Anda di halaman 1dari 29

PERAN DOKTER GIGI DALAM

FORENSIK

Ketua: Dina Auliya Amly


Sekretaris : Helsi Yulia A
Moderator : M. Qadafi
Penyaji
: Irma Susanti

11-060
11-052
11-020
11-012

1. Odontologi Forensik
A. Karakteristik Gigi Geligi
Gigi adalah bagian terkeras dari tubuh
manusia yang komposisi bahan organic dan
airnya sedikit sekali, sebagian besar terdiri
dari bahan anorganik sehingga tidak mudah
rusak, terletak dalam rongga mulut yang
terlindungi dan basah oleh air liur

Keuntungan Gigi sebagai Objek Pemeriksaan


1. Gigi geligi merupakan rangkaian lengkungan
secara anatomis, antrophologis dan morphologis
mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot
bibir dan pipi sehingga apabila trauma mengenai
otot-otot tersebut terlebih dahulu
2. Gigi geligi sukar untuk membusuk kecuali gigi
tersebut sudah mengalami nekrotik atau
gangren, biarpun terkubur umumnya organorgan tubuh lain bahkan tulang telah hancur
tetapi gigi tetap utuh.

3. Gigi geligi di dunia ini tidak ada yang sama karena


menurut SIMS dan Furnes bahwa gigi manusia
kemungkinn sama satu bandingdua milyar.
4. Gigi geligi mempunyai ciri-ciri khusus apabila ciri-ciri
gigi tersebut rusak atau berubah maka sesuai dengan
pekerjaan dan kebiasaan menggunakan gigi bahkan
setiap ras mempunyai ciri-ciri yang berbeda.
5. Gigi geligi tahan asam keras, terbukti pada peristiwa
Haigh yang terbunuh dan direndam didalam drum
berisi asam pekat, jaringan ikatnya hancur sedangkan
giginya masih utuh.

6. Gigi geligi tahan panas,


7. Gigi geligi dan tulang rahang secara roentgenografis,
biarpun terdapat pecahan-pecahan rahang pada
rentenogramnya dapat dilihat (interpretasi) kadang-kadang
terdapat anomaly dari gigi dan komposisi tulang rahang
yang khas.
8. Apabila korban telah dilakukan pencabutan gigi umumnya
ia memakai gigi palsu dengan berbagai macam model gigi
palsu dan gigi palsu tersebut dapat ditelusuri atau
diidentifikasi.
9. Gigi geligi merupakan sarana terakhir di dalam identifikasi
apabila sarana-sarana lain atau organ tubuh lain tidak
ditemukan.

Gigi tidak mengalami kerusakan pada


suhu tinggi

B. Identifikasi
Identifikasi merupakan tahapan penting
untuk memastikan keberadaan korban,
umtuk menentukan identitas dan otensitas
selengkap-lengkapnya demi menegakkan
kebenaran dari suatu kepentingan
hokum.karena menyangkut juga status
hokum keluarga yang ditinggalkan

Identifikasi Ilmu kedokteran gigi forensik


terdapat beberapa macam antara lain:
1. Identifikasi ras korban maupun pelaku dari gigi geligi dan
antropologi ragawi.
2. Identifikasi sex atau jenis kelamin korban melalui gigi-geligi
dan tulang rahang serta antropologi ragawi.
3. Identifikasi umur korban (janin) melalui benih gigi geligi.
4. Identifikasi umur korban melalui gigi sementara (decidui).
5. Identifikasi umur korban melalui gigi campuran.
6. Identifikasi umur korban melalui gigi tetap.
7. Identifikasi korban melalui kebiasaan menggunakan gigi.
8. Identifikasi korban dari pekerjaan mengggunakan gigi.

9. Identifikasi golongan darah korban melalui air liur.


10. Identifikasi golongan darah korban melalui pulpa gigi.
11.Identifikasi DNA korban dari analisa air liur dan
jaringan dari sel dalam rongga mulut.
12. Identifikasi korban melalui gigi palsu yang digunakan.
13.Identifikasi wajah korban dari rekonstrusi tulang
rahang dan tulang facial.
14. Identifikasi wajah korban.
15. Identifikasi korban melalui pola gigitan pelaku.

Pada dasarnya ada dua macam cara dalam


melakukan identifikasi dengan gigi yaitu

1. Identifikasi secara Rekonstruksi


2. Identifikasi dengan cara
perbandingan

1. Secara rekonstruksi
Identifikasi
dengan
cara
ini adalah
mengidentifikasi mayat yang tidak ada sama
sekali atau belum ada data antemortem dar
korban dan kasus ini lebih sulit. Dalam hal ini
seorang dokter gigi dapat sedikit member
informasi tentang umur, ras, pekerjaan, atau
kebiasaan (habits) dar korban. Juga mungkin
tentang seks dan pengobatan yang pernah
diberikan kepadanya.

2. Dengan cara perbandingan


Identifikasi dengan cara ini adalah
membuktikan bahwa mayat yang diperiksa
adalah orang yang sama dengan orang yang
diperkirakan melalui data mengenai dirinya.
Cara ini dilakukan karena sudah diperoleh
data antemortem, yang dibuat pada saat korban
atau mayat masih hidup untuk dibandingkan
dengan data postmortem yang akan diperoleh
dari hasil pemeriksaan mulut mayat.

Penentuan Umur dari Gigi Geligi


Metode yang sering digunakan untuk
seseorang berdasar pemeriksaan gigi antara
lain adalah metode Schour dan Massler.
Tabel ini biasa digunakan untuk mempelajari
gigi geligi dimana yang sudah seharusnya
tanggal atau seharusnya sudah tumbuh pada
umur tertentu.

Tabel Schour dan Massler

B. Pemeriksaan Jejas Gigitan


Menurut William Eckert (1992), pola gigitan
adalah bekas gigitan dari pelaku yang tertera
pada kulit korban dalam bentuk luka, jaringan
kulit maupun jaringan ikat di bawah kulit
sebagai pola akibat dari pola permukaan
gigitan dari gigi-gigi pelaku melalui kulit
korban

Bite marks harus dibedakan antara gigitan yang


disebabkan oleh hewan atau gigitan yang
disebabkan oleh manusia.
Gigitan yang disebabkan oleh hewan seperti
anjing atau hewan karnivora lainnya cenderung
melakukan pencabikkan sehingga menimbulkan
luka terbuka sedangkan gigitan manusia
cenderung meninggalkan luka yang disebabkan
oleh tekanan, seperti lecet, memar dan laserasi

Berbagai jenis pola gigitan pada


manusia
1. Pola gigitan dengan aksi lidah dan bibir.
Pola gigitan ini terjadi pada waktu pelaksanaan birahi antara
pria dan wanita.
2. Pola gigitan pada organ genital
Pola gigitan ini bila terjadi pada pria biasanya dilakukan
gigitan oleh orang yang dekat dengannya misalnya istrinya
atau teman selingkuhnyanya yang mengalami cemburu buta.
3. Pola gigitan pada sekutar organ genital.
Pola gigitan ini terjadi akibat pelampiasan dari pasangannya
atau istrinya akibat cemburu buta yang dilakukan pada waktu
suaminya tertidur pulas setelah melakukan hubungan seksual.

4. Pola gigitan pada organ genital.

Pola gigitan ini modus operandinya yaitu


pelampiasan emosional dari lawan jenis atau istri
karena cemburu buta. Biasanya hal itu terjadi pada
waktu korban tertidur lelap stelah melakukan
hubungan intim.
5. Pola gigitan pada mammae.
Pola gigitan ini terjadi pada waktu berhubungan
intim dengan lawan jenis. Pola gigitan ini baik
disekitar papilla mammae dan lateral dari mammae.
Oleh karena mammae merupakan suatu organ tubuh
setengah bulatan maka luka pola gigitan yang
dominan adalah gigitan kaninus.

6. Pola gigitan pada penyikasaan anak.


Pola gigitan ini dapat terjadi pada seluruh
lokasi atau di sekeliling tubuh anak-anak atau
balita yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Hal
ini disebabkan oleh suatu aplikasi dari
pelampiasan gangguan psikis dari ibunya oleh
karena kenakalan anaknya atau kerewelan
anaknya ataupun kebandelan dari anaknya.

Prosedur Identifikasi
Teknik identifikasi meliputi proses
pengambilan swab saliva, pembuatan foto
bite mark, pembuatan impresi bitemark,
pengambilan jaringan, rekam gigi,
pengambilan foto gigi, pembuatan cetakan
gigi

Penentuan Jenis Kelamin


Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk
penentuan jenis kelamin. Gigi geligi
menunjukkan jenis kelamin berdasarkan
kaninus mandibulanya. Anderson mencatat
bahwa pada 75% kasus, mesio distal pada
wanita berdiameter kurang dari 6,7 mm,
sedangkan pada pria lebih dari 7 mm. Saat ini
sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi
untuk membedakan jenis kelamin

Penentuan Ras
Gambaran gigi untuk Ras kaukasoid adalah
sebagai berikut:
1. Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada
molar 1.
2. Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada
gigi premolar kedua dari mandibula.
3. Maloklusi pada gigi anterior.
4. Palatum sempit, mengalami elongasi,
berbentuk lengkungan parabola.
5. Dagu menonjol.

Gambaran gigi untuk ras negroid adalah


sebagai berikut:
1. Pada gigi premolar 1 dari mandibula
terdapat dua sampai tiga tonjolan.
2. Sering terdapat open bite.
3. Palatum berbentuk lebar.
4. Protrusi bimaksila.

Gambaran gigi untuk ras mongoloid adalah


sebagai berikut:
Insisivus berbentuk sekop.
Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk
tuberkel pada permukaan oklusal premolar
bawah pada 1- 4% ras mongoloid.
Akar distal tambahan pada molar 1
mandibula ditemukan pada 20%
mongoloid.
Lengkungan palatum berbentuk elips.
Batas bagian bawah mandibula berbentuk
lurus.

2. Dokter Gigi sebagai Saksi Ahli


Dokter gigi sebagai tenaga kesehatan di
bidang gigi dan mulut dapat membantu
penyidik dalam pemeriksaan bidang
Kedokteran Gigi Forensik, sehingga dapat di
panggil sebagai saksi ahli di pengadilan untuk
memberikan keterangan dan pendapatnya
dengan benar dan baik, sesuai bidang
keahliannya

3. Visum et Repartum
dokter gigi dapat dilibatkan dalam pembuatan
Visum et Repertum oleh dokter pembuat
Visum et Repertum sebagai konsultan untuk
memeriksa keadaan mulut dan geligi korban,
karena dokter gigi tidak memiliki wewenang
khusus untuk membuat Visum et Repertum

Kesimpulan
Peran dokter gigi sangat besar sekali dalam identifikasi
baik untuk korban yang tidak dikenali maupun yang bisa
dikenali. Misalnya pada kejahatan yang meniggalkan
bekas gigitan maka dokter gigi berupaya untuk
membantu mengungkap pelaku baik itu karena gigitan
manusia atau bukan.
Gigi dapat dipakai dalam identifikasi dikarenakan oleh:
Gigi tahan terhadap trauma fisis dan termis dan tahan
terhadap dekomposisi.
Gigi mempunyai bentuk yang jelas dan tertentu.
Gigi terletak dibagian tubuh yang relative kecil sehingga
sekalipun badan mengalami kehancuran, gigi masih tetap
utuh
Gigi terletak dibagian tubuh yang mudah dicapai, tidak
memerlukan persiapan khusus

Thank You

Pertanyaan
Idola Putri M 11-032
Identifikasi umur dari janin ? Jika ibu ingin
mengidentifikasi apakah bisa
mengidentifikasi umur janinnya ?
Jefri Kurniawan 11-006
Bagian merah apakah gingiva tidak terbakar
atau terbakar ?

Anda mungkin juga menyukai