K - 1 L. Tradisional

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 39

LINGUISTIK TRADISIONAL

Linguistik tradisional sering dipertentangkan dengan tata bahasa struktural,


bedanya tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik
sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada
suatu bahasa tertentu.
Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan berikut ini:

1. Linguistik Zaman Yunani (abad ke 5 SM – bad ke 2 SM)

Yang menjadi pertentangan saat itu adalah:

1. Pertentangan antara fisis dan nomos. Bersifat fisis maksudnya bahasa itu
mempuyai hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak
dapat diganti diluar manusia itu sendiri, konvensional artinya, makna-makna kata
itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi/kebiasaan.
2. Pertentangan analogi dan anomali. Kaum analogi (Plato dan Aristoteles)
berpendapat bahwa bahasa bersifat teratur, analogi sejalan dengan kaum naturalis,
sedangkan anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum anomali
sejalan dengan koum konvensional.
Kaum/tokoh pada jaman Yunani:
Kaum Sophis (abad ke 5 SM) Mereka dikenal karena:
1. Mereka melakukan kerja secara empiris.
2. Melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran tertentu.
3. Mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa.
4. Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
Tokohnya: Protogoras membagi kalimat menjadi kalimat narasi, kalimat tanya,
kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa dan undangan. Gregorias
membicarakan tata bahasa.
1. Plato (429 – 347 SM)Memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya
Dialoag. Juga mengemukakan masalah bahasa alamiah dan konvensional.
2. Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira bahasa adalah
pernyataan pikiran manusia dengan perencanaan anomata dan rhemata.
3. Dialah orang yang pertamakali membedakan kata anoma dan rhema. Anoma
(anomata):
4. Nama (dalam bahasa sehari-hari)
5. Nomina (dalam istilah tata bahasa)
6. Subjek (dalam hubungan subjek logis)

Rhema (Rhemata):
1. Ucapan (dalam bahasa sehari-hari)
2. Verba (dalam istilah tata bahasa)
3. Predikat (dalam hubungan predikat logis)

Aristoteles (384 – 322 SM)


1. Membagi kata dalam 3 kelas kata, yaitu anoma, rhema, dan syndesmoi. Yang
dimaksud syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam
hubungan sintaksis. Syndesmoi itu lebih kurang sama dengan preposisi dan
konjungsi yang sekarang kita kenal.
2. Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi 3 yaitu maskulin, feminin,
dan neutrum.

Kaum Stoik (abad ke – 4 SM)


1. Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa
2. Menciptakan istilah khusus dalam studi bahasa.
3. Membedakan 3 komponen utama dari studi bahasa, yaitu
1) tanda, simbol, sign, atau semainon,
2) makna, apa yang disebut smainomen/lekton,
3) hal-hal di luar bahasa yakni benda-benda/situasi.
4. Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian fonologi
tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang
mengandung makna.
5. Mereka membagi jenis kata menjadi empat yaitu kata benda, kata kerja.
6. Syndesmoi, dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan
jumlah.
7. Membedakan kata kerja komplek dan kata kerja tak komplek. Serta kata kerja
aktif dan pasif.

Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa, menghasilkan buku tata
bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thrax dan diterjemahkan oleh
Remmius Palaemon dengan judul Ars Grammatika. Buku inilah yang kemudian
dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya. Karena
sifatnya mentradisi maka buku-buku tata bahasa kini disebut dengan nama tata
bahasa tradisional. Jadi, cikal bakal tata bahasa tradisional itu berasal dari buku
Dionysius Thrax. Di India pada tahun 400 SM Panini seorang sarjana Hindu
membuat buku dengan judul Adtdyasi merupakan deskripsi lengkap bahasa
Sansekerta yang pertama kali ada. Oleh karena itu Leonard Bloomfield, tokoh
linguis struktural Amerika menyebut Panini sebagai One of The Greatest
Monuments of The Human Intelligence.

1. Zaman Romawi

Merupakan kelanjutan dari jaman Yunani. Tokoh pada jaman Romawi yang
terkenal antara lain, Varro (116 – 27 SM) dengan karyanya, De Lingua Latina dan
Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae. Dalam buku ini Varro masih
membahas masalah analogi dan anomali seperti pada zaman Stoik di Yunani.
Dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi, sintaksis.
1. Tata bahasa Priscia
Dianggap sangat penting karena:
a. Merupakan buku tata bahasa Latin paling lengkap yang dituturkan pembicara
aslinya.
b. Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak-tonggak utama pembicaraan
bahasa secara tradisional.
Segi yang dibicarakan dari buku itu adalah: (i) fonologi dibicarakan mengenai
huruf/tulisan yang disebut literae/bagian terkecil dari bumi yang dapat dituliskan,
(ii) morfologi dibicarakan mengenai dictio/kata, (iii) sintaksis dibicarakan
mengenai oratio yaitu tata susunan kata yang berselaras dan menunjukkan kalimat
itu selesai. Buku Institutiones Grammaticae ini telah menjadi dasar tata bahasa
Latin dan filsafat zaman pertengahan.

1. Zaman Pertengahan

Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh
para filsuf skolastik. Yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah
peranan:

1. Kaum Modistae
2. Mereka menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler
dan universal.
3. Mereka memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan
definisi bentuk-bentuk bahasa.
4. Mereka mencari sumber makna, maka dengan demikian berkembanglah bidang
etimologi pada zaman itu.
5. Tata Bahasa Spekulativa
Merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin ke dalam filsafat
skolastik.

1. Petrus Hispanus

Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa, Membedakan nomen atas


dua macam yaitu nomen substantivum dan nomen edjektivum dan Membedakan
semua bentuk yang menjadi subjek/predikat dan bentuk tutur lainnya.

1. Zaman Renaisans

Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad


modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada jaman renaisans ini yang
menonjol yang perlu dicatat. 1) Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa
Latin, Ibrani, dan Arab, 2) Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam
bentuk pembahasaan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.

1. Menjelang Lahirnya Linguistik Modern

Sejak awal buku ini sudah menyebut-nyebut bahwa Ferdinand de Saussure


dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern. Diawali dengan pernyataan Sir
William tentang adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sansekerta dengan
bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman lainnya telah membuka babak
baru sejarah linguistik, yakni dengan berkembangnya studi linguistik bandingan
atau linguistik historis komparatif, serta studi mengenai hakekat bahasa secara
linguistik terlepas dari masalah filsafat Yunani kuno. Bila kita simpulkan
pembicaraan mengenai linguistik tradisional dapat dikatakan bahwa:

1. Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa
ujaran dengan bahasa tulisan. Oleh karena itu, deskripsi bahasa hanya
bertumpu pada tulisan.
2. Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil
patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin.
3. Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara perspektif, yakni benar/salah.
4. Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika.
5. Penemuan-penemuan terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan.

Kelebihan Teori Tradisional

1. Teori tradisional lebih tahan lama karena pola pikir aliran ini bertolak pada
filsafat.
2. Aliran ini berkiblat pada bahasa tulis baku, maka keteraturan penggunaan
bahasa bagi penganutnya amat dibanggakan
3. Aliran tradisional menjadikan penganutnya memiliki pengetahuan tata bahasa
yang cukup tinggi
4. Aliran ini memberikan kontribusi terhadap penegakan prinsip ‘yang benar
adalah benar walaupun tidak umum, dan yang salah adalah salah.

Kekurangan Teori Tradisional

1. Teori tradisional belum dapat membedakan bahasa ujaran dan tulisan


2. Teori ini tidak pernah memberikan contoh yang dianalisis kemudian
disimpulkan (memahami istilah dengan definisi dan menghafal)
3. Siswa pandai teori dan menghafal tapi tidak mahir berbicara dalam kehidupan
masayarakat
4. Objek kajian huruf, kata, kalimat. Hanya sampai pada kalimat, sehingga tidak
memungkinkan menyentuh aspek komunikatif.
5. Pemerian bahasa hanya berdasarkan pada bahasa tulis baku padahal hal ini
hanya sebagian dari ragam bahasa yang ada
6. Permasalahan tata bahasa hanya didominasi jenis kata, sehingga ruang
lingkupnya masih sangat sempit
7. Pemerian bahasa latin dengan dengan pola bahasa Indonesia sangat berbeda
Sumber : https://packotblog.wordpress.com/2015/10/07/teori-linguistik-
tradisional/

Linguistik Tradisional

Linguistik tradisional adalah adalah segala hal mengenai paham, aliran,


dan tokoh yang ada pada zaman Yunani kuno hingga zaman renaisans. Dalam
zaman linguistik tradisional, para ahli bahasa saat itu mengkaji bahasa
berdasarkan filsafat dan semantik. Tokoh yang mengembangkan ilmu linguistik
tradisional di antaranya berasal dari bangsa Eropa dan Asia seperti
Yunani, Romawi, India, Latin, dan Arab.
Linguistik zaman Yunani
Studi bahasa pada zaman Yunani telah berjalan sekitar kurang-lebih 600 tahun (5
SM-2 M). Masalah pokok yang menjadi bahasan studi linguistik pada zaman ini
adalah pertentangan mengenai sifat dasar bahasa, apakah ia bersifat alami dan tak
bisa diubah maknanya (fisis), atau bahasa itu bersifat manasuka dan dapat
berubah-ubah maknanya (nomos). Selain itu, pada zaman diperdebatkan pula
apakah bahasa itu bersifat teratur (reguler) misalnya seperti pembentukan kata
jamak boy->boys, girl->girls, check-checked, atau bahasa itu bersifat tak teratur
(ireguler) seperti kata bahasa Inggris go->went, write-wrote bukan writed. Tokoh-
tokoh yang muncul dan memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu
bahasa pada zaman linguistik tradisional di Yunani di antaranya adalah Kaum
Sophis, Plato, Aristoteles, dan Kaum Stoik.
Kaum Sophis (5 SM) mulai melakukan studi bahasa dengan melakukan
penelitian secara empiris dengan menggunakan ukuran-ukuran, dan mereka juga
meng
klasifikasikan tipe-tipe kalimat berdasarkan makna. Mereka melakukan penelitian
bahasa dengan memperhatikan retorika, atau cara para cendekiawan Yunani
menyampaikan ceramah. Tokoh yang populer dari Kaum Sophis
adalah Protagoras dan Georgias.
Plato (429-347 SM) memberikan sumbangan pada ilmu bahasa dalam bukunya
yang berjudul Dialoog. Ia menyatakan bahwa bahasa merupakan hasil pikiran
manusia yang terdiri dari onoma dan rhemata. Onoma yaitu kata benda, nama, dan
subjek, sedangkan rhemata adalah ucapan sehari-hari, verba, dan predikat. Dalam
bukunya juga dibahas mengenai perbedaan antara sifat bahasa yang alamiah dan
konvensional.
Pasca Plato, muridnya Aristoteles (384-322 SM) juga ikut memberikan
sumbangsih dalam ilmu bahasa, di antaranya yaitu ia menambahkan elemen
bahasa yang dinyatakan Plato dengan antar lain Onoma, Rhemata, dan Syndesmoi
atau preposisi dan konjungsi. Selain itu, ditambahkan pula mengenai Legein bunyi
tak bermakna, dan prophetal atau bunyi bermakna, dan kelamin kata (gender).
Selanjutnya, Kaum Stoik (4 SM), menambahkan elemen bahasa menjadi
onoma, rhemata, syndesmoi, dan arthoron, yang artinya adverbial
kuantitas. Selain itu, mereka juga meletekkan dasar komponen utama dalam studi
bahasa di antaranya mengenai simbol, makna, dan konteks, yaitu sesuatu yang di
luar bahasa. Mereka juga lah yang pertama kali mengenalkan kata kerja pasif dan
aktif.
Kaum Alexandria
Kaum Alexandria membuat buku tata bahasa yang bernama Dionysius Thrax yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Ars Gramatika. Buku ini merupakan buku
pertama tata bahasa pada aliran linguistik tradisional, jadi buku tata bahasa
Dionysius Thrax itu merupakan cikal bakal linguistik tradisional. Sementara itu,
Panini (400 SM) seorang sarjana Hindu dari India juga menerbitkan buku
bernama Astdhyasi tata bahasa Sanskerta dengan jumlah 4000 ayat yang gagasan-
gagasannya digunakan oleh para ahli linguistik modern hingga saat ini.
Zaman Romawi
Studi bahasa pada zaman Romawi banyak terpengaruh dari zaman Yunani. Tokoh
penting dalam perkembangan bahasa pada zaman ini adalah Varro, yang
mengeluarkan buku De Lingua Latina setebal 25 jilid dan Priscia 18 jilid. Kedua
buku menjelaskan mengenai etimologi (asal mula kata), morfologi, dan
sintaksis. Selanjutnya buku ini menjadi tonggak utama perkembangan linguistik
tradisional Eropa.
Zaman Renaisans
Zaman renaisans merupakan pembukaan bagi abad pemikiran modern dalam studi
linguistik. Hal itu dikarenakan pada zaman ini banyak sarjana yang menguasai
bahasa Yunani, Ibrani, Latin, dan Arab. Selain itu, mereka juga mengkaji,
menyusun, dan membuat perbandingan terhadap bahasa-bahasa tersebut.
Linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab
Penelitian dalam linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab dilakukan karena
kedudukan kedua bahasa tersebut dalam agama Islam dan agama Yahudi. Dalam
studi linguistik bahasa Ibrani diterbitkan buku berjudul De Rudimentis Hebraicis
karangan Reuchlin yang membahas mengenai penggolongan kata dalam bahasa
Ibrani. Sedangkan studi linguistik bahasa Arab terbagi menjadi dua aliran yaitu
Basrah dan Kufah. Perbedaan dari kedua aliran ini adalah Basrah mengikuti
konsep analogi, yaitu bahasa merupakan sistem yang teratur atau
regular. Sedangkan kufah berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur atau
ireguler. Tokoh-tokoh yang menerbitkan karya pada zaman ini adalah Al-Khalil
bin Ahmad Al-Farahidi dengan karya Kitab al Ayn, dan Sibawaih dengan
karyanya Al-Kitab.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_ilmu_linguistik
Sejarah Aliran Linguistik Tradisional
Tata bahasa tradisional dimulai dari zaman Yunani sampai dengan munculnya
linguistik modern di sekitar akhir abad ke 19. Dengan tahapan sebagai berikut:
Pertama, tahap spekulasi, yaitu pernyataan tentang bahasa tidak didasrkan pada
data empiris tetapi datanya dari dongeng atau cerita. Kedua, tahap observasi dan
klasifikasi, yaitu pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang
diselidiki tapi tidak sampai merumuskan teori. Tahap ketiga adalah tahap
perumusan teori.
1. Linguistik Zaman Yunani
Studi bahasa pada zaman ini mempunyai sejarah yang panjang, kurang lebih dari
abad ke-5 SM sampai abad ke-2 M. masalah pokok yang dihadapi oleh para
linguis pada zaman ini adalah (1) pertentangan antara fisis dan nomos, dan (2)
pertentangan antara analogi dan anomali. Para filsuf Yunani mempertanyakan,
apakah bahasa itu bersifat alami (fisis) atau bersifat konvensi (nomos). Bersifat
alami maksudnya bahasa itu mempunyai hubungan asal usul, sumber dalam
sumber dalam prinsip abadi dan tudak dapat diganti diluar manusia itu sendiri.
Oleh karena itu tidak dapat ditolak, dan dalam bidang semantik kelompok yang
menganut paham ini adalah kaum naturalis, berpendapat bahwa setiap kata
mempunyai hubungan dengan benda yang ditunjuknya. Sebaliknya kaum
konvensional berpendapat bahwa bahasa bersifat konvensi. Artinya, makna kata
itu diperoleh dari hasil tradisi atau kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa
berubah.
Pertentangan analogi dan anomali menyangkut masalah bahasa itu sesuatu yang
teratur atau tidak teratur. Kaum analogi, antara lain Plato dan Aristoteles,
berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur. Karena adanya keteraturan itulah
orang dapat menyusun tata bahasa. Sebaliknya, kelompok anomali berpandapat
bahwa bahasa itu tidak teratur. Jika bahasa itu taratur, mengapa bentuk jamak
bahasa inggris child menjadi children bukannya childs; mengapa bentuk past
tense dari write menjadi wrote, dan bukannya writed? Dari keterangan tersebut
tampak bahwa kaum anomali sejalan dengan kaum naturalis, dan kaum analogi
dengan kaum konvensional.
2. Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa. Oleh karena itulah dari
mereka kita mewarisi sebuah buku tata bahasa yang disebut Tata Bahasa
Dionysius Thax. Buku ini lahir lebih kurang tahun 100 SM dan diterjemahkan
kedqalam bahasa latin oleh Remmius Palaemon pada permulaan abad pertama
masehi dengan judul Ars Grammatika. Buku inulah yang kemudian dijadikan
model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya.
Sejaman dengan sarjana- sarjana Yunani di atas, di India pada tahun 400 SM.
Panini, seorang sarjana hindu, telah menyusun kurang lebih 4000 pemerian
tentang struktur bahasa sansekerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan yang masih
dipakai dalam linguistik modern.
3. Zaman Romawi Kuno
Aliran Varro dan “De Lingua Latina”ini muncul pada zaman Romawi Kuno.
Dalam buku De Lingua, aliran ini memperdebatkan masalah anomali dan analogi
seperti zaman Stoik di Yunani. Buku ini di bagi dalam bidang-bidang etimologi,
morfologi, dan sintaksis.
4. Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman ini di Eropa mendapat perhatian penuh, terutama oleh
para filsuf skolastik, dan bahasa latin menjadi lingua franca, karena dipakai
sebagai bahasa gereja, bahasa diplomasi, dan bahasa ilmu pengetahuan. Yang
patut dibicarakan dalam studi bahasa pada zaman ini antara lain adalah
peranan Kaum Modistae, Tata Bahasa Skulativa, dan Petrus Hispamus.

Ciri-Ciri Aliran Tradisional


1. Ciri-Ciri Aliran Tradisional menurut kaum Sophis:
Mereka dikenal dalam studi bahasa antara lain, karena;
(1) Mereka melakukan kerja secara empiris
(2) Mereka melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran tertentu.
(3) Mereka sangat mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa.
(4) Mereka membedakan tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
2. Ciri-Ciri Aliran Tradisional menurut Plato:
Plato dikenal dalam studi bahasa antara lain karena:
(1) Dia memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialoog. Juga
mengemukakan masalah bahasa ilmiah dan bahasa konvensional.
(2) Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira; bahasa adalah
pernyataan pikiran manusia dengan perantaraan onomata rhemata.
(3) Dialah orang yang pertama kali membedakan kata dan rhema.
Yang dimaksud dengan onoma adalah nama, dalam bahasa sehari-hari. Sedangkan
rhema adalah ucapan, dalam bahasa sehari-hari. Keduanya merupakan anggota
dari logos, yaitu kalimat atau klausa.
3. Ciri-Ciri Aliran Tradisional menurut Aristoteles
Plato dikenal dalam studi bahasa antara lain karena:
(1) Menurutnya ada kelas kata berupa onoma, rhema, dan syndesmoi. Syndesmoi
adalah katayang lebih banyak bertugas dalam hubungan sintaksis. Jadi, syndesmoi
itu sama dengan kelas preposisi dan konjungsi yang dikenal sekarang ini.
(2) Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi tiga yaitu maskulin,
feminim, dan neutrum.
(3) Aristoteles memberikan pengertian, definisi, konsep, makna, selalu
berdasarkan logika.
4. Ciri-Ciri Aliran Tradisional menurut Kaum Stoik
Dalam studi bahasa Kaum Stoik terkenal karena:
(1) Mereka membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata
bahasa.
(2) Mereka menciptakan istilah-istilah khusus untuk studi bahasa.
(3) Mereka membedakan tiga komponen utama dalam studi bahasa, yaitu
1) tanda, simbol, sign, dan semainon; 2) makna, apa yang disebut , semainonem,
atau lekton; 3) hal-hal diluar bahasa yakni benda atau situasi.
(4) Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian dari
fonologi tetapi tidak bermakna, dan properetal, yaitu ucapan bunyi ytang
mengandung makna.
(5) Mereka membagi jenis kata menjadi empat, yaitu kata benda, kata kerja,
syndesmoi, dan arthoron, yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan
jumlah.
(6) Mereka membedakan adanya kata kerja komplet dan kata kerja tak komplet,
serta kata kerja aktif dan pasif.
Dari uraian di atas tampak bahwa yang telah dihasilkan oleh kaum Stoik lebih
jauh daripada yang dihasilkan oleh atau pada masa Aristoteles.
5. Ciri-Ciri Aliran Tradisional menurut Kaum Alexandria
Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa. Oleh karena itulah dari
mereka kita mewarisi sebuah buku tata bahasa yang disebut Tata Bahasa
Dionysius Thax. Buku ini lahir lebih kurang tahun 100 SM dan diterjemahkan
kedqalam bahasa latin oleh Remmius Palaemon pada permulaan abad pertama
masehi dengan judul Ars Grammatika. Buku inulah yang kemudian dijadikan
model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya.
6. Ciri-Ciri Aliran Tradisional menurut Kaum Modistae, Tata Bahasa Skulativa,
dan Petrus Hispamus
Yang dibicarakan dalam studi bahasa pada zaman ini antara lain:
(1) Kaum Modistae masih membicarakan pertentengan antara fisis dan nomos,
analogi dan anomali. Kaum ini menerima konsep analogi karena menurut
merekabahasa itu bersifat reguler dan universal. Mereka juga memperhatikan
aspek semantiksebagai dasar penyebutan definisi-definisi bentuk bahasa, mereka
juga mencari sumber makna. Maka, berkembanglah bidang etimologi pada zaman
ini.
(2) Tata Bahasa SpekulativaI, merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal
bahasa latin kedalam filsafat skolastik. Menurut Tata Bahasa Spekulativa, kata
tidak secara langsung mewakili alam dari segala benda yang ditunjuk. Kata hanya
mewakili hal adanya benda itu dalam pelbagai cara, modus, substansi, aksi,
kualitas
(3) Petrus Hispanus. Beliau pernah menjadi Paus pada tahun 1276 – 1277,
dengan gelar Paus Johannes XXI. Bukunya berjudul Summulae Logicales.
Peranannya dalam bidang linguistik adalah:
1) Dia telah memasukan psikologi dalam analisis makna bahasa. Dia juga
membedakan antara signifikasi utama dan konsignifikasi, yaitu pembedaan
pengertian yang dikandung pada bentuk akar dan pengertian yang dikandung oleh
imbuhan.
2) Dia telah membedakan nomen atas dua macam, yaitu nomen Substantivum
dan Adjectivum
3) Dia juga telah membedakan Partes
Orationes atas categorematic dan Syntategorematic. Categorematic adalah semua
bentuk yang dapat menjadi subjek atau predikat. Sedangkan Syntategorematic
adalah semua bentuk tutur lainnya.
Tata bahasa tradisional menurut Abdul Chaer dalam Tasliati, menganalisis bahasa
berdasarkan filsafat dan semantik. Dalam merumuskan kata kerja, misalnya, tata
bahasa mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau
kejadian.Ciri-cirinya sebagai berikut :
Bertolak dari pola pikir secara filosofis
Ada dua hal yang menjadi bukti bahwa aliran tradisional menggunakan landasan
atau pola pikir filsafat, yaitu banyaknya pembagian jenis kata yang bersumber dari
onoma-rhema produk Plato dan onoma-rhema-syndesmoi produk Aristoteles,
serta penggunaan istilah subjek-predikat yang sampai saat ini digunakan dalam
pembelajaran di sekolah.
Tidak membedakan bahasa ujaran dan tulisan
Teori ini mencampuradukkan pengertian bahasa (dalam arti salah satu alat untuk
komunikasi) dan tulisan (perwujudan bahasa dengan media huruf). Dengan
demikian, mencampuradukkan pengertian bunyi dan huruf, dari kutipan ‘antara
vokal-vokal itu, huruf a membentuk lubang mulut yang besar ….’ (Suparno dalam
blog Tasliati)
Senang bermain dengan definisi
Semua istilah diberi definisi terlebih dahulu, kemudian diberi contoh ala
kadarnya. Teori ini tidak pernah menyajikan kenyataan-kenyataan bahsa yang
kemudian dianalisis lalu disimpulkan. Yang paling utama adalah menghafal
definisi yang dirumuskan secara filososfis.
Pemakaian bahasa berkiblat pada kaidah/pola
Ketaatan pola ini diwarisi sejak para ahli tata bahasa tradisional mengambil alih
pola-pola bahasa latin untuk diterapkan pada bahasa mereka. Kaidah bahasa yang
telah mereka susun dalam suatu bentuk buku tata bahasa harus benar-benar ditaati
oleh pemakai bahasa. Setiap pelanggaran kaidah dianggap sebagai bahasa yang
salah atau tercela.Pengajaran bahasa di sekolah mengakibatkan siswa padai dan
hafal teori-teori bahasa akan tetapi tidak mahir berbahasa atau berbicara dalam
kehidupan masyarakat.
Level-level gramatik belum ditata secara rapi
Level terendah dimulai dari huruf, kata, dan kalimat. Huruf adalah unsur terkecil,
kata adalah kumpulan huruf yang mengandung arti, kalimat adalah kumpulan kata
yang mengandung arti lengkap.
Tata bahasa didominasi oleh jenis kata
Ciri terakhir adalah yang paling menonjol, karena jenis kata merupakan aspek
linguis yang paling tua dalam sejarah kajian linguistik

Tokoh-Tokoh Aliran Linguistik Tradisional


1. Tokoh-Tokoh Linguistik Tradisional Zaman Yunani
Tokoh-tokoh aliran tradisional pada zaman Yunani:
(1) Kaum Sophis muncul pada abad ke-5 SM antara lain Protagoras dan
Georgias
(2) Plato (429 – 347SM)
(3) Aristoteles (384 – 322 SM)
(4) Kaum Stoik berkembang pada permulaan abad ke-4
2. Tokoh-tokoh aliran tradisional pada Kaum Alexandrian antara lain Panini
sarjana dari India pada tahun 400 SM dan Leonard Bloomfield (1887 – 1949) dari
Amerika.
3. Tokoh-tokoh aliran tradisional pada zaman Romawi kuno antara lain Varro
“De Lingua” (116–27 SM) dan Priscia “Institutiones Grammaticae.
4. Tokoh-tokoh aliran tradisional zaman pertengahan di Eropa antara lain Petrus
Hispanus (1276-1277)
5. Tokoh-tokoh aliran tradisional di Indonesia seperti Sutan Takdir Alysyahbana.
Kelebihan dan Kekurangan Aliran Tradisional
Kelebihan Aliran Tradisional
(1) Teori tradisional lebih tahan lama karena pola pikir aliran ini bertolak pada
filsafat
(2) Aliran ini berkiblat pada bahasa tulis baku, maka keteraturan penggunaan
bahasa bagi penganutnya amat dibanggakan.
(3) Aliran tradisional menjadikan penganutnya memiliki pengetahuan tata
bahasa yang cukup tinggi
(4) Aliran ini memberikan kontribusi terhadap penegakan prinsip ‘yang benar
adalah benar walaupun tidak umum, dan yang salah adalah salah’.
Kekurangan Aliran Tradisional
(1) Teori tradisional belum dapat membedakan bahasa ujaran dan tulisan
(2) Teori ini tidak pernah memberikan contoh yang dianalisis kemudian
disimpulkan (memahami istilah dengan definisi dan menghafal)
(3) Siswa pandai teori dan menghafal tapi tidak mahir berbicara dalam
kehidupan masayarakat
(4) Objek kajian huruf, kata, kalimat. Hanya sampai pada kalimat, sehingga
tidak memungkinkan menyentuh aspek komunikatif
(5) Pemerian bahasa hanya berdasarkan pada bahasa tulis baku padahal hal ini
hanya sebagian dari ragam bahasa yang ada
(6) Permasalahan tata bahasa hanya didominasi jenis kata, sehingga ruang
lingkupnya masih sangat sempit
(7) Pemerian bahasa latin dengan dengan pola bahasa Indonesia sangat berbeda

Analisis Kalimat Berdasarkan Tata Bahasa Aliran Linguistik Tradisional


Analisis kalimat menurut Plato:
(onoma) (rhema) (onoma)
a. Saya membuka pintu.
logos
(onoma) (rhema) (onoma)
b. Ibu membuat bolu

Sumber : https://pelangiindonesia2013.wordpress.com/2014/03/03/aliran-
tradisional/

Linguistik Tradisional
Aliran linguistik tradisioanl sama dengan aliran fungsional yaitu kumpulan-
kumpulan
Penjelasab dan aturan gramatik yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun
lalu. Istilah tradisional dalam linguistik sering dipertentangkan dengan istilah
struktural. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan
semantik, sedangkan tata bahasa structural menganalisis bahasa berdasarkan
struktur dan ciri-ciri formal yang ada dalam bahasa. Dalam merumuskan kata
kerja misalnya tata bahasa tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang
menyatakan tindakan atau kejadian, sedangkan tata bahasa struktural menyatakan
kata kerja adalah kata yang berdistribusi dengan frase “dengan…”. Bagaimana
terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan akan dibicarakan berikut
ini:
1. Zaman Yunani ( abad ke 2-5 SM)
Studi bahasa pada zaman yunani memounyai sejarah yang sangat panjang, yaitu
dari lebih kurang abad ke-5 SM. Sampai lebih kurang abad ke-2 M. jadi, kurang
lebih sekitar 600 tahun. Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan
para linguis pada waktu itu adalah (1) pertentangan antara fisis dan nomos, dan (2)
pertentangan antara analogi dan anomali.
Beberapa kaum atau tokoh yang mempuyai peranan besar dalam studi pada zaman
yunani yaitu :
1.1 Sophis
Muncul pada abad ke-5 sebelum masehi mereka terkenal dalam studi bahasa,
antara lain:
a) Melakukan kerja secara empiris.
b) Melakukan kerja secara pasti dengan mengunakan ukuran-ukuran tertentu.
c) Sangat mementingkan petorika dalam studi bahasa.
d) Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
Salah seorang tokoh sophis, phytagoras membagi kalimat menjadi kalimat
narasi tanya, kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, do’a dan
undangan. Tokoh lain Gorgias menbicarakan gaya bahasa.

1.2 Plato (429-347 Sebelum Masehi )


Dalam studi bahasa terkenal karena:
a) Memperdebatkan analogi dan anomali bukunya diolog, juga mengemukakan
masalah bahasa alami dan bahasa konvensial.
b) Menyadarkan batasan bahasa yang berbunyi: bahasa adalah meyatakan pikiran
manusia dengan perantara onomata dan rhemata.
c) Orang yang pertama kali membedakan kata dalam onoma dan rhema. Onoma
( bentuk tunggalnya onomata ) berarti nama dalam sehari-hari nomina, nominal
dalam istilah bahasa, subjek dalam hubungan subjek logis,
sedangkan rhema berarti ucapan sehari-hari, verba dalam istilah bahasa, prediket
dalam hubungan predikat logis keduanya merupakan anggota logis,yaitu kalimat
atau klausa.

1.3 Aristoteles (384-322 Sebelum Masehi)


Dalam studi bahasa terkenal karena:
a) Menambahkan satu kelas lagi yaitu syndesmoi. Menurutnya ada tiga macam
kelas kata yaitu onoma, rhema,dan syndesmoi. Syndesmoi yaitu kata-kata yang
lebih banyak bertugas dalam hubung sintaksis (sama dengan reposisi dan
konjungsi);
b) Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi tiga yaitu, maskulin feminin,
dan neutrum.

1.4 Kaum Stoik (abad ke 4 Sebelum Masehi)


Adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada permula abad ke-4 SM,
terkenal karena:
a) Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa.
b) Menciptakan istilah-istilah kuhsus untuk studi bahasa.
c) Membedakan komponen utama dan studi bahasa yaitu 1.tanda, simbol,sign
atau semainon 2.makna, apa yang disebut semainomen atau lekton 3.hal-hal
di luar bahasa yakni benda atau situasi.
d) Membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian dari fonologi tetapi
tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang mengandung
makna.
e) Membagi jenis kata menjadi empat, yaitu kata benda, kata kerja, syndesmoi
dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan jumlah.
f) Membedakan adanya kata kerja komplet dan kata kerja tidak komplet, serta
kata kerja aktif dan kata kerja pasif.

1.5 Kaum Alexanrian


Kaum alexandrian menganut paham analogi dalam studi bahasa, dari
mereka kita mewarisi
sebuah buku tata bahasa yang bisebut tata bahasa dionysius thrax .Buku itu sering
disebut tata bahasa tradisonal jadi cikal bakal tata bahasatradisonal berasal dari
buku dionysius thrax.
2. Zaman Romawi ( abad ke 2-5 SM)
Studi bahasa pada zaman romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman yunani,
sejarah jatuhnya Yunani, dan munculnya zaman Romawi:
a. Varro dan “de lingua latina”
dalam buku De Lingua Latina, Varro masih memperdebatkan masalah analogi dan
anomali buku ini dibagi dalam bidang-bidang etimologi,morfologi dan sintaksis.
b. Etimologi, adalah cabang lingustik yang meyelidiki asal usul kata beserta
artinya, dan perubhan bunyi misalnya, kata duellum menjadi belum yang artinya
perang. perubahan makna misalnya kata hostis yang semula berarti orang asing
kemudian menjadi musuh.
c. Morfologi, adalah cabang lingustik yang mempelajari kata dan
pembentukannya menurut Varro kata adalah bagian dari ucapan tidak dapat
dibedakan lagi, yang nerupakan bentuk minimum. Varro membagi tiga kelas kata
latin dalam empat bagian,yaitu :
1) Kata benda, termasuk kata sifat yakni kata yang berinfleksi kasus.
2) Kata kerja, kata yang membuat peryatan yang berinfleksi tense
3) Partisipel, kata yang menghubungkan (dalam sintaksis kata benda dan kata
kerja) berinfleksi kasus dan tense.
4) Adverbium, kata yang mendukung (anggota bawah dari kata kerja) tidak
berinfleksi.
Tentang kasus dalam bahasa latin menurut Varro ada enam,
yaitu: 1. nominativus, yaitu bentuk primer atau pokok; 2. genetivus, yaitu bentuk
yang menyatakan kepunyaan; 3. dativus, yaitu bentuk yang menyatakan
menerima; 4. akusativus, yaitu bentuk yang menyatakan objek; 5. vokatikus, yaitu
bntuk sebagai sapaan atau panggilan; dan 6. ablativus, yaitu bentuk yang
menyatakan asal.

Institutiones Grammaticae atau Tata Bahasa Priscia


Buku ini sangat penting karena :
1. Merupakan buku tata bahasa latin yang paling lengkap yang dituntukan
oleh pembicarakan aslinya.
2. Teori-teori tata bahasanya merupakan tonggak-tonggak utama pembicaran
bahasa secara tradisonal.
Berapa segi yang dibicarakan dalam buku ini:
a) Fonologi, dalam bidang ini pertama-tama dibicarakan tulisan atau huruf yang
disebut “litterae”.Litterae adalah bagian terkecil dari bunyi yang dapat
dituliskan.nama huruf-huruf itu disebut figuerae, sedangkan nilai bunyi itu
disebut potestas.
b) morfologi, dalam bidang ini dibicarakan mengenai dictio atau kata. Kata
adalah bagian yang minimum dari sebuah ujaran dan harus diartikan
terpisah dalam makna sebagai satu-kesatuan.
c) sintaksis, membicarakan tata susun kata yang berseleras dan menunjukan
kalimat itu selesai.

3. Zaman Pertengahan
Yang dibicarakan dalam studi bahasa pada zaman ini antara lain :
a) Peranan Kaum Modistae
Masih membicarakan pertentang fisis dan nomos dan pertentangan antara
analogi dan anomali. Mereka menerima konsep analogi karena menurut mereka
bahasa itu bersifat leguler dan bersifat unversal.
b) Tata Bahasa Spekulativa
Menurut tata bahasa spektulativa kata tidak secara langsung mewakili alam dari
benda yang ditunjuk. Kata hanya mewakili hal adanya benda itu dalam berbagai
cara, modus, substansi, aksi, kualitas, dan sebagainya.
c) Perus Hispanus
Perannya dalam linguistik :
1) Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa. Membedakan antara
signifikasi utama dan konsignifikasi yaitu pembedaan pengertian pada bentuk akar
dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan.
2) Membedakan nomen atas dan macam, yaitu nomen substan tivum dan nomen
adjectivum.
3) Membedakan partes dan orationes categoremetik dan syntategorematik.

4. Zaman Renaisans
Dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad modern.
Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans yang menonjol:
1) Penguasaan bahasa oleh sarjana-sarjana pada waktu itu (Latin, Yunani, Ibrani,
Arab)
2) Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya
juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa, dan
malah juga perbandingan.
Bahasa Ibrani dan bahasa Arab banyak di pelajari orang pada akhir abad
pertengahan. Kedua bahasa itu diakui resmi pada akhir abad ke-14 di Universitas
Paris. Linguistik Arab berkembang pesat karena kedudukan bahasa Arab sebagai
bahasa Kitab Suci agama Islam, yaitu Qur’an, menurut pendapat kebanyakan
Ulama Islam tidak boleh di terjemahkan ke dalam bahasa lain.
Ada 2 aliran Linguistik Arab:
1) Aliran Basra (mendapat pengaruh konsep dari zaman Yunani)
2) Aliran Kufah (menganut paham anomali)

5. Menjelang Lahirnya Linguistik Modern


Ferdinand de Saussure dianggap sebagai bapak Linguistik Modern. Masa
antara lahirnya linguistik modern dengan masa berakhirnya zaman reneisans ada
satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi bahasa. Tonggak yang
dianggap sangat penting itu adalah dinyatakannya adanya hubungan kekerabatan
antara bahasa sansekerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman
lainnya.

Ciri-ciri Linguistik Tradisional


a. Bahasa itu universal
b. Kajian bahasa bertujuan menemukan kaidah-kaidah berpikir
c. Tujuan belajar bahasa ialah kemampuan intelektual
d. Bahasa induk atau Protobahasa ialah Latin dan Gerik
e. Tata bahasa itu universal
f. Kalimat ialah seperangkat kata-kata yang mengandung pikiran yang lengkap
dan bermakna utuh
g. Perbedaan bahasa itu hanya kekecualian
h. Kalimat dapat dianalisis dalam bentuk subjek, predikat, objek, pelengkap,
keterangan berdasarkan fungsi-fungsi logikanya
i. Terdapat 10 kategori jenis kata yaitu kata; benda kerja, keadaan, keterangan,
ganti, bilangan, depan, sambung, sandang, dan seru
Keunggulan dan Kekurangan Linguistik Tradisional

KEUNGGULAN KEKURANGAN

1. 1. Lebih tahan lama karena 1 . Belum membedakan bahasa dan


bertolak dari pola pikir filsafat tulisan sehingga pengertian bahasa
dan tulisan masih kacau
2. 2. Keteraturan penggunaan bahasa 2 . Teori ini tidak menyajikan
sangat dibanggakan karena berkiblat kenyataan bahasa yang kemudian
pada bahasa baku dianalisis dan disimpulkan
3. 3. Mampu menghasilkan generasi 3 . Pemakaian bahasa berkiblat pada
yang mempunyai kepandaian dalam pola/kaidah sehingga meskipun
menghafal istilah karena aliran ini pandai dalam teori bahasa tetapi
senang bermain dengan defenisi tidak mahir dalam berbahasa di
masyarakat
4. 4. Menjadikan para penganutnya 4 . Level gramatikalnya belum rapi
memiliki pengetahuan tata bahasa karena hanya ada 3 level yaitu :
karena pemakaian bahada berkiblat huruf, kata, dan kalimat
pada pola atau kaidah
5. 5. Aliran ini memberikan 5 . pemerian bahasa menggunakan
kontribusi besar terhadap pergerakan pola bahasa latin yang sangat
prinsip yang benar berbeda dengan bahasa Indonesia
6 . Permasalahan tata bahasa masih
banyak didominasi oleh
permasalahan jenis kata (Part of
speech), sehingga ruang lingkup
masalah masih sangat sempit
7 . Objek kajian hanya sampai level
kalimat sehingga tidak komunikatif

Linguistik Tradisional

Sejarah Linguistik dimulai dari linguistik tradisional, Tata bahasa tradisional


menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik; sedangkan tata bahasa
struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa
tertentu. Misalnya dalam merumuskan kata kerja, tata bahasa tradisional
mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian;
sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang dapat
berdistribusi dengan frase “dengan . . . .”.

Dalam perkembangannya di dalam aliran linguistik tradisional dikenal linguistik


zaman Yunani. Sejarah studi bahasa pada zaman Yunani ini sangat panjang, yaitu
dari lebih kurang abad ke-5 S.M sampai lebih kurang abad ke 2 M. Masalah
pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada linguis pada waktu itu adalah
pertentangan antara bahasa bersifat alami (fisis) dan bersifat konvensi (nomos).
Bersifat alami atau fisis maksudnya bahasa itu mempunyai hubungan asal-usul,
sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar manusia itu
sendiri. kaum naturalis adalah kelompok yang menganut faham itu, berpendapat
bahwa setiap kata mempunyai hubungan dengan benda yang ditunjuknya. Atau
dengan kata lain, setiap kata mempunyai makna secara alami, secara fisis.
Sebaliknya kelompok lain yaitu kaum konvensional, berpendapat bahwa bahasa
bersifat konvensi, artinya, makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi
dan kebiasaan-kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa berubah.
Selanjutnya yang menjadi pertentangan adalah antara analogi dan anomali. Kaum
analogi antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat
teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang dapat menyusun tata bahasa. Jika
tidak teratur tentu yang dapat disusun hanya idiom-idiom saja dari bahasa itu.
Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kalau
bahasa itu tidak teratur mengapa bentuk jamak bahasa Inggris child menjadi
children, bukannya childs; mengapa bentuk past tense bahasa Inggris dari write
menjadi wrote dan bukannya writed ?

Kelompok-kelompok yang termasuk dalam aliriran ini adalah Kaum Sophis (abad
ke-5 S.M), Plato (429-347 S.M), Aristoteles (384-322 S.M), Kaum Stoik (Abad
ke- 4S.M), Kaum Alexandrian.

Kemudian dikenal lingistik zaman Romawi. Studi bahasa pada zaman Romawi
dapat dianggap kelanjutan dari zaman Yunani, sejalan dengan jatuhnya Yunani
dan munculnya kerajaan Romawi. Tokoh pada zaman romawi yang terkenal
antara lain, Varro (116 – 27 S.M) dengan karyanya De Lingua Latina dan Priscia
dengan karyanya Institutiones Grammaticae.

Lalu, linguistik zaman Pertengahan. Studi bahasa pada zaman pertengahan di


Eropa mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf skolastik, dan bahasa
Latin menjadi Lingua Franta, karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa
diplomasi, dan bahasa ilmu pengetahuan. Berikutnya, linguistik zaman Renaisans.
Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans ini yang menonjol
yang perlu dicatat, yaitu :

1) Selain menguasai bahasa Latin, sarjana-sarjana pada waktu itu juga menguasai
bahasa Yunani, bahasa Ibrani, dan bahasa Arab.

2) Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya
juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa dan
malah juga perbandingan.

Dan yang terakhir yang termasuk ke dalam linguistik tradisional adalah masa
menjelang lahirnya linguistik modern. Dalam masa ini ada satu tonggak yang
sangat penting dalam sejarah studi bahasa, yaitu dinyatakan adanya hubungan
kekerabatan antara bahasa Sanskerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin dan
bahasa-bahasa Jerman lainnya. Dalam pembicaraan mengenai linguistik
tradisional di atas, maka secara singkat dapat dikatakan, bahwa :

a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa
ujaran dengan bahasa tulisan;

b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil


patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin;

c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara prekriptif, yakni benar atau salah;

d) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika;

e) Penemuan-penemuan atau kaidah-kaidah terdahulu cenderung untuk selalu


dipertahankan.

Sumber : https://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/kajian-linguistik/
LINGUISTIK TRADISIONAL
Linguistik tradisional sering dipertentangkan dengan tata bahasa struktural,
bedanya
tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik sedangkan
tata
bahasa struktural berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa
tertentu.
Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan berikut ini:

A. Linguistik Zaman Yunani (abad ke 5 SM – bad ke 2 SM)


Yang menjadi pertentangan saat itu adalah:
􀂷 Pertentangan antara fisis dan nomos. Bersifat fisis maksudnya bahasa itu
mempuyai hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak
dapat diganti diluar manusia itu sendiri, konvensional artinya, makna-makna kata
itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi/kebiasaan.
􀂷 Pertentangan analogi dan anomali. Kaum analogi (Plato dan Aristoteles)
berpendapat bahwa bahasa bersifat teratur, analogi sejalan dengan kaum
naturalis, sedangkan anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum
anomali sejalan dengan koum konvensional.
Kaum/tokoh pada jaman Yunani:
a. Kaum Sophis (abad ke 5 SM)
Mereka dikenal karena:
􀀪 Mereka melakukan kerja secara empiris,
􀀪 Melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran tertentu,
􀀪 Mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa,
􀀪 Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
Tokohnya: Protogoras membagi kalimat menjadi kalimat narasi, kalimat tanya,
kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa dan undangan. Gregorias
membicarakan tata bahasa.
b. Plato (429 – 347 SM)
􀀪 Memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialoag. Juga
mengemukakan masalah bahasa alamiah dan konvensional.
􀀪 Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira bahasa adalah
pernyataan pikiran manusia dengan perencanaan anomata dan rhemata.
􀀪 Dialah orang yang pertamakali membedakan kata anoma dan rhema.
Anoma (anomata):
􀂷 Nama (dalam bahasa sehari-hari)
􀂷 Nomina (dalam istilah tata bahasa)
􀂷 Subjek (dalam hubungan subjek logis)
Rhema (Rhemata):
􀂷 Ucapan (dalam bahasa sehari-hari)
􀂷 Verba (dalam istilah tata bahasa)
􀂷 Predikat (dalam hubungan predikat logis)
c. Aristoteles (384 – 322 SM)
􀀪 Membagi kata dalam 3 kelas kata, yaitu anoma, rhema, dan syndesmoi.
Yang dimaksud syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas
dalam hubungan sintaksis. Syndesmoi itu lebih kurang sama dengan
preposisi dan konjungsi yang sekarang kita kenal.
􀀪 Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi 3 yaitu maskulin, feminin,
dan neutrum.
d. Kaum Stoik (abad ke – 4 SM)
􀀪 Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa.
􀀪 Menciptakan istilah khusus dalam studi bahasa.
􀀪 Membedakan 3 komponen utama dari studi bahasa, yaitu 1) tanda, simbol,
sign, atau semainon, 2) makna, apa yang disebut smainomen/lekton, 3)
hal-hal di luar bahasa yakni benda-benda/situasi.
􀀪 Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian fonologi
tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang
mengandung makna.
􀀪 Mereka membagi jenis kata menjadi empat yaitu kata benda, kata kerja,
syndesmoi, dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan
jumlah.
􀀪 Membedakan kata kerja komplek dan kata kerja tak komplek. Serta kata
kerja aktif dan pasif.
e. Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa, menghasilkan buku tata
bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thrax dan diterjemahkan oleh
Remmius Palaemon dengan judul Ars Grammatika. Buku inilah yang kemudian
dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya. Karena
sifatnya mentradisi maka buku-buku tata bahasa kini disebut dengan nama tata
bahasa tradisional. Jadi, cikal bakal tata bahasa tradisional itu berasal dari buku
Dionysius Thrax.
Di India pada tahun 400 SM Panini seorang sarjana Hindu membuat buku dengan
judul Adtdyasi merupakan deskripsi lengkap bahasa Sansekerta yang pertama kali
ada. Oleh karena itu Leonard Bloomfield, tokoh linguis struktural Amerika
menyebut
Panini sebagai One of The Greatest Monuments of The Human Intelligence.

B. Zaman Romawi
Merupakan kelanjutan dari jaman Yunani. Tokoh pada jaman Romawi yang
terkenal antara lain, Varro (116 – 27 SM) dengan karyanya, De Lingua Latina dan
Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.
a. Varro dan "De Lingua Latina"
Dalam buku ini Varro masih membahas masalah analogi dan anomali seperti pada
jaman Stoik di Yunani. Dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi,
sintaksis.
b. Tata bahasa Priscia
Dianggap sangat penting karena:
􀀪 Merupakan buku tata bahasa Latin paling lengkap yang dituturkan
pembicara aslinya.
􀀪 Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak-tonggak utama
pembicaraan bahasa secara tradisional.
Segi yang dibicarakan dari buku itu adalah: (i) fonologi dibicarakan mengenai
huruf/tulisan yang disebut literae/bagian terkecil dari bumi yang dapat dituliskan,
(ii) morfologi dibicarakan mengenai dictio/kata, (iii) sintaksis dibicarakan
mengenai oratio yaitu tata susunan kata yang berselaras dan menunjukkan kalimat
itu selesai. Buku Institutiones Grammaticae ini telah menjadi dasar tata bahasa
Latin dan filsafat zaman pertengahan.

C. Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh
para filsuf skolastik. Yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah
peranan:
a. Kaum Modistae
􀀪 Mereka menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler
dan universal.
􀀪 Mereka memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan
definisi bentuk-bentuk bahasa.
􀀪 Mereka mencari sumber makna, maka dengan demikian berkembanglah
bidang etimologi pada zaman itu.

b. Tata Bahasa Spekulativa


Merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin ke dalam filsafat
skolastik.

c. Petrus Hispanus
􀀪 Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa.
􀀪 Membedakan nomen atas dua macam yaitu nomen substantivum dan nomen
edjektivum.
􀀪 Membedakan semua bentuk yang menjadi subjek/predikat dan bentuk tutur
lainnya.

D. Zaman Renaisans
Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad
modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada jaman renaisans ini yang
menonjol yang perlu dicatat. 1) Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa
Latin, Ibrani, dan Arab, 2) Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam
bentuk pembahasaan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.

E. Menjelang Lahirnya Linguistik Modern


Sejak awal buku ini sudah menyebut-nyebut bahwa Ferdinand de Saussure
dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern. Diawali dengan pernyataan Sir
William
tentang adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sansekerta dengan
bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman lainnya telah membuka babak
baru
sejarah linguistik, yakni dengan berkembangnya studi linguistik bandingan atau
linguistik historis komparatif, serta studi mengenai hakekat bahasa secara
linguistik
terlepas dari masalah filsafat Yunani kuno.
Bila kita simpulkan pembicaraan mengenai linguistik tradisional dapat dikatakan
bahwa:
a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa
ujaran
dengan bahasa tulisan. Oleh karena itu, deskripsi bahasa hanya bertumpu pada
tulisan.
b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil
patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin.
c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara perspektif, yakni benar/salah.
d) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika.
e) Penemuan-penemuan terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan.

Sumber :
http://pengertianlinguistik-tradisional.blogspot.com/2015/11/linguistik-
tradisional.html
.LINGUISTIK TRADISIONAL
Aliran linguistic tradisional = aliran fungsional yaitu sekumpulan penjelasan dan
aturan gramatik yang dipakaikurang lebih selama dua ratus tahun lalu.istilah
tradisional dalam linguistic sering dipertentangkan dengan
istilah structural.tata bahasa tradisional menganalisi bahasa berdasarkan filsafat
dan semantik.sedangkan tata bahasa structural menganalisis bahasa berdasarkan
struktur dan ciri-ciri formal yang ada dalam bahasa.
Dalam merumuskan kata kerja misalnyatata bahsa tradisional mengatakan kata
kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian; sedangkan tata bahasa
struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang berdistribusi dengan
frase”dengan..”
a.a Linguistik zaman yunani
studi bahasa pada zaman yunani mempunyai sejarah yang sangat panjang ,yaitu
dari lebih kurang abad ke-5 S.M.sampai lebih kurang abad ke-2 m.kurang lebih
sekitar 600 tahun.masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan para
linguis pada waktu itu adalah(1) pertentangan antara fisis dan nomos.dan (2)
pertentangan antaraanalogi dananomali.
Para filsuf yunani mempertanyakan ,apakah bahasa itu bersifat alami (fisis) atau
bersifat konvensi(nomos).bersifat alami atau fisis maksudnya bahasa itu
mempunyai hubungan asal-usul ,sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak
dapat diganti diluar manusia itu sendiri .oleh karea itu ,tidak
dapat ditolak.dalam bidang semantik kelompok yang menganut paham ini ,yaitu
kaum naturalis ,berpendapat bahwa pada setiap kata mempunyai hubungan
dengan benda yang ditunjuknya.atau dengan kata lain ,setiap kata mempunyai
makna secara alami ,secara fisis.misalnya ,kata-kata yang disebut onomatope,atau
kata yang terbentuk berdasarkan peniruan bunyi .sebaliknya kelompok lain,atau
kelompok konvensional,berpendapat bahwa bahasa bersifat konvensi
artinya,makna-makna kata itu diperoleh darihasil-hasil tradisi atau kebiasaan-
kebiasaan ,yang mempunyai kemungkinan bisa berubah .menurut onomatope
menurut kaum konvensional hanyalah suatu kebetulan saja .sebagaian besar dari
konsep benda ,sifat,dan keadaan yang sama mengungkapkan dalam bentuk kata
yang berbeda.
Pertenrangan analogi dan anomali menyakut masalah bahasa sesuatu yang teratur
atau tidak teratur.kaum analogi ,antara lain plato dan aristoteles,berpendapat
bahwa bahasa itu bersifat teratur.karena adanya keteraturan itulah orang dapat
menyusun tata bahasa,maka tidak teratur tentu yang dapat disusun hanya idiom-
idiom saja dari bahasa itu.keteraturan bahasa itu tampak ,misalnya dalam
membentukan jamak bahasa iggris:boy.-boys,gril-grils.sebaliknya kelompok
anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur .kalau bahasa itu teratur
mengapa bentuk jamak bahasa inggris child menjadi children ,bukannya
childs .mengapa bentuk past tense bahasa inggris dari write menjadi wrote dan
bukan writed.
Dari keterangan tersebut tampak bahwa kaum anomali sejalan dengan kaum
naturalis ,dan kaum analogi sejalan dengan kaum konvensional .pertentangan
kedua kelompok itu,anomali dan analogi masih berlangsung sampai
sekarang,terutama jika orang berbicara mengenai filsafat bahasa.
Dari studi pada zaman yunani kita mengenal nama beberapa kaum atau tokoh
yang mempunyai peranan besar dalam studi bahasa itu.berikut ini akan kita
bicarakan secara singkat
a.a.a kaum sophis
kaum atau kelompok shopis ini muncul pada abad ke-5 S.M.mereka anak dalam
studi bahasa ,antara lain,karena:
(a) Mereka melakukan kerja secara empiris
(b) Mereka melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran –ukuran
tertentu;
(c) Mereka sangat mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa;
(d) Mereka membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna
REPORT THIS AD
Salah seorang tokoh sophis ,yaitu protogoras ,membagi kalimat ,menjadi kalimat
narasi,kalimat tanya ,kalimat jawab ,kalimat perintah ,kalimat
laporan ,doa,dan undangan.tokoh lain,georgias membicarakan gaya bahasa seperti
yang kita kenal sekarang.
a.a.b plato (429-347 S.M)
plato yang hidup sebelum abad masehi itu,dalam studi bahasa terkenal ,antara lain
, karena :
• Dia memperdebatkan analogi dan anomali dalam
bukunya dialoog.juga mengemukakan masalah bahasa alamiah dan bahasa
konvensional;
• Dia menyodorkan batasan bahasa dan bunyinya kira-kira:bahasa adalah
pernyataan pikiran manusia dengangan perantaraan onomata dan rhemata;
• Dialah orang yang pertama kali membedakan kata dalam onoma dan rhema .
Onoma (bentuk tunggalnya onomata)dapat berarti:(1) nama,dalam bahasa sehari-
hari,(2)nomina ,nominal dalam istilah tata bahasa ,dan (3) subjek dalam hubungan
subjek logis.sedangkan yang dimaksud dengan rhema ( bentuk tunggalnya
rhemata ),dapat berarti ;(1) ucapan ,dalam bahasa sehari-hari,(2)verba ,dalam
istilah tata bahasa ,dan (3)predikat dalam anggota dari logos ,yaitu kalimat atau
klausa.
a.a.c aristoteles (384-322 S.M.)
aristoteles adalah salah seorang murid plato .dalam studi bahasa dia
terkenal ,antara lain,karena:

• Dia menambahkan satu kelas kata lagi atas pembagian yang dibuat guru
nya ,plato,yaitu dengan syndesmoi.jadi,menurut aristoteles ada macam kelas
kata ,yaitu onomo ,rhema, dan synedesmoi .yang dimaksud dengan synedesmoi
adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam
hubungan sintaksis.jadi synedesmoi itu lebih kurang sama dengan kelas
preposisi ,dan konjungsi yang kenal sekarang:
• Dia membedakan jenis kelamin kata (atau gender) menjadi tiga ,yaitu
maskulin ,feminin,dan neutrum.
Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa aristoteles selalu bertolak dari
logika .dia memberikan pengertian ,definisi ,konsep,makna dan sebagainya selalu
berdasarkan logika.
a.a.b kaum stoik
kaum stoik adalah sekelompok ahli filsafat yang berkembang pada abad
permulaan abad ke-4 S.M.dalam studi bahasa kaum stoik terkenal ,antara
lain,karena:
• Mereka membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata
bahasa;
• Mereka menciptakan istilah-istilah khusus untuk studi bahasa yaitu (1)
tanda,simbol,sign,atau saimainon;(2)makna ,apa yang disebut ,semainomen,atau
lekton;(3) hal-hal diluar bahasa,yakni benda atau situasi ;
• Mereka membedakan legein ,yaitu bunyi yang merupakan bagian dari fonologi
tetapi tidak bermakna,dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang
mengandung makna:
• Mereka membagi jenis kata menjadi empat ,yaitu kata benda,kata
kerja ,syndesmoi ,dan arthoron ,yaitu kata-kata yang menyatakaan jenis kelamin
dan jumlah:
• Mereka membedakan adanya kata kerja tak komplet,serta kata kerja aktif dan
kata kerja pasif

REPORT THIS AD
Dari uraian diatas tampak bahwa yang telah dihasilkan oleh kaum stoik lebih jauh
daripada yang telah dihasilkan oleh atau pada masa aristoteles.
a.a.c. kaum alexandrian
kaum alexandrian menganut paham analogi dalam studi bahasa.oleh karena itu lah
dari mereka kita mewarisi sebuah tata bahasa yang disebut tata bahasa dionysius
thrax sebagai hasil mereka dalam menyelediki kereguleran bahasa yunani .buku
dionysius tharax ini lahir kurang tahun 100 S.M .buku ini diterjemahkan kedalam
bahasa latin oleh remmius palaemon pada permulaan abad pertama masehi dengan
judul ars grammatika. buku inilah yang kemudian dijadikan model penyusunan
buku tata bahasa eropa lainnya.karena sifatnya yang mentradisi ,maka buku-buku
tata bahasa tersebut kini dikenal dengan sebutan tata bahasatradisional.jadi cikal
bakal tatabahasa tradisional itu barasal dari buku dionysius thrax itu.
Sezaman dengan serjana-sarjana yunani diatas ,diindia pada tahun 400
S.M.panini,seorang sarjana hindu ,telah menyusun lebih kurang 4.000 pemerian
tentang struktur bahasa sanskerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan –gagasan
yang masih dipakai dalam linguistik dalam linguistik modern .Leonard
Bloomfield (1887-1949),seorang tooh linguistik struktural amarika ,menyebut
panini sebagai one of thegreates monuments of human intelligence karena buku
tata bahasa panini,yaitu astdhyasi merupakan diskripsi lengkap dari bahasa
sanskerta yang pertama kali ada.
B.ZAMAN ROMAWI
Studi bahasa pada zaman romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman
yunani ,boleh dikatakan orang romawi mendapat pengalaman dalam bidang
linguistik dari orang yunani.tokoh yang terkenal pada zaman romawi yang
terkenal antara lain :
b.b.a varro dan “de lingua latina”
“de lingua latina”yang terdiri dari 25 jilid, varro masih juga memperdebatkan
masalah analogi dan anomali seperti pada zaman stoik diyunani.buku ini dibagi
dalam bidang-bidang etimologi ,morfologi,dan sintaksis.apa yang dibicarakan
dalam bukunya itu mengenai bidang-bidang tersebut berikut ini dibicarakan secara
sangat singkat
(a)etimologi adalah cabang linguistik yang menyelediki asal-asul kata beserta
artinya dalam bidang ini varro mencatat adanya perubahan bunyi yang terjadi dari
zaman ke zaman ,dan perubahan makna kata.perubahan bunyi misalnya dari kata
duellum menjadi belum yang artinya ‘perang’.perubahan makna misalnya kata
hostis yang semulanya berarti ‘orang asing’ kemudian menjadi ‘musuh.kelemahan
varro dalam bidang etimologi ini adalah dia menggap kata-kata latin dan yunani
yang berbentuk sama adalah pinjaman langsung padahal banyak kata latin dan
yunani yang harus direkontruksikan kembali kepada satu bahasa purba atau
bahasa proto yang lebih tua.
(b) morfologi ,adalah cabang linguistik yang mempelajari kata dan
pembentukannya.apakah kata itu ?menurut varro kata bagian dari ucapan yang
tidak dapat dipecahkan lagi ,dan merupakan bentuk minimum.menurut varro
dalam bahas latin ada kata-kata yang terjadi secara analogi ,dan ada juga yang
terjadi secara anomali jadi ,ada bentuk yang reguler dan juga yang tidak
regulerdalam menyusun kelas kata varro membagi kalas kata latin dalam empat
bagian yaitu:
• kata benda ,termasuk kata sifat,yakni kata yang disebut berinfleksi kasus
• kata kerja yakni kata yang membuat pernyataan yang berinfleksi “tense”
• partisipel ,yakni kata yang menghubungkan (dalam sintaksis kata benda dan kata
kerja ),yang berinfleksi kasus dan “tense”
• adverbium ,yakni kata yang menghubungkan (anggota bawahan dari kata
kerja),yang tidak berinfleksi
kategori kata kerja dibedakan atas tense ,time ,dan aspect serta aktif dan
pasif.perhatikan contoh berikut!
Time past present futurum
aktif Aspek tak komplet,komplet Discebam
didiceram Disco
didici Discam
didicero
Pasif Tak komplet ,komplet
REPORT THIS AD
Tentang kasus kalau dalam bahasa yunani ada lima buah ,maka dalam bahasa latin
menurut varro ada enam buah yaitu :(1)nominativus yaitu bentuk primer dan
bentuk pokok: (2) genetivus ,yaitu betuk yang menyatakan kepunyaan ; (3)
dativus ,yaitu bentuk yang menyatakan menerima: (4) akusativus yaitu bentuk
yang menyatakan objek : (5) vokativus ,yaitu bentuk sebagai sapaan atau
panggilan : dan (6)ablativus ,yaitu bentuk yang menyatakan asal.
Mengenai deklinasi ,yaitu perubahan bentuk kata berkenaan dengan
kategori ,kasus ,jumlah ,dan jenis ,varro membedakan adanya dua macam
deklinasi,yaitu deklinasi naturalis dan deklinasi voluntaris.yang dimaksud dengan
deklinasi naturalis ,perubahan itu dengan sendirinya dan sudah berpola.deklanasi
ini pada umumnya bersifat reguler ;dan biasanya sudah dapat diketahui pemakai
bahasa dengan serta merta tanpa ragu-ragu.sebaliknya ,deklanasi voluntaris
perubahanya terjadi secara morfologis bersifat selektif dan
manasuka ,jadi ,bersifat reguler .oleh karena itu pemakai bahasa harus sadar
bagaimana ia harus melaksanakan deklinasi itu.
b.b.b istitutiones grammaticae atau tata bahasa priscia
dalam sejarah studi bahasa ,buku tata bahasa priscia ini yang terdiri dari 18 jilid
(16 jilid mengenai morfologi dan dua jilid mengenai sintaksis)dianggap sangat
penting karena :
(a) merupakan buku tata bahasa latin yang paling lengkap yang dituturkan oleh
pembicara aslinya;
(b) teori-teori tata bahasanya merupakan tonggak-tonggak utama pembicaraan
bahasa secara tradisional
dengan dua buah alasan diatas,buku tata bahasa ini kemudian menjadi model dan
contoh dalam penulisan tata bahasa bahasa lain dieropa dan dibagian dunia
lain.sebagai buku tata bahasa tradisional ,buku ini secara nyata dan pasti
menggunakan semantik atau makna sebagai norna utama pembahasan
bahasa ,ataupun segi-segi formal bahasa juga dibicarakan beberapa segi yang
patut dibicarakan mengenai buku itu ,antara lain ,adalah:

fonologi dibicarakan mengenai huruf/tulisan yang disebut literae/bagian terkecil


dari bunyi yang dapat dituliskan, (2) morfologi dibicarakan mengenai dictio/atau
kata, (3) sintaksis dibicarakan mengenai oratio yaitu tata susunan kata yang
berselaras dan menunjukkan kalimat itu selesai. Buku Institutiones Grammaticae
ini telah menjadi dasar tata bahasa Latin dan filsafat zaman pertengahan (Chaer,
2003:341).

b.b.c zaman pertengahan


Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh
para filsuf skolastik. Pada zaman pertengahan ini, yang patut dibicarakan dalam
studi bahasa antara lain adalah peranan Kaum Modistae, Tata Bahasa Spekulativa,
dan Petrus Hispanus(Chaer,2003:341).
Kaum Modistae menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat
reguler dan universal. Mereka memperhatikan secara penuh akan semantik
sebagai penyebutan definisi bentuk-bentuk bahasa, dan mencari sumber makna,
maka dengan demikian.
Tata Bahasa Spekulativa merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa
Latin ke Berkembanglah bidang etimologi .dalam filsafat skolastik. Menurut Tata
Bahasa Spekulativa, kata tidak secara langsung mewakili alam dari benda yang
ditunjuk.
Petrus Hispanus, memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa,
membedakan nomen atas dua macam yaitu nomen substantivum dan nomen
edjektivum, membedakan semua bentuk yang menjadi subjek/predikat dan bentuk
tutur lainnya.

REPORT THIS AD
b.b.d zaman renaisans
Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad
modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans ini yang
menonjol yang perlu dicatat. 1) Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa
Latin, Ibrani, dan Arab, 2) Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam
bentuk pembahasaan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.

b.b.e Menjelang Lahirnya Linguistik Modern

Masa antara lahirnya linguistik modern dengan masa berakhirnya zaman renaisans
terdapat satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi bahasa. Tonggak
yang sangat penting itu adalah dinyatakannya adanya hubungan kekerabatan
antara bahasa Sansekerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman
lainnya yang telah membuka babak baru sejarah linguistik, yakni dengan
berkembangnya studi linguistik bandingan atau linguistik historis komparatif,
serta studi mengenai hakekat bahasa secara linguistik terlepas dari masalah filsafat
Yunani Kuno.

Bila disimpulkan, pembicaraan mengenai linguistik tradisional dapat dikatakan


bahwa:
1) Pada tata bahasa tradisional ini, tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa
ujaran dengan bahasa tulisan. Oleh karena itu, deskripsi bahasa hanya bertumpu
pada tulisan.
2) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil
patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin.

3) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara perspektif, yakni benar atau salah.


4) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika.
5) Penemuan-penemuan terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan (Chaer,
2003:345).

https://ganiawanti.wordpress.com/2015/01/16/makalah-linguistik-umum-aliran-
tradisional-tokoh-dan-ajarannya/

Anda mungkin juga menyukai