Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Mutu pelayanan kesehatan ini terdiri dari aplikasi ilmu kedokteran dan
teknologi dalam suatu cara, yang memaksimalkan manfaatnya terhadap
kesehatan tanpa menambah resikonya. Salah Satu aplikasi pelayanan kesehatan
adalah dalam bentuk pelayanan keperawatan yang dilakukan di ruang Unit
Gawat Darurat. Keperawatan juga membantu individu melakukan terapi yang
ditentukan dan menjadi mandiri sesegera mungkin (Carpenito, 2000). Oleh
karenanya, derajat mutu pelayanan yang disediakan diharapkan memberikan
keseimbangan yang paling baik antara resiko dan manfaat. Di ruangan Unit Gawat
Darurat
Unit gawat darurat adalah unit pelayanan rumah sakit yang memberikan
pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara
terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin (DepKes RI, 2005). Jumlah dan
kasus pasien yang datang ke unit gawat darurat tidak dapat diprediksi karena
kejadian kegawatan atau bencana dapat terjadi kapan saja, dimana saja serta
menimpa siapa saja. Karena kondisinya yang tidak terjadwal dan bersifat mendadak
1
serta tuntutan pelayanan yang cepat dan tepat maka diperlukan triage sebagai
langkah awal penanganan pasien di unit gawat darurat dalam kondisi sehari-hari,
kejadian luar biasa maupun bencana.
2
penyakit atau cidera dan menetapkan prioritas kebutuhan penggunaan petugas
kesehatan yang efisien serta sumber-sumbernya .(Margaret. 2012)
Dalam hal ini, perawat merupakan salah satu tenaga medis yang
menjadi unjung tombak pelayanan kesehatan IGD dituntut untuk memiliki kualitas
yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang IGD untuk
menangai berbagai kasus gangguan kesehatan yang terjadi. Di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Gatot Soebroto Jakarta Pusat berdasarkan hasil studi
dokumentasi laporan jenis penyakit kasus bedah terdapat 3 kasus terbesar yang
seringkali terjadi yaitu fraktur, vulnus, dan cedera kepala. Sepanjang tahun 2011
didapatkan jumlah klien fraktur sebanyak 178 orang, tahun 2012 sebanyak 154
orang, kasus Fraktur dalam kurun waktu 3 bulan terakhir tahun 2014 di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Gatot Soebroto Jakarta Pusat didapatkan bahwa angka
kejadian pada bulan Mei 26 kasus, Juni 12 Kasus, dan Juli 31 kasus.
Rai (2006) menyebutkan bagian tubuh yang paling sering mengalami fraktur
adalah mandibula (61%), zyangoma (27%), dan tulang hidung (19,5%). Penyebab
terbanyak dari fraktur maksilofasial ini adalah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu
lintas merupakan salah satu prioritas penanggulangan penyakit tidak menular
berdasarkan Kepmenkes 116/Menkes/SK/VIII/2003. Kecelakaan lalu lintas
menempati urutan ke 9 pada DALY (Disability Adjusted Life Year) dan
diperkirakan akan menjadi peringkat ke-3 di tahun 2020, sedangkan di negara
berkembang menempati urutan ke-2.
3
Berdasarkan observasi dan penilaian dokumentasi triage pada file
pasien ketepatan penilaian triage pada bulan September 2010 94,24%, Oktober
2010 95,95% dan November 2010 98, 61%. Tetapi pelaksanaan triage belum
sepenuhnya dilakukan di ruang triage yang telah disediakan karena masih
ditemukan perawat tidak selalu berada di ruang triage dan adanya faktor pasien yang
tidak mau dilakukan triage. Berdasarkan observasi pada bulan November 2010 dari
100 pasien hanya 40% pasien yang dilakukan triage di ruang triage sesuai dengan
alur pasien. Mengingat tingginya kunjungan kasus false emergency di RS Puri
Indah yaitu 86,79% pada bulan Oktober, 86,27% pada bulan November dan 87,31%
pada bulan Desember 2010 hal ini dapat beresiko terjadinya keterlambatan
penanganan atau penanganan menjadi tidak sesuai dengan prioritas kegawatan
pasien.
Apakah pada keluarga pasien dapat mengetahui tentang triage dan meningkatkan
kepuasan dengan tindakan triage ruang UGD RSUD BANGIL pasuruan.
4
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk melaksanakan
layanan asuhan keperawatan yang tepat, yang di tujukan pada keluarga
pasien belum mengerti tentang triage dan kepuasannya pada tindakan triage.
Penelitian ini merupakan salah satu ilmu yang dapat diproleh peneliti
tentang triage pada keluarga pasien yang mengikuti tingkat pengetahuan,
dan tingkat kepuasan kepuasan keluarga, dan sebagai bahan pertimbangan
untuk penelitian lain yang sejenis atau lebih khusus.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Triage
gangguan pernafasan
fraktur multipel
fraktur femur/pelvis
fraktur minor
7
Pada bencana massal dimana hanya tersedia sumber daya perawatan yang
terbatas, perawatan awal penderita luka bakar seperti di atas dapat ditunda
hingga satu jam jika penderita tidak menagalami gangguan pernafasan dan dan
di berikan label kuning. (departemen RI, 2005)
Tingkat Pengetahuan
8
masalah, hubungan antar bagian, serta prinsip yang digunakan dalam
organisasi materi pelajaran (Bestable, 2002).
9
menit saja. Berhenti nafas selama 2-3 menit pada manusia dapat menyebabkan
kematian.
10
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Bab ini menguraikan kerangka konsep dari penelitian yang akan menjelaskan
lebih singkat variabel–variabel apa saja yang akan diteliti. Selain itu, pada bab ini juga
diuraikan hipotesis penelitian.
Kecepatan
penanganan
Fasilitas
rumah sakit
Independen
Triage keramahan
Dependen
petugas
Klasifikasi warna
TINGKAT KEPUASAN
merah=p1
biaya
Kuning=p2
11
BAB 4
Metode penelitian
4.2.1 Populasi
a. Populasi penelitian ini adalah pasien triage yang tercatat di rumah sakit
RSUD Bangil
b. Sampel
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eklusi
12
4.2.3 Tempat dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di RSUD BANGIL, penelitian ini akan di laksanakan pada bulan
februari 2016.
1. Tahap persiapan
2. Tahap penilitian
Tahap penelitian ini di lakukan pada bulan februari-maret 2016 vyang di lakukan di
RSUD BANGIL.
3. Tahap penyelesaian
Dalam penelitian ini, peneliti menhajukan permohonan ijin kepada RSUD BANGIL
untuk mendapat persetujuan, kemudian lembar observasi diberikan kepada
responden dengan menekan masalah etika yang meliputi :
13
c. Kerahasiaan (confidentiality)
a. Data Primer
Data primer adalah data yang di kumpulkan sendiri oleh peniliti dan di
dapat langsung dari responden pada saat penelitian berlangsung,
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di proleh dari sumber lain selain
responden. Data diambil dari rekan medis pasien triage yang berada di
RSUD BANGIL. Data sekunder digunakan sebagai data penunjang dan data
pelengkap dari data primer yang ada relevansinya dengan keperluan
penelitian, data sekunder dalam penelitian ini di ambil dari RSUD BANGIL
berupa jumlah pasien triage.
a. Editing
b. Skoring
c. Cording
d. Entri Data
a. Analisa Univariat
b. Analisa bivariat
14
Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan faktor adanya pasien
triage, untul menentukan hubungan antara variabel independen dengan
variavel dependen dilakuakan dengan uji statistik chi square dengan derajat
dipakai 95% dengan ketentuan probabilitas (p value) > 0,05 maka Ho gagal
ditolak sedangkan jika probabilitasb (pvalue) < 0,05 maka Ho ditolak.
c. Analisa multivariat
15
BAB 5
PENUTUP
3.1 Keismpulan
3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan tindakan triage perlu hati-hati supaya pada keluarga
pasien dapat mencapai kepuasan klien.
16
DAFTAR PUSTAKA
D & Asmuji. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Irawan,
17