T1 METAB11 AriyaniDwiNoviyanti
T1 METAB11 AriyaniDwiNoviyanti
T1 METAB11 AriyaniDwiNoviyanti
048400107
Teknologi Pangan
Tugas 1 Metabolisme Zat Gizi Pangan
Serat Pangan
Serat pangan, dikenal sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari tumbuhan yang
dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap proses
pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau
keseluruhan di usus besar. Jadi serat pangan merupakan bagian dari bahan pangan yang tidak dapat
dihirolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat
pangan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan.
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang sangat mudah ditemukan
dalam bahan makanan. Sayuran merupakan menu yang hampir selalu terdapat dalam hidangan
sehari- hari masyarakat Indonesia, baik dalam keadaan mentah (lalapan segar) atau setelah diolah
menjadi berbagai macam bentuk masakan.
Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa serat pangan adalah bagian dari bahan pangan yang
tidak dapat dihirolisis oleh enzim enzim pencernaan. Sementara penelitian lainnya mendefinisikan
serat pangan adalah sisa dari dinding sel tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh enzim
pencernaan manusia yaitu meliputi hemiselulosa, selulosa, lignin, oligosakarida, pektin, gum, dan
lapisan lilin.
Berdasarkan kelarutannya serat pangan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu serat pangan yang terlarut dan
tidak terlarut. Didasarkan pada fungsinya di dalam tanaman, serat dibagi menjadi 3 (tiga) fraksi
utama, yaitu
(a) polisakarida struktural yang terdapat pada dinding sel, yaitu selulosa, hemiselulosa dan substansi
pektat;
(b) non-polisakarida struktural yang sebagian besar terdiri dari lignin; dan
Peranan atau kemampuan serat pangan dalam menanggulangi gangguan kesehatan berikut:
Serat dapat menurunkan tekanan darah. Serat larut air mencegah penyerapan asam
empedu,kolesterol, dan lemak sehingga darah yang pekat akan menjadi lebih encer
dan tekanan perifernya akan menjadi berkurang. Diet kaya serat dapat menurunkan
kadar kolesterol darah 20% atau lebih. Serat mampu mengikat asam empedu
sehingga mencegah penyerapan kembali dari usus halus dan meningkatkan
ekskresinya melalui feses. selain itu, serat larut air dapat meningkatkan viskositas di
usus halus sehingga dapat mengurangi absorbsi asam empedu dan meningkatkan
katabolisme kolesterol. Asupan serat yang tinggi dihubungkan dengan penurunan
kolesterol LDL sehingga dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Serat
larut air juga menjerat lemak di dalam usus halus, dengan begitu serat dapat
menurunkan tingkat kolesterol dalam darah sampai 5% atau lebih. Dalam saluran
pencernaan serat dapat mengikat garam empedu (produk akhir kolesterol) kemudian
dikeluarkan bersamaan dengan feses. Dengan demikian serat pangan
mampu mengurangi kadar kolesterol dalam plasma darah sehingga diduga akan
mengurangi dan mencegah resiko penyakit kardiovaskuler.
2. Diabetes Mellitus
Menurut WHO anjuran konsumsi serat untuk kasus Diabetes Melitus Tipe 2 yaitu 25 gram/hari.
Konsumsi serat yang dianjurkan untuk pengendalian kadar glukosa darah yaitu serat larut air. Serat
larut air yang masuk bersama dengan makanan akan menyerap banyak cairan di dalam lambung dan
membentuk makanan menjadi lebih viskos. Makanan yang lebih viskos akan memperlambat proses
pencernaan sehingga proses penyerapan nutrisi seperti glukosa akan terjadi secara lambat.
Penyerapan glukosa yang lambat akan menyebabkan kadar glukosa darah menurun. Contoh bahan
makanan yang memiliki serat larut air yaitu oats, flaxseed, kacang hitam, wortel, brokoli, ubi jalar
dan apel.
Serat pangan mampu menyerap air dan mengikat glukosa, sehingga mengurangi ketersediaan
glukosa. Diet cukup serat juga menyebabkan terjadinya kompleks karbohidrat dan serat, sehingga
daya cerna karbohidrat berkurang. Keadaan tersebut mampu meredam kenaikan glukosa darah dan
menjadikannya tetap terkontrol.
sumber referensi :
Anik Herminingsih. 2010. Manfaat Serat dalam Menu Makanan. Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Anonim. 2001. The Definition of Dietary Fibre. Cereal Foods World 46:pp. 89-148. http://
www.aaccnet.org/Dietary Fiber/pdfs/ dietfiber.pdf.
https://www.ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JIG/article/viewFile/1141/1141
https://unair.ac.id/post_fetcher/fakultas-kesehatan-masyarakat-serat-perannya-dalam-menurunkan-
kadar-gula-darah-pada-pasien-diabetes-melitus-tipe-2/
http://eprints.undip.ac.id/24938/2/329_Felisia_Vestina_Santawati_G2C006025.pdf