Anda di halaman 1dari 2

Askep Nyeri Dada

Askep Nyeri Dada. Gejala nyeri khas untuk keluhan penyakit jantung adalah nyeri
dada kiri yang digambarkan seperti tertimpa benda berat, ditekan, atau diremas,
nyeri berlangsung 2-5 menit, menjalar ke bahu kiri dan kedua lengan terutama pada
permukaan tangan dan lengan bawah. Nyeri dada juga dapat menembus ke
punggung, dasar dari leher, rahang, gigi, dan ulu hati. Nyeri yang demikian disebut
dengan
angina
pektoris.
Nyeri dada adalah keluhan yang paling banyak dirasakan oleh para pasien dan
penderita panyakit jantung koroner. Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh berbagai
macam penyebab, bisa dari otot atau tulang, jantung, paru-paru, saluran
pencernaan, atau bisa pula karena masalah psikologis. Dan ciri khas nyeri dada
infark
miokard sama
seperti
yang
telah
disebutkan
di
atas.
Sebenarnya askep nyeri dada / asuhan keperawatan nyeri dada ini tidak jauh beda
dengan askep angina pektoris yang telah dibahas pada postingan sebelumnya.
Hanya
perbedaan
sedikit
saja
dengan askep
angina
pektoris.
Untuk kali ini Blog Keperawatan akan mencoba sharing sedikit mengenai askep nyeri
dada ini bila ditinjau tentunya dari tinjauan keperawatan. Bila sahabat ingin
mendapatkan penjelasan mengenai nyeri dada bila dilihat dari konsep medisnya
sahabat bisa mendapatkannya di sini tinjauan medis nyeri dada.

Pada pengkajian yang dilakukan pada asuhan keperawatan nyeri dada ini
meliputi dua hal, yaitu pengkajian primer dan juga pengkajian sekunder.
Pada pengkajian primer ini seperti halnya pada tahap resusitasi jantung paru yang
mengenai akan ABC yaitu Airway, Breathing, Circulation. Walaupun tahapan
resusitasi jantung paru ini berbeda bila kita mengkaji dengan pasien nyeri dada.
Penilaian
ABC
ini
juga
masuk
pengkajian
primer
ini
yaitu
:
1.

Airway. Yang kita kaji sebagai seorang perawat pada tahap airway ini
diantaranya yaitu bagaimana kepatenan jalan nafas penderita, apakah ada
sumbatan / penumpukan sekret di jalan nafas penderita, dan bagaimana bunyi
nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan pada penderita tersebut.
2.
Breathing. Yang kita kaji dalam hal ini yaitu bagaimana pola nafas
penderita, frekuensi pernafasan serta juag kedalaman dan iramanya nafas
penderita. Apakah penderita juga menggunakan otot bantu pernafasan, apakah
ada bunyi nafas tambahan pula ?
3.
Circulation. Yang kita kaji dalam sirkulasi penderita nyeri ada ini
diantaranya yaitu tanda-tanda vital yang meliputi akan tekanan darah, suhu,
nadi, respirasi, heart rate. Selain itu yang dikaji adalah nadi perifer dan nadi
karotis yaitu mengenai kualitas (isi dan tegangan), Terus kita kaji juga capillary
refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguria. Dan juga kita kaji
apakah ada penurunan kesadaran yang terjadi.

Selanjutnya adalah mengenai pengkajian sekunder pada askep nyeri dada. Pada
pengkajian
sekunder
ini
yang
kita
perlu
kaji
diantaranya
yaitu
:
1.

Lokasi Nyeri Dada. Pengkajian mengenai lokasi nyeri ini bisa membantu
dalam menegakkan diagnosa apakah nyeri dada tersebut berasal dari jantung
apakah dari organ lainnya. Dimana tempat mulainya, penjalarannya (ciri khas
nyeri dada koroner : Nyeri dada ini dimulai dari sternal menjalar ke leher,
dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian ulna).
2.
Sifat Nyeri Dada. Khas nyeri dada yang berasal dari jantung doiantaranya
yaitu : perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk,
mencekik / rasa terbakar. Sensasi nyeri dada ini akan dirasakan berbeda pada
tiap pasien nyeri dada koroner.
3.
Ciri Rasa Nyeri Dada. Yang dikaji pada bagian ini adalah derajat nyeri,
lamanya nyeri, berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu. Ini akan
membantu dalam mendiagnosa alnya pada penyakit jantung koroner.
4.
Kronologis Nyeri Dada. Yang kita kaji adalah awal timbul nyeri serta
perkembangannya secara berurutan. Timbulnya saat aktifitas atau kah sedang
beristirahat atau sedang tertidur.
5.
Keadaan pada waktu serangan. Apakah timbul pada saat-saat / kondisi
tertentu. Hampir sama seperti yang disebutkan di atas tentang kondisi pada
waktu serangan nyeri dada terjadi.
6.
Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri misalnya sikap / posisi
tubuh, pergerakan, tekanan. Apakah nyeri dada berkurang dengan istirahat atau
tidak ?
Selanjutnya kita melangkah kepada diagnosa keperawatan nyeri dada. Diagnosa
keperawatan pada asuhan keperawatan pasien dengan nyeri dada yang bisa timbul
diantaranya
yaitu
:
1.

Perubahan rasa nyaman nyeri (nyeri akut) behubungan dengan iskemia


jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri, inflamasi jaringan.
2.
Perubahan perfusi jaringan (otot jantung) berhubungan dengan penurunan
aliran darah.
3.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
O2 dan kebutuhan metabolisme jaringan.
Selanjutnya menginjak pada intervensi keperawatan askep nyeri dada ini. Ada
beberapa intervensi keperawatan yang dilakukan bila memberikan asuhan
keperawatan nyeri dada ini dan prinsip tindakan serta intervensinya adalah sebagai
berikut
:
1.
2.

Memberikan suasana nyaman dan lingkungan teraupetik pada pasien.


Mengobservasi serta memonitor keadaan umum pasien serta tanda-tanda
vital.
3.
Menganjurkan pasien untuk bedrest total.
4.
Memberikan posisi yang nyaman bagi pasien dengan posisi semifowler /
fowler.
5.
Mengkaji keluhan pasien.
6.
Kolaborasi tindakan medis.
Beberapa hal tindakan keperawatan dan berkolaborasi dengan medis diantaranya :

Merekam EKG 12 lead.


mengambil sample darah untuk pemeriksaan laboratorium darah yang
berkaitan dengan enzim jantung dan sejenisnya.

Kolaborasi pemberian oksigen serta obat-obatan seperti halnya analgesik,


penenang, nitrogliserin, Calcium antagonis dan observasi efek samping obat.
- See more at: http://askep-net.blogspot.com/2012/07/askep-nyeridada.html#sthash.u6Cpoviv.dpuf

Anda mungkin juga menyukai