak-kinestetik memiliki koordinasi tubuh


yang baik. Gerakan-gerakan mereka terlihat seimbang, luwes, dan cekatan.
Mereka cepat menguasai tugas-tugas motorik halus seperti menggunting, melipat,
menjahit, menempel, merajut, menyambung, mengecat dan menulis. Secara
artistic mereka mempunyai kemampuan menari dan menggerakan tubuh mereka
dengan luwes dan lentur. Mereka memerlukan kegiatan belajar yang bersifat
kinestetik dan dinamis. Oleh karena itu proses pembelajaran yang menuntut
konsentrasi anak dalam konteks pasif (duduk tenang di kelas) hendaklah
dikurangi.

Menurut Gardner, kecerdasan gerak kinestetik mempunyai lokasi di otak


serebeum (otak kecil), basal ganglia (otak keseimbangan) dan motor korteks.
Kecerdasan ini memiliki wujud relative bervariasi, bergantung pada komponen-
komponen kekuatan dan fleksibilitas serta dominan seperti tari dan olahraga.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca untuk lebih memahami tentang “Model
Pembelajaran Gerak / Permainan pada Anak Usia Dini”.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.

Belajar juga merupakan proses transfer ilmu dari seorang guru atau pendidik
terhadap muridnya. Untuk membuat anak lebih mudah paham tentang materi yang
di sampaikan oleh seorang pendidik, seorang pendidik haruslah dituntut untuk
memperhatikan beberapa fakor – faktor dan membuat sebuah proses pembelajran
yang sesuai dengan kemaapuan dan usia seorang anak.

Dalam setiap proses pembelajaran mempunyai tahapan-tahapan yang


berbeda cara penyampaiannya. hal ini tergantung dengan berapa usia anak yang
akan kita ajar, dan seperti apa karakter dan kemampuan seorang anak. Seperti
pembelajaran pada anak usia dini sangatlah berbeda cara pembelajarannya dengan
anak yang sudah mulai dewasa.

Pada dasarnya, model pembelajaran pada anak usia dini lebih ditekankan
pada belajar sambil bermain di mana anak lebih aktiv dan banyak melakukan
aktivitas gerak yang baik untuk kesehatan dan tumbuh kembang pada anak usia
dini. dan di dalam permainan tersebut terdapa unsur yang dapat mengasah gerak
pada anak, motorik halus dan kasar, emosional, edukasi, dan masih banyak yang
lainnya.

Oleh sebab itu, untuk memperdalam pemahaman mengenai pembelajran pada


anak usia dini kami tertarik untuk mengangkat sebuah judul makalah yaitu
”Model Pembelajaran Gerak / Permainan pada Anak Usia Dini.

Anda mungkin juga menyukai