Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SEMNAS HPPM)

“Meningkatkan Inovasi Teknologi untuk Membangun Peternakan Kreatif dan Berkelanjutan”


Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang, 23 November 2021, ISBN: 978-602-1398-28-9

KOMPOSISI BOTANI DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG


PENGGEMBALAAN ALAM KELURAHAN KAWANGU KECAMATAN
PANDAWAI KABUPATEN SUMBA TIMUR

Jeni A. P. Pawulung1,*, I Made Adi Sudarma1, Marselinus Hambakodu1


1
Program Studi Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kristen
Wira Wacana Sumba
*
Email korespondensi: adrianajeni853@gmail.com

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui produksi, komposisi botani dan kapasitas
tampung padang penggembalaan alam Kelurahan Kawangu, Kecamatan
Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli –
September 2021. Penelitian ini menggunakan metode survei, pengukuran serta
pengamatan langsung dilapangan. Pengukuran produksi hijauan dilakukan dengan
menggunakan metode “actual weight estimate” dengan menggunakan kuadran 1
m x 1 m. Data yang diperoleh ditabulasi dan dihitung untuk mendapatkan total
produksi hijauan makanan ternak, komposisi botani dan kapasitas tampung . Hasil
penelitian menujukan bahwa padang penggembalaan alam Kelurahan Kawangu,
Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur memiliki produksi bahan segar
sebesar 2.667 kg/ha atau 2,6 ton/ha, Produksi bahan kering 1.990 kg/ha atau 1,9
ton/ha. Nilai Summed Domminance Ratio (SDR) rumput sebesar 88,23%,
leguminosa sebesar 6,44%, dan gulma sebesar 5,33%, serta memiliki kapasitas
tampung sebesar 0,9 UT/ha. Kesimpulan, padang penggembalaan alam di
Kelurahan Kawangu didominasi oleh rumput alam dengan kapasitas tampung
yang rendah pada musim kemarau.

Kata Kunci: komposisi botani, kapasitas tampung, produksi hijauan, padang


penggembalaan

Pendahuluan
Hijauan makanan ternak (HMT) merupakan bagian tanaman terutama rumput dan
leguminosa yang digunakan sebagai pakan ternak. Hijauan adalah bagian tanaman
yang dapat dimakan yang diberikan dengan cara menggembalakan ternak maupun
di panen untuk di berikan langsung pada ternak, hal ini mengakibatkan
ketersediaan hijauan baik jumlah maupun kualitas menjadi sangat terbatas pada
musim kemarau, sehingga ketersediaan hijauan makanan ternak tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sepanjang tahun (Manu, 2014). Kelurahan Kawangu
memiliki luas wilayah sebesar 5.400 Ha, dengan populasi ternak yakni sapi
Sumba Ongole 1.278 ekor, kerbau 334 ekor, kuda 1.170 ekor, kambing / domba
859 ekor, sebagian besar jumlah penduduk 4.642 di Kelurahan Kawangu,
Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba Timur memiliki pekerjaan sebagai
petani dan peternak (BPS, 2020).

Padang penggembalaan alam secara kontinyu akan menurun sesuai dengan


perubahan musim (Kleden et al., 2015). Hijauan makanan ternak pada padang
penggembalaan akan mempengaruhi produksi secara kuantitas kontinuitas dan

173
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SEMNAS HPPM)
“Meningkatkan Inovasi Teknologi untuk Membangun Peternakan Kreatif dan Berkelanjutan”
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang, 23 November 2021, ISBN: 978-602-1398-28-9

kualitas yang disebabkan oleh kondisi ikim terutama curah hujan yang rendah dan
suhu yang tinggi. Tingkat penyerapan unsur hara oleh tanaman sangat terbatas
karena produksi hijauan pada padang penggembalaan alam dipengaruhi oleh curah
hujan yang relatif rendah. Permasalahan inilah yang dapat dilihat secara nyata
pada padang penggembalaan alam dengan tingkat produksi pakan ternak yang
rendah (Sutrisna et al., 2014). Disisi lain proses fotosintesis akan terganggu
sedangkan respirasinya meningkat akibat dari peningkatan suhu yang melampaui
batas toleransi. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningatkan populasi ternak
ruminansia yang digembalakan pada padang penggembalaan alam adalah dengan
memperbaiki produksi hijauan makanan ternak dan komposisi botani sehingga
meningktkan kaualitas padang penggembalaan alam serta pengaturan ternak pada
padang penggembalaan alam sesuai dengan kapasitas tampung hijauan makanan
ternak (Hawolambani et al., 2015).

Ketersedian hijauan baik kualitas maupun jumlah menjadi terbatas saat musim
kemarau, sehingga ketersediaan hijauan makanan ternak sepanjang tahun tidak
memenuhi kebutuhan ternak (Infitria & Khalil, 2014). Demikian pula dengan
hubungan antara padatnya ternak yang di pelihara dengan ketersedian pakan
hijauan cenderung berbanding terbalik sehingga produksi hijauan yang terdapat
pada padang penggembalaan alami tersebut tidak mencukupi kebutuhan ternak
yang digembalakan, Padang penggembalaan alam menyediakan hijauan berupa
leguminosa dan rumput sebagai sumber pakan utama pada ternak ruminansia
(Indriani et al., 2020). Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk
menjaga ketersediaan hijauan pakan secara kontinyu baik dari segi kuantitatif dan
kualitatif ialah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh alami pada padang
penggembalaan alam. Potensi produksi hijauan pakan dipadang penggembalaan
alam dapat dihitung berdasarkan luas areal dari padang penggembalaan alam itu
sendri (Edi, 2020). Berdasarkan beberapa masalah yang ada maka perlu adanya
kajian tentang komposisi botani dan kapasitas tampung padang penggembalaan
alam di Kelurahan Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur.

Metode
Penelitian menggunakan metode survey, pengukuran dan pengamatan langsung di
lapangan.

Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten
Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juli - september 2021.

Analisis data
Data primer yang diperoleh ditabulasi dihitung untuk mendapatkan persentase
komposisi botani dan rata – rata produksi hijauan makanan ternak serta kapasitas
tampung, data tersebut di analisis menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan
data sekunder di hitung dan di tabulasi untuk mendapatkan rata – rata sesuai
dengan kebutuhan hasil penelitian.

174
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SEMNAS HPPM)
“Meningkatkan Inovasi Teknologi untuk Membangun Peternakan Kreatif dan Berkelanjutan”
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang, 23 November 2021, ISBN: 978-602-1398-28-9

Hasil dan Pembahasan


Produksi Hijauan Makanan Ternak
Hijauan pakan merupakan salah satu bahan makanan ternak yang sangat
diperlukan dan besar manfaatnya bagi kelangsungan populasi ternak besar.
Produksi hijauan pakan sepanjang tahun berbeda-beda tergantung pada musim.
Pada musim hujan produksi hijauan pakan berlimpah, sedangkan pada musim
kemarau produksinya berkurang (Hanafi et al., 2017). Produksi hijauan makan
ternak semua bentuk bahan pakan berasal dari tanaman atau rumput termasuk
leguminosa baik yang belum dipotong maupun yang dipotong dari lahan dalam
keadaan segar (Sudrajat, 2019). Produksi bahan segar dan bahan kering hijauan
pakan adalah fungsi faktor eksternal berupa tanah dan iklim dan faktor internal
jenis tanaman merupakan sumber pakan utama ternak ruminansia sehingga
ketersediaan pakan baik dari segi kualitatif, kuantitas dan secra kesenambungan
sepanjang tahun perlu diperhatiakan. Dari segi kualitas perubahan musim antara
musim kemarau dan musim hujan akan mengakibatkan perubahan nilai gizi
rumput (Hae et al., 2020). Dengan ini dipengaruhi oleh kandungan nilai gizi
rumput yang berasal dari unsur hara dalam tanah. Hasil penelitian ini dapat
diperoleh bahwa dari padang penggembalaan Kelurahan Kawangu, Kecamatan
Pandawai, Kabupaten Sumba Timur memiliki produksi bahan kering dan segar
hijauan pakan awal musim kemarau dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-Rata Produksi Bahan Segar dan Bahan Kering Hijauan Pakan
Padang Penggembalaan (Kg/Ha)

Komposisi Botani Produksi Bahan Segar Produksi Bahan


Kering
Rumput 2.485,65 kg 1.855,4 kg

Legum 181,43 kg 135,43 kg

Total 2.667 kg/ha 1.990 kg/ha

Pada tabel 2 menjelaskan bahwa produksi dari bahan segar hijauan pakan pada
musim kemarau dilokasi penelitian cukup tinggi yaitu 2.667 kg/ha atau 2,6 ton/ha,
sedangkan produksi bahan kering 1.990 kg/ha atau 1,9 ton/ha. Produksi hijauan
yang cukup tinggi dipengaruhi oleh nilai komposisi botani padang penggembalaan
yang didominasi oleh rumput. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan
rumput alam dipadang penggembalaan berupa kondisi tanah, kelembaban, suhu,
musim, dan topografi lahan (Hambakodu et al., 2021). Selain itu juga
pertumbuhan rumput alam dipengaruhi oleh fenologik tanaman dan ketersediaan
air (Sari et al., 2016). Pergantian musim kemarau dan msuim hujan memberikan
dampak yang negatif terhadap kuantitas dan kualitas hijauan pakan ternak yang
tersedia di padang penggembalaan alam. Kecepatan proses fotosintesis akan
berkurang yang akan mempengaruhi kualitas dan produksi tanaman yang
disebabkan oleh suhu yang melampaui kebutuhan dalam proses fotosintesis
(Karsono, 2014).

175
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SEMNAS HPPM)
“Meningkatkan Inovasi Teknologi untuk Membangun Peternakan Kreatif dan Berkelanjutan”
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang, 23 November 2021, ISBN: 978-602-1398-28-9

Komposisi botani
Komposisi botani merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan adanya spesies tumbuhan tertentu serta proporsinya di dalam
suatu ekosistem pandangan (Se’u et al., 2015). Komposisi botani adalah angka
yang digunakan untuk menentukan peniliaian secara kualitatif terhadap padang
penggembalaan alam yang dapat mempengaruhi aktivitas ternak (Putra et al.,
2018). Komposisi botani dari padang penggembalaan Kelurahan Kawangu dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai SDR Pada Padang Penggembalaan Awal Musim Kemarau


No Jenis/Spesies Km Kn Fm Fn SDR
(%) (%) (%)
1 Rumput 21.970 99,52 80 76,93 88,23
2 Leguminosa 84 0,38 13 12,5 6,44
3 Gulma 26 0,10 11 10,57 5,33
Total 22.080 100 104 100 100

Berdasarkan Tabel 2, Padang penggembalaan Kelurahan Kawangu didominasi


oleh rumput yakni 88,22%, leguminosa sebesar 6,44% dan gulma 5,33%.
Tanaman leguminosa kurang menyebabkan tidak idealnya padang
penggembalaan dalam mnyediakan hijauan makanan ternak. Padang
penggembalaan alam yang ideal memiliki proporsi legum dan rumput yaitu 40%
: 60%. Komposisi botani dipengaruhi oleh produksi hijauan makanan ternak
(Nggalumara et al., 2019). Untuk menentukan keadaan kualitas hijauan pakan
ternak pada suatu padang penggembalaan alam leguminosa dapat dijadikan
sebagai indikator. Proporsi legumninosa yang rendah menyebabkan rendahnya
kualitas padang penggembalaan. Menurut Sawen et al., (2020) leguminosa
mempunyai fungsi yang sangat penting dalam penyediaan nitogen melalui fiksasi
N yang dapat digunakan oleh rumput alam. Tinggi rendahnya keragaman jenis
tanaman yang tergolong khusus palatabel akan dijadikan sebagai indikator
penentuan suatu kualitas padang penggembalaan dengan asumsi bahwa hijauan
pakan yang dikonsumsi semakin beragam dengan demikian kekurangan zat gizi
ternak semakin kecil. Kualitas nutrisi rumput alam di padang penggembalan
Kecamatan Pandawai berbeda-beda sesuai dengan spesies rumput (Hambakodu,
2021), selain itu nilai produk metabolism rumen akan berbeda-beda (Ranja et al.,
2021).

Kapasitas Tampung
Kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak
per hektar merupakan pengertian dari kapasitas tampung (Junaidi & Sawen,
2010). Berdasarkan hasil penelitian padang penggembalaan alam di Kelurahan
Kawangu memiliki kapasitas tampung sebesar 0,9 ST/ha/tahun. Hasil yang
didapatkan dari penelitian diestimasi berdasarkan hasil pengukuran dari berat
hijauan pakan yang didapatkan selama pengambilan data yang diestimasi dengan
menggunakan rumus voision (Y - ) s = r dimana Y = kebutuhan luas tanah
pertahun terhadap kebutuhan perbulan sedangkan s = periode merumput (30 hari)
dan r = periode istrahat (30 hari). Faktor yang mempengaruhi kapasitas tampung
adalah produksi bahan kering dan komposisi botani hijauan dipadang

176
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SEMNAS HPPM)
“Meningkatkan Inovasi Teknologi untuk Membangun Peternakan Kreatif dan Berkelanjutan”
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang, 23 November 2021, ISBN: 978-602-1398-28-9

penggembalaan alam. Produksi hijauan pakan ternak pada suatu areal padang
penggembalaan alam berhubungan erat dengan kapasitas tampung. Semakin
meningkatnya produktivitas hijauan pakan pada suatu lahan padang
penggembalaan, maka semakin tinggi pula kapasitas tampung ternak yang di
tunjukan dengan banyakya ternak yang dapat di gembalakan (Saiya & Praptiwi,
2019).

Kesimpulan
Padang penggembalaan alam Kelurahan Kawangu memiliki komposisi botani
yang didominasi oleh rumput alam 88,23%, leguminosa 6,44%, dan gulma
5,33%, serta memiliki kapasitas tampung 0,9 ST/ha/tahun.

Daftar Pustaka
Edi, D. N. (2020). Analisis Potensi Pakan untuk Pengembangan Ternak
Ruminansia di Provinsi Jawa Timur Analysis of Feed Potency for
Development of Ruminant Livestock in East Java Province. Jurnal Sains
Peternakan Indonesia, 15(3), 251–258.
Hae, V. H., Kleden, M. M., & Temu, S. T. (2020). Produksi, komposisi botani dan
kapasitas tampung hijauan pada padang penggembalaan alam awal musim
kemarau. Jurnal Nukleus Peternakan, 7(1), 14–22.
https://doi.org/10.35508/nukleus.v7i1.2299
Hambakodu, M., Pawulung, J. P., Nara, M. C., Amah, U. A. R., Ranja, E. P., &
Tarapanjang, A. H. (2021). Identifikasi Hijauan Makanan Ternak di Lahan
Pertanian dan Padang Penggembalaan Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba
Timur. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis, 8(1), 43–50.
https://doi.org/10.33772/jitro.v8i1.14601
Hanafi, N. D., Tafsin, M., Lumbangaol, R., & Mirwandhono, R. E. (2017).
Potensi produksi hijauan pada pastura alami di pulau samosir kabupaten
samosir. 4(2), 130–139.
Hawolambani, Y. U., Nasiti, H. P., & Manggol, Y. H. (2015). Produksi Hijauan
Makanan Ternak Dan Komposisi Botani Padang Penggembalaan Alam Pada
Musim Hujan Di Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang. Jurnal
Nukleus Peternakan, 2(1), 59–65.
Indriani, N. P., Rochana, A., Mustafa, H. K., Ayuningsih, B., Hernaman, I.,
Rahmat, D., & Mansyur, K. A. K. (2020). Pengaruh Berbagai Ketinggian
Tempat terhadap Kandungan Fraksi Serat pada Rumput Lapang sebagai Pakan
Hijauan The Effect of Various Altitudes on Field Grass Forage Fiber Fraction
Content. 212–218.
Infitria, & Khalil. (2014). Studi Produksi Dan kualitas Hijauan Dilahan Padang
Rumput Upt peternakan Universitas Andalas. Buletin Makanan Ternak, 101(1),
25–33.
Karsono. (2014). Nyanyian Melintas Zaman : Kajian Musikalitas Lagu Anak-anak
Dalam Dunia Pendidikan di Indonesia. 2, 3–4.
Kleden, M. M., Ratu, M. R. ., & Randu, M. D. . (2015). Kapasitas Tampung
Hijauan Pakan Dalam Areal Perkebunan Kopi Dan Padang Rumput Alam Di
Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Zootec, 35(2), 340.
https://doi.org/10.35792/zot.35.2.2015.9274
Manu, A. E. (2014). Produktivitas Padang Penggembalaan Sabana Timor Barat.

177
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SEMNAS HPPM)
“Meningkatkan Inovasi Teknologi untuk Membangun Peternakan Kreatif dan Berkelanjutan”
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang, 23 November 2021, ISBN: 978-602-1398-28-9

Pastura: Journal of Tropical Forage Science, 3(1), 25–29.


https://doi.org/10.24843/Pastura.2013.v03.i01.p07
Sari, A., Liman, L., & Muhtarudin, M. (2016). Potensi Daya Dukung Limbah
Tanaman Palawija Sebagai Pakan Ternak Ruminansia Di Kabupaten
Pringsewu. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(2), 233305.
https://doi.org/10.23960/jipt.v4i2.1260
Sudrajat, A. S. E. (2019). Pengelolaan ekosistem gambut sebagai upaya mitigasi
perubahan iklim di provinsi kalimantan selatan. 16(2), 219–237.
Sutrisna, R., Afrizal, & Muhtarudin. (2014). Forage Production of Ruminants in
Bumi Agung District East Lampung Regency. Jurnal Unila, 1, 93–100.
Edi, D. N. (2020). Analisis Potensi Pakan untuk Pengembangan Ternak
Ruminansia di Provinsi Jawa Timur Analysis of Feed Potency for
Development of Ruminant Livestock in East Java Province. Jurnal Sains
Peternakan Indonesia, 15(3), 251–258.
Hae, V. H., Kleden, M. M., & Temu, S. T. (2020). Produksi, komposisi botani dan
kapasitas tampung hijauan pada padang penggembalaan alam awal musim
kemarau. Jurnal Nukleus Peternakan, 7(1), 14–22.
https://doi.org/10.35508/nukleus.v7i1.2299
Hambakodu, M., Pawulung, J. P., Nara, M. C., Amah, U. A. R., Ranja, E. P., &
Tarapanjang, A. H. (2021). Identifikasi Hijauan Makanan Ternak di Lahan
Pertanian dan Padang Penggembalaan Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba
Timur. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis, 8(1), 43–50.
https://doi.org/10.33772/jitro.v8i1.14601
Hanafi, N. D., Tafsin, M., Lumbangaol, R., & Mirwandhono, R. E. (2017).
Potensi produksi hijauan pada pastura alami di pulau samosir kabupaten
samosir. 4(2), 130–139.
Hawolambani, Y. U., Nasiti, H. P., & Manggol, Y. H. (2015). Produksi Hijauan
Makanan Ternak Dan Komposisi Botani Padang Penggembalaan Alam Pada
Musim Hujan Di Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang. Jurnal
Nukleus Peternakan, 2(1), 59–65.
Indriani, N. P., Rochana, A., Mustafa, H. K., Ayuningsih, B., Hernaman, I.,
Rahmat, D., & Mansyur, K. A. K. (2020). Pengaruh Berbagai Ketinggian
Tempat terhadap Kandungan Fraksi Serat pada Rumput Lapang sebagai Pakan
Hijauan The Effect of Various Altitudes on Field Grass Forage Fiber Fraction
Content. 212–218.
Infitria, & Khalil. (2014). Studi Produksi Dan kualitas Hijauan Dilahan Padang
Rumput Upt peternakan Universitas Andalas. Buletin Makanan Ternak, 101(1),
25–33.
Karsono. (2014). Nyanyian Melintas Zaman : Kajian Musikalitas Lagu Anak-anak
Dalam Dunia Pendidikan di Indonesia. 2, 3–4.
Kleden, M. M., Ratu, M. R. ., & Randu, M. D. . (2015). Kapasitas Tampung
Hijauan Pakan Dalam Areal Perkebunan Kopi Dan Padang Rumput Alam Di
Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Zootec, 35(2), 340.
https://doi.org/10.35792/zot.35.2.2015.9274
Manu, A. E. (2014). Produktivitas Padang Penggembalaan Sabana Timor Barat.
Pastura: Journal of Tropical Forage Science, 3(1), 25–29.
https://doi.org/10.24843/Pastura.2013.v03.i01.p07
Sari, A., Liman, L., & Muhtarudin, M. (2016). Potensi Daya Dukung Limbah

178
Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SEMNAS HPPM)
“Meningkatkan Inovasi Teknologi untuk Membangun Peternakan Kreatif dan Berkelanjutan”
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang, 23 November 2021, ISBN: 978-602-1398-28-9

Tanaman Palawija Sebagai Pakan Ternak Ruminansia Di Kabupaten


Pringsewu. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(2), 233305.
https://doi.org/10.23960/jipt.v4i2.1260
Sudrajat, A. S. E. (2019). Pengelolaan ekosistem gambut sebagai upaya mitigasi
perubahan iklim di provinsi kalimantan selatan. 16(2), 219–237.
Sutrisna, R., Afrizal, & Muhtarudin. (2014). Forage Production of Ruminants in
Bumi Agung District East Lampung Regency. Jurnal Unila, 1, 93–100.

179

Anda mungkin juga menyukai