Anda di halaman 1dari 66

BAB VII

ATOM
BERELEKTRON BANYAK

SPIN ELEKTRON
Teori Atom yang sudah dijelaskan didepan,tidak
bisa menjelaskan beberapa hal berikut
Banyak garis spektrum yang sebenarnya terdiri dari 2
grs terpisah (struktur halus), misal transisi antara n=3
dan n=2 pada deret Balmer dari atom hidrogen
- Ramalan teoritis garis tunggal :
6563 A
- Kenyataan 2 garis berjarak 1,4 A

Zeeman Normal (nomalous zeeman


effect)

Efek

- Pada

efek Zeeman normal,


sebuah garis spektrum terpisah
menjadi tiga komponen
- Benar-benar teramati dalam
beberapa unsur (3 komponen garis
spektrum terpisah), tetapi seringkali tdk
teramati 3, melainkan teramati 4, 6 atau
lebih Efek Zeeman tidak Normal

Efek Zeeman tidak Normal


(anomalous zeeman effect)

Untuk

menjelaskan struktur halus ini,SA Goutsmit


dan GE Uhlenbeck, mengusulkan bahwa elektron
mempunyai spin (momentum sudut intrinsik) bola
elektron bermuatan (-) yang berputar terhadap
sumbunya

Dalam medan magnet, rotasi sumbu hanya memiliki 2


kemungkinan orientasi.

Momen
Magnet

Arah
medan
magnet

Spin

elektron berperilaku sama seperti


momentum sudut orbital
Momentum sudut spin
1
S s(s 1)
, s

2
Komponen momentum
sudut spin & momen magnetik

SZ mS
Bilangan kuantum spin (+1/2
dan -1/2)

&

e
S S
m

e
SZ
2m

Bilangan

kuantum spin ini berhubungan dengan


postulat Wolfgang pauli (1900-1958) yang menyatakan bahwa suatu elektron didalam atom tidak boleh
memiliki 4 bilangan kuantum (n,l,m l,ms) yang sama.

Elektron

dalam orbital yang sama akan dapat


memiliki nilai n, l, dan m yang sama, sehingga untuk
nilai bilangan kuatum yang keempat yaitu bilangan
kuantum spin tidak boleh sama.
Karena hanya ada 2 nilai m s, maka satu orbital
maksimal hanya bisa diisi oleh dua elektron dengan
dua arah putaran yang berlawanan.

Eksperimen Stern-Gerlach
Kuantisasi

ruang ditunjukkan oleh


eksperimen O. Stern dan W. Gerlach
Seberkas atom (perak) dilewatkan kedalam
suatu daerah yang didalamnya terdapat
medan magnet tak homogen
Atom-atom dengan arah momen dipol
magnet berlawanan menderita gaya dalam 2
arah berlawanan

Skema eksperimen
Stern-Gerlach

Prediksi teoritis :
Jumlah titik pada layar adalah jumlah nilai m l yang berbeda,
yaitu 2l+1
Karena l=0,1,2,3, maka jumlah titik pada layar : 1,3,5,7,

Hasil Percobaan :
l=1 4 titik
l=0 2 titik : untuk l=0 L=0 tidak ada momen magnet
(ternyata atom masih mempunyai momen magnet)

2l+1=2

l=1/2
(tdk mungkin, karena persamaan
Schrodinger membatasi l=0,1,2(n-1)
Pemecahan dilema ini memerlukan
pengenalan momentum sudut spin
Hal ini dapat dijelaskan melalui interaksi
magnetik antara momentum sudut spin dan
orbit elektron atom (Kopling Spin-Orbit)

Kopling Spin-Orbit
v
r

-e

+ ze

-e
r

+ ze

S
v

(a)

Elektron

(b)

mengelilingi inti atom, dilihat dari kerangka


acuan inti (a)
Dari kerangka acuan elektron, inti mengelilingi elektron
(b)

Medan

magnet yang dihasilkan inti atom beraksi


terhadap momen magnet spin elektron dengan
energi magnetik U

U( ) cos B SZ B

e
U( )
B
2m
Jadi

BB

energi bergeser kebawah dan keatas,


sebesar energi tsb diatas
Mirip dengan efek Zeeman, tetapi dg B yg
dihasilkan oleh gerak inti

Untuk lingkaran berjari2 r yang dialiri arus i, medan magnet B


pada pusat lingkaran

0i 0 e
B

2r
2r T

e
i
T

0 ev
B
2r 2 r

2r
T
v

E
L S

Pemisahan struktur halus


dalam hidrogen

Lebar

E antara

2 keadaan ini adalah

E 2U 2BB

0 ev

B
2
2r
Karena
maka

L mvr n

0e 2 2n
E
4m 2 r 3

n
v
mr

Jari2 orbit electron atom hydrogen

4 0 2
rn
n
2
me
2

0 e 2 2 n m 3e 6 1
E
4m 2 (4 0 ) 3 6 n 6

0 me
1

3 4
5
4
n
256 0
8

Dengan menggunakan hubungan

c 1/ 0 0
2

dan

e2

4 0 c

1
E (mc ) 5
n
2

= 1/137 : tetapan struktur halus

Sebagai contoh deret1 Lyman :


Hasil pengamatan:
Hasil perhitungan:

= 4,54.10-5 eV

E =(0,511) MeV.(1/137)4.(1/32) = 4,53.10-5 eV

Contoh Soal :
Tentukan

energi magnetik U untuk elektron dalam


keadaan 2p dari atom hidrogen dengan pertolongan
model Bohr yang dalam keadaan n=2 bersesuaian
dengan keadaan 2p.

Penyelesaian :
Medan magnet di pusat lingkaran
0i 0 e 0 ef
f ~ frekwensi

2r 2r T
2r
r n 2 a 0 = 4a 0 = 4.5,292.10-11m = 2,1.10-10 m
B

e
v
14
f
8,4.10 dt , dimana v
2r
4 0 mr
Jadi medan magnet yang dialami elektron

( 4 .10 7 Tm / A).(8,4.1014 s 1 ).(1,6.10 19 C )


B
0,40T
10
2.2,1.10 m
Energi magnetik elektron

U B B
= 3,7.10-24 J = 2,3.10-5 eV

Perbedaan energi antara sub tingkat atas dan bawah

E 4,6.10 eV

Lyman alpha transition in hydrogen


The Lyman alpha transition in
hydrogen in the presence of the
spin-orbit interaction involves
the transitions
and
In the presence of an external
magnetic field, the weak-field
Zeeman effect splits the 1S1/2
and 2P1/2 states into 2 levels
each (mj = 1 / 2, 1 / 2) and the
2P3/2 state into 4 levels (mj = 3 /
2,1 / 2, 1 / 2, 3 / 2).

Karakteristik
Atom Berelektron Banyak

Konsep 3 bilangan kuantum yang diturunkan dari


persamaan Schrodinger tidak memberi solusi pasti
untuk atom banyak elektron
Adanya elektron lebih dari satu memerlukan
pertimbangan dari berbagai aspek:
1. Perlunya bilangan kuantum ke-4
2. Batasan jumlah elektron yang diperbolehkan dalam
orbital
3. Diperlukan tingkat energi yang lebih kompleks

Konfigurasi electron harus memenuhi :


1. Aturan Aufbau :
Elektron akan menempati subkulit dimulai dari subkulit
dengan tingkat energi terendah.
2. Larangan Paulli
:
Tidak ada 2 elektron dalam satu atom yang mempunya
bilangan kwantum yang sama (n, l, ml dan ms).
3. Aturan Hund :
Bila electron mengisi orbital yang setingkat maka electron
tidak membentuk pasangan terlebih dahulu sebelum
masing-masing orbital terisi sebuah elektron

Aturan Aufbau

Kecenderungan
Kecenderungan
Pengisian
Pengisianelektron
elektron

Energi elektron pada kulit tertentu, msh bergantung pada bil. kuantum l
(walaupun kebergantungannya tdk begitu besar.
Elektron pada masing2 kulit bertambah energinya jika l bertambah besar.

Larangan Paulli
- 2He e1 : (1, 0, 0, )
e2 : (1, 0, 0, -)
- 3Li e1 : (1, 0, 0, )

1s2, 2s1

e2 : (1, 0, 0, -)
e3 : (2, 0, 0, ) atau (2, 0, 0, -)
- 11Na

1s2, 2s2, 2p6, 3s1

Aturan Hund
- 2He e1 : (1, 0, 0, )
e2 : (2, 0, 0, -)
- 3Li e1 : (1, 0, 0, )
e2 : (1, 0, 0, -)
e3 : (2, 1, 0, ) atau (2, 1, 0, -)
.

1s1, 2s1

1s2, 2s1,2p1

Kedua contoh konfigurasi elektron ini tdk melanggar aturan Pauli,


kan?
Tetapi melanggar fakta riel sifat unsur, misal sifat fisika / kimia yang
sangat ditentukan oleh elektron valensi
ATURAN HUND

Electron configuration diagrams from H to


Ne

Prinsip

larangan Pauli membatasi banyaknya


elektron yg dpt menempati sub kulit tertentu
Sub kulit bercirikan n dan l, dengan
l = 0, 1, 2, 3, 4, , (n-1)
Jumlah max. elektron setiap sub kulit : 2(2l+1)
Jumlah max. elektron dlm kulit n : 2n 2
Kulit atau sub kulit atom yang berisi penuh
(max) elektron Tertutup

Momentum

sudut orbital total dan spin total


dalam sub kulit tertutup adalah nol
momen magnet = 0
tdk menarik elektron lain
elektronnya tdk mudah tertarik
Atom yang spt ini bersifat kimiawi pasif
(seperti pada gas mulia : mempunyai
konfigurasi elektron tertutup)

Elektron

Xe

54

dalam kulit tertutup terikat kuat

131

Br80

35

9
Be
4

Energi Ionisasi sebagai Fungsi dari Atom

Energi Ionisasi
Didefinisikan

sebagai energi yang dibutuhkan


oleh atom agar elektron yang tarikannya
paling kecil dapat dipisahkan secara
sempurna
Mg(g) Mg+(g) + eI1 = 7,65 eV
Mg+(g)
1

Mg2+(g) + e-

eV = 96,49 kJ/mol

I2 = 15,04 eV

Energi

ionisasi yang terletak pada periode


ketiga (gambar dibawah)
Semakin rendah energi ionisasi unsur akan
semakin bersifat logam

Tabel Periodik (Berkala)


Jika

unsur disusun berdasarkan kenaikan bobot


atom (bilangan atom), seperangkat sifat (kimia dan
fisika) akan terulang secara berkala Hukum
Periodik (hukum berkala)

Pengaturan

secara tabel dari unsur2 itu yang


menunjukkan sifat periodik Tabel Periodik

Mula-mula

ditemukan secara terpisah oleh Dimitri


Mendelev dan Lothar Meyer 1869

Salah satu yang dipublikasikan oleh Meyer adalah keteraturan


berdasarkan bobot atom. Meyer menggunakan istilah volume
atom untuk mengacu pada sifat yang digambarkan disini.

Tabel Periodik Unsur

Tentang tabel periodik

Unsur digolongkan menjadi Golongan A (utama) yaitu


Golongan IA sampai VIIIA dan Golongan B (transisi) yaitu IB
sampai VIIIB dan Lantanida serta Aktinida. Unsur dalam satu
golongan ditulis tegak atau vertikal dari atas ke bawah

Unsur - unsur logam ada di sebelah kiri sedangkan unsurunsur nonlogam ada di sebelah kanan dan unsur unsur
yang ada di antaranya merupakan unsur metaloid

Unsur logam transisi dibagi dua yaitu unsur logam transisi


dalam (Lantanida dan Aktinida) dan unsur logam transisi luar
(Golongan IB sampai VIIIB)

Periode (7)

Perioda 1 disebut periode sangat pendek, hanya terdiri


dari 2 unsur

Perioda 2 dan 3 disebut periode pendek, berisi 8 unsur

Perioda 4 dan 5 disebut periode panjang, berisi 18 unsur

Perioda 6 disebut sangat panjang, berisi 32 unsur

Perioda 7 belum terisi seluruhnya sehingga disebut


periode belum lengkap

Unsur-unsur digolongkan berdasarkan kenaikan nomor


atomnya

Unsur

dalam satu periode memiliki kesamaan jumlah


kulit yang terisi elektron, sedangkan elektron
valensinya (elektron pada kulit terluar) akan
bertambah dari kiri ke kanan.
Tabel 9. Konfigurasi elektron unsur Perioda 3 (Na sampai Ar)

Unsur

No. Atom

Konfigura
si
Elektron

Subkulit
Terakhir

Elektron
Valensi

Kulit Terluar

Na

11

1s2 2s2 2p6 3s1

3s1

Mg

12

1s2 2s2 2p6 3s2

3s2

Al

13

1s2 2s2 2p6 3s2


3p1

3s2 3p1

Si

14

1s2 2s2 2p6 3s2


3p2

3s2 3p2

15

1s2 2s2 2p6 3s2


3p3

3s2 3p3

16

1s2 2s2 2p6 3s2


3p4

3s2 3p4

Cl

17

1s2 2s2 2p6 3s2


3p5

3s2 3p5

Ar

18

1s2 2s2 2p6 3s2


3p6

3s2 3p6

Unsur dalam satu jalur vertikal (tegak) memiliki kesamaan


jumlah elektron valensi pada kulit terluar sedangkan jumlah
kulit akan bertambah dari atas ke bawah.
Tabel 10. Konfigurasi elektron unsur Golongan IA
Subkulit
Terakhir

Elektron Valensi

Kulit Terluar

1s2

1s1

1s2 2s1

2s1

11

1s2 2s2 2p6 3s1

3s1

19

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6


4s1

4s1

Rb

37

1s2 2s2 2p6 3s2


3p64s2 3d10 4p6 5s1

5s1

Cs

55

[Xe] 6s1

6s1

Fr

87

[Rn] 7s1

7s1

Unsu
r

No. Atom

Li

Na

Konfigurasi
Elektron

Jari-jari Atom
Semakin

banyak kulit elektron dalam suatu


atom (makin bawah letak suatu unsur
dalam satu golongan pada tabel berkala),
makin besar ukuran atom itu
Jari-jari atom menurun dari kiri ke kanan
dalam satu periode.
Terdapat penurunan tajam dalam ukuran
dua atau tiga atom pertama tetapi sesudah
itu ukuran atom hanya berubah sedikit
dalam deret transisi

Beberapa jari-jari ion

Cs
Rb
K
Na
Li

Elektronegatifitas

Elektronegatifitas merupakan suatu ukuran yang


memberikan kemampuan suatu atom dalam bersaing
mendapatkan elektron
Sebagai patokan kasar, logam mempunyai
elektronegatifitas kurang dari 2, metaloid kira-kira sama
dengan 2 dan bukan logam lebih besar dari 2

Afinitas Elektron

Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral


apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion
negatif. Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin
mudah atom tersebut menerima/menarik elektron dan
semakin reaktif pula unsurnya.
Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi.
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas
elektronnya semakin kecil.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas
elektronnya semakin besar.
Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda
negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA. Afinitas elektron
terbesar dimiliki golongan VIIA.

Sifat Atom dan Tabel Berkala


Sebuah Ringkasan

Latihan (Tugas / PR) :


1.

Bila electron menempati bilangan kwantum 5,2,-1, . Tentukan notasi


sub kulit dan letak unsur dalam system Periodik.

2.

Bagaimana konfigurasi singkat dengan menggunakan konfigurasi gas


mulia untuk unsur X dengan nomor atom 58, Bila suatu unsur memiliki
no atom 24, Tentukan kulit valensi dan electron valensi unsur tersebut.

3.

Bila nomor atom Ni 28 dan Ca 20 .Tulislah konfigurasi electron ion


Ni2+ dan Ca2+

4.

Bila ion X2- mempunyai konfigurasi sama dengan konfigurasi atom


argon. Bilangan massa 31 tentukan :
a. Letak unsur X dalam system periodic
b. Jumlah netron dalam inti atomnya
c. Bilangan kwantum electron pada sub tingkat energi paling
tinggi

5. Jelaskan secara singkat apa yang anda ketahui


tentang :
a. Prinsip larangan Pauli
b. Efek Zeeman
c. Struktur halus
6. Gambarkan diagram tingkat energi atom hidrogen dan transisi-transisi
yang diperbolehkan untuk n=1, 2, 3 dan 4.
7. Tuliskan konfigurasi elektron dari (a)

15

P, (b)

55

Cs, dan (c)

51

Pb

8. Tentukan perubahan panjang gelombang dari foton 3p - 1s, jika


hidrogen ditempatkan dalam sebuah medan magnet 2 T.
9. Jelaskan :
a). Mengapa pada umumnya energi sub kulit 4s sedikit lebih rendah dari
sub kulit 3d
b). Mengapa tembaga mempunyai konduktivitas listrik yang tinggi

Momentum Sudut Total


Setiap

elektron dalam sebuah atom


mempunyai
Momentum sudut orbital L tertentu
Momentum sudut spin S tertentu
Momentum sudut total J = L+S

harus terkuantisasi dengan besar


J= [j(j+1)]1/2h,
dengan kemungkinn bil kuantum j :
j=(l+s),(l+s-1),,(l-s+1),(l-s)

Komponen

dalam arah z : Jz=mjh

Besar

momentum sudut orbital: L=[l(l+1)] 1/2h


Komponen z dari L : Lz=mlh
Besar

momentum sudut spin : S=[s(s+1)] 1/2h


Komponen z dari S : Sz=msh

Kopling L.S
J.J=J2

=(L+S).(L+S)
=L.L+2L.S+S.S
=L2+2L.S+S2
j(j+1)h2=l(l+1)h2+2L.S+s(s+1)h2
L.S=1/2[j(j+1)-l(l+1)-s(s+1)]h2

Kopling L.S (banyak-elektron)


J.J=J2

=(L+S).(L+S)
=L.L+2L.S+S.S
=L2+2L.S+S2
J(J+1)h2=L(L+1)h2+2L.S+S(S+1)h2
L.S=1/2[J(J+1)-L(L+1)-S(S+1)]h 2

J=

[J(J+1)]1/2h,
dengan kemungkinn bil kuantum J :
J=(L+S),(L+S-1),,(L-S+1), (L-S)
Komponen dalam arah z : Jz=MJh
momentum sudut orbital: L=[L(L+1)]1/2h
Komponen z dari L : Lz=MLh
Besar

momentum sudut spin : S=[S(S+1)]1/2h


Komponen z dari S : Sz=Msh
Besar

M m
L i
li

ms
i
i

L, S dan J dapat ditentukan dari


ML = L, L-1, L-2, , -L
MS = S, S-1, S-2, , -S
MJ = J, J-1, J-2, , -J
Untuk transisi berlaku aturan seleksi
J 0,1 L 0,1 S 0

M M
L
S

M J 0,1

J=0 J=0 : tdk diperbolehkan


Jika J=0, maka MJ=0 MJ=0 :
tdk diperbolehkan

Notasi Spektroskopik Keadaan Atom


Keadaan

atom dicirikan dengan bil. L, S, J

yaitu : [ 2S+1LJ ]
dimana
L : momentum sudut orbital total atom
S(0), P(1), D(2), F(3), G(4),H(5),
S : momentum sudut spin total atom
J : momentum sudut total atom
Contoh : keadaan dasar Boron L=1, S=1/2
dan J=1/2 2P1/2

Angular Momentum in a Magnetic Field

The Sodium Doublet


The transition which gives rise to the
doublet is from the 3p to the 3s level,
levels which would be the same in the
hydrogen atom. The fact that the 3s (
orbital quantum number = 0) is lower
than the 3p (l=1) is a good example of
the
dependence of atomic energy levels
on angular momentum
.
The 3p level is split into states with
total angular momentum j=3/2 and
j=1/2 by the magnetic energy of the
electron spin in the presence of the
internal magnetic field caused by the
orbital motion. This effect is called the
spin-orbit effect.

The sodium spectrum is


dominated by the bright
doublet known as the
Sodium D-lines at 588.9950
and 589.5924 nanometers.
From the
energy level diagram it can
be seen that these lines are
emitted in a transition from
the 3p to the 3s levels.
The sodium doublet is
further spit by the
application of an external
magnetic field ( Zeeman
effect).

Tugas (PR) :
1. Tentukan Kopling L.S untuk keadaan 3F2
2. Tentukan transisi dari keadaan 3F ke 3D
dengan memasukkan interaksi L.S
3. Tentukan bilangan momentum sudut total J
yang mungkin dibawah kopling LS dari 2
elektron atom yang bil. Kuantum orbital nya
l1=1 dan l2=2.

Anda mungkin juga menyukai