Glukokortikoid Topikal
Adalah imunosupresan dan antiinflamasi. Mekanisme kerjanya beragam: apoptosis limfosit, hambat kaskade asam arakidonat, tekan produksi sitokin, efek thd sel radang. Berdasarkan potensinya timbulkan vasokonstriksi, steroid topikal terbagi atas 7 kelompok, dari yg kuat sampai yg lemah. Steroid kuat adalah betamethasone dan yg mengandung fluor. Yg paling lemah adalah hidrokortison. Bentuk salep lebih kuat dari krem. Pemakaian maksimal dua kali sehari. Efek samping: atrofi, striae, telangiectasia, purpura, erupsi acneiform. Senyawaan berfluor tak digunakan pd kulit muka krn timbulkan dermatitis perioral dan rosacea.
Glukokortikoid Sistemik
Digunakan utk penyakit kulit berat: dermatitis kontak alergika thd tanaman, dermatitis vesicobulosa (pemphigoid, pemphigus vulgaris). Pemberian steroid oral jangka lama timbulkan berbagai efek samping. Pemberian sekali pagi hari, tiap dua hari sekali, kurangi efek samping. Pemberian tiga kali sehari pada awal terapi hasilkan efek terapi yang lebih kuat dari pemberian selang-hari. Pulse-therapy yg gunakan metilprednisolon IV dosis tinggi merupakan pilihan pyoderma gangrenosum yang berat dan resisten, pemphigus vulgaris, SLE yg multisitem, dan dermatomyositis. Infus cepat timbulkan hipotensi, hipokalemia, dan aritmia. Efek samping penggunaan steroid oral jangka lama: gangguan psikis, katarak, myopati, osteoporosis, nekrosis tulang avaskular, hiperglikemia/diabetes, hipertensi.
Retinoid
Adalah senyawaan alami atau sintetik turnan retinol yg berkhasiat spt vitamin A. Fungsi retinoid: dalam penglihatan, pengaturan proliferasi dan diferensiasi sel dan pertumbuhan tulang, pertahanan imun, dan supresi tumor. Vit A pengaruhi diferensiasi epitel, hendak digunakan utk obati peny kulit, tetapi banyak efek samping. Modifikasi molekuler lahirkan senyawaan dgn margin of safety yg lebar: retininol, tretinoin (all-trans-retinoic acid), isotretinoin (13-cis-retinoic acid), alitretinoin (9-cisretinoic acid); aromatic retinoid (acitrecin); arotinoid (tarazotene, bexarotene); adapalene (turunan naphtoic acid)
Retinoid
Asam retinoid mengaktifkan 2 jenis reseptor, yaitu retinoic acid receptors (RARs) dan retinoic X receptors (RXRs). Kompleks ligandreceptor ini ikat promotor region gen target dan atur ekspresi gen. Produk yg dihasilkan oleh ekspresi gen ini memberi efek farmakologik dan efek samping obat ini. Terdapat 3 isoform reseptor (,,), kulit berisi RAR dan RAR. Generasi 1 dan 2 retinoid tak selektif ikat reseptor, hingga timbulkan banyak efek samping. Generasi 3 lebih selektif, lebih disukai. Efek samping: kulit kering, mimisan krn mukosa kering, konjungtivitis, dan rambut rontok. ES yg ringan: nyeri otot, pseudotumor cerebri, perubahan suasana perasaan. Retinoid adalah teratogenik, tak digunakan pada wanita usia subur. Indikasi: pennyakit radang kulit, kanker kulit, kulit hiperproliferatif, photoageing,
Retinoid
Tretinoin: utk acne vulgaris, kurangi hiperkeratinisasi yg akan bentuk mikrokomedone; utk kulit photoaging (keriput, kasar, dan hiperpigmentasi), diberikan topikal. Adepalene: indikasi sama dengan tretinoin; stabil di sinar matahari, kurang meradang. Tazarotene (generasi 3): utk psoriasis dan acne vulgaris, ikat ketiga jenis RAR, berikan topikal 1 kali sehari, utk psoriasis dapat dicampur dengan steroid. Alitretinoin: ikat semua jenis reseptor retinoid, utk kelainan kulit pd sindr. Kaposi; ES adalah eritema, desquamasi, terbakar, stinging, fototoksik. Dikontraindikasikan pd wanita hamil.
Retinoid
Isotretinoin: utk acne vulgaris nodulokistik berat dan acne nodular recalcitrant yang berat ; dosis adalah 0.5-2.0 mg/kgBW selama 1520 minggu; indikasi lain utk acne rosacea, hidradenitis suppurativa, dan gram-negative folliculitis. ES: cheilitis, kukosa kering, mimisan, mata kering, blepharoconjunctivitis, erupsi eritematous, xerosis, rambut rontok, fotosensitivitas, dislipidemia, myalgia dan artralgia, hiperostosis, teratogenik bila diminum 1 bulan pertama kehamilan. Acitrecin: utk psoriasis, ditarik karena toksik. Bexarotene: selektif ikat RXR, digunakan utk limfoma kulit set T, dimetabolisir oleh CYP3A4. ES: hipotiroidism, dislipidemia, leukopenia, pankreatitis. Defisiensi Vit. A timbulkan metaplasia squamosa. Retinoid, oral atau topikal, obati premalignancy kulit dan cegah kanker kulit, diberikan dalam dosis toksik. Beta-carotene: precursor vit A dari sayur, antioksidan, kurangi fotosensitivitas pada protoporfiria eritropoetik.
Antihistamin
Histamin dan mediator lain rangsang serabut saraf-C dan timbulkan sensasi gatal. Ada 4 macam reseptor histamin, hanya reseptor H-1 yg timbulkan pruritus. Bila penggunaan antihistamin reseptor H-1 tak sempurna sembuhkan pruritus, tambahkan antihistamin reseptor H-2. Antihistamine H-1: generasi 1 (sedating): chlorphenon, diphenhydramine, promethazine, cyproheptadine, doxepine utk pruritus berat; generasi 2 (non-sedating): cetirizine, loratadine, desloratadine, fexofenadine. Antihistamine H-2: cimetidine, ranitidine, famotidine, nizatidine.
Antibiotika
Digunakan utk infeksi kulit superfisial (pyoderma) dan acne vulgaris. Bakteri penyebab pyoderma adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Impetigo (infeksi pd kulit paling luar) dapat diobati dgn antibiotik topikal. Infeksi kulit lebih dalam (folicullitis, erisipelas, cellulitis, fasciitis diobati dengan penicillin atau makrolid sistemik. Proprionibacterium acnes adalah bakteri penyebab terbentuknya microcomedo. Acne sederhana diobati dengan antibiotik topikal. Antibiotika sistemik digunakan bila topikal tak responsif. Antibiotiknya adalah tetrasiklin atau makrolid. Untuk akne vulgaris dikombinasi dengan asam retinoid.
Antifungus
Azole atau allylamine (terbinafine) topikal utk tinea corporis lokal. Tinea capitis diobat dengan griseofulvin atau terbinafine oral. Tinea pedis, berdasarkan keparahannya dapat diobati topikal atau sistemik dengan griseofulvin, terbinafine, atau azole. Onichomycosis diobati dengan griseofulvin selama 12-18 bulan; bila penyebabnya tercampur dengan candida berikan azole atau terbinafine minimal 3 bulan.
Biological Agents
Merupakan terapi sistemik yg khusus ditujukan pada mediator tertentu dari reaksi imonologik/peradangan yg berperan dalam patofisiologi dan manifestasi klinik penyakit2 limfoma set T, psoriasis, artritis psoriatik, autoimun, dan keganasan. Psoriasis dikenal saat ini sbg penyakit autoimun yang diperantarai oleh limfosit-T yang bereaksi dengan keratinosit epidermis. Pengobatan psoriasis dapat diarahkan pada salah satu atau lebih dari 4 mekanisme: 1) kurangi sel-T patogenik; 2)hambat aktivasi sel-T; 3) deviasi imun dari TH1 ke TH2; 4) hambat aktivitas sitolon inflamasi. Kelebihan agen biologik adalah pengobatan tertuju pd sel-T dan sitokin, hingga ES-nya lebih ringan..
Biological Agents
Alefacept: utk psoriasis sedang sampai berat, hambat aktifasi sel-T dgn cara ikat CD2 pd permukaan sel-T dan tingkatkan apoptosis memory-effector T cells. Efalizumab: ikat CD11a pd set-Thambat aktivasi dan sel-T dan fungsi set-T yg sitotoksik; indikasi utk psoriasis sedang sampai berat. Disuntikkan 1X/minggu sc. Etanercept: ikat dan hambat kerja TNF. Indikasi: psoriasis, artritis psoriatik, RA, juvenile RA, dan ankylosing spondylitis. Infliximab: ikat TNF-, perkuat kigrasi lekosit. Indikasi: penyakit Crohn, RA, dan psoriasis. IV Imunoglobulin: utk toxic epidermal necrolysis hilangkan blistering kulit dan mulosa dan perbaili survival.