Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

NUTRISI
M. FAZA AKROMA
HARYA HERMAWAN
Pembimbing

: Dr. Dik Adi Nugraha, Sp. B M.Kes

STATUS
GIZI

Definisi

Suatu rangkaian interval dari pasien dengan nutrisi


yang baik sampai pasien kakexia.
Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan
yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
menghasilkan energi, mempertahankan kehidupan
dan fungsi organ-organ.

Pengukura
n Status
Gizi

Pengukuran status gizi pada dasarnya merupakan


proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan
cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat
objektif maupun subjektif, untuk kemudian
dibandingkan dengan baku yang telah tersedia
Survei asupan makanan adalah metode penentuan
status gizi secara tidak langsung dengan melihat
jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Pemeriksaan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

Pengukura
n Status
Gizi

Komponen penilaian status gizi meliputi


survei asupan makanan, pemeriksaan
biokimia, pemeriksaan klinis, serta
pemeriksaan antropometris.
Pemeriksaan klinis adalah metode yang
sangat penting untuk menilai status gizi
seseorang. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.

Malnutrisi

Organisasi
Kesehatan
Dunia
(WHO)
mendefinisikan
malnutrisi
sebagai
ketidakseimbangan seluler antara pasokan
nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh
terhadap
mereka
untuk
menjamin
pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi
tertentu.

Perubahan
Pada
Pasien
Bedah

Perubahan Fisiologis Pada Pasien


Bedah
Permeabiltas usus meningkat 2x sampai 4x
pada periode segera pascaoperasi, dan
normalnya berlangsung selama 5 hari.
Berkurangnya nutrisi berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas dan menurunnya
tinggi dari villus.

Kebutuhan
Nutrisi

1. Tujuan utama dari nutrisi suportif adalah


untuk memenuhi kebutuhan energi untuk
proses metabolisme, pemeliharaan suhu
basal, dan perbaikan jaringan. Kegagalan
untuk menyediakan sumber energi non
protein yang memadai akan menyebabkan
penggunaan cadangan jaringan tubuh.

Kondisi

Tabel 2.1
Penyesuaian
kalori di atas
Pengeluaran
Energi Basal
(BEE) pada
kondisi
hipermetaboli
k.

Kkal/ Perhitu
Gram
kg
ngan
Protein/kg
per
di atas
per day
day
BEE

Normal/moderate
malnutrition
Mild stress

2530

1.1

2530

1.2

1.2

Moderate stress
Severe stress

30
3035

1.4
1.6

1.5
2

Burns

3540

2.5

Kalori
non
protei
n:
Nitrog
en
150:1
150:1
Top of
Form
120:1
90
120:1
90
100:1
Bottom
of Form

Untuk menentukan kebutuhan kalori harus diketahui


metabolisme basal, sedangkan untuk menentukan
basal energy expenditure (BEE) ini digunakan suatu
rumus Harris-Benedict.
Rumus :
BEE (Laki-laki) = 66,47 + 13,75 (Berat
badan/Kg) + 5,0 (Tinggi Badan/Cm) - 6,76
(Usia/tahun) Kkal/hari
BEE (Perempuan) = 655,1 + 9,56 (Berat
badan/Kg) + 1,85 (Tinggi badan/Cm) - 4,68
(Usia/tahun) Kkal/hari

Rute
Pemberian
Nutrisi
Suportif

1. Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral memberi hasil lebih baik karena
prosesnya berlangsung faal. Nutrisi enteral lebih
disukai daripada nutrisi parenteral atas dasar
kurangnya biaya yang harus dikeluarkan dan risiko
yang terdapat jika diberikan secara intravena.
Pemberian
nutrisi
secara
enteral
telah
menghasilkan beberapa manfaat klinis yang
spesifik, termasuk mengurangi kejadian komplikasi
infeksi pasca operasi dan peningkatan respon
penyembuhan luka.
Rekomendasi nutrisi enteral dini untuk pasien
bedah dengan malnutrisi sedang (albumin = 2,93,5 g / dL)

Pilihan Akses

Tabel 2.2
Beberapa
pilihan untuk
akses
pemberian
makan
secara
enteral.

Komentar

Nasogastric

Penggunaan

Tube

risiko

jangka

pendek;

aspirasi;

trauma

nasofaring; sering menyangkut.


Nasoduoden Penggunaan
jangka
pendek;
al/nasojejuna risiko
l

aspirasi

jejunum;
dalam
(bantuan
diperlukan)

rendah

adanya

pada

tantangan

menempatkannya
radiografi

sering

Nutrisi

Contoh Indikasi

Makanan cair

Pemberian
Oral

Obstruksi esophagus, patah tulang

Diet khusus

Oral

rahang

Tinggi

Nutrisi
Parenteral

Cara

kalori Oral/Parenteral Diabetes,

kolelitiasis,

obstipasi,

protein

Oral/enteral

obesitas

Lengkap cair

Malnutrisi kronis

Oral/Parenteral Malnutrisi, respirasi buatan, koma

Diet dasar

yang lama, perawatan intensif

Parenteral

Penerbangan ruang angkasa, fistel

Parenteral total

usus, ileus, morbus Crohn, colitis


Fistel, short bowel syndrome, kolitis

Tabel 2.3 Diet dan nutrisi khusus

Rute Nutrisi Enteral Banding Parenteral


Setiap rute pemberian nutrisi suportif berhubungan
dengan komplikasi yang berbeda-beda. Umumnya,
komplikasi yang terkait dengan nutrisi parenteral
berhubungan dengan morbiditas yang lebih besar
daripada nutrisi enteral karena sifat invasif dari cara
pemberiannya

Nutrisi Perioperatif
Dalam percobaan gizi perioperatif, hampir semua percobaan
dengan hasil negatif atau efek negatif dari gizi terjadi pada
sebagian besar pasien dengan gizi yang baik. Namun,
percobaan yang menyertakan sejumlah besar pasien
malnutrisi menunjukkan manfaat yang signifikan dengan
nutrisi perioperatif.

Monitoring Terapi Nutrisi Suportif


Status cairan harus dievaluasi setiap hari pada pasien sakit
kritis. Formulasi nutrisi parenteral harus terkonsentrasi dan
natrium harus dikurangi saat berat badan pasien tiba-tiba
meningkat 1-2 kg dalam 24 jam.
Laboratorium untuk pengukuran glukosa, natrium, kalium,
statusasam-basa, dan fungsi ginjal harus dilakukan setiap
hari, sedangkan pengukuran untuk kalsium, fosfor, dan
magnesium harus dilakukan setidaknya tiga kali seminggu.
Konsentrasi trigliserida, tes fungsi hati, hitung darah lengkap
dengan diferensial, waktu prothrombin, dan waktu
tromboplastin harus dinilai mingguan selama fase akut
cedera pada populasi pasien ini.


I Dewa Nyoman S dan Bachyar Bakri. Penilaian Status Gizi, Jakarta:
Buku Kedokteran EGC. 2002.
Josef E. Fischer, Justin A. Maykel, and Nicholas E. Tawa JR. Chapter
7 - Metabolism in Surgical Patients In: Sabiston Textbook of
Surgery, 17th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2004.

DAFTAR
PUSTAKA

Kate Willcutts and Kelly O'Donnell. Surgical Diets In: Clinical


Nutrition In Surgical Patient. Canada: Jones and Bartlett Publishers.
2008.
Kenneth A. Kudsk, Gordon S. Sacks. Nutrition in the Care of the
Patient with Surgery, Trauma, and SepsisIn: Modern Nutrition in
Health and Disease, 10th Edition. New York: Lippincott Williams &
Wilkins. 2006.
Soekirman. Ilmu Gizi dan Aplikasinya, Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. 2000.
Widjseno-Gardjito. Persiapan Prabedah In: Buku Ajar Ilmu Bedah
Edisi 2. Jakarta:EGC. 2005.

TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKU
M WR WB

Anda mungkin juga menyukai