Anda di halaman 1dari 2

NOTULEN

BEST PRACTICE
Judul: Implementasi Budaya Positif di Lingkungan SMK Negeri 1 Tempel

Acara : Seminar Hasil Best Practice Implementasi Budaya Positif di Lingkungan SMK
Negeri 1 Tempel
Hari/Tanggal : Kamis, 18 April 2024
Pukul : 07.00 WIB-selesai
Tempat : Ruang Guru SMK N 1 Tempel
Susunan Acara : 1. Pembukaan
2. Sambutan Kepala Sekolah
3. Inti Acara
4. Lain-lain
5. Penutup

Pembukaan:
a. Rapat dibuka pada pukul 07.00 dengan doa Bersama dipimpin oleh Diana Sukmawati, S.Pd.
selaku pembawa acara.
b. Ucapan Syukur kepada Tuhan YME dan terima kasih kepada Bapak/Ibu Guru Peserta
Seminar yang telah berkenan hadir.
c. Pembawa acara membacakan susunan acara.
d. Sambutan oleh Bapak Paryana, S.Pd., M.T. selaku Kepala SMK N 1 Tempel.
Pelaksanaan Praktik Baik ini berkolaborasi dengan guru penggerak yang terdiri atas Bapak
Sigit, Ibu Rini, Ibu Wid, dan Ibu Beti.
Inti Acara:
a. Best Practice oleh Bu Rini Ambarwati, S.Pd.
Budaya positif dimulai dari mimpi. Guru ibarat petani yang menanam padi yang
dimulai dari benih lalu dirawat sedemikian rupa agar dapat menghasilkan panen yang baik.
Paradigma guru harus diubah, yaitu antara stimulus respons dan teori kontrol. Kedua teori
tersebut akan memunculkan motivasi yang berasal dari dalam diri atau motivasi intrinsik.
SMK N 1 Tempel sudah membiasakan budaya positif pada peserta didik dan pada guru serta
karyawan yang dimulai dengan berangkat tepat waktu dan memakai pakaian yang rapi.

Dalam budaya di SMK N 1 Tempel, budaya positif dimaknai menjadi sesuatu yang
dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Disiplin cenderung
identik dengan kata ketidaknyamanan. Pendidik bertujuan menciptakan anak yang memiliki
disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan
universal dan memiliki motivasi intrinsik.
Kata-kata Mutiara dari Ki Hajar Dewantara: “Di mana ada kemerdekaan, disitulah
harus ada disiplin yang kuat. Sungguh pun disiplin itu bersifat “self discipline” yaitu kita
sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita
tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan
peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka.
Budaya positif yang sudah dijalankan di SMK N 1 Tempel:
1. Sekolah adiwiyata
2. Sekolah berbasis budaya
3. Sekolah aman bencana
4. Sekolah sehat
5. 5S
6. 5R
7. Tadarus dan doa pagi
8. Sholat jamaah

Lain-lain:
Diisi oleh Ibu Anna Zahrotunnur, M.Psi. dengan materi Desiminasi Sekolah Inklusi
SMK N 1 tempel tidak boleh menolak peserta didik dengan kebutuhan khusus (baik itu tuna rungu,
tuna wicara, maupun tuna grahita). Guru dituntut untuk harus bisa mendampingi peserta didik dengan
kebutuhan khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Contohnya menetapkan
indikator dengan menyesuaikan kondisi peserta didik. Peserta didik dengan kebutuhan khusus slow
learner diberikan indikator yang lebih rendah dibandingkan peserta didik regular.

Anda mungkin juga menyukai