5 - Bab Iii
5 - Bab Iii
LANDASAN.TEORI
Praktik kerja lapangan menurut Oemar Hambalik (2001: 21) adalah Praktik
kerja lapangan atau di sekolah sering disebut dengan on the job training
merupakan model pelatihan yang bertujuan untuk memberikan kecakapan yang
diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi
pekerja. Hal ini sangat berguna sekali bagi para siswa untuk dapat beradaptasi
dan siap terjun ke dunia kerja, sehingga di dalam bekerja nantinya dapat sesuai
dengan tuntutan dunia kerja.
7
8
Dalam hal ini ada dua belah pihak yaitu lembaga pendidikan dan pelatihan, dan
lapangan kerja (industri/perusahaan/instansi tertentu) yang secara bersama-
sama menyelengarakan suatu program pendidikan dan pelatihan kejuruan.
Kedua belah pihak ini, secara sungguh-sungguh terlibat dan bertanggung jawab
dari tahap perencanaan program, tahap penyelenggaraan, sampai tahap
penilaian dan penentuan kelulusan peserta didik, serta upaya pemasaran
tamatannya.
B. Sistem Rem
Brake system atau sistem pengereman berfungsi mengendalikan kecepatan laju
kendaraan dengan menerapkan sistem mekanik. Sistem pengereman ini
merupakan bagian yang sangat penting dalam kendaraan. Dalam proses
kerjanya, sistem ini melibatkan banyak komponen.
1. sistem rem Tromol
Secara umum, ada dua jenis sistem pengereman, yakni sistem rem cakram
dan Rem tromol. Tapi yang akan dibahas disini yaitu rem tromol. Sistem
rem tromol bekerja melalui sepasang brake shoes (sepatu rem) yang
menekan bagian dalam brake drum (tromol rem) sehingga menghasilkan
gaya gesek untuk memperlambat dan menghentikan putaran roda.
Kekurangannya:
Arah gerakan rem tromol itu saling menjauhi, artinya saat rem ditekan maka
dua buah kampas rem akan bergerak ke arah luar (saling menjauhi).
Gerakan tersebut akan membuat kampas rem menekan permukaan dalam
tromol rem. Sehingga terjadilah gesekan yang akan menghentikan putaran
tromol dan roda.
Tromol atau brake drum terbuat dari bahan dasar yang tahan terhadap
hawa panas.
b. Brake Lining
Brake lining merupakan salah satu komponen pada rem tromol yang
memiliki fungsi sebagai media bergeseknya tromol rem. Selama
pengereman terjadi, kampas rem semakin lama semakin menipis. Oleh
karena itu kita harus melakukan cek secara berkala.
c. Brake Shoe
Brake shoe atau yang bisa dibilang dengan sepatu rem berguna sebagai
tempat kampas. Kampas pada rem tromol berbeda dengan kampas pada
piringan. Kampas tromol memiliki bentuk yang persegi panjang dan
sedikit melengkung. Brake shoe pada umumnya dapat dibeli beserta
dengan kampasnya. Sehingga apabila kampas menipis dan harus
diganti, penggantiannya juga dilakukan beserta brake shoe.
e. Brake Cam
Komponen ini memiliki fungsi sebagai penahan brake shoe ketika tuas
ditekan yang terletak pada bagian ujung brake cam lever.
f. Return Spring
Komponen selanjutnya dari rem tromol adalah return spring. Komponen
ini memiliki fungsi untuk mengembalikan posisi brake shoe setelah
pengereman terjadi. Komponen ini terletak di antara kedua sepatu rem
dalam sistem rem tromol.
g. Tuas Penghubung
Komponen berikutnya adalah tuas penghubung, yang merupakan
komponen yang terletak di luar sistem. Memiliki bentuk seperti
batangan besi yang menghubungkan tuas penggerak dengan pedal rem.
h. Anchor Pin
Anchor pin pada rem tromol memiliki fungsi untuk center sepatu rem.
Komponen ini memiliki letak di bagian pangkal brake shoe. Anchor pin
akan menjaga sepatu rem agar gerakan membuka menutupnya berjalan
dengan lancar.
C. Pengereman Hidrolik
1. Rem hidrolik
Rem hidrolik adalah system pengereman yang mengandalkan tekanan
fluida, biasanya minyak rem, untuk menghentikan atau melambatkan
gerakan kendaraan. System ini umum digunakan dalam berbagai jenis
kendaraan, termasuk mobil, motor, dan sepeda.
3) Kaliper Rem
Komponen selanjutnya pada rem hidrolik motor adalah kaliper rem.
Bagian ini berguna untuk menerima dan meneruskan gaya
pengereman dari minyak rem untuk memberikan tekanan pada
sepatu rem. Pada kaliper rem juga terdapat piston yang berfungsi
menerima tekanan dari minyak rem dan akan bergerak maju-keluar
untuk menekan sepatu rem.
4) Kampas Rem (brake pad)
Brake pad berperan penting dalam sistem pengereman. Letaknya
melekat pada kampas rem atau bahan friksi yang bersinggungan
langsung dengan disk serta menerima gaya tekan dari kaliper rem.
5) Pipa atau Selang Rem
Saluran ini berfungsi menyalurkan tekanan hidrolik fluida dari
master silinder ke kaliper.
6) Minyak Rem
Minyak rem merupakan fluida yang berfungsi sebagai media
penerus gaya pengereman dalam bentuk tekanan hidraulik ke brake
piston pada kaliper.
8. Ramp Plate
Ramp plate adalah komponen yang berfungsi untuk tempat slide piece
dan berfungsi juga untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat
bergeser ke arah luar sewaktu terdorong oleh roller.
9. Slide Piece
Slide piece adalah komponen yang berfungsi menggerakan weight
roller untuk mendorong movable drive face. Pada putaran yang tinggi,
slide piece akan mendorong weight roller ke bagian atas movable drive
face, sehingga slide piece menggerakan drive belt
10. Weight Roller
Disebut juga roller yang berfungsi sebagai pendorog movable drive
face. Roller bekerja akibat adanya putaran yang tinggi dan adanya gaya
sentrifugal, sehingga slide piece mendorong roller dan menekan
movable drive face. Roller adalah bagian paling umum dalam tuning
skuter matik. Secara umum roller berpengaruh terhadap akselerasi.
Roller pada skuter matik berjumlah 6 buah dan terletak di dalam pulley
atau sering disebut rumah roller (movable drive face)
11. Secondary sheave
Disebut juga pulley sekunder, bekerja dengan meneruskan putaran
mesin dari pulley primer yang dihubungkan oleh drive belt ke bagian
gigi reduksi (roda belakang). Pada situasi normal pegas yang melekat
pada poros akan 19 menekan movable driven face, sehingga diameter
drive belt membesar. Namun pada saat putaran tinggi drive belt
menekan movable driven face yang ditahan oleh pegas, sehingga
diameter drive belt mengecil. Berikut ini komponen yang menyusun
pulley sekunder.
a) Outer Clutch
Outer clutch disebut juga rumah kopling, berfungsi meneruskan
putaran ke primary drive gear shaft (poros roda belakang). Apabila
mesin membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu jalan yang
menanjak maka beban di roda belakang meningkat dan
20
2. Kekurangan CVT
a) Perawatan yang lebih mahal jika dibandingkan dengan jenis
manusal.
b) Hanya cocok digunakan dengan intensitas rendah. Pasalnya,
kendaraan dengan sistem CVT tidak perlu memiliki torsi yang
besar. Oleh karena itu power mobil CVT tidak lebih baik.
c) Tidak dapat melakukan akselerasi tinggi.
d) Tidak memiliki banyak bengkel CVT. Hal ini dapat menyebabkan
kendaraan yang memiliki transmisi CVT nantinya akan kesulitan
menemukan bengkel yang cocok. Pasalnya, bengkel yang mampu
menangani CVT masih sangat sedikit.
….