Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Lapangan 1 tanggal 02 April 2012 Sistem Pertanian Berkelanjutan Konservasi Semester Genap Tahun 2012

Amirul Mu'minin (150510090251)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012

WAKTU PRAKTIKUM LOKASI JENIS KEGIATAN

: 02 April 2012, pukul 07.30 - 10.10 : Kebun Percobaan Ciparanje (atas) :

Pengamatan langsung di 4 lokasi yang berbeda dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam lembar pertanyaan dengan pendeskripsian sesuai di lapangan untuk dimuat dalam laporan praktikum.

HASIL PENGAMATAN

A. POS 4 (Sungai) 1. Sistem penggunaan lahan (land use) terbagi menjadi dua, yaitu untuk pertanian dan non pertanian. Pada lokasi ini seluruhnya digunakan pada bidang pertanian, diantaranya adalah untuk Lahan sawah dan ada kebun campuran. 2. Sistem Pertanian terbagi 3, yaitu a. Ladang berpindah, cirinya yaitu dalam penggunaannya biasanya dengan sistem bakar hutan untuk pembukaan lahan, tanamannya semusim, lalu setelah panen pindah ke tempat yang lain. b. Intensifikasi cirinya pertaniannya menetap, memiliki input yang jelas, akan tetapi hasilnya digunakan untuk keperluan pribadi c. Komersial cirinya biasanya menanam komoditas ekspor, sudah memiliki perhitungan keuntungan, dan memiliki konservasi tersendiri. yang ada di lokasi itu sendiri merupakan sistem pertanian intensifikasi, mengingat petani sekitar belum mengenal sistem ekonomi. 3. Karakteristik lahan di lokasi memiliki tanah yang peka terhadap erosi, sehingga memiliki indikator terjadinya erosi. Tanaman utamanya adalah padi, pohon bambu, semak belukar. 4. Indikator terjadinya erosi: Erosi yang terjadi adalah erosi Sungai dan erosi percik, Kedalaman erosi yang terjadi di tepian sungai sekitar 2m dengan lebar kurang lebih 1,5 m. Luas lahan yang tererosi diperkirakan hanya 5% dari total luas keseluruhan lahan

Sedimentasi terlihat dari tepian sungai yang semakin lebar karena tepian sungai tergerus oleh air, selain itu ada juga tanah yang asalnya adalah check dam sekarang berubah fungsi menjadi sawah. Luas sedimentasi hanya sekitar tepian sungai dan yang paling besar adalah tanah yang dipakai untuk pertanaman padi sawah. Faktor penyebab erosi yang terjadi di lokasi tersebut adalah curah hujan yang tinggi, tidak adanya tanaman penutup yang menjadi kanopi, dan faktor tanahnya yang peka terhadap erosi. Kehilangan tanah akibat erosi sebesar 15% dari tanah yang berada pada tepian sungai. Pencegahan erosi bisa dilakukan dengan cara mekanik, yaitu pembuatan penahan tepian sungai yang terbuat dari batu dan semen, karena jika hanya mengandalkan metode vegetatif dengan tanaman kurang efektif. Untuk kebun campuran sendiri masih terpelihara dengan baik, masih ada pohon bambu dan tanaman semak yang bisa menahan erosi tanah akibat tumbukan air hujan.

B. POS 3 (Mata Air) 1. Sistem penggunaan lahan (land use) di lokasi ini tidak terawat, sehingga tanamantanaman di sana tumbuh dengan liar 2. Sistem Pertanian tidak ada, sehingga tidak ada pengolahan tanah yang berakibat tidak adanya tanah yang tererosi. 3. Siklus air disini sendiri terjaga dengan baik, Vegetasi di lokasi ini didominasi oleh gulma air, eceng ondok dan talas, dengan disekelilingnya terdapat vegetasi pohon bambu dan tanaman pentup tanah lainnya.

A. POS 2 (Tegalan)

1. Sistem penggunaan lahan (land use) pada lokasi ini seluruhnya digunakan pada bidang pertanian, yaitu untuk pertanaman jagung dan singkong. 2. Sistem Pertanian yang ada di lokasi itu sendiri merupakan sistem pertanian intensifikasi, mengingat petani sekitar belum terlalu mengenal perhitungan keuntungan dan hasil pertaniannya pun terbatas. 3. Karakteristik lahan di lokasi memiliki tanah yang peka terhadap erosi, sehingga memiliki indikator terjadinya erosi. singkong dan jagung 4. Indikator terjadinya erosi: Erosi di lokasi ini terdapat 2 jenis yaitu: Erosi Alur, cirinya erosi ini membuat suatu jalur karena aliran permukaan yang cukup kuat Erosi Percik, cirinya erosi ini memiliki lapisan tanah yang tidak merata akibat terdegradasi oleh air hujan. Kedalaman erosi Alur yang terjadi di lokasi sekitar 1m dengan lebar kurang lebih 0,5 m. Untuk Luas lahan yang tererosi hanya disekitar aliran drainase pertanaman dan pada tanah yang kosong tanpa pertanaman. Sedimentasi terlihat dari tanah yang membentuk alur-alur seperti aliran akibat dari terbawa oleh aliran permukaan. Kemudian membemtuk suatu gundukan dan alur-alur. Luas lahan yang tersedimentasi diperkirakan 15% dari total lahan seluruhnya. Faktor penyebab erosi alur yang terjadi di lokasi tersebut adalah curah hujan yang tinggi, kemiringan lereng yang curam. Proses erosi terjadi ketika air hujan yang turun di lokasi ini tidak ada atau sedikit tanaman yang mempunyai kanopi yang baik, Selanjutnya ditambah lagi dengan erosi percik yang diluar pertanaman menyebabkan makin parahnya erosi di bagian bawah lereng, karena aliran permukaan dari drainase tadi ikut terbawa ke sekitar bagian bawah lereng. Kehilangan tanah pada aliran drainase akibat erosi alur sebesar 10%, sementara untuk erosi percik hampir 60%. Vegetasi yang ada di lahan ini hanya ada

D. POS 1 (Kebun Campuran)

1. Sistem penggunaan lahan (land use) terbagi menjadi dua, yaitu untuk pertanian dan non pertanian. Pada bidang pertanian, diantaranya adalah untuk Lahan sawah dan perikanan, sementara pada bidang non pertanian ada bangunan-bangunan untuk penjaga sekitar. 2. Sistem pertanian yang ada di lokasi itu sendiri merupakan sistem pertanian intensifikasi, mengingat lahan petani baik itu sawah atau tegalan milik pribadi yang tidak begitu luas. 3. Karakteristik lahan di lokasi sebelah timur atau dipinggir jalan memiliki tanah yang peka terhadap erosi, sehingga memiliki indikator terjadinya erosi. Sementara di arah bagian Barat tanahnya tertutupi oleh tanaman-tanaman semak dan penutup tanah yang masih alami, sehingga kemungkinan terjadinya erosi sangat kecil.. 4. Indikator terjadinya erosi: Erosi yang terjadi adalah Erosi Percik, ini terlihat dari permukaan tanah yang berada di tepi jalan yang tergerus dan terlihatnya lapisan-lapisan tanah yang tidak tertutupi oleh tanaman. Kedalaman erosi yang terjadi di tepian sungai sekitar 1m. luas lahan tererosi hanya terdapat pada sepanjang tepi jalan. Sedimentasi tidak begitu jelas terlihat, mungkin tanah yang tererosi ke selokan telah terbawa air atau bisa juga terdapat sedikit pendangkalan di selokan. Sedimentasi hanya ada di selokan yang terdapat tepat di bawah tanah yang tererosi di tepi jalan. Faktor penyebab erosi yang terjadi di lokasi tersebut adalah hujan yang tinggi. Proses erosi terjadi ketika hujan besar bertumbukan dengan tanah lalu tanah itu tergerus dan terjadilah erosi sedikit demi sedikit. Kehilangan tanah akibat erosi sebesar 15%. Pencegahan erosi bisa dilakukan dengan cara pembuatan penahan tanah di sepanjang tepian jalan dan penanaman tanaman yang berkanopi lebat.

Anda mungkin juga menyukai