Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Penegakkan Tindak Pidana Korupsi: Gratifikasi Pada Lingkungan Kampus

Aisyah Salsabilla, Anggita Diva Safira, Salsa Bilala Bita, Mokh. Rizki Khasan

Program Studi D3 Keperawatan, ITSK Rs. Dr. Soepraoen Kesdam V/Brw, Malang

aissya585@gmail.com,anggitadiva1@gmail.com,lalasalsa@yahoo.com,
rizkikhasan707@gmail.com

ABSTRAK

Korupsi ialah suatu tindakan penggelapan atau penyalahgunaan uang negara seperti
perusahaan, organisasi, yayasan, dan lain-lain untuk keperluan pribadi maupun kelompok .
Salah satu bentuk korupsi yang banyak terungkap saat ini ialah korupsi dalam bentuk
gratifikasi. Gratifikasi merupakan suatu pemberian, imbalan atau hadiah yang diberikan
oleh seseorang yang telah menerima suatu jasa atau manfaat atau seseorang yang
mempunyai atau berhubungan dengan suatu lembaga publik atau pemerintah sehubungan
dengan suatu kontrak atau pelanggaran atas bentuk pemberian hadiah. Gratifikasi kepada
seseorang bukanlah sesuatu hal yang baru. Gratifikasi menjadi pusat perhatian khusus,
karena adanya ketentuan baru dalam perundang-undangan. UU Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengartikan gratifikasi sebagai suatu
pemberian dalam arti yang luas, meliputi pemberian uang, barang, rabat atau diskon,
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma dan masih banyak fasilitas lainnya.

Kata kunci: tindak pidana, korupsi, gratifikasi

ABSTRACT

Corruption is an act of embezzlement or misuse of state funds such as companies,


organizations, foundations, etc. for personal or group purposes. One form of corruption that
is widely exposed today is corruption in the form of gratification. Gratification is a gift,
reward or gift given by someone who has received a service or benefit or someone who has
or is connected with a public or government institution in connection with a contract or
breach of the form of gift giving. Gratification to someone is nothing new. Gratification is the
center of special attention, due to new provisions in legislation. Law Number 20 of 2001
concerning the Eradication of Corruption Crimes defines gratification as a gift in a broad
sense, including giving money, goods, rebates or discounts, commissions, interest-free
loans, travel tickets, lodging facilities, tourist trips, free medical treatment and there are
many other facilities.

Key words: criminal acts, corruption, gratification

Pendahuluan dilarang. Semua pertanyaan ini sering


dilontarkan pada setiap publikasi yang
Pemerintahan masa kini
berkaitan dengan kepuasan. Memberi
khususnya dalam bidang pendidikan
atau penerimaan sosial ialah sebuah
berkewajiban memberikan cara-cara
kebiasaan yang baik dan banyak
untuk menyelesaikan tindak pidana
dilestarikan secara turun temurun hingga
korupsi, yaitu dengan membuat grafik.
saat ini. Meskipun hal ini kian lama mulai
Karena rasa berpuas diri ialah salah satu
memburuk seiring berjalannya waktu,
bentuk korupsi yang cukup sederhana
terutama di daerah perkotaan. Memberi
namun banyak masyarakat awam belum
atau menerima suatu kepuasan bisa
mengetahui bahwasanya rasa berpuas
dikatakan sebagai tindakan suap
diri ini dapat menjadi salah satu hal yang
menyuap. Tindak pidana korupsi
dapat merusak sekaligus menghancurkan
membatasi kepuasan pihak tertentu yang
pemikiran para generasi penerus bangsa.
dianggap suap hanya kepada perorangan
Sederhananya, memberi sesuatu bisa
saja. Diantaranya, yaitu pemimpin atau
menjadi hal yang buruk jika hadiah
organisator. Dan di negara kita tercinta
tersebut mempunyai niat dan tujuan yang
ini sudah disetting sedemikian rupa tanpa
tersembunyi. Oleh karenanya, situasi ini
membeda-bedakan, kepuasan diberikan
sering menjadi pertanyaan yang
ke pihak satu atau pihak lainnya, tetapi
ditujukan pada penyelenggara negara,
kepuasan dianggap cukup dan tidak bagi
pemimpin, dan masyarakat. Misalnya
sebagian orang.
kepuasan, kepuasan memiliki arti yang
sama dengan kontribusi kepada Praktik gratifikasi menjadi salah
masyarakat atau gratifikasi oleh seorang satu penyebab utama meningkatnya
administrator atau pegawai negeri yang jumlah kasus korupsi. Hal ini terjadi
merupakan tindakan melanggar hukum, disebabkan oleh berkembangnya
karena gratifikasi jenis ini sangat masyarakat yang semakin kompleks baik
dalam proses komunikasi, maupun dalam Pembahasan
cara pemenuhan kebutuhan dan Istilah korupsi muncul dalam
keinginan per individu. Sedangkan kamus bahasa Indonesia sebagai
perbuatan pemberian gratifikasi belum “perilaku kriminal, korupsi, penyuapan,
diatur dalam Undang-undang No. 31 perbuatan asusila, pesta pora, dan
Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan ketidakjujuran”. Definisi lainnya adalah
UU No. 20 Tahun 2001 tentang “praktik buruk termasuk penggelapan,
pemberantasan tindak pidana korupsi. penyuapan, dll.” (Eko, 2015). Selain itu,
Padahal gratifikasi menjadi salah satu ada beberapa pengertian lain, yang
penyebab meningkatnya jumlah kasus menurutnya korupsi berarti kebusukan,
korupsi. Kebijakan formulais mengenai suka menerima suap, memanfaatkan
gratifikasi ini memerlukan penyusunan kekuasaan untuk keuntungan pribadi,
ulang (rekontruksi) terutama dalam dan lain-lain (Muhammad Ali,1993:214):.
substansi pengertian gratifikasi, Korupsi mengacu pada perbuatan salah
pelaporan penerimaan gratifikasi kepada seperti penggelapan, menerima suap,
KPK, sanksi pidana, kualifikasi pemberian memanfaatkan kekuasaan untuk
dan penerimaan gratifikasi. Sehingga kepentingan pribadi. keuntungan, dll.
optimalisasi penerapan dan penegakan penyuapan, dll. ; dan orang korup berarti
hukum sesuai dengan target yang ingin orang yang melakukan korupsi
dicapai, yaitu kepastian dan keadilan. Menurut Karsona, korupsi
merupakan tindakan yang sangat
menjijikkan, jahat, dan merusak.
Metode penelitian Perbuatan tersebut dapat bersifat tidak
Metode penelitian yang kami etis, bersifat korup dan kondisinya,
gunakan dalam penelitian ini ialah yuridis berkaitan dengan jabatan lembaga dan
normatif. Jenis-jenis bahan hukum yang aparatur pemerintah, penyalahgunaan
digunakan merupakan bahan hukum jabatan pemberian hadiah, berkaitan
primer, yaitu bahan hukum yang bersifat dengan faktor ekonomi, politik, serta
autoratif, bahan hukum sekunder yaitu tatanan keluarga atau kelas menjadi
bahan hukum yang menjelaskan bahan kedewasaan di bawah kekuasaan sebuah
hukum primer yang meliputi diantaranya jabatan
buku buku literatur, pendapat para ahli, Menurut Mubyarto, korupsi
kasus hukum dan jurnal-jurnal lainnya. lebih merupakan persoalan politik
dibandingkan persoalan ekonomi,
sehingga mempengaruhi legitimasi atau
legitimasi pemerintahan di mata (Evi Hartanti,2008:15).
generasi muda, elite terpelajar, dan Jadi arti kata korupsi adalah
pekerja pada umumnya. Akibat korupsi sesuatu yang busuk, jahat dan merusak,
adalah berkurangnya dukungan oleh karena itu perilaku koruptif
terhadap pemerintah dari kelompok meliputi; segala sesuatu yang bersifat
elite. asusila atau korup yang sifat atau
Pengertian korupsi menurut keadaannya, berkaitan dengan jabatan
Juniadi Suwartojo adalah perbuatan pada suatu instansi atau aparatur
seseorang yang melanggar norma yang pemerintah, penyalahgunaan kekuasaan
berlaku, antara lain penggunaan atau dengan cara memberikan hadiah,
penyalahgunaan kekuasaan atau berkaitan dengan bidang ekonomi,
kesempatan melalui proses pengadaan politik, dan penempatan keluarga atau
publik, penetapan pajak, pemberian golongan yang berada di bawah
fasilitas, atau pelayanan lainnya. wewenang jabatan tersebut.
Perbuatan ini dilakukan oleh seseorang
dalam rangka kegiatan menerima atau
Penegakkan tindak korupsi
membelanjakan uang atau harta benda,
Perpres Nomor 55 Tahun 2012
menyimpan uang atau harta benda, serta
memperoleh izin dan jasa lainnya. mengatur Strategi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi (Stranas
Di dalam kamus hukum, yang
dimaksud corruptie adalah korupsi, PPK) memiliki tujuan yaitu mewujudkan
pemerintahan yang bebas korupsi.
perbuatan curang, perbuatan curang,
Peraturan Presiden ini bertujuan untuk
tindak pidana yang merugikan keuangan
negara (Subekti dan mempercepat upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi(Yanto et al.,
Tjitrosoedibio,1973:97). Selanjutnya
Baharudin Lopa memetik pendapat 2020).”
Mencegah korupsi lebih baik daripada
David M. Chalmers, menjelaskan istilah
mengambil tindakan. Artinya, jika hal
korupsi dalam berbagai bidang, yakni
tersebut dapat dihindari maka korupsi
yang melibatkan praktik suap, yang
tidak akan terjadi sehingga tidak perlu
terkait dengan manipulasi di sektor
ekonomi, dan yang berhubungan dengan dilakukan tindakan untuk
memberantasnya. Pencegahan dapat
kepentingan publik. Hal tersebut diambil
dilakukan selain dengan memberikan
dari definisi yang berbunyi “financial
manipulations and deliction injurious to penyuluhan antikorupsi dan juga dengan

the economy are often labeled corrupt”


penegakan hukum semaksimal mungkin, antikorupsi harus menjadi prioritas
dengan sanksi yang sangat berat. utama. Dalam proses ini, peran pers harus
dilibatkan secara aktif. Pers senantiasa
Penegakan hukum yang bertujuan
menyuarakan pemberantasan korupsi
untuk memberantas korupsi dapat
yang perlu dipahami sebagai wujud rasa
dipastikan dengan menjatuhkan
cinta dan kepedulian terhadap
hukuman pidana yang maksimal kepada
Pemerintah, bangsa, dan negara.
pelaku korupsi melalui putusan hakim.
Permasalahan pemberantasan
Sanksi pidana bagi pelaku tindak pidana
korupsi tidak dapat diselesaikan hanya
korupsi telah diatur dalam Pasal 2 sampai
oleh aparat penegak hukum saja; Dunia
dengan 13 Undang-Undang Nomor 31
pendidikan juga dapat berperan dalam
Tahun 1999 tentang Pemberantasan
pencegahan korupsi sejak dini.
Tindak Pidana Korupsi. Dari Pasal 5
Pendidikan sebagai wadah dan pilar
hingga Pasal 12 Undang-Undang Nomor
pembinaan generasi penerus bangsa
20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas
menjadi wadah antikorupsi yang efektif.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Pemberantasan korupsi tidak cukup
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
dengan memberikan hukuman dan
Korupsi, ancaman pidana yang dapat
menyelenggarakan konferensi dan
dijatuhkan adalah penjara seumur
seminar antikorupsi. Untuk mencegah
hidup.(Ikhsanto, 2020)
korupsi tumbuh dan berubah di
Salah satu prasyarat mutlak bagi
Indonesia, akar permasalahannya perlu
kemajuan pemberantasan korupsi adalah
diatasi. Memberikan pendidikan
dukungan politik dari pemerintah dan
antikorupsi yang memadai akan
masyarakat. Jika hanya sekedar kemauan
melindungi calon generasi penerus
politik pemerintah, maka hal itu akan
bangsa dari praktik korupsi yang meluas.
dilihat oleh masyarakat sebagai tindakan
Upaya pencegahan tindak pidana korupsi
sederhana (politik) pemerintah untuk
harus dilakukan sedapat mungkin.
menutupi aib negara (Novel Ali, 2004).
Karena sifatnya yang luar biasa, maka
Bukan tidak mungkin gerakan
pemberantasan atau pemberantasan
pemberantasan korupsi yang dilakukan
korupsi memerlukan upaya yang luar
pemerintah tanpa partisipasi masyarakat
biasa. Upaya pemberantasan korupsi
justru kontraproduktif terhadap
bukanlah perkara mudah. Tentu saja
kebaikan bersama dalam pemberantasan
upaya pemberantasan korupsi tidak
korupsi. Oleh karena itu, akses
hanya menjadi tanggung jawab aparat
masyarakat untuk melakukan gerakan
penegak hukum atau pemerintah saja,
namun juga menjadi tanggung jawab kelembagaan struktur hokum
kolektif seluruh elemen tanah air. penyidik menimbulkan berbagai
Oleh karena itu, upaya kendala dalam implementasinya.
pemberantasan korupsi harus Sebagaimana dijelaskan dalam
melibatkan seluruh pemangku Pasal12 B UU No. 31Tahun1999 dan UU
kepentingan yaitu pemerintah, swasta, No. 20 Tahun 2001,'hadiah dalam arti
dan masyarakat. Dalam konteks ini, luas'adalah pemberian uang, barang,
mahasiswa sebagai bagian penting rabat(discount),tarif (fee),jasa seperti
masyarakat diharapkan berperan aktif. pinjaman tanpa bunga, voucher
Oleh karena itu, upaya pemberantasan perjalanan,tiketpesawat,penginapan,
korupsi tidak akan berhasil tanpa perjalanan wisata, pengobatan cuma-
kemauan pihak-pihak terkait. Apalagi cuma, dan pelayanan lainnya (Eni, 2013).
ketika pengadilan menyatakan seseorang Pengertian gratifikasi adalah bisa
bersalah melakukan korupsi. Hanya dipahami dari perbedaan delik gratifikasi
dengan cara ini negara dapat dengan suap. Ketentuan tentang
menyelamatkan negara dari gratifikasi belum ada niat jahat pihak
kemungkinan kerugian finansial. penerima pada saat uang atau barang
diterima.Niat jahat dinilai ada ketika
Gratifikasi gratifikasi tersebut tidak dilaporkan
Gratifikasi menjadi salah dalam jangka waktu 30 hari kerja,
satu modus korupsi yang sehingga setelah melewati waktu
berkembang dalam hukum pidana tersebut dianggap suap sampai
di Indonesia. Tindak pidana dibuktikan sebaliknya. Sedangkan pada
gratifikasi tidak dapat dipisahkan ketentuan tentang suap, pihak penerima
dengan tindak pidana korupsi, telah mempunyai niat jahat pada saat
mengingat bahwa gratifikasi sendiri uang atau barang diterima.
merupakan salah satu bentuk
Kepuasan kepuasan dapat timbul
korupsi. Pada unsur substansi
karena adanya keinginan dan kemauan
hukum khususnya substansi hukum
untuk mencapai manfaat melalui
materiil tindak pidana korupsi,
keterlibatan dengan manfaat dari orang
maka pada dasarnya tidak terdapat
lain(Wicaksana & Rachman,
kelemahan yang berdampak sebagai
2018).Kepuasan ini muncul karena
kendala dalam proses penyelidikan
pemberi dan penerima dapat
terhadap tindak pidana korupsi
berhubungan satu sama lain karena suatu
yang terjadi. Akan tetapi
alasan,dan alasan tersebut Banyak mahasiswa yang menawarkan
memungkinkan mereka untuk menjalin uang, barang,atau layanan seksual. Hal ini
suatu hubungan. Dalam praktiknya, tentu sangat menyedihkan, karena
hubungan antar sesama dalam konteks pendidikan yang sacral tercoreng
masyarakat akan dianggap normal dan oleh tindakan korupsi, yaitu terjadinya
biasa, namun hal lain dianggap gratifikasi. Alasan yang sering diberikan
berbeda,seperti kepentingan umum dan oleh oknum mahasiswa untuk melakukan
hubungan dengan pemerintah yang lebih tindakan gratifikasi adalah untuk
memihak atau memprioritaskan sebagian mendapatkan nilai yang tinggi dari
orang dibandingkan yang lain,padahal dosennya. Alasan ini tentu tidak
kepentingan nasional adalah hal yang dibenarkan sama sekali karena hal ini
harus dilakukan oleh semua orang. merupakan perbuatan yang tidak
bermoral.
Gratifikasi yang semula hanya
merupakan pemberian di luar kewajaran, Kurangnya pendidikan,
menjadi tindakan memberi dan pengetahuan serta rendahnya
menerima yang bertentangan dengan kepercayaan diri dan kesadaran
kepentingan umum. Kemudian makna dikalangan mahasiswa menjadi beberapa
awal gratifikasi berubah karena sifat faktor utama yang menyebabkan
sosial dari kegiatan tersebut yang berupa terjadinya tindakan gratifikasi
pemberian atau bantuan (Mauliddar et dilingkungan kampus. Oleh karena
al,2017).Pada akhirnya, tindakan itu,salah satu cara yang dapat dilakukan
tersebut dilarang dan menjadi bentuk untuk memberantas korupsi adalah
tindak pidana (yaitu gratifikasi yang dengan melakukan kampanye sadaran
dilarang). Gratifikasiini dianggap sebagai tindak korupsi di masyarakat.Kampanye
bentuk perilaku yang bertentangan ini merupakan upaya bersama yang
dengan rasa keadilan dan bertentangan bertujuan untuk menumbuhkan
dengan hukum yang dibuat oleh negara. budayaan tikorupsi di
masyarakat.diharapkan budaya
Gratifikas merupakan salah satu
antikorupsi tersebut dapat mencegah
bentuk korupsi yang paling umum
munculnya praktik-praktik
terjadi.Peningkatan gratifikasi tidak
korupsi.Kampanye antikorupsi
hanya merambah dunia administrasi
merupakan kegiatan jangka panjang dan
publik,tetapi juga dunia pendidikan
perlu melibatkan seluruh pemangku
.Dibidang pendidikan,gratifikasi banyak
kepentingan terkait,baik
ditemukan dilingkungan universitas.
pemerintah,swasta,maupun masyarakat. dengan kebutuhan mereka. Penerapan
Dalam konteks ini,peran mahasiswa, nilai-nilai ini juga sangat penting,
sebagai anggota masyarakat yang penting terutama bagi mahasiswa. Pendidikan
,sangat menjanjikan. anti korupsi untuk mahasiswa dapat
dilakukan dalam berbagai
Lembaga pendidikan memiliki
bentuk,termasuk kegiatan sosialisasi,
posisi sangat strategis dalam
seminar, kampanye,dan kegiatan diluar
menanamkan mental anti korupsi.
ruangan lainnya. Pendidikan antikorupsi
Dengan menanamkan mental anti korupsi
juga dapat diberikan dalam bentukmata
sejak dini baik pada level dasar,
kuliah wajib maupun pilihan.Peran
menengah, maupun tinggi, generasi
penting mahasiswa tidak lepas dari sifat-
penerus bangsa di negeri Indonesia
sifat yang melekat pada dir imereka yaitu
diharapkan mampu memiliki pandangan
kapasitas intelektual, jiwa muda dan
yang tegas terhadap berbagai bentuk
idealisme.Telah terbukti bahwa
tindakan korupsi. Pembelajaran anti
mahasiswa dengan kapasitas intelektual
korupsi diberikan diberbagi level
yang tinggi, jiwa muda dan idealisme yang
pendidikan, dengan harapan generasi
murni selalu memainkan peran penting
penerus bangsa tidak ada yang mewarisi
dalam sejarah kemajuan bangsa. Dalam
tindakan korup pendahulunya. Agar tidak
beberapa peristiwa besar yang terjadi
terjadi tindakan korupsi dilingkungan
dalam perjalanan kemajuan bangsa
pendidikan tinggi maka mahasiswa harus
,mahasiswa juga terbukti memainkan
dibekali dengan pengetahuan dan
peran yang sangat penting sebagai agen
pemahaman mengenai bahaya tindakan
perubahan.
korupsi dari awal masuk perkuliahan.
Dalam konteks gerakan
Memperbaiki perilaku manusia
antikorupsi, mahasiswa juga
dapat dimulai dengan pengenalan nilai-
diharapkan dapat menjadi motor
nilai yang mendukung terciptanya
penggerak. Mahasiswa didukung oleh
perilaku anti korupsi. Nilai-nilai tersebut
kompetensi dasar seperti
adalah kejujuran,kasih sayang,
kecerdasan,kemampuan berpikir kritis
kemandirian, kedisiplinan, tanggung
dan keberanian untuk menyuarakan
jawab, ketekunan, penghematan,
kebenaran. Dengan kemampuan-
keberanian, dan keadilan(Santoso,
kemampuan tersebut, mahasiswa
2013).Nilai-nilai tersebut dapat
diharapkan dapat menjadi agen
dikomunikasikan kepada masyarakat
perubahan,mewakili kepentingan
dengan berbagai cara, disesuaikan
rakyat,mengkritisi kebijakan- kehidupan sehari-hari. Dengan kata
kebijakan yang korup, dan menjadi lain seorang mahasiswa harus mampu
pengawas bagi lembaga-lembaga mendemonstrasikan bahwa dirinya
negara dan penegak hukum. bersih
Keterlibatan mahasiswa dalam
gerakan anti-korupsi di lingkungan Kesimpulan
kampus dapat dibagi ke dalam dua Gratifikasi dan hadiah adalah
wilayah, yaitu: untuk individu masalah yang sangat relatif,menyoroti
mahasiswanya sendiri, dan untuk masalah serius dalam sistem pendidikan
komunitas mahasiswa. Untuk konteks di Indonesia. Hal inimempengaruhi
individu, seorang mahasiswa integritas dan objektivitas lingkungan
diharapkan dapat mencegah agar pendidikandan dapat merusak proses
dirinya sendiri tidak berperilaku pembelajaran dan kinerja akademik
koruptif dan tidak korupsi. Sedangkan siswa.Bentuk-bentuk gratifikasi yang
untuk konteks komunitas, seorang biasanya terjadi antara lain pemberian
mahasiswa diharapkan dapat uang tunai atau hadiah kepada pejabat
mencegah agar rekan-rekannya pendidikan atau dosen untuk
sesama mahasiswa dan organisasi meningkatkan nilai secara
kemahasiswaan di kampus tidak signifikan,memudahkan proses
berperilaku koruptif dan tidak korupsi. administrasi,atau memotivasi siswa
Agar seorang mahasiswa dapat untuk belajar dengan memberi mereka
berperan dengan baik dalam gerakan hadiah,dan untuk mengatasi masalah
anti-korupsi maka pertama-pertama gratifikasi dilingkungan
mahasiswa tersebut harus berperilaku pendidikan,dampak negatif gratifikasi
anti-koruptif dan tidak korupsi dalam terhadap integritas dan kualitas
berbagai tingkatan. Dengan demikian pendidikan, serta untuk meningkatkan
mahasiswa tersebut harus mempunyai kesadaran tentang dampak negatif
nilai-nilai anti- korupsi dan memahami gratifikasi terhadap integritas dan
korupsi dan prinsip-prinsip anti- kualitas pendidikan. dan juga untuk
korupsi. Kedua hal ini dapat diperoleh meningkatkan kesadaran tentang
dari mengikuti kegiatan sosialisasi, dampak negatif gratifikasi terhadap
kampanye, seminar dan kuliah integritas dan mutu pendidikan,
pendidikan anti korupsi. Nilai-nilai dan memperkuat pengawasan dan penegakan
pengetahuan yang diperoleh tersebut hukum terhadap praktik gratifikasi, serta
harus diimplementasikan dalam memperkuat mekanisme remunerasi
yang adil dan obyektif bagi tenaga Formal Dan Kpk (Komisi
kependidikan,peserta didik, dan Pemberantasan Korupsi), Journal of
mahasiswa berprestasi. Ada beberapa Development and Social Change,
cara untuk menghindari gratifikasi di Vol. 1, Nomor 2, Oktober Tahun
lingkungan pendidikan, diantaranya 2018.
adalah faktor lingkungan. Alasan
Asep Syarifuddin Hidayat,
mengapa faktor lingkungan karena faktor
Pendidikan Kampus Sebagai
lingkungan merupakan salah satu faktor
Media Penanaman Nilai-Nilai
yang memungkinkan terjadinya
Antikorupsi Bagi Mahasiswa,
gratifikasi dilingkungan pendidikan.
SALAM; Jurnal Sosial & Budaya
Banyak murid dan siswa yang merasa
Syar-i, FSH UIN Syarif
kesulitan untuk mengikuti pembelajaran.
Hidayatullah Jakarta, Vol. 6
Oleh karena itu,memberikan Nomor 1, Tahun 2019.
sesuatu kepada guru dan pejabat Basyaib, Hamid., Richard Holloway dan
pendidikan yang dapat menjamin bahwa Nono Anwar Makarim (Eds) (2008).
nilai siswa aman,atau menyesuaikan nilai Mencuri Uang Rakyat: 16 Kajian
agar siswa dapat mencapai hasil yang Korupsi di Indonesia Buku 1-4.
memuaskan ,meskipun ada konsekuensi Jakarta:Yayasan Aksara.
negatif bagi siswa karena mereka tidak College, Maria Regina (2008). Kamus
sepenuhnya memahami konten mata Istilah Desain Grafis dan Periklanan.
pelajaran dan tidak memahami apa yang Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
mereka pelajari.hasil yang Darwin, Prinst (2011). Pemberantasan
memuaskan.Oleh karena itu,lingkungan Tindak Pidana Korupsi. Jakarta:
merupakan salah satu faktor kunci Citra Aditya Bakti
kepuasan dalam lingkungan pendidikan
De Asis, Maria Gonzales (2010).
dan faktor adanya penghargaan dalam
Coalition-Building to Fight
lingkungan pendidikan.
Corruption, Paper Prepared for the
Anti-Corruption Summit, World
Bank Institut
Eko, Prasojo (2005) Demokrasi di
Daftar pustaka Negeri Mimpi: Catatan Kritis Pemilu
2004 dan Good Governance. Depok:
Ahmad Zuber, Strategi Anti Korupsi Departemen Ilmu Administrasi
Melalui Pendekatan Pendidikan FISIP UI.
Eko, Prasojo., Teguh Kurniawan & Muhammad, Ali (2005). Kamus Lengkap
Defny Holidin (2007) Refomasi dan Bahasa Indonesia Modern. Jakarta:
Inovasi Birokrasi: Studi di Kabupaten Pustaka Amani
Sragen. Jakarta: Departemen Ilmu
Mifdal Zusron Alfaqi, Muhammad
Administrasi FISIP UI dan Yappika-
Mujtaba Habibi, dan Desinta
CIDA.
Dwi Rapita, Peran Pemuda
Eko, H. (2015). Pendidikan anti korupsi. Dalam Upaya Pencegahan
Korupsi dan Implikasinya
Eni. (1967). PEMBERANTASAN
Terhadap Ketahanan Wilayah
GRATIFIKASI DENGAN
(Studi Di Kota Yogyakarta,
PENDIDIKAN ANNA SINTJE DOUTEL
Daerah Istimewa
(Universitas Nusa Cendana),
Yogyakarta), Jurnal
NENDEN ROSITA (Institut
Ketahanan Nasional Vol.23,
Pendidikan Indonesia Garut),
No.3, Desember Tahun 2017.
ALOYSIUS MADUN (Universitas
Nader, Angha (2007). Teori
Wijaya Putra), MOHAMMAD GHINA
Kepemimpinan
ROBBANI (Institut Pendidikan
berdas
Indonesia Garut), SIMON .
arkan Kecerdasan Spiritual. Jakarta:
Angewandte Chemie International
Serambi
Edition, 6(11), 951–952., Mi, 5–24.
Novel, Ali (2005). Gerakan anti
Korupsi.

Ikhsanto, jurusan teknik mesin L. N. Suara Karya

(2020). SUBSTANSI DAN URGENSI


PASAL GRATIFIKASI DALAM RANGKA Mauliddar, N., Din, M., Hukum, Y. R.-K. J. I.,
PEMBERANTASAN TONDAK & 2017, undefined. (2017).
KORUPSI. 21(1), 1–9. Gratifikasi sebagai Tindak Pidana

Moleong, Lexy (2007) Metodologi Korupsi Terkait Adanya Laporan

Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerima Gratifikasi.

Rosdakarya. Jurnal.Usk.Ac.Id, 19(1), 155–173.


https://jurnal.usk.ac.id/kanun/arti
Muhadjir, Noeng (1989) Metode
cle/view/6601
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
RakeSarakin. Santoso, T. (2013). Menguak Relevansi
Ketentuan Gratifikasi di Indonesia.
Jurnal Dinamika Hukum, 13(3), 402– Tinggi Dalam Mengurangi Prilaku
414. Korupsi. Jurnal Legislasi Indonesia,
http://dinamikahukum.fh.unsoed.a 17(1), 70.
c.id/index.php/JDH/article/view/2 https://doi.org/10.54629/jli.v17i1.
46 535

Suryani, I. (2013). Penanaman Nilai anti


Korupsi di Perguruan Tinggi. Visi
Eko, H. (2015). Pendidikan anti korupsi.
Komunikasi, XII(02), 292.
Eni. (1967). PEMBERANTASAN
http://download.garuda.kemdikbu
GRATIFIKASI DENGAN
d.go.id/article.php?article=2509973
PENDIDIKAN ANNA SINTJE DOUTEL
&val=23922&title=PENANAMAN
(Universitas Nusa Cendana),
NILAI ANTI KORUPSI DI
NENDEN ROSITA (Institut
PERGURUAN TINGGI SEBAGAI
Pendidikan Indonesia Garut),
UPAYA PREVENTIF PENCEGAHAN
ALOYSIUS MADUN (Universitas
KORUPSI
Wijaya Putra), MOHAMMAD GHINA
Wicaksana, A., & Rachman, T. (2018). ROBBANI (Institut Pendidikan
PEMBERANTASAN GRATIFIKASI Indonesia Garut), SIMON .
DENGAN PENDIDIKAN ANNA Angewandte Chemie International
SINTJE DOUTEL (Universitas Nusa Edition, 6(11), 951–952., Mi, 5–24.
Cendana), NENDEN ROSITA (Institut Ikhsanto, jurusan teknik mesin L. N.
Pendidikan Indonesia Garut), (2020). SUBSTANSI DAN URGENSI
ALOYSIUS MADUN (Universitas PASAL GRATIFIKASI DALAM RANGKA
Wijaya Putra), MOHAMMAD GHINA PEMBERANTASAN TONDAK
ROBBANI (Institut Pendidikan KORUPSI. 21(1), 1–9.
Indonesia Garut), SIMON . Mauliddar, N., Din, M., Hukum, Y. R.-K. J. I.,
Angewandte Chemie International & 2017, undefined. (2017).
Edition, 6(11), 951–952., 3(1), 10–27. Gratifikasi sebagai Tindak Pidana
https://medium.com/@arifwicaksa Korupsi Terkait Adanya Laporan
naa/pengertian-use-case- Penerima Gratifikasi.
a7e576e1b6bf Jurnal.Usk.Ac.Id, 19(1), 155–173.
https://jurnal.usk.ac.id/kanun/arti
Yanto, O. Y., Samiyono, S., Walangitan, S.,
cle/view/6601
& Rachmayanthy, R. (2020).
Santoso, T. (2013). Menguak Relevansi
Mengoptimalkan Peran Perguruan
Ketentuan Gratifikasi di Indonesia.
Jurnal Dinamika Hukum, 13(3), 402– 17(1), 70.
414. https://doi.org/10.54629/jli.v17i1.
http://dinamikahukum.fh.unsoed.a 535
c.id/index.php/JDH/article/view/2
46
Suryani, I. (2013). Penanaman Nilai anti
Korupsi di Perguruan Tinggi. Visi
Komunikasi, XII(02), 292.
http://download.garuda.kemdikbu
d.go.id/article.php?article=2509973
&val=23922&title=PENANAMAN
NILAI ANTI KORUPSI DI
PERGURUAN TINGGI SEBAGAI
UPAYA PREVENTIF PENCEGAHAN
KORUPSI
Wicaksana, A., & Rachman, T. (2018).
PEMBERANTASAN GRATIFIKASI
DENGAN PENDIDIKAN ANNA
SINTJE DOUTEL (Universitas Nusa
Cendana), NENDEN ROSITA (Institut
Pendidikan Indonesia Garut),
ALOYSIUS MADUN (Universitas
Wijaya Putra), MOHAMMAD GHINA
ROBBANI (Institut Pendidikan
Indonesia Garut), SIMON .
Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 3(1), 10–27.
https://medium.com/@arifwicaksa
naa/pengertian-use-case-
a7e576e1b6bf
Yanto, O. Y., Samiyono, S., Walangitan, S.,
& Rachmayanthy, R. (2020).
Mengoptimalkan Peran Perguruan
Tinggi Dalam Mengurangi Prilaku
Korupsi. Jurnal Legislasi Indonesia,

Anda mungkin juga menyukai