Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PBL SISTEM KARDIOVASKULER MODUL NYERI DADA SKENARIO 2

Disusun Oleh : Kelompok 7 1. Ardiansyah 2. Ahmad Jazuli 3. Arga Aditya 4. Jueni 5. Nony Hardianti Putri 6. Mawar Astuti 7. Zaras Yudhistira Saga 8. Sartika Nopradilova 9. Nindya Kartika Utami 10.R.A Anggi Bonita Prinanda 11.Siska Fitrianasari

(2008730024)

(2008730027)

Tutor

: dr. wiwit

FAKULTAS KESEHATAN DAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Diskusi PBL Sistem Kardiovaskuler Modul Nyeri Dada Skenario 2 tepat pada waktunya sesuai jadwal yang ditentukan. Adapun tujuan pembuatan laporan ini sebagai hasil diskusi kelompok 7 mengenai berbagai penyakit jantung yang di sertai dengan nyeri dada yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Tak ada gading yang tak retak itulah pribahasa yang cocok untuk menggambarkan hasil laporan yang penulis buat. Kritik dan saran yang membangun sangatlah penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan yang telah penulis buat ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tutor pembimbing dr.wiwit yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan diskusi ini. Dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah banyak membantu baik secara moril maupun materil hingga laporan ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membaca.

Jakarta, November 2009

Penulis,

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Dewasa ini semakin berkembangnya jaman dan berubahnya gaya hidup serta tidak ada pengetahuan dan kemampuan yang luas mengenai penyakit yang tingkat kematiannya ini sangat tinggi dan terkadang tiap orang tidak menyadarinya, menganggap hanya sebagai penyakit biasa yang menjangkit pada tubuh. Padahal apabila mereka mau sedikit peduli, merubah gaya hidup dan menjaga tubuh maka penyakit tersebut dapat di cegah. Banyak faktor yang bisa membawa kita kepada penyakit yang berhubungan dengan jantung.

1.2.

Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan : 1. Penyakit-penyakit sistem Kardiovaskuler yang menimbulkan gejala Nyeri dada. 2. Mampu menegakkan diagnosis beberapa penyakit kardiovaskuler yang berhubungan dengan nyeri dada sebagai keluhan utama. 3. Memahami konsep dasar yang berhubungan dengan gejala nyeri dada.

1.3.

Batasan Masalah
Batasan masalah pada scenario 2 ini terdapat pada seorang laki-laki 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada. Dan berkisar dengan masalah nyeri dada yang terjadi.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1.

Skenario
Skenario 2 Seorang laki-laki berumur 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri

dada. Nyeri dirasakan dibelakang dinding dada dan terasa menusuk. Nyeri ini menyebar ke punggung dan dirasakan memburuk jika bernapas dan membaik jika bersandar ke depan. Di samping itu dia mengalami flu-like illness beberapa hari terakhir yang diikuti dengan demam, hidung beringus dan batuk. Dia tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya dan tidak ada riwayat minum obat. Dia menyangkal bahwa dia merokok, minum alkohol dan menggunakan obat terlarang. Pada pemeriksaan fisis dia terlihat mengalami nyeri yang sedang dengan tekanan darah 125/85, nadi 105 kali/menit, respirasi 18 kali/menit, saturasi O2 98%. Sekarang ini dia tidak mengalami demam. Pada pemeriksaan kepala dan leher diperoleh mukus jernih pada rongga hidung dan eritema ringan pada orofaring. Lehernya lemas dengan ada Limfadenopati anterior. Pada auskultasi dada, dalam batas normal. Vena jugular tidak melebar. Pemeriksaan jantung diperoleh takikardi dengan 3 komponen suara dengan intensitas tinggi. Pemeriksaan abdomen dan ekstremitas normal.

2.2.

Klasifikasi Kata/ Kalimat Kunci


Kata Sulit 1. Flu-Like illness Kata Kunci 1. Laki-laki 35 tahun 2. Keluhan nyeri dada 3. Nyeri dirasakan di belakang dinding dada dan terasa menusuk 4. Nyeri menyebar ke punggung 5. Nyeri dirasakan memburuk jika bernapas dalam dan membaik jika bersandar ke depan

6. Demam, Hidung beringus dan batuk beberapa hari 7. Menyangkal merokok, minum alkohol dan menggunaka obat terlarang 8. Tekanan darah 125/85, nadi 105 kali/menit, respirasi 18 kali/menit, saturasi O2 98%. 9. Pada pemeriksaan kepala dan leher diperoleh mukus jernih pada rongga hidung dan eritema ringan pada orofaring. 10. Lehernya lemas dengan ada Limfadenopati anterior 11. Pemeriksaan jantung diperoleh takikardi dengan 3 komponen suara dengan intensitas tinggi.

2.3 Identifikasi Masalah


1. Mekanisme Nyeri dada? 2. Mengapa nyeri dada terasa di belakang dinding dada? 3. Mengapa nyeri terasa menusuk? 4. Hubungannya demam, beringus, dan batuk dengan riwayat nyeri dada? 5. Mengapa nyeri terasa menyebar ke punggung? 6. Mengapa memburuk saat bernapas dalam dan membaik jika bersandar ke depan? 7. Mengapa timbul takikardi? 8. Bagaimana hubungan timbulnya gejala pada pemeriksaan fisis eritema pada orofaring, leher lemas dan limfadenopati anterior dengan nyeri dada? 9. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur pada kasus yang paling mungkin? 10. Organ apa yang terkait jika nyeri dada, jelaskan beserta patofisiologi, fisiologi, dan histologi ! 11. Sebutkan karakteristik nyeri dada yang di dalam skenario . (tipikal atau nontipikal) 12. Faktor yang paling mungkin pada skenario? 13. Perbedaan keluhan nyeri dada pada sistem kardio dan non-kardio? 14. Klasifikasi pada nyeri dada? 15. Anamnesa tambahan pada skenario? 16. Kapan auskultasi dada disebut disebut normal atau tidak? 17. Mengapa bisa terjadi 3 komponen suara jantung dengan intensitas yang tinggi? 18. Bagaimana cara mengukur saturasi oksigen? 19. Mengapa perlu diperiksa JVP?

20. Apa yang terjadi pada pasien jika JVP meningkat? 21. Jelaskan hubungan rokok, obat terlarang, alkohol dengan nyeri dada? 22. Pemeriksaan penunjang pada pasien? 23. DD yang paling mungkin? 24. Penatalaksanaan, pencegahan, komplikasi, prognosis dalam DD?

2.4. Jawaban Pertanyaan


Mekanisme nyeri dada Apabilah aliran darah melalui arteri koroner berkurang sampai kesuatu titik sehinggga miokardium yang dipedarahinya mengalali , penimbunan faktor p , faktor akan diteruskan kemedula medula spinalis dan persepsikan sebagai nyeri. Nyeri dada akibat jantung merupakan nyeri yang dialihkan. Iritasi pada alat dalam sering menimbulkan nyeri yang dirasakan bukan di alat tersebut tetapi di beberapa alat somatik yang letaknya mungkin sangat jauh. Pada nyeri seperti ini terjadi pengalihan rasa nyeri alat somatik. Nyeri somatik dalam juga dapat dialihkan. Bila nyeri viseral bersifat lokal dan sekaligus dialihkan kadang-kadang nyeri tersebut dirasakan seolah-olah menyebar dari tempat lokal ke tempat yang jauh.

Nyeri teras menyebar ke punggung Rasa nyeri pada penyakit jantung biasanya dirasakan dari Th 1 4 yang dinamakan serabut sensorik aatau visceral aferen. Badan sel berada di dalam ganglion posterior, serabut saraf akan mengikuti nervus cardiaticus ( Sympatucus ), ujung cabang-cabang parasympatucus dan nervus vagus membentuk plexus cardiacus. Sensasi nyeri yang berasal dari toraks akan menjalar melalui dua jaras menuju sistem saraf pusat, yaitu: Pertama jaras parietal. Sensasi parietal yang dijalarkan langsung kedalam saraf spinal setempat berasal dari peritoneum parietalis, pleura, atau pericardium. Dan sensasi ini biasanya dilokalisasikan tepat diatas daerah yang menimbulkan nyeri. Karena pada kasus nyeri dada yang dirasakan menyalar ke punggung maka penjalarannya melalui jaras yang kedua yaitu jaras visceral bukan jaras parietal. Kedua jaras visceral. Sensasi visceral dijalarkan melalui serabut-serabut sensorik otonom (simpatis dan parasimpatis) dan sensasi nyeri akan dialihkan kedaerah permukaan tubuh. Bila nyeri yang dijalarkan melaui jaras viceral ini dialihkan kepermukaan tubuh, biasanya nyeri itu akan dilokalisasikan sesuai segmen dermatom dari mana organ yang rusak itu berasal

pada waktu embrio. Seperti pada kasus ini organ yang rusak adalah jantung maka pada jaras viceral akan dilokalisasikan pada ddaerah leher, bahu,retrosternal dan lengan bawah, karena daerah-daerah dermatom pada bagian ini berasal dari satu sel dermatom yang sama dengan jantung pada waktu embrio. Sehingga saraf simpatis pada jaras viceral akan menghantarkan nyeri kedaerah-daerah tersebut. Rasa nyeri yang berasal dari jantung dialihkan kebagian leher dengan melewati bahu, lalu melalui otot pectoralis turun kelengan dan kedalam daerah substernal dada. Ini semua adalah daerah permukaan tubuh yang mengirimkan serabut saraf sensoriknya ke segmen C3 sampai T5 medulla spinalis, sehingga nyeri yang dirasakan lebih terasa pada daerah punggung.

Nyeri memburuk saat bernapas dalam dan mebaik jika bersandar ke depan Nyeri memburuk saat napas dalam. Pada kasus ini terjadi peradangan pericardium jadi saat kita bernafas, batas antara pleura dan pericardium semakin sempit akibatnya terjadi gesekan pleura dan pericardium yang menyebabkan dada terasa semakin nyeri. Nyeri membaik saat bersandar ke depan. Saat bersendar ke depan torak dan costa dapat lebih meluas, sehingga saat bernafas ruangan antar pleura dan pericardium lebih lebar, akibanya saat bernafas tidak terjadi gesekan pleura dan pericardium yang mengurangi rasa nyeri.

Timbul takikardi Karena terjadi kompensasi atas kurangnya pasokan darah ke tubuh karen gangguan kontraksi akibat adanya cairan di perikardium.

Hubungan jenis kelamin dan umur pada kasus Bertambahnya usia akan menyebabkan meningkat pula penderita karena pembuluh darah mengalami perubahan progesif dan berlangsung dari lahir sampai mati. Tiap arteri membentuk ketuanya sendiri. Arteri yang berubah paling dini pada usia 20 tahun adalah pembuluh koroner. Wanita lebih sedikit terserang penyakit jantung di banding pria. Namun ketahanan wanita berubah setelah menopouse. Hal ini di duga karena faktor hormonal seperti estrogen melindungi wanita.

Anatomi, Patofisiologi, Fisiologi Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu belahan atas (yang disebut dengan atrium/serambi) berfungsi sebagai ruang penampung (reservoir) dan 2 belahan bawah (yang disebut juga dengan bilik/vertikel) yang berfungsi untuk memompakan darah ke jantung. Dengan diameter 3-4 mm saja dua arteri koroner berasal dari aorta,pembuluh darah utama yang keluar dari jantung. Arteri koroner kiri bercabang dua yang disebut dengan cabang anterior dan circumflex. Kedua cabang kiri memberi suplai darah kepada bilik kiri jantung yang berfungsi sebagai pompa ke seluruh tubuh. Arteri koroner kanan yang biasanya lebih kecil, memberi suplai ke bagian baawah dan sebelah kanan jantung. Pada penderita penyakit jantung koroner,terjadi gangguan aliran darah yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner sehingga otot jantung menjadi kekurangan oksigen dan zat-zat gizi.

Karakteristik Nyeri dada a. Kelas I : Pasien masih dapat melakukan pekerjaan sehari- hari tidak ada angina. Angina baru akan terasa jika pasien melakukan kegiatan yang berat/ luar biasa. b. Kelas II : Pasien memiliki sedikit pembatasan dari pekerjaan biasa seharihari.

c. Kelas III : Pasien dalam melakukan kegiatan sehari- harinya perlu banyak sekali pembatasan. d. Kelas IV : Pasien terjadi ketidakmampuan untuk melakukan pekerjaan normal sehari- hari. Angina dapat timbul dalam keadaan istirahat 1. Tipikal 2. Atipikal lokasi di dada kiri, perut, punggung, tangan nyeri terus-menerus tidak hilang dengan istirahat tidak hilang dengan pemberian nitrogliserin hilang nyeri dengan pemberian antasit nyeri bisa disebabkan penekanan nyeri substernal nyeri karena kerja fisik dan emosi nyeri bisa hilang dengan istirahat/ dengan pemberian nitrogliserin nyeri rasa terbakar, berat, rasa ditekan

Faktor Resiko yang mungkin pada kasus Hipertensi, Diabetes mielitus Infeksi

Perbedaan keluhan nyeri dada kardiovaskuler dan non-kardiovaskuler Klasifikasi nyeri dada A. Nyeri dada pleuritik Nyeri dada pleuritik biasa lokasinya posterior atau lateral. Sifatnya tajam dan seperti ditusuk. Bertambah nyeri bila batuk atau bernafas dalam dan berkurang bila menahan nafas atau sisi dada yang sakit digerakan. Nyeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran nafas besar, diafragma, mediastinum dan saraf interkostalis. Nyeri dada pleuritik dapat disebakan oleh : - Difusi pelura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau radang subdiafragmatik pneumotoraks dan penumomediastinum.

B. Nyeri dada non pleuritik Nyeri dada non-pleuritik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat menyebar ke tempat lain. Plaing sering disebabkan oleh kelainan di luar paru.

1. Kardial a. Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri substernal yang menjalar ke aksila dan turun ke bawah ke bagian dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau tanpa nyeri dada substernal. Nyeri disebabkan karena saraf eferan viseral akan terangsang selama iekemik miokard, akan tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal sari miokard. Karena rangsangan saraf melalui medula spinalis T1-T4 yang juga merupakan.

jalannya rangsangan saraf sensoris dari sistem somatis yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan 02 miokard tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pda penyakit jantung koroner aliran darah ke jantung akan berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Ada 3 sindrom iskemik yaitu : - Angina stabil ( Angina klasik, Angina of Effort) : Serangan nyeri dada khas yang timbul waktu bekerja. Berlangsung hanya beberapa menit dan menghilang dengan nitrogliserin atau istirahat. Nyeri dada dapat timbul setelah makan, pada udara yang dingin, reaksi simfatis yang berlebihan atau gangguan emosi. - Angina tak stabil (Angina preinfark, Insufisiensi koroner akut) : Jenis Angina ini dicurigai bila penderita telah sering berulang kali mengeluh rasa nyeri di dada yang timbul waktu istirahat atau saat kerja ringan dan berlangsung lebih lama. - Infark miokard : Iskemik miokard yang berlangsung lebih dari 20-30 menit dapat menyebabkan infark miokard. Nyeri dada berlangsung lebih lama, menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang. Berbeda dengan angina pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada hubungannya dengan aktivitas fisik dan bila tidak diobati berlangsung dalam beberapa jam. Disamping itu juga penderita mengeluh dispea, palpitasi dan berkeringat. Diagnosa ditegakan berdasarkan serioal EKG dan pemeriksa enzym jantung.

b. Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal atau substernal yang dapat berlangsung sebentar maupun lama. Adanya murmur akhir sisttolik dan mid sistolik-click dengan gambaran echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa. c. Stenosis aorta berat atau substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik juga dapat menimbulkan nyeri dada iskemik.

2. Perikardikal Saraf sensoris untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas diafragma. Nyeri perikardila lokasinya di daerah sternal dan area preokordinal, tetapi dapat menyebar ke epigastrium, leher, bahu dan punggung. Nyeri bisanya seperti ditusuk dan timbul pada aktu menarik nafas dalam, menelan, miring atau bergerak. Nyeri hilang bila penderita duduk dan berdandar ke depan. Gerakan tertentu dapat menambah rasa nyeri yang membedakannya dengan rasa nyeri angina. Radang perikardial diafragma lateral dapat menyebabkan nyeri epigastrum dan punggung seperti pada pankreatitis atau kolesistesis.

3. Aortal Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada merupakan resiko tinggi untuk pendesakan aorta. Diagnosa dicurigai bila rasa nyeri dada depan yang hebat timbul tibatiba atau nyeri interskapuler. Nyeri dada dapat menyerupai infark miokard akan tetapi lebih tajam dan lebih sering menjalar ke daerah interskapuler serta turun ke bawah tergantung lokasi dan luasnya pendesakan.

4. Gastrointestinal Refluks geofagitis, kegansan atau infeksi esofagus dapat menyebabkan nyeri esofageal. Nyeri esofageal lokasinya ditengah, dapat menjalar ke punggung, bahu dan kadang kadang ke bawah ke bagian dalam lengan sehingga seangat menyerupai nyeri angina. Perforasi ulkus peptikum, pankreatitis akut distensi gaster kadang kadang dapat menyebabkan nyeri substernal sehingga mengacaukan nyeri iskemik kardinal. Nyeri seperti terbakar yang sering bersama sama dengan disfagia dan regurgitasi bila bertambah pada posisi berbaring dan berurang dengan antasid adalah khas untuk kelainan esofagus, foto gastrointestinal secara serial, esofagogram, test perfusi asam, esofagoskapi dan pemeriksaan gerakan esofageal dapat membantu menegakan diagnosa.

5. Mulkuloskletal Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago sering menyebabkannyeri dada setempat. Nyeri biasanya timbul setelah aktivitas fisik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi waktu exercis. Seperti halnya nyeri pleuritik. Neri dada dapat bertambah waktu bernafas dalam. Nyeri otot juga timbul pada gerakan yang berpuitar sedangkan nyeri pleuritik biasanya tidak demikian.

7. pulmonal Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring kronis dapat menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu menelan. Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark miokard akut dan substernal. Bila disertai dengan infark paru sering timbul nyeri pleuritik. Pada hipertensi pulmoral primer lebih dari 50% penderita mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada waktu exercise. Nyeri dada merupakan keluhan utama pada kanker paru yang menyebar ke pleura, organ medianal atau dinding dada. Anamnesa Tambahan Anamnesis tambahan pada skenario Sudah berapa lama nyeri dadanya terasa? Apakah disertai sesak nafas? Apakah dikeluarga ada yang sakit seperti ini? Lingkungan bekerja dan lingkungan rumah seperti apa? Apakah sering terasa lelah? Apakah saat batuk ada dahaknya? Apakah dahaknya ada darahnya? Apakah pernah pingsan secara tiba? Apakah pernah terjadi trauma di dada? Apakah ada mual-mual dan muntah-muntah?

Auskultasi normal atau abnormal BISING JANTUNG Bising jantung terjadi akibat aliran turbulen darah melalui jalan yang sempit, baik pemnyempitan mutlak/organic maupun penyempitan relative (jumlah darah yang berlebih melalui lubang yang normal). Untuk menentukan adanya bising, seluruh dinding thorax harus diperiksa secara sistematis dan cermat, bahkan juga daerah leher dan abdomen.

Pada setiap bising harus diperinci berturut-turut: 1. Waktu terjadinya bising pada siklus jantung, apakah ada fase sistolik, diastolic atau terusmenerus. 2. Kontur bising, apakah platu, kresendo, Dekresendo atau kresendo-dekresendo. 3. Derajat bising, yang dinilai dengan skala 1-6 Derajat 1: bising sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman di tempat tenang. Derajat 2: bising yang lemah tapi mudah didengar, penjalaran terbatas. Derajat 3: bising yang cukup keras, tidak disertai getaran bising, penjalaran sedang sampai luas. Derajat 4: bising yang keras dengan disertai getaran bising, penjalaran luas. Derajat 5: bising yang keras, yang juga terdengar bila stetoskop tidak seluruhnya menempel pada dinding dada, penjalarannya sangat luas. Derajat 6: bising sangat keras, terdengar bila stetoskop diangkat 1 cm dari dinding dada, penjalarannya sangat luas. 4. Pungtum maksimum yaitu tempat terdengarnya bising yang paling keras. 5. Penjalaran, yang dapat terjadi melalui 2 cara yaitu penjalaran ke semua arah/tidak spesifik akibat konduksi dinding dada dan penjalaran yang khas sesuai dengan aliran darah. Penentuan jenis penjalaran yang kedua ini mempunyai nilai diagnostic yang lebih penting. 6. Tinggi nada (pitch); pada bayi dan anak, tinggi nada bising berkisar pada frekuensi medium. Nada sangat tinggi atau sangat rendah penting untuj diagnostis. 7. Kualitas bising, yang data bersifat kasar, vibrasi, meniup tanpa vibrasi dan lain-lain. 8. Perubahan intensitas bising akibat fase respirasi atau perubahan posisi. Anak besar dapat diminta menahan napas waktu ekspirasi atau inspirasi. Anak diperiksa pada posisi telentang, miring ke kiri dan duduk dengan membungkuk ke depan.

Secara umun bising dapat dibagi dalam: a. Bising organic, terjadi akibat kelainan struktur pada system kardiovaskuler. b. Bising fungsional, yang terjadi akibat keadaan curah jantung yang meningkat, misalnya pada anemia, demam, tirotoksikosis, latihan fisik, ansietas, dan lainlain.

c. Bising inosen, ialah bising normal yang disebabkan turbulensi fisiologis atau vibrasidi dalam ruang jantung atau pembuluh darah. Pelbagai bising inosen dapat ditemukan pada 50-75% anak normal. Karena seringnya bising inosen ini dirancukan dengan bising organic, maka akan dibahas lebih lanjut di bawah ini: Ciri-ciri bising inosen: 1. Biasanya terdapat pada fase sistolik, kecuali dengung vena. 2. Biasanya pendek dengan penjalaran buruk/tidak khas. 3. Intensitasnya lemah, biasanya sampai derajat 2. 4.Dengan perubahan posisi, bising melemah/menghilang/berubah intensitasnya. inosen cenderung

5. Dengan maneuver valsava, intensitas bising berkurang atau menghilang sama sekali Table 1: JENIS DAN KARAKTERISTIK BISING INOSEN Jenis bising Bising ejeksi basal Tipe Ejeksi Lokasi Tepi kiri atas sternum Sifat Sedikit menjalar Mirip dengan Stenosis pulmonal, defek septum atrium Stenosis pulmonal perifer Defek septum ventrikel kecil

Bising pulmonal fisiologik pada neonates Bising vibrasi (bising still)

Ejeksi

Sistolik dini

Kedua tepi bagian atas sternum Tepi kiri bagian bawah sternum Leher dan tepi atas sternum

Dengung vena (venous hum)

Kontinu

Bruit supra klavikular Bising kardiorespiratorik

Ejeksi

leher

Sistolik

Tepi kiri sternum

Menjalar ke punggung dan aksila Menjalar sepanjang tepi sternum, vibrasi kasar 2 puncak, hilang bila berbaring, jelas bila duduk, berubah pada perubahan posisi kepala Berkurang pada hiperekstensi kepala Sebenarnya suara napas, hilang bila napas ditahan

Duktus arteriosus, malformasi arteri- vena

Stenosis aorta

Defek septum ventrikel

3 komponen suara jantung dengan intensitas tinggi Perikarditis akut terjadi karena inflamasi pericardium visceralis dan parietalis. Dan gambaran khasnya adalah nyeri dada, bunyi gesekan pericardial dan sejumlah perubahan pada gambaran EKG. Pada pemeriksaan fisik, gesekan pericardial dapat didengarkan selama proses aukultasi jantung. Gesekan ini terkesan kasar, serta terdengarnya bunyi superficial yang berhubungan erat dengan gerakan jantung selama siklus kardiak. Intensitas bunyi tertinggi dapat didengarkan selama sistole ventricular (sistol), prediastole (diastolik), dan kontraksi atrium (pre-sistolik). Namun komponen sistol ventrikuler merupakan komponen bunyi yang paling jelas terdengar. Masing masing komponen bunyi memiliki intensitas yang fluktuatif tergantung pada perubahan posisi. Adapun posisi yang paling baik untuk mendengarkan bunyi gesekan pericardial adalah pada saat pasien dalam posisi duduk dan bersandar kedepan kemudian menahan napasnya saat ekspirasi. Pasien dengan gesekan pericardial akan mengalami pengurangan rasa nyeri ketika melakukan hal ini. Dan apabila gesekan menghilang saat menahan napas berarti gesekan berasal dari pleura. Secara umum, bunyi gesekan ini paling baik didengar dengan menggunakan diafragma stetoskop di sepanjang batas bawah sterna atau pada apex jantung. Dan bunyi ini dapat dibedakan dengan murmur dengan cara memperhatikan perubahan bunyi ketika jantung berdetak dan saat perubahan posisi. Namun yang patut menjadi catatan adalah bunyi gesekan pada dada merupakan bunyi ekstrakardial yang berlangsung singkat dan bunyi ini tidak saja spesifik pada gesekan pericardium (perikarditis) tapi juga pada gesekan pleura (pleuritis atau iritasi pleura). Pada kasus disebutkan bahwa pasien merasakan nyeri yang bertambah hebat saat bernapas dalam namun kemudian membaik ketika bersandar ke depan. Selain itu ditemukan bunyi tiga komponen dengan intensitas tinggi. Maka mekanisme timbulnya bunyi gesekan pericardial kemungkinan besar juga dipengaruhi oleh gesekan pleura. Sehingga mekanismenya dapat digambarkan sebagai berikut. Awalnya bakteri menginfeksi wilayah paru paru, infeksi ini mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh. Khusus di pleura, mekanisme radang menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah pleura sehingga cairan dari pembuluh darah dapat merembes keluar lalu masuk ke ruangan pleura. Peningkatan cairan di ruangan pleura ini ikut meningkatkan konsentrasi protein dalam ruangan pleura sehingga tekanan onkotik pleura meningkat dan ini makin memperbanyak cairan yang masuk ke ruangan pleura. Untuk itu tubuh mengaktifkan system limfatik agar cairan dari ruang pleura dapat keluarkan. Limfadenopati (pembesaran limfe nodus) terjadi karena mekanisme ini. Timbulnya rasa nyeri ketika bernapas dalam disebabkan oleh peningkatan cairan pada pleura

menyebabkan perubahan tekanan yang ekstrem ketika bernapas dalam mengakibatkan penekanan pada reseptor nyeri pleura.Mekanisme dari pleura kemudian ikut membuat rangkaian mekanisme pada perikardium. Agen infeksi dari pleura kemudian melakukan invasi ke jantung. Namun invasi ini dihalangi oleh pericardium. Untuk mengalahkan bakteri yang datang, cairan serosa yang ada pada ruangan pericardial meningkat karena produksi interferon serta antibodi lainnya. Peningkatan ini menyebabkan distribusi cairan pericardial tidak seimbang serta mengakibatkan lapisan pericardial khususnya parietalis dapat bergesekan dengan pleura. Distribusi cairan yang tidak merata serta pergesekan dengan pleura menyebabkan modulasi interaksi interventrikuler selama siklus kardiak ikut terganggu. Itulah mengapa terdengar bunyi dengan intensitas tinggi pada saat ventrikuler sistolik, prediastolik dan kontraksi atrium. Pada ketiga kondisi ini, terjadi perubahan volume ventrikel yang cukup signifikan. Jadi interpretasi bunyi gesekan di dada tidak dapat langsung ditebak berasal dari gesekan independen pericardium ataupun pleura saja, tanpa adanya anamnesa sebelumnya serta dukungan dari pemeriksaan fisik lainnya.

Cara mengukur saturasi oksigen Test Saturasi Oksigen Definisi= Untuk mengetahui jumlah oksigen yang berikatan dengan Hb (HbO) Nilai Normal: - Arteri = >90% - Vena = >60% Metode pemeriksaan -Oksimetri -Pemeriksaan Gas darah Tujuan pemeriksaan JVP 1. Pemeriksaan JVP menunjukkan keadaan input jantung. 2. memberikan informasi tentang aspek fisik sirkulasi darah di sisi kanan jantung dan 3. dapat berguna dalam diagnosis berbagai bentuk jantung dan paru paru penyakit.

Pemeriksaan penunjang pada pasien Elektrokardiografi Echocardiografi Angiografi Pemriksaan Foto Thorax

Pemeriksaan Laboratorium Jika ada cairan di perikardium= Diperiksa cairan CK M-cK troponin

DD yang paling mungkin\ Perikarditis Efusi Perikardium Tamponad jantung

Anda mungkin juga menyukai