ABSTRAK
Provitas jagung OKU Selatan tahun 2018 sebesar 7,08 ton / hektar namun pada tahun 2019
mengalami penurunan menjadi 6,37 ton / hektar hal ini dikarenakan adanya perubahan iklim dan
serangan hama, berbagai usaha untuk menangulangi permasalahan hama dengan pemberian
pestisida kimiawi, tetapi menimbulkan dampak ekologi yaitu kematian hewan yang bukan target.
Oleh karena itu kami menetapkan penelitian kami berjudul “Keanekaragaman Musuh Alami
Hama Jagung Di Kelurahan Batu Belang Jaya”. yang Bertujuan untuk mengetahui komposisi
musuh alami dan indeks keanekaragaman musuh alami hama jagung, Manfaat penelitian sebagai
berikut : Menambah pengetahuan untuk pengendalian biologis hama jagung dan Meningkatkan
produktivitas hasil panen jagung. Penelitian yang dilakukan pada bulan juni- juli 2022 di Kelurahan
Batu Belang Jaya dan laboratorium IPA SMP IT Al Kahfi, Penentuan lokasi pengambilan data
dengan metode Purposive Sampling pemilihan lokasi berdasarkan umur jagung, dan pengambilan
sampel dengan mengunakan metode observasi langsung dan mengunakan trap atraktan dari
fermentasi ubi. Hasil penelitian didapatkan komposisi musuh alami hama jagung dengan ketiga
lokasi dengan fase pertumbuhan yang berbeda terdiri dari 4 Ordo, 4 Family dan 5 Genus dan
Indeks Keanekaragaman musuh alami dikategorikan sedang pada lokasi 2 (H’ : 1,29) dan Lokasi 3
(H’ :1.08) dan Kategori Rendah pada Lokasi 1 (H’: 0,92).
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan merupakan daerah dengan struktur ekonomi
yang didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, berdasarkan data (BPS
Kabupaten OKU Selatan, 2020) Kontribusi Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada
perekonomian daerah sebesar 31 persen dan jagung salah satu komoditas unggulan
dengan luas panen pada tahun 2020 yaitu 51.076 hektar.
Produktivitas tanaman pangan Kabupaten OKU Selatan tahun 2016-2019
menunjukan grafik yang mengalami naik turun, pada tahun 2018 provitas jagung sebesar
7,08 ton / hektar namun pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 6,37 ton / hektar
hal ini dikarenkan adanya perubahan iklim dan serangan hama, Hal ini senada dengan
pendapat (Swastika dan Ramli, 2005) yang menyatakan kendala dalam mempertahankan
swasembada jagung adalah masalah abiotik yakni perubahan iklim dan kesuburan tanah
dan masalah biotik yakni hama dan penyakit.
Berdasarkan survie lapangan yang di kelurahan Batu Belang Jaya, Kecamatan
Muaradua didapatkan informasi hama ditemukan diantaranya belalang (Oxya chinensis),
lalat bibit (Artharygona exigua), Pengerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera) dan
kumbang bubuk (Sitophilus zeamais motsch), bapak samsudin seorang petani jagung
mengungkapkan telah melakukan berbagai usaha untuk menangulangi permasalahan hama
dengan pemberian pestisida kimiawi, tetapi menimbulkan dampak ekologi yaitu kematian
hewan yang bukan target.
Pengendalian hayati dengan mengunakan agen musuh alami telah banyak
digunakan dalam pengaplikasinya lebih ramah lingkungan, menurut (Adnan, 2011)
menyatakan Pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami telah banyak dilakukan
seperti pengaplikasian Trichogramma spp,. Beauveria bassiana, Metharizium anisopliae,
Cecopet (Euborellia annulata), dan nematoda Steinernema sp. Ditambahkan oleh (sarjan,
2009) menyatakan pengunaan agen hayati musuh alami memiliki keunggulan tidak
mencemari lingkungan, tidak memiliki efek samping yang merugikan organisme lainya, bisa
berkembang sendiri dan tidak terjadi resistensi hama.
Informasi mengenai musuh alami hama tanaman jagung di kabupaten OKU Selatan
belum pernah dilaporkan, maka kami merasa sangat perlu untuk melakukan eksplorasi
musuh alami hama jagung di Kabupaten OKU Selatan, dengan ini kami merumuskan
penelitian dengan judul “ Keanekaragaman Musuh Alami Hama Jagung Di Kelurahan
Batu Belang Jaya” diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengendalian
hama secara alami dalam rangka meningkatkan produktivitas panen jagung di Kabupaten
OKU Selatan
1
2
1.3. Tujuan
1. Mengetahui Komposisi musuh alami hama jagung dari berbagai fase pertumbuhan
di Kelurahan Batu Belang Jaya
2. Mengetahui indeks keanekeragaman musuh alami hama jagung di Kelurahan Batu
Belang Jaya
1.4. Manfaat
2.1. Jagung
Jagung (Zea mays,L.) merupakan tanaman serealia termasuk family poaceae, ordo
Poales yang merupakan tanaman berumah satu (monoius) dimana letak bunga jantan
terpisah dengan bunga betina tetapi masih dalam satu tanaman. Jagung adalah tanaman
protandrus, yaitu mekarnya bunga jantan pelepasan tepung sari biasanya terjadi satu atau
dua hari sebelum munculnya bunga betina (Warrier dan Tripathi, 2011).
Jagung merupakan tanaman berumah satu monoecious dimana letak bunga jantan
terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk tanaman C4 yang
mampu beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan 17 hasil. Salah satu
sifat tanaman jagung sebagai tanaman C4, antara lain daun mempunyai laju fotosintesis
lebih tinggi dibandingkan tanaman C3, fotorespirasi rendah dan efisien dalam penggunaan
air (Rinaldi, 2009)
2.3.1. Laba-laba
Laba-laba dalam ekosistem berperan dalam mengendalian populasi serangga dan
dapat digunakan sebagai bioindikator yang baik untuk mendekteksi perubahan lingkungan.
Laba-laba ditemukan hampir di seluruh permukaan bumi dari daerah kutub hingga daerah
padang pasir yang kering. Laba-laba terutama berlimpah di tempat yang banyak vegetasi.
Sampai saat ini sekitar 37.000 spesies laba-laba telah di beri nama, di yakini jumlah itu baru
seperempat dari jumlah laba-laba yang ada di dunia (Aswad, et al 2014).
2.3.2.Belalang Sembah
Belalang sembah termasuk dalam ordo Mantodea memiliki adaptasi yang baik
dengan kamuflase dan mimikri. Keberadaan belalang sembah pada suatu ekosistem dapat
membantu dalam mengontrol populasi serangga yang berbahaya.(Sugiarto, 2018)
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2022 di Kelurahan Batu
Belang Jaya, Kabupaten OKU Selatan, identifikasi dan analisis data dilakukan di SMP IT Al
Kahfi Muaradua.
3.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alat tulis, Buku lapangan, Buku
identifikasi, Botol Mineral, Petridisk, Pinset, Kamera digital, Handphone, Gelas Ukur, Bahan
yang digunakan adalah Alkohol 70 %, Fermentasi Ubi Kayu
Pola pengambilan sampel dilakukan dengan survei secara sistematik pada setiap
lokasi dan pengambilan langsung dilakukan, mulai dari pukul 07.00 sampai selesai, tiap
lokasi diamati Predator dan Parasitoid dari hama yang menyerang tanaman mangrove
dimulai dari batang, daun beserta buahnya. dengan cara mengambil sampel secara
langsung dengan mengunakan pinset, dan didokumentasikan dalam bentuk foto. Kemudian
5
sampel yang didapat dimasukan kedalam botol selai yang diisi dengan alkohol 70%.
Selanjutnya sampel yang didapatkan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.
Keterangan:
Ni : Jumlah individu jenis ke-i
N : Jumlah total individu
S : Jumlah jenis
Tabel 3.2. Kriteria Keanekaragaman Menurut (Krebs, 1989 dalam Rosalyn, 2007)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2022 pada
ketiga lokasi penelitian di Kelurahan Batu Belang Jaya, Lokasi penelitian ditentukan
berdasarkan fase pertumbuhan yakni pertama : Mulai tumbuh, Kedua jagung muda yang
berumur 1-2 bulan dan ketiga fase Pemasakan dan pengeringan biji didapatkan komposisi
musuh alami sebagai berikut pada tabel 4.1.
Fase
N
Ordo Family Genus Petumbuhan Status
O
I II III
1 Dermaptera Anisolabididae Euborellia - 1 2 Predator
2 Hymenoptera Formicidae Dolichoderus 10 15 12 Predator
3 Oecophylla 5 17 25 Predator
4 Araneae Tetragnathidae Tetragnatha - 2 3 Predator
5 Diptera Tachnidae Billaea 2 10 1 Parasitoid
Jumlah Genus 3 5 5
Jumlah individu 17 45 43
Total individu 105
Pada lokasi 3 yakni tempat yang mengalami pemasakan dan pengeringan biji
ditemukan Eubrellia atau Cecopet yang merupakan predator hama penggerek tongkol
jagung (Helicoverpa armigera) Menurut Penelitian (Adnan & Handayani, 2010),
menunjukan stadia cecopet yang tingkat predasinya tertinggi pada telur, larva instar I, dan
Instar II adalah cecopet imago betina. (Putra,1994) cecopet memiliki penjepit yang lurus dan
kuat yang digunakan untuk mempertahankan diri dan memegang mangsa.
Genus Dolichoderus banyak di jumpai di area pertani jagung dengan jumlah yang
besar dan berpotensi sebagai predator hama jagung sejalan dengan pendapat (Surya &
Rubiah, 2016) Semut hitam atau Dolichoderus menyerang ulat dan bebarapa jenis hama,
sarang semut hitam berada di semak-semak, akan keluar dari srang pada pag dan sore
hari, pada siang hari akan bersembunyi didalam sarang dan di balik daun tanang jagung,
semut menyerang ulat.
Oecophylla atau semut rangrang merupakan predator yang agresif terhadap
beberapa jenis hama diantaranya sebagai predator lalat buah Bractocera sp (Dimus,2015),
kutu daun (Aphididae) dan hama perusak daun seperti Setothoses asigna (Kembaren, 2013)
dan lulat lepidoptera (Falahudin, 2012) berbagai hama lainya yang berpotensi sebagai agen
hayati dalam pengendalian hama secara alami
Genus lainya yang ditemukan sebagai predator di lokasi penelitian baik yakni genus
Tetagnatha yang merupakan predator dominan sebagaimana pendapat (Syahputra, 2019)
laba merupakan pemangsa dominan atau musuh alami yang memegang peranan penting
dalam ekosistem pertanian, ditambahkan (Aswad et al, 2014) Kelimpahan spesies laba-laba
tertinggi pada di perkebunan campuran dan terendah di semak.
Parasitoid yang didapatkan adalah family : Tachnidae Genus Billaea atau di lalat
tachnid 6 menurut (Nuraini, et al 2017) Family Tachnidae meletakan telur diatas ulat atau
secara langsung pada tubuh inangnya pada duan yang kemudian dimakan oleh serangga
inangnya setelah telur menetas maka larva lalat akan memakan tubuh inangnya.
7
8
1 2 3
4 5
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komposisi musuh alami hama jagung dengan ketiga lokasi dengan fase pertumbuhan
yang berbeda terdiri dari 4 Ordo, 4 Family dan 5 Genus, dengan Genus yang ditemukan
terdiri dari Euborellia, Dolichoderus,Oecophylla,Tetragnatha, Billaea
2. Indeks Keanekaragaman musuh alami dikategorikan sedangkan yakni pada lokasi 2(H’ :
1,29) dan Lokasi 3 (H’ :1.08) dan Kateogori Rendah pada Lokasi 1 (H’: 0,92)
5.1. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka perlu dilakukan penelitian lanjutan
kemampuan memangsa predator atau parasitoid hama jagung dan untuk petani diharapkan
untuk mengurangi pengunaan pestisida kimiawi agar keberadaan musuh alami tidak ikut
mati dan terjadi resistensi hama.
9
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, A.M. 2011. Manejemen Musuh Alami Hama Utama Jagung.Balai Penelitian
Tanaman Serealia.Prosiding Seminar Nasional Serealia. 388-405
Aswad, M., Koneri, R., Siahaan, Parluhutan. 2014. Komunitas Laba-laba (Arachnida :
Araneae) pada lahan Perkebunan di Kawasan Taman Nasionalk Bogani Nani
Wartabone Sulawesi utara.Jurnal MIPA Unsrat3(2) 64-67
Badan Pusat Statistik. 2020. Ogan Komering Ulu Selatan dalam Angka BPS Kabupaten
OKU Selatan: Muaradua.
Boror, D. J., dan White, R. E., 1970. A field guide to insects of America north of Mexico.
Houghton Mifflin Company. Boston.
Dimus, Rahim A. 2015. Pemanfaatan semut rangrang sebagai predatorhama lalat buah
pada tanaman jeruk (Citrus sp.) di Kota Tarakan. Jurnal Eksakta Borneo 8 (1): 1-7.
Fauzia, Farah. 2013. Inventarisasi Hama Dan Musuh Alami Pada Tanaman Jagung, [skripsi}
Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Jawa Timur.
Herlinda, S., dan Irsan, C., 2015. Pengendalian hayati hama tumbuhan. Unsri
Press.Palembang.Viii+200 Hlm
Moningka, M.,Tarore, D., dan Krisen, J., 2012. Keragaman jenis musuh alami pada
serangga hama padi sawah di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Eugenia
18(2):89-97.
10
11
Ramli, R., Swastika, K,S.2005. Analisis keunggulan kompetitif beberapa tanaman palawija di
lahan surut Kalimantan Tengah.[ Laporan Penelitian] Balaia Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian: Palakaraya
Rinaldi, dkk. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Yang
Ditumpangsarikan Dengan Kedelai (Glycine Max L.). Fakultas Pertanian Jurusan
Agroteknologi Universitas Taman siswa, Padang. 2009.
Saktiawan, A T. 2016. Kumbang Koksi Dan Habitatnya Sebagai Ide Penciptaan Karya Kriya
Kayu [Skripsi}Institut Seni Indonesia : Surakarta.
Sarjan, M., 2009. Perlindungan tanaman dari serangan hama melalui pendekatan teknologi
non-kimiawi sintetis :peranannya untuk mencapai keamanan pangan di era
globalisasi. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Ilmu Hama Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.
Sugiarto, Ari. 2018. Inventarisasi Belalang Sembah (Mantodea) di Desa Serdang Menang,
Kecamatan Sirah Pulau Padang, [skripsi} Universitas Sriwijaya : Indralaya
Surtikanti, 2011. Hama Dan Penyakit Penting Tanaman Jagung Dan Pengendalianya. Balai
Penelitian Tanaman Serealia. 497-508
Surya, Endi., Rubuah. 2016. Kelimpahan Musuh Alami (Predator) Pada Tanaman Jagung di
Desa Saree Kecamatan Lembah Sulawah Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Serambi
saintia, Vol (IV) No: 2
Southwood, T. R. E., 1978. Ecological Methods. Champman and Hall. London. xxiii + 516
Hlm
Tengkano, et al. 2005. Ulat Grayak Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae)
Pada Tanaman Kedelai Dan Pengendaliannya. Buletin Palawia No. 10, 2005. 43-52
Warrier, Ranjini and Tripathi, K.K. 2011. Biology Of Zea mays (Maize). India. Departmen Of
Biotechnology Government Of India.
Widaningsih, Dwi, et al. 2014. Dinamika Hama Penggerek Tongkol Jagung [Helicoverpa
Armigera] (Lepidoptera :Noctiudae)] Di Desa Kertalangu Kecamatan Denpasar
Timur.[ Laporan Penelitian ] Universitas Udayana : Bali
12
Widnyana, I Ketut. 2011. Meningkatkan Peranan Musuh Alami Dalam Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan Sesuai Konsep PHT (Pengelolaan Hama-
Penyakit Terpadu). Jurnal Bakti Saraswati Vol.01 (02)
Waite, S., 2000. Statistical ecology in practice : a guide to analysing enviromental and
ecological field data. Harlow. Pearson education. Xv + 411.
13
Lampiran
2 Alkohol
3 Pinset
4 Spatula
5 Milimeter Block 14
6 Petridish
7 Trap Atraktan
15
Proses Penelitian
NO Kegiatan Foto
1 Survie Pendahuluan
3 Pengambilan sampel
Observasi lansung
4 Pemasangan Trap
5 Identifikasi Sampel 16
6 Analisis Data