Anda di halaman 1dari 11

p-ISSN 2621 – 2846

e-ISSN 2621 - 2854

JURNAL
JAET AGROECOTANIA
Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian

Vol. 4, No. 1 Januari – Juni 2021

AE

Fakultas Pertanian
Universitas Jambi
JURNAL
AGROECOTANIA
Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian

Penanggung Jawab :
Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si. (Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi)

Editorial Team :

Editor in Chief
Dr. Ir. Sarman, M.P

Vice Editor in Chief


Dr. Ir. Irianto, M.P

Editor Board
Prof. Dr. Ir. Mapegau, M.Si (Ekofisiologi Tan. Pangan)
Prof. Dr. Hj. Anis Tatik Mariyani, M.P. (Ekofisiologi Tan. Perkebunan)
Prof. Dr. H. Zulkarnain, M.Hort.Sc. (Bioteknologi Tan. Hortikultura)
Dr. Sunarti, M.Si. (DAS)
Dr. Ir. Ahmad Riduan, M.Si. (Bioteknologi Pngan)
Fuad Nurdiansyah, M.PlaHBio., Ph.D. (Hama Tanaman)
Dr. Husda Marwan, M.P. (Penyakit Tanaman)
Dr. Sosiawan, M.P. (Pemuliaan Tanaman)
Hamdan Maruli Siregar, SP., M.Si. Sekretariat

Alamat Redaksi : Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi


Jl. Raya Jambi – Muara Bulian KM. 15 Kel. Mendalo Indah.
Kec. Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi 36136
Kontak Person : Email : sarman_pertanian@unja.ac.id
sarman.unja@yahoo.com
HP. : 08127461838
JURNAL
AGROECOTANIA
Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian

Vol. 4, No. 1, Januari – Juni 2021

Daftar Isi

Tingkat Kerusakan Beberapa Varietas Tanaman Jagung (Zea Mays)


Yang Diserang Hama Ulat Grayak
Ayu Sholihat, Ratna Rubiana, Araz Meilin 1 - 6

Respons Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L.)


Terhadap Kompos Kulit Buah Kakao
Ririn Angrainy, Anis Tatik Maryani , Helmi Salim 7 - 15

Status Kepadatan Dan Agregat Andisol Pada Konversi Perkebunan Teh


Menjadi Perkebunan Kopi
Hasriati Nasution dan Yulfanetty 16 - 25

Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Tanah Terhadap Pemberian Pupuk


Kompos Kotoran Kambing
Farid Armanda, Tiur Hermawati, Rinaldi 26 - 37

Dinamika Simpanan Karbon dan Kepadatan Tanah Setelah Pengolahan


Tanah
Henny H, Windi Septiani, Fitri Tamzi 38 - 48

Respons Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sorgum Terhadap Pupuk


Kandang Sapi
Viddy Adhari Rahman , Tiur Hermawati, Buhaira 49 - 54
J. Agroecotania Vol. 4 No. 1 (2021) p-ISSN 2621-2846
e-ISSN 2621-2854

Tingkat Kerusakan Beberapa Varietas Tanaman Jagung (Zea Mays)


Yang Diserang Hama Ulat Grayak
Ayu Sholihat1*, Ratna Rubiana2, Araz Meilin2
1*
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung
2
Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jambi
Email : ayusholihat7@gmail.com (*Penulis untuk korespondensi)

ABSTRAK

Ulat grayak Spodoptera frugiperda yang dikenal dengan nama Fall Armyworm
(FAW) merupakan hama asli daerah tropis dari Amerika, namun pada bulan Maret 2019
hama ini telah masuk dan menyerang pertanaman jagung yang ada di Indonesia. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan beberapa varietas tanaman jagung (Zea
mays) yang diserang hama ulat grayak (Spodoptera frugiperda J.E. Smith). Lokasi penelitian
dilakukan di Laboratorium Hama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kota Jambi selama
bulan Juli 2019 hingga Agustus 2019. Bahan yang digunakan yaitu tanaman jagung varietas
Nasa 29, Bisi 2, Srikandi Kuning, Sukmaraga, Bisma, dan Lamuru umur 2 minggu setelah
semai. Larva FAW instar 3. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap varietas tanaman jagung
diinfestasikan 1 larva dan diamati tingkat kerusakannya setiap hari selama larva berada pada
fase instar 3. Hasil penelitian kerusakan tanaman jagung pada semua varietas yang
diinfestasi ulat grayak S. frugiperda menunjukkan tidak berpengaruh nyata, namun pada
jagung varietas Bisi 2 menyebabkan kerusakan paling parah dibandingkan dengan varietas
lain dengan tingkat kerusakan sebesar 49,13 %. Varietas Srikandi Kuning memiliki
persentase kerusakan 38,06%, Nasa 29 sebesar 28,99 %, Bisma sebesar 28,90%, Lamuru
sebesar 38,58% dan varietas yang persentase kerusakan terendah adalah Sukmaraga dengan
27,51%.

Kata kunci : FAW, kerusakan tanaman, varietas jagung

PENDAHULUAN
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan yang cukup penting di
Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga banyak digunakan sebagai pakan ternak
sehingga kebutuhan akan jagung di Indonesia cukup tinggi dan terus bertambah setiap
tahunnya. Kebutuhan jagung yang terus meningkat ini diikuti dengan peningkatan produksi
jagung. Produksi jagung Indonesia dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 12,49% per
tahunnya (Kementan 2018).
Produksi jagung nasional dapat dikatakan cukup baik namun masih terdapat
beberapa masalah di tingkat petani saat budidaya jagung yang dapat mempengaruhi produksi
secara nasional. Masalah - masalah yang cukup banyak dihadapi oleh petani adalah serangan
hama penyakit tanaman jagung. Menurut laporan Nonci dkk., (2019) di tahun 2019 ini

1
muncul hama baru yang mulai menyerang tanaman jagung di Indonesia yaitu hama ulat
grayak Spodoptera frugiperda.
Spodoptera frugiperda merupakan hama asli daerah tropis Amerika yang memiliki
kemampuan terbang yang tinggi sejauh 100 km per malam sehingga dengan mudah
menyebar di seluruh dunia. Kerusakan sangat parah pada tanaman dapat terjadi saat ulat
grayak berada pada fase larva dengan memakan daun jagung. Kerugian akibat hama ini dapat
mencapai 15-73% pada saat tanaman jagung daun muda masih dalam keadaan menggulung
(Nonchi dkk., 2019). Kerugian yang ditimbulkan dari S. frugiperda cukup besar. Di negara-
negara Afrika kerugian panen akibat S. frugiperda per tahun dapat mencapai $13 miliar
(Harrison et al., 2019).
Sebagai hama baru yang ada di Indonesia menjadikan belum banyak penelitian
mengenai pengendalian ulat grayak ini. Informasi masih terbatas pada pengendalian yang
telah dilakukan di negara asal ulat grayak ini. Umumnya petani mengendalikan ulat grayak
dengan menggunakan pestisida, namun cara ini cukup beresiko bagi kesehatan manusia.
Kemampuan terbang yang tinggi membuat tidak mungkin untuk memberantas habis hama
ini maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunkan varietas jagung
yang tahan. Menurut Pajrin dkk.,(2013) hal ini lebih menguntungkan, karena sifat
ketahanannya lebih stabil, ekonomis, serta tidak menimbulkan efek samping berupa
keracunan dan pencemaran lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan beberapa varietas
tanaman jagung (Zea mays) yang diserang hama ulat grayak (Spodoptera frugiperda J.E.
Smith).

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Balai Pengkajian Teknologi


Pertanian Kota Jambi pada bulan Juli 2019 hingga Agustus 2019. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu tanaman jagung varietas NASA 29, Bisi 2, Srikandi Kuning,
Sukmaraga, Bisma, dan Lamuru umur 2 minggu setelah semai dan larva ulat grayak instar
3. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu polybag dan kurungan dari plastik kaca.
Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Setiap perlakuan dibedakan
berdasarkan atas perbedaan varietas jagung yang digunakan.

2
Setiap perlakuan terdiri dari tanaman jagung umur 2 minggu setelah semai yang
diinfestasikan ulat grayak instar 3 sebanyak 1 ulat. Setelah ulat diinfestasikan maka tanaman
ditutup dengan plastik kaca berbentuk tabung untuk menghindari ulat keluar dari polybag.
Pengamatan dilakukan terhadap tingkat kerusakan pada tanaman jagung yang terjadi
akibat serangan ulat grayak instar 3 setiap harinya selama ulat masih instar 3. Pengamatan
dilakukan pada tanaman jagung fase vegetatif. Tingkat kerusakan dihitung dengaan rumus :

∑zi=0 n1 X v1
I= X 100
ZXN
I = Intensitas serangan; n1 = Jumlah tanaman contoh dengan skala v1; v1 = Nilai
skala kerusakan contoh ke- i; N = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh yang diamati;
dan Z = Nilai skala kerusakan tertinggi.
Nilai Skala : 0 = tidak ada kerusakan; 1 = Kerusakan >0–20%; 3 = Kerusakan >20–
40%; 5 = Kerusakan >40–60%; 7 = Kerusakan >60–80%; dan 9 = Kerusakan >80–100%.
Data yang telah didapatkan diolah dengan analisis menggunakan sidik ragam untuk
mengetahui pengaruh perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan
uji BNT dengan taraf kepercayaan 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ulat grayak Spodoptera frugiperda merupakan hama baru yang muncul di Indonesia
pertama kali pada bulan maret 2019 di Pasaman, Sumatera Barat menyerang tanaman jagung
(Nonci dkk., 2019). Ulat grayak memiliki ciri khas kepala berwarna coklat gelap dan
terdapat bentuk Y terbalik berwarna terang pada bagian depan kepala. Ciri lain dari ulat
grayak terdapat tiga garis kuning di bagian belakang, diikuti garis hitan dan garis kuning di
samping. Terlihat pula ada empat titik hitam yang membentuk persegi di segmen kedua dari
segmen terakhir tubuhnya (Visser, 2017).
Tanaman jagung yang terserang ulat grayak akan menunjukkan gejala dimana
terdapat bagian bekas gerekan larva disertai serbuk kasar menyerupai serbuk gergaji pada
permukaan atas daun atau di sekitar pucuk tanaman jagung. Jika ulat grayak menyerang
bagian pucuk daun muda atau titik tumbuh, maka tanaman dapat mati.
Ulat grayak Spodoptera frugiperda tidak memiliki sifat diapause sehingga pada
kondisi ekstrim akan melakukan migrasi. Kemampuan terbang ngengat betina hama ini
mencapai lebih dari 100 km per malam (Nonci dkk., 2019) sehingga mampu menyebar
dengan cepat ke wilayah lainnya. Kemampuan terbang ini sangat berguna dalam
menemukan tempat yang cocok bagi perkembangan ulat grayak.

3
Hasil dari surveri lapangan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa saat ini ulat
grayak telah menyebar bukan hanya di Pulau Sumatera tetapi juga telah banyak di temukan
di Pulau Jawa. Pengendalian yang tepat untuk mengendalikan hama ini belum ditemukan,
sejauh ini pengendalian masih mengandalkan pada penggunaan herbisida (Capinera, 2017).
Namun penggunaan herbisida ini tentu akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Salah satu cara pengendalian hama terpadu yang direkomendasikan adalah penggunaan
varietas jagung yang toleran atau resisten terhadap hama ini.
Berdasarkan hasil pengujian pada beberapa varietas jagung yang telah dilakukan
terhadap tingkat kerusakan serangan ulat grayak Spodoptera frugiperda menunjukkan tidak
ada pengaruh secara nyata terhadap perlakuan yang diberikan. Hal ini berdasarkan pada
perhitungan statistika dimana nilai F hitung yaitu 0,74 lebih kecil dibandingkan F tabel 3,11
sehingga tidak dilanjutkan dengan uji BNT. Namun terdapat adanya perbedaan tingkat
kerusakan pada setiap varietas yang diuji. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang
dilakukan pada tanaman jagung fase vegetatif umur 2 minggu setelah tanam (Tabel 1).

Tabel 1. Tingkat kerusakan beberapa varietas jagung

Varietas Jagung Tingkat kerusakan

Bisi 2 49,13 % a
Nasa 29 28,99 % a
Srikandi Kuning 38,06 % a
Sukmaraga 27,51 % a
Bisma 28,90 % a
Lamuru 38,58 % a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut
uji BNT pada taraf pengujian 5%.

Pada tabel 1 diatas terlihat bahwa varietas Bisi 2 memiliki tingkat serangan hama
paling tinggi dibandingkan dengan varietas uji lainnya dengan tingkat kerusakan mencapai
49,13% sehingga dapat dikatakan bahwa varietas Bisi 2 sebagai varietas yang paling rentan
terhadap serangan hama ulat grayak. Kemudian diikuti oleh varietas Srikandi Kuning
dengan 38,06%, Nasa 29 sebesar 28,99%, Bisma sebesar 28,90%, Lamuru sebesar 38,58%
dan varietas yang persentase kerusakan terendah adalah Sukmaraga dengan 27,51%.
Perbedaan tingkat kerusakan pada tiap varietas jagung terhadap ulat grayak dapat
disebabkan karena adanya mekanisme pertahanan varietas terhadap hama. Ada 3 jenis
ketahanan tanaman terhadap hama yaitu (1) genik, sifat tahan diatur oleh sifat genetik yang

4
dapat diwariskan, (2) morfologik, sifat tahan yang disebabkan oleh sifat morfologi tanaman
yang tidak menguntungkan hama, dan (3) kimiawi, ketahanan yang disebabkan oleh zat
kimia yang dihasilkan oleh tanaman (Muhuria,2003).
Ketahanan beberapa varietas tanaman jagung yang diuji dilihat dari segi genik, Bisi
2 dan Nasa 29 merupakan benih hibrida dimana genetiknya lebih beragam karena berasal
dari 2 tetua dengan sifat yang diunggulkan. Namun kedua varietas tersebut disukai oleh ulat
grayak sehingga memiliki tingkat kerusakan yang tinggi dibandingkan dengan varietas
lainnya. Berbeda halnya dengan varietas Sukmaraga, Srikandi Kuning, Bisma, dan Lamuru
yang merupakan jagung komposit.
Dari segi ketahanan morfologik varietas dengan tingkat kerusakan kecil memiliki
batang yang lebih keras dengan daun yang kasar sehingga kurang disukai oleh ulat grayak.
Ulat grayak instar 3 menyukai masuk ke bagian yang terlindungi pada daun muda yang
menggulung dan membuat kerusakan sehingga daun akan berlubang. Jika larva menyerang
bagian titik tumbuh tanaman maka dapat menghambat pertumbuhan daun dan tongkol
jagung.
Perbedaan tingkat kerusakan tanaman jagung dapat pula terjadi karena ketahanan
kimiawi atau antibiosis tanaman. Menurut Astuti (2009) dalam Darmadi (2018), menyatakan
bahwa ketahanan tanaman dapat berupa antibiosis yaitu tanaman menghasilkan toksin yang
dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan hama. Antibiosis ialah suatu sifat tanaman
yang berpengaruh buruk terhadap kehidupan serangga. Pada tanaman jagung diketahui
memiliki kandungan asam oksalat yang dapat mengganggu makan dari hama. Perbedaan
tingkat kerusakan pada jagung yang diuji dapat terjadi karena perbedaan tingkat asam
oksalat yang ada pada masing-masing varietas.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai


berikut ini :

1. Perbedaan varietas tanaman jagung tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat


kerusakan tanaman jagung akibat serangan ulat grayak S. frugiperda.
2. Varietas jagung yang memiliki tingkat kerusakan tertinggi adalah Bisi 2 sebedar
49,13% dan kerusakan terendah adalah Sukmaraga sebesar 27, 51%.

5
DAFTAR PUSTAKA

Banu, W. P., dan M Amin.2019. Tingkat serangan hama penggerek batang pada beberapa
varietas jagung di lahan kering Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pros
Sem Nas Masy Biodiv Indon, 5 (2) : 307-311.

Capinera J. L. 2017. Fall Armyworm, Spodoptera frugiperda (J.E Smith) (Insecta:


Lepidoptera: Noctuidae). IFAS Extension, University of Florida. Hlm 1 – 6.

Darmadi, D., T Alawiyah. 2018. Respons Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) terhadap
Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stall) Koloni Karawang. Jurnal
Agrikultura, 29 (2) : 73-81.

Harrison R. D., C. Thierfelder, F. Baudron, P. Chinwada, C. Midega, U. Schaffner, J. V. D.


Berg. 2019. Agro-Ecological Options For Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda J.
E. Smith) Management: Providing Low-Cost, Smallholder Friendly Solutions To
Aninvasive Pest. Journal of Environmental Management 243 (2019) : 318 – 330.

Kementan. 2018. Kementan Pastikan Produksi Jagung Nasional Surplus.


https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3395. [Diakses 1
Agustus 2019].

Muhuria, L. A. 2003. Strategi Perakitan Gen-Gen Ketahanan Terhadap Hama. [Disertasi].


Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Nonci N., S. H. Kalqutny, H. Mirsam, A. Muis, M. Azrai, dan M. Aqil. 2019. Pengenalan
Fall Armyworm (Spodoptera frigiperda J. E. Smith) Hama Baru pada Tanaman
Jagung di Indonesia. Jakarta : Balai Penelitian Tanaman Serealia.

Visser D. 2017. Fall armyworm: An identification guide in relation to other common


caterpillars, a South African perspective. Agricultural Research Council – Vegetable
and Ornamental Plants (ARC-VOP), Roodeplaat, Pretoria. Hlm 1-26.

6
Pedoman Penulis pada Jurnal Agroecotania (JAET)
1. Artikel yang diserahkan ke Jurnal biasanya harus antara 10 -12 halaman dengan ketikan
1,5 spasi dan harus disertai dengan abstrak (dalam bahasa Indonesia dan atau bahasa
Inggris) tidak lebih dari 250 kata, mengandung pentingnya topik, kesenjangan antara
teori, antara realitas dan harapan, atau kurangnya studi.
2. Layout tulisan terdiri dari Judul, abstrak, pendahuluan, bahan dan metoda, hasil dan
pembahasan atau temuan, kesimpulan dan saran. Pada abstrak, secara eksplisit tulis
dengan huruf tebal. Di bawah abstrak, sekitar tiga hingga lima kata kunci harus muncul
bersama dengan bagian utama artikel dengan ukuran font 11.
3. Untuk memfasilitasi proses ini, nama-nama penulis (tanpa gelar akademik), afiliasi
institusional, alamat institusi dan alamat email dari penulis yang sesuai.
4. Naskah diketik dalam ruang tunggal (satu kolom), menggunakan Microsoft Word
ukuran font 12, Times New Roman, ukuran kertas HVS A4 dengan pias bagian kiri 3
cm dan bagian atas, kanan dan bawah 2,5 cm.
5. Masukkan header pada halaman yang menunjukkan nama Jurnal, Volume dan Nomor,
Tahun serta p-ISSN dan e-ISSN. Halaman diletakan pada footer dengan posisi halaman
1 di posisi kanan dan halaman 2 diposisi kiri.
6. Judul kurang lebih 12 kata, huruf besar, terpusat, dengan font size 14.
7. Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, konteks penelitian, tinjauan literatur,
dan tujuan penelitian.
8. Semua pengantar harus disajikan dalam bentuk paragraf, bukan pointer, dengan proporsi 15-
20% dari seluruh panjang artikel.
9. Bagian bahan dan metode terdiri dari deskripsi mengenai desain penelitian, bahan dan alat yang
digunakan, metoda atau rangcangan yang digunakan untuk pengumpulan data, dan analisis data
dengan proporsi 10-15% dari total panjang artikel, semuanya disajikan dalam bentuk paragraf.
10. Setiap sumber yang dikutip di badan artikel harus muncul dalam referensi, dan semua sumber
yang muncul dalam referensi harus dikutip di badan artikel.
11. Sumber-sumber yang dikutip setidaknya harus 80% dalam bentuk Jurnal dan berasal dari yang
diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Sumber yang dikutip adalah sumber primer dalam bentuk
artikel jurnal, buku, dan laporan penelitian, termasuk tesis dan disertasi.
12. Bukti akan dikirim ke penulis untuk koreksi, dan harus dikembalikan ke
sarman_pertanian@unja.ac.id atau sarman.unja@yahoo.com dengan batas waktu yang
diberikan.
13. Kutipan dan referensi mengikuti edisi APA edisi ke-6 dan yang terakhir harus dimasukkan di
bagian akhir artikel dalam contoh-contoh berikut:

Reference
Malik, A.S., Boyko, O., Atkar, N. and Young, W.F. (2001) A Comparative Study of MR
Imaging Profile of Titanium Pedicle Screws. Acta Radiologica, 42, 291-293.
http://dx.doi.org/10.1080/028418501127346846
Hu, T. and Desai, J.P. (2004) Soft-Tissue Material Properties under Large Deformation:
Strain Rate Effect. Proceedings of the 26th Annual International Conference of the
IEEE EMBS, San Francisco, 1-5 September 2004, 2758-2761.
Ortega, R., Loria, A. and Kelly, R. (1995) A Semiglobally Stable Output Feedback PI2D
Regulator for Robot Manipulators. IEEE Transactions on Automatic Control, 40,
1432-1436. http://dx.doi.org/10.1109/9.402235

Prasad, A.S. (1982) Clinical and Biochemical Spectrum of Zinc Deficiency in Human
Subjects. In: Prasad, A.S., Ed., Clinical, Biochemical and Nutritional Aspects of
Trace Elements, Alan R. Liss, Inc., New York, 5-15.

Giambastiani, B.M.S. (2007) Evoluzione Idrologica ed Idrogeologica Della Pineta di san


Vitale (Ravenna). Ph.D. Thesis, Bologna University, Bologna.
Wu, J.K. (1994) Two Problems of Computer Mechanics Program System. Proceedings of
Finite Element Analysis and CAD, Peking University Press, Beijing, 9-15.
Honeycutt, L. (1998) Communication and Design Course.
http://dcr.rpi.edu/commdesign/class1.html

Focus and Scope


Jurnal Agroecotania (JAET) diterbitkan dua kali setahun (periode Januari – Juni dan Juli
- Desember) dan hanya mem-publikasi-kan artikel hasil-hasil penelitian dalam ilmu
budidaya pertanian, dengan fokus dan cakupan meliputi :
 Agronomi
 Ekofisiologi
 Pemuliaan Tanaman
 Proteksi Tanaman
 Ilmu Tanah
Kesesuaian manuskrip untuk publikasi di Jurnal Agroecotania (JAET) dinilai oleh peer
reviewer dan editor board. Editor Board menangani semua korespondensi dengan penulis.
Editor in Chief dan Editor Board membuat keputusan akhir mengenai apakah kertas itu
direkomendasikan untuk penerimaan, penolakan, atau perlu dikembalikan kepada penulis
untuk direvisi.
Makalah yang perlu direvisi akan dikembalikan kepada penulis, dan penulis harus
mengembalikan naskah yang telah direvisi ke Editor Board melalui OJS Jurnal
Agroecotania (JAET).

Publications Fees

Biaya Penulis, Jurnal ini membebankan biaya penulis berikut :


Penyampaian Artikel : 0,00 (IDR)

Fast-Track Review : 0,00 (IDR)


Artikel Publikasi : 300.000 (IDR)

Anda mungkin juga menyukai