Anda di halaman 1dari 2

Collective Defense

Collective Defense atau dalam Bahasa Indonesia adalah Pertahanan kolektif didefinisikan sebagai suatu perjanjian (treaty) dimana dua negara atau lebih berjanji untuk saling membantu dalam hal terjadinya serangan dari luar. Keputusan untuk bergabung dengan suatu organisasi kerjasama keamanan, dan khususnya organisasi pertahanan kolektif, akan mempunyai dampak kuat atas situasi keamanan suatu negara.1 Negara-negara yang menyetujui treaty tersebut berkoalisi untuk mempertahankan kelompok sendiri terhadap serangan luar yang didasarkan pada pembentukan kerjasama atas pertahanan bersama. Dapat kami simpulkan bahwa Pertahanan Kolektif adalah sebuah bentuk partisipasi dalam suatu peristiwa agresi atau penyerangan, negara- negara yang tergabung dalam aliansi tersebut berperan untuk membela negara yang diserang, mempertahankan kelompok pertahanan tersebut dari serangan luar dengan segala sistem milisi yang dimiliki, serta memberikan bantuan dalam pemulihan keamanan. Contoh yang dapat diambil dari jenis pengaturan keamanan seperti ini adalah NATO dan Organisasi Negara-Negara Amerika. NATO Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan NATO (North Atlantic Treaty Organisation) adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949.2 Sebagai salah satu organisasi internasional tentang keamanan, tentunnya NATO memiliki tujuan-tujuan, antara lain, memastikan keamanan, kebebasan dan kemerdekaan para negara anggotanya, serta memajukan prinsip-prinsip demokrasi dan pertumbuhan institusi demokratis di wilayah Atlantik Utara.3 Prinsip-prinsip yang dimiliki oleh NATO itu sendiri adalah asumsi bahwa keadaan, organisasi,dan kendali demokrasi yang cukup dari institusi keamanan nasional merupakan komponen penting dari negara-negara demokrasi modern yang dapat memberikan kontribusi terhadap stabilitas dan keamanan internasional.4

1 2

IPU dan DCAF. 2003. Pengawasan Parlemen Dalam Sektor Keamanan, hal 19 http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/1096/1180 3 http://www.norwegia.or.id/About_Norway/Politik-Luar-Negeri/organizations/nato/ 4 Plamen Pantev, Valeri Ratchev, Todor Tagarev, dan Viara Zaprianova, Hubungan Sipil Militer dan Kendali Demokrasi dari Sektor Keamanan. Buku Pedoman, ed. Plamen Pantev (Sofia: Procon,2005).

Dapat kita ambil studi kasusnya yaitu dalam konflik Georgia. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, North Atlantic Treaty Organisation atau NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) adalah sebuah bentuk organisasi internasional untuk menciptakan keamanan bersama. Jika sebuah anggota Pakta Warsawa melancarkan serangan terhadap para sekutu Eropa dari PBB, hal tersebut akan dianggap juga sebagai serangan terhadap seluruh anggota. Sebagai implementasi fungsi dari NATO tersebut, dalam upaya penyelesaian konflik yang terjadi antara Rusia dan Georgia ini, para menteri pertahanan dari 26 negara anggota NATO ini melakukan sidang pertemuan di London. Secara resmi dalam pertemuan tersebut membicarakan mengenai dampak strategis dan politik konflik Rusia dan Georgia. Para menteri pertahanan NATO di London menuntut Rusia untuk segera menarik pasukannya dari seluruh daerah Georgia. Pihak NATO juga mengirimkan kapal perangnya ke Laut Hitam untuk mendukung Georgia. http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/1096/1180 http://www.scribd.com/doc/67591020/Tugas-KN-Organisasi-Internasional-Revised

Anda mungkin juga menyukai