Identifikasi Masalah Gizi Terkait Metabolisme Zat Gizi
Mikro
Masalah gizi adalah gangguan pada perorangan
atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masalah gizi ini, sehingga penanggulangannya tidak cukup dengan pendekatan medis maupun pelayanan kesehatan saja (Supariasa, 2014). Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi. Yang termasuk mikronutrien adalah vitamin (baik yang larut air maupun larut lemak) dan mineral. Mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu makromineral dan mikromineral. Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan tubuh sebanyak minimal 100 mg per hari (contoh: kalsium, fosfor), sedangkan mikromineral (trace elements) adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg per hari (contoh: seng, besi). Adapula mikromineral dibutuhkan dalam jumlah hanya beberapa mikrogram per hari, seperti cuprum dan molibdenum. Mikronutrien diperoleh dari luar tubuh seperti dari makanan atau suplemen, karena tubuh tidak mampu memproduksinya dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kelompok yang paling mudah mengalami kekurangan zat gizi mikro adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Hal ini disebabkan karena mereka membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok lainnnya. Di samping itu, kelompok ini juga sangat mudah mengalami akibat yang merugikan dari kekurangan zat gizi mikro. Bagi ibu hamil, kekurangan zat gizi mikro dapat meningkatkan resiko kematian ibu saat melahirkan, melahirkan bayi berat badan kurang (low birth weight) Bagi ibu menyusui, status zat gizi mikronya akan menentukan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi yang disusuinya, terutama pada usia 6 bulan pertama setelah bayi lahir. Sedangkan bagi anak-anak kecil, kekurangan zat gizi mikro dapat meningkatkan resiko kematian yang disebabkan karena penyakit menular dan dapat menyebabkan gangguan fisik dan perkembangan mental anak. Zat gizi mikro yaitu zat besi dan zinc merupakan dua mikronutrien yang penting selama masa pertumbuhan. Zat besi sebagai transpor oksigen, pengaturan dalam metabolisme energi, fungsi otot, sebagai komponen enzim dalam tubuh serta untuk mengatasi masalah anemia merupakan fungsi esensial zat besi. Sedangkan fungsi dari seng adalah sebagai komponen enzim dalam tubuh, berperan dalam proses diferensiasi sel, dalam proses imun tubuh serta sebagai antioksidan yang penting dalam tubuh. Dengan berbagai fungsi diatas, dua mikronutrien ini menjadi penting selama masa pertumbuhan. Banyak penelitian menyebutkan bahwa jika tubuh mengalami defisisensi Zn maka akan mengalami kegagalan pertumbuhan (Zimmerman, 2001). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Enggar Kartika Dewi dan Triska Susila Nindya pada tahun 2017 mengenai Hubungan Tingkat Konsumsi Zat Besi dan Seng dengan Kejadian Stunting pada Balita 6-23 Bulan menyebutkan bahwa tingkat kecukupan zat besi dan zinc yang in-adekuat akan berisiko mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan linier anak. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kecukupan zat besi dan seng yang adekuat. Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya stunting juga yaitu pemberian ASI Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif dapat menurunkan risiko kejadian stunting karena ASI mengandung antibodi dan kandungan kalsium pada ASI mempunyai bioavailabilitas yang tinggi sehingga dapat diserap dengan optimal terutama dalam fungsi pembentukan tulang (Almatsier, 2009). Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia sebesar 54,3%. Mengacu pada target program pada tahun 2015 sebesar 80%, sehingga di Provinsi Bali cakupan pemberian ASI Eksklusif sebesar 72,8% dan masih belum mencapai target. Analisis Proses Metabolisme yang Terjadi pada Masalah/Penyakit A. Gangguan Metabolik Gangguan metabolik adalah kelainan dalam proses metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses penguraian nutrisi dari makanan menjadi energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Ketika seseorang mengalami gangguan metabolik, proses metabolisme di dalam tubuhnya terganggu, sehingga produksi energi yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh juga terganggu. Nutrisi yang merupakan sumber energi atau kalori adalah karbohidrat atau gula, protein, dan lemak. Jadi, gangguan metabolik adalah semua penyakit yang menyebabkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Salah satu contoh penyakit metabolik yang paling terkenal adalah diabetes.
B. Penyebab Gangguan Metabolik
Gangguan metabolik paling sering disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dalam keluarga. Kelainan genetik ini memengaruhi kinerja kelenjar endokrin dalam menghasilkan enzim yang digunakan dalam proses metabolisme. Akibatnya, jumlah enzim yang dihasilkan akan berkurang atau bahkan tidak diproduksi sama sekali. Hilang atau rusaknya enzim pencernaan juga menyebabkan zat-zat beracun di dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan dan menumpuk di aliran darah. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi organ dalam tubuh.
C. Jenis Gangguan Metabolik
Dikarenakan banyak kemungkinan kelainan yang dapat terjadi disebabkan oleh gangguan metabolik. Maka dari itu, penyakit yang dapat timbul juga banyak jenisnya. Ratusan gangguan yang berhubungan dengan metabolisme telah diidentifikasi dan terus ditemukan yang baru. Beberapa jenis penyakit yang dapat terjadi adalah: 1. Gangguan Penyimpanan Lisosom Salah satu penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolik adalah kelainan pada penyimpanan lisosom. Bagian tersebut adalah tempat untuk memecah produk limbah dari metabolisme. Jika seseorang kekurangan enzim pada lisosom, penumpukan zat beracun dapat menyebabkan gangguan metabolisme. 2. Galaktosemia Galaktosemia yang disebabkan oleh kelainan pada metabolisme. Gangguan yang terjadi karena kerusakan untuk memecah galaktosa tersebut dapat menyebabkan kamu mengalami penyakit kuning, muntah, hingga pembesaran hati. Hal ini umumnya terjadi pada bayi baru lahir setelah diberikan ASI atau susu formula. 3. Fenilketonuria Fenilketonuria juga dapat terjadi sebagai dampak dari gangguan metabolik. Hal ini terjadi ketika kamu kekurangan enzim PAH yang menyebabkan kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah. Kecacatan intelektual dapat terjadi jika kondisinya tidak dideteksi secara dini. 4. Friedreich Ataxia Kamu juga dapat mengidap masalah yang disebabkan oleh gangguan terkait metabolisme, yaitu friedreich ataxia. Gangguan ini terkait dengan protein yang disebut frataxin yang menyebabkan kerusakan saraf dan juga terkadang pada jantung. Seseorang yang mengidap gangguan ini saat usia dewasa muda akan mengalami gangguan kesulitan berjalan.
D. Pengobatan Gangguan Metabolik
Tindakan pengobatan gangguan metabolik bertujuan untuk mengendalikan dan meredakan gejala yang muncul, serta mencegah komplikasi. Pengobatan yang diberikan tergantung pada jenis penyakit dan tingkat keparahan gangguan metabolik yang dialami penderita. Untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi gangguan metabolik, dokter akan melakukan penanganan berupa: Pola makan dan diet khusus sesuai penyakit yang dialami pasien, misalnya dengan menghindari atau membatasi asupan nutrisi tertentu. Obat atau suplemen pengganti enzim yang dapat membantu proses metabolisme. Obat untuk menghilangkan zat beracun yang mengendap dalam tubuh, akibat gangguan metabolisme. Beberapa kasus gangguan metabolik, baik pada anak-anak maupun orang dewasa, memerlukan perawatan secara intensif. Jika gangguan metabolik telah menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, dokter mungkin akan menyarankan tindakan transplantasi organ. Karena sebagian besar gangguan metabolik merupakan kelainan bawaan, pengobatan yang diberikan belum bisa menyembuhkan penyakit ini, melainkan hanya untuk mengontrol penyakit dan menekan gejala. E. Pencegahan Gangguan Metabolik Gangguan atau penyakit metabolik sulit dicegah karena sering kali disebabkan oleh keturunan. Berdiskusi dengan dokter kandungan dan dokter ahli genetik sebelum merencanakan kehamilan merupakan pencegahan terbaik yang bisa dilakukan jika Anda memiliki riwayat penyakit metabolik dalam keluarga. Salah satu gangguan metabolik yang terkenal dan disebabkan oleh gaya hidup yang kurang baik adalah diabetes tipe 2. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat, yaitu: Menjaga berat badan ideal. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memperbanyak konsumsi makanan berserat, seperti sayur, gandum utuh, dan buah. Melakukan olahraga secara rutin, setidaknya 30 menit per Mengurangi konsumsi minuman dengan kandungan gula yang tinggi, seperti jus buah kemasan atau minuman soda, serta makanan yang tinggi gula dan lemak.
F. Proses Penyakit Gangguan Metabolik
Penyakit gangguan metabolik dapat disebabkan karena faktor genetik dan pola makan yang salah. Berikut ini akan dijelaskan proses terjadinya penyakit gangguan metabolik : Galaktosemia Galaktosemia adalah penyakit genetik disebabkan adanya gangguan metabolisme karbohidrat. Galaktosemia diwariskan secara resesif autosomal. Hal ini menunjukkan anak dengan heterozigot mewarisi satu gen abnormal dari orang tua. Kemudian, gejala bayi baru lahir yang terkena galaktosemia seperti diare, muntah, sepsis, shock, katarak sekitar 10% pada bayi, gangguan gimjal, dan maturitas otak. Mekanisme terjadinya galaktosemia yaitu galaktosa diubah menjadi galaktosa 1 fosfat oleh galaktokinase . Galaktosa 1 fosfat dengan bantuan enzim galactose 1 -uri- dyltransferase diubah menjadi glukosa dan UDP galaktosa yang disimpan didalam glikogen. Pada penderita galaktosemia tidak memiliki enzim galactose 1 –uri- dyltransferase. Sehingga, galaktosa 1 fosfat meningkat dan diubah menjadi galaksitol. Selanjutnya, untuk memperjelas proses terjadinya penyakit galaktosemia, dapat dilihat pada skema berikut :
Galaktosemia
Proses Metabolisme Karbohidrat Normal Metabolisme Karbohidrat
Pada Penderita Galaktosemia Analisis Isu Tentang Zat Gizi Mikro a. Pemberian Suplemen Zinc Pada Anak Sekolah Zinc adalah mikronutrisi yang sangat penting untuk sintesis protein, diferensiasi sel, dan pertumbuhan. Zinc didalam tubuh manusia sebagai agen anti inflamasi dan antioksidan. Peran zinc pada pertumbuhan berkaitan dengan IGF I (Insulin-like Growth Factor 1). Oleh karena itu, jika anak mengalami defisiensi zinc menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi IGF I dan menghambat pertumbuhan. Selanjutnya, pengaruh memberikan suplemen zinc pada anak sekolah didalam tubuh sebagai berikut : Pemberian asupan suplemen zinc pada anak selama 1 bulan memiliki dampak signifikan terhadap berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) Memberikan suplemen zinc mengurangi resiko diare, pneumonia, dan penyakit infeksi lainnya Zinc berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang. Adapun mekanisme kerja zinc berdasarkan pengaruh pemberian suplemen zinc. Berikut penjelasannya : Asupan Zinc terhadap BB dan TB Memberi suplemen zinc selama satu bulan dengan membagi dua kelompok yaitu kelompok rutin konsumsi zink dan tidak rutin konsumsi zink. Hasilnya, kelompok rutin konsumsi zinc mengalami kenaikan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB).
Asupan Zinc terhadap Penyakit Infeksi
Pada anak yang mengalami kenaikan berat badan (BB) akan terjadi peningkatan kalori dan protein. Kalori yang berlebih disimpan didalam adiposa dan protein untuk meningkatkan massa otot. Disinilah zinc bekerja untuk menurunkan terjadinya penyakit infeksi seperti diare dan pneumonia.
Asupan Zinc terhadap Growth Hormon
b. Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) dengan Kombinasi Vitamin A dan Vitamin C Zat gizi mikro merupakan komponen zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. . Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Vitamin adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Vitamin berfungsi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme tubuh. Vitamin dikelompokkan menjadi dua yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Salah satu vitamin larut air yaitu vitamin C. Selain vitamin, adapun jenis mineral yang dibutuhkan tubuh seperti zat besi (Fe). Pengaruh pemberian tablet zat besi (Fe) pada umumnya sangat berpengaruh terhadap penderita anemia. Manfaat tablet zat besi (Fe) juga penting, khususnya bagi remaja yang tidak memiliki anemia. Selain asupan zat besi, remaja juga perlu konsumsi vitamin C untuk daya tahan tubuh. Berikut ini dampak pengaruh pemberian Fe yang dikombinasi dengan vitamin C : Meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb) Mempermudah penyerapan zat besi Mencegah anemia pada ibu hamil Selanjutnya, pengaruh pemberian Fe dengan kombinasi vitamin A sebagai berikut: Menurunkan prevalensi anemia Vitamin A memiliki peran dalam pertumbuhan dan diferensiasi eritrosit Pemberian tablet zat besi (Fe) dengan kombinasi vitamin memberikan dampak positif. Mekanisme kerja antara zat besi dengan vitamin C dengan zat besi dan vitamin A akan dijelaskan pada skema dibawah ini : Daftar Pustaka
Hastuti, Y. D., & Khodijah, D. (2020). Analisis
Pemberian Tablet Fe dengan Kombinasi Vitamin C dan Vitamin A Terhadap Anemia Pada Siswi SMU di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.
Muhammad, F., Nurhajjah, S., & Revilla, G.
(2018). Pengaruh Pemberian Suplemen Zink Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 285-290.
Mantri, K. A. S. (2019). Hubungan Pemberian
ASI Eksklusif dan Konsumsi Zat Gizi Mikro dengan Kejadian Stunting pada Balita di UPT. Kesmas Ubud II Gianyar (Doctoral dissertation, Poltekkes Denpasar).
Restuning, Wiyani. (2012). Gangguan
Metabolisme Karbohidrat Galaktosemia
Mikronutrient: Sedikit Tapi Penting. (2015). Di
akses dari https://foodtech.binus.ac.id/2015/02/03/mikro nutrient-sedikit-tapi-penting/ pada 11 Desember 2020 Gangguan Metabolik. (2020). Di akses dari https://www.alodokter.com//gangguan- metabolik pada 11 Desember 2020
Halodoc, R. (2019). Jenis-Jenis Terjadinya
Penyakit yang Terjadi Akibat Gangguan Metabolik. Di akses dari https://www.halodoc.com/artikel/jenis-jenis- penyakit-yang-terjadi-akibat-gangguan- metabolik pada 11 Desember 2020