Anda di halaman 1dari 40

Tugas biokomia

Klasifikasi
Metabolisme
Microorganisme
Disusun oleh
Alfino Hendra
Erliana Nduru
Doni Ari Dirgantara
Hardianti Afriani
Nur Asia
Syarifah Safira Salbila
Wida Sri Wani

Klasifikasi Metabolisme
Mikroorganisme

Taksonomi adalah cabang ilmu


pengetahuan biologi yang digunakan untuk
menemukan sedemikian rupa hubungan
antar mikroorganisme hidup secara alami
untuk dapat menemukan klasifikasinya.
Untuk pengelompokan tingkat organisme
tumbuhan dan hewan,adalah sebagai
berikut;
Kingdom
Kelas
Orde
Family
Genus
Spesies

Ada dua tipe umum dari karakteristik yang digunakan untuk


taksonomi yaitu struktur morfologi dan physiologi. Studi
taksonomi mikroorganisme ini merupakan hal yang sulit
dikarenakan ukurannya yang sangat kecil sehingga memerlukan
pengujian dengan mikroskopik, sedangkan untuk physiologi
memerlukan pertumbuhan kultur yang murni di laboratorium.

Kelompok Metabolisme
Sumber karbon
Inorganik
organik

Autotrop
Heterotrop

Sumber energi
Kimia
Cahaya

Chemotrop
Photorop

Donor elektron
Inorganik
organik

Lithotrop
Organotrop

Bakteri dapat hidup di berbagai habitat sesuai dengan cara hidupnya.


Ada yang hidup di dalam tubuh organisme lainnya (hewan, tumbuhan,
manusia), di air tawar, air laut, tanah, sampah-sampah, pada sisa-sisa
organisme yang sudah mati, dan pada bahan-bahan makanan.
Pada umumnya, bakteri akan tumbuh subur pada lingkungan yang
cenderung basah dan lembap, pada suhu sekitar 25C 37C.
Beberapa jenis bakteri mampu hidup di lingkungan dengan kondisi
yang sangat ekstrem, misalnya terlalu asam, basa, panas, dingin, asin,
manis, ada oksigen, maupun tidak ada oksigen.

Bakteri Autotrof dan Bakteri Heterotrof


Agar tetap dapat hidup dan berkembang biak, bakteri
memerlukan makanan. Berdasarkan sumber karbon, bakteri
dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri autotrof dan bakteri
heterotrof.
1. Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan) adalah
bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dan senyawa
anorganik. Untuk membuat makanannya, bakteri memerlukan
energi.
2. Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof (hetero = yang lain, trophein = makanan)
adalah bakteri yang mendapatkan makanan berupa senyawa
organik dan organisme lainnya. Bakteri heterotrof dapat hidup
secara saproba (pengurai), parasit, dan simbiosis mutualisme.

a. Bakteri saproba (pengurai)


Bakteri saproba adalah bakteri yang memperoleh makanan dengan
cara menguraikan organisme yang sudah mati atau bahan organik
lainnya. Bakteri saproba merupakan organisme pengurai (dekomposer)
bangkai, tumbuhan yang sudah mati, dan sampah. Contoh bakteri
saproba antara lain Escherichia coli (pengurai sisa-sisa makanan di
usus besar), Cellvibrio dan Cellfacicula (pengurai selulosa di dalam
tanah)
b. Bakteri parasit
Bakteri parasit adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari
tubuh organisme lain yang dirumpanginya. Bakteri parasit pada
umumnya bersifat patogen (menimbulkan penyakit) bagi tubuh inang.
Conroh bakteri parasit, antara lain Corynebacterium diphtheriae
(menyebabkan penyakit difteri), Bordetella pertussis (penyebab batuk
rejan).

Chemotroph dan Phototroph


Berdasarkan asal sumber energi yang digunakan untuk menyusun
makanan, bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri Phototroph dan
bakteri Chemotroph
1. Chemotroph
Bakteri Chemotroph memperoleh energi dengan memecah senyawa
kimia di lingkungan mereka. Contoh dari salah satu bahan kimia
tersebut dipecah oleh bakteri yang mengandung nitrogen amonia.
Bakteri ini penting karena mereka membantu siklus nitrogen melalui
lingkungan untuk makhluk hidup lain untuk menggunakan. Nitrogen
tidak dapat dibuat oleh organisme hidup, sehingga harus terus-menerus
didaur ulang. Organisme membutuhkan nitrogen untuk membuat
senyawa organik, seperti DNA.
2. Phototroph
Bakteri phototroph memanfaatkan cahaya matahari untuk membuat
makanan dan menghasilkan energi.Namun tidak seperti halnya tumbuhan,
bakteri ini tidak menghasilkan oksigen selama fotosintesis

Lithotroph dan Organotroph


1. Bakteri Lithotroph
Sumber energi utama bagi bakteri litotrof adalah senyawa
anorganik.Bakteri ini mendapatkan nutrisi berupa senyawa anorganik
dari mineral pada batuan.Bakteri ini membutuhkan karbon, oksigen,
hidrogen, nitrogen, fosfor serta beberapa elemen lain.Untuk
kelangsungan hidupnya, bakteri litotrof mengoksidasi senyawa
anorganik seperti hidrogen sulfida, elemen sulfur, amonium, dan ion
besi (ferro) yang sebagian besar diperoleh dari batuan.
2. Bakteri Organotroph
Bakteri organotrof mendapatkan nutrisi dan menghasilkan energi
dari senyawa organik.Untuk bertahan hidup, bakteri organotrof
mengonsumsi organisme autotrof atau heterotrofi, susu, daging, dan
bahan-bahan yang membusuk (sisa-sisa).Bakteri patogen termasuk ke
dalam organotrof. Mereka hidup dalam tubuh hewan dan tumbuhan
serta mendapatkan makanan organik dari tubuh inangnya.

PHOTOTROPH
Mikroorganisme phototroph meliputi algae, cyanobakteria ( alga
biru), dan tiga family bakteri: purple nonsulfur bacteria
rhodospirillaceae, purple sulfur bacteria, family cromatiaceae, dan
green sulfur bacteria, family chlorobiaceae.

Photolitotropi dan Photoautotrop


Pertumbuhan ini memerlukan cahaya dan donor elektron anorganik
dan menggunakan karbon dioksida sebagai satu-satunya sumber karbon
.Banyak dari organisme yang memerlukan faktor pertumbuhan yang
spesifik, biasanya vitamin B12, biotin atau thiamin, yang hanya
disediakan dalam jumlah sedikit kira-kira 10-4 mg/L.Bakteri yang
termasuk Photolitotropi dan Photoautotrop adalah sebagai berikut;

1. Ganggang (alga)
Karakteristik alga adalah sebagai berikut ;
. Organisme eukariotik
. Bersifat fotoautotrof (berfotosintetis)
. Soliter/berkoloni
. Mempunyai pirenoid
. Menyimpan cadangan makanan
. Bersifat uniseluler/multiseluler
. Memiliki dinding sel/tidak
. Mempunyai klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya
. Bergerak/tidak bergerak
. Bereproduksi secara aseksual yaitu membelah diri/fragmentasi/spora vegetatif, dan
seksual yaitu konjugasi/singami/anisogami.
. Metagenesis atau tidak
. Hidup dengan bebas atau bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen
. Tubuh Ganggang (Alga) tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun.
Tubuh berupa talus, sehingga termasuk dalam golongan thalophyta
. Habitat di perairan baik di air tawar maupun di air laut, tempat lembab. Menempel
di bebatuan (epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada tumbuhan
sebagai (epifik), dan menempel tubuh hewan (epizoik).

2. Ganggang Biru (Cynobacteria)


Ganggang biru juga merupakan
organisme yang belum bermembran dan belum
memiliki
beberapa macam
organel (mitokondria dan plastida)
seperti
yang telah dimiliki sel eukariotik. Ganggang
biru merupakan salah satu contoh Eubacteria
negatif, ada yang bersel satu dan ada yang berkoloni bersel banyak
membentuk untaian beberapa sel dengan struktur tubuh yang masih
sederhana, berwarna biru kehijauan, serta mengandung klorofil a (autotrof)
dan pigmen biru (fikosianin). Klorofil terdapat pada membran tilakoid,
bukan pada kloroplas. Dengan adanya klorofil ini, ganggang biru
dapat melakukan fotosintesis dan dapat membedakannya dengan
bakteri. Umumnya, ganggang ini dapat mengikat nitrogen di udara.
Pengikatan ini dilakukan oleh sel heterosista yang berbentuk benang, tetapi
bisa juga bersifat racun karena mengeluarkan toksin yang dapat
mematikan makhluk hidup lain di sekitarnya.Ganggang biru juga berkembang
biak dengan pembelahan sel. Selain dengan pembelahan sel dan cara
fragmentasi dan pembentukan spora khusus yang disebut akinet

3. Bakteri Sulfur Hijau


Chlorobium adalah genus dari filum
Chlorobi yang disebut juga sebagai bakteri
sulfur hijau. Chlorobium merupakan genus
uniseluler berbentuk batang yang spesiesnya
ditemukan di habitat anaerobik, yang kaya
sulfida. Kelompok green sulfur bacteria (bakteri sulfur hijau) memiliki tempat
hidup pada lingkungan yang memiliki kadar oksigen rendah namun juga tetap
mendapatkan sinar matahari, yaitu pada permukaan sedimen perairan.
Kondisi ini ternyata tidak cukup menguntungkan karena sinar matahari
yang menembus lapisan perairan akan semakin berkurang seiring dengan
kedalaman, sehingga hanya sedikit cahaya yang mencapai dasar perairan. Hal
ini sudah diantisipasi oleh kelompok bakteri sulfur hijau karena mereka
memiliki pigmen berupa bakterioklorofil-a, c, d, dan e pada suatu struktur di
dalam selnya yang disebut klorosom .Klorosom sangat efisien dalam
menangkap sinar matahari bahkan dalam kadar/intensitas yang rendah,
sehingga memungkinkan bakteri tersebut untuk bersifat Phototroph. Bakteri
sulfur hijau merupakan bakteri yang melakukan fotosintesis tetapi tidak
menghasilkan oksigen

Bakteri sulfur hijau mendapatkan energi untuk proses metabolismenya melalui


oksidasi H2S. Bakteri-bakteri ini menggunakan CO2 sebagai sumber karbon.
Bakteri sulfur hijau menggunakan sulfida sebagai donor elektron dalam
fotosintesis dan membentuk elemental sulfur sebagai perantara dalam proses
ini.Butiran sulfur disimpan di luar sel. Mereka dapat terus mengoksidasi
butiran sulfur dan akhirnya menghasilkan sulfat.

4. Bakteri Sulfur Ungu


Bakteri sulfur ungu adalah bakteri unicelular besar (gambar 21.2) yang
diameternya dapat mencapai lebih dari 6,0 milimikron.Banyak yang motil
dengan flagella.Beberapa memiliki
vakuola, dan semua dapat memanfaatkan
hidrogen sulfida dalam fotosintesis dan
dari butiran sulfur unsur di dalam sel
mereka. Bersifat fotoautotrof, sehingga
dapat menghasilkan energi melalui
fotosintesis.

Photoorganotrophy dan Photoheterotrophy


Pertumbuhan photoorganotrophic membutuhkan cahaya sebagai sumber
energi dan senyawa organik sebagai donor elektron. karena ATP dihasilkan
oleh fotofosforilasi siklik, tidak diperlukan elektron dari luar. Apabila karbon
dioksida adalah sumber karbon, elektron yang diperlukan berkurang .
Senyawa organik memiliki dua tujuan yaitu mereka menyumbangkan elektron
untuk pengurangan karbon dioksida dan sarve sebagai sumber karbon bersama
dengan karbon dioksida.Bakteri yang termasuk Photoorganotrophy dan
Photoheterotrophy yaitu;

1. Bakteri Ungu Non Sulfur


Pada bakteri fotosintetik ungu non sulfur, konsentrasi sulfid harus benarbenar ditekan serendah mungkin, karena pada konsentrasi yang tinggi akan
menjadi racun . bakteri ini telah diketahui sejak awal abad ke-20 ketika
pertama kalinya diisolasi oleh Hans Molisch. Bakteri-bakteri ini dapat
melakukan berbagai macam metabolisme, antara lain ; fotoautrotop atau
fotoheterotrop pada kondisi anaerobik; respirasi anerobik; dan fermentasi.
Selain itu, organisme-organisme ini pada umumnya merupakan penambat
nitrogen yang hidup bebas.

Kemampuan bakteri ini untuk melakukan fotofosforilasi


karena adanya piranti fotosintesis dalam selnya yang berupa
pigmen fotosintesis, pigmen karatenoid, dan bakterioklorofil.
Bakterioklorofil yang dimiliki bakteri ini dapat digunakan
sebagai salah satu ciri morfologi dengan melihat spektra
maksimumnya.
Sebagian besar bakteri fotosintetik ungu non sulfur
anoksegenik, seperti bakteri dari genus Rhodobacter, pada
umumnya menujukkan resistensi yang tinggi terhadap oksianion
logam tanah jarang, seperti TeO3-2 dan SeO3-2. oleh karena itu
penambahan larutan oksianion (biasanya K2TeO3)
memungkinkan isolasi kelompok bakteri tersebut secara selektif.

CHEMOTROPHS
Semua organisme yang mendapatkan energi dari mengoksidasi
senyawa kimia atau elemen diklasifikasikan sebagai chemotrophs.
tergantung pada spesies individu, sumber energi mungkin organik atau
anorganik, dan oksidasi dapat terjadi pada aerobik atau anaerobik.
Mikroorganisme yang chemotrophs mencakup semua jamur, semua
protozoa, dan sebagian besar dari bakteri

Chemolitothrophy dan Chemoautotrophy


Chemoautotrophy dan Chemoautotrophy adalah organisme yang dapat
memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri dari
bahan organik. Bakteri ini menggunakan energi kimia dari oksidasi molekul
organik untuk menyusun makanannya serta menggunakan energi kimia dari
oksidasi molekul organik untuk menyusun makanannya. Molekul organik
yang dapat digunakan adalah senyawa nitrogen, belerang, dan besi, atau dari
oksidasi gas hidrogen. Dalam prosesnya bakteri ini membutuhkan
oksigen.Bakteri yang termasuk Chemoautotrophy dan Chemoautotrophy
ialah;

1. Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah
salah satu dari sekelompok kecil
bakteri aerobik (famili
Nitrobacteraceae) yang menggunakan
bahan kimia anorganik sebagai
sumber energi. Bakteri nitrifikasi
terdiri dari dua kelompok yang
mengoksidasi amonia menjadi nitrit
(Nitrosomonas) dan yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat (Nitrobacter).
Bakteri nitrifikasi adalah spesies yang ditemukan di daerah yang cukup
amonia (daerah dengan dekomposisi protein yang luas, dan pengolahan
limbah tanaman).Bakteri nitrifikasi berkembang di danau dan sungai sungai
yang menjadi tempat pembuangan limbah yang tinggi dan air tawar karena
kandungan amonia yang rendah. Bakteri nitrifikasi sangat sensitive terhadap
lingkungan mereka, lebih dari heterotrof pada umumnya. Akibatnya kondisi
tanah mempengaruhi kemampuan tumbuh dari nitrifikasi yang membutuhkan
perhatian tertentu.

Nitrifikasi di alam adalah proses oksidasi dua langkah dari


amonium (NH4 +) atau amonia (NH3) menjadi nitrat (NO3).Proses
ini berlangsung dalam dua tahap dan masing-masing dilakukan
oleh grup bakteri yang berbeda. Tahap pertama adalah proses
oksidasi ammonium menjadi nitrit yang dilaksanakan oleh
bakteri Nitrosomonas dan tahap kedua adalah proses oksidasi
enzimatik nitrit menjadi nitrat yang dilaksanakan oleh bakteri
Nitrobakter
1. Beberapa bakteri nitrifikasi antara lain Nitrosococcus dan
Nitrosomonas (bakteri nitrat) mengoksidasi amonia menjadi
nitrit.

2. Bactoderma dan nitrobacter (bakteri nitrat) mengoksidasi nitrit


menjadi nitrat dalam keadaan aerob.

Nitrosomonas
Nitrosomonas adalah genus yang terdiri dari bakteri berbentuk
batang chemoautotrophic.Bakteri ini mengoksidasi amonia menjadi
nitrit sebagai proses metabolisme . Nitrosomonas berguna dalam
pengolahan limbah industri dan limbah dan dalam proses bioremediasi.
Genus ini ditemukan di tanah , limbah , air tawar , dan pada
permukaan bangunan , terutama di daerah tercemar yang mengandung
tingkat tinggi nitrogen senyawa .

Nitrosomonas
menggunakan energi yang
diperoleh melalui
oksidasi
amonia untuk memperbaiki
gas karbon dioksida menjadi
molekul
organik. Nitrosomonas
harus
mengkonsumsi sejumlah
besar amonia sebelum
pembelahan sel dapat terjadi , dan proses pembelahan sel bisa
memakan waktu hingga beberapa hari.
Nitrobacter
Nitrobacter adalah genus dari sebagian besar berbentuk batang,
gram negatif , dan chemoautotrophic bakteri.

Nitrobacter memainkan peran penting dalam siklus nitrogen


dengan mengoksidasi nitrit menjadi nitrat dalam tanah. Tidak seperti
tanaman, di mana transfer elektron di fotosintesis menyediakan energi
untuk fiksasi karbon, Nitrobacter menggunakan energi dari oksidasi
nitrit ion, NO 2 -, menjadi nitrat ion, NO 3 -, untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka. Nitrobacter perbaikan karbon dioksida melalui siklus
Calvin untuk kebutuhan karbon mereka.Nitrobacter baik dapat
berbentuk batang, berbentuk buah pir atau pleomorfik. Sel normal
berkembang biak dengan tunas (Holt, 1993).

2. Bakteri Besi
Bakteri besi
(Galleanella, Sinderocapsa
dan Sphoerothylus ) adalah
bakteri yang dapat mengambil
unsur besi dari sekeliling lingkungan hidupnya sehingga
mengakibatkan turunnya kandungan besi dalam air, dalam
aktifitasnya bakteri besi memerlukan oksigen dan besi sehingga
bahan makanan dari bakteri besi tersebut. Hasil aktifitas bakteri
besi tersebut menghasilkan presipitat (oksida besi) yang akan
menyebabkan warna pada pakaian dan bangunan. Bakteri besi
merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan anaerob dan
banyak terdapat dalam air yang mengandung mineral.
Pertumbuhan bakteri akan menjadi lebih sempurna apabila air
banyak mengandung CO2 dengan kadar yang cukup tinggi.

3. Bakteri Hidrogen

Salah satu jenis bakteri hidrogen,yaitu Halanaerobium


hydrogeninformans dapat tumbuh dalam medium anorganik yang
mengandung hidrogen , CO2, dan O2 serta dapat mengoksidasi
hidrogen dengan membebaskan energi . Energi ini dapat
digunakan dalam proses kemosintesis berikut

4. Bakteri Pengoksidasi Metana


Methanotrof merupakan bakteri yang hidup menggunakan metan
sebagai sumber karbon dan energi. Bakteri Metanotrof memiliki peran
utama dalam mereduksi metan yang lepas ke atmosfer dari lingkungan.
Pengukuran emisi CH4 di lahan sawah mengindikasikan bahwa
metan yang diproduksi pada bagian anaerob sebagian dioksidasi pada
lapisan permukaan sedimen sawah (Conrad & Rothfus 1991). Bakteri
pengoksidasi metan atau Methanotroph adalah organisme aerobik yang
dapat tumbuh dan berkembang dengan metan sebagai satu-satunya
sumber energi. Oleh karena itu, oksidasi metan dapat terjadi pada
lingkungan mikro yang bersifat aerobik pada zona perakaran dan pada
bagian yang bersifat toksik pada lapisan permukaan tanah. Proses
oksidasi metan tersebut diinisiasi oleh enzim metan mono-oksigenase
yang berperan dalam konversi metan menjadi metanol (Oremland dan
Capone 1988).

Bakteri Metanotrof memiliki enzim soluble methane


monooxygenase (sMMO) yang diketahui mampu mengkatalisis
transformasi berbagai polutan.Reaksi pertama untuk bakteri ini
melibatkan enzim yang disebut metana monooxygenase ( MMO ) ,
yang mengubah metana menjadi metanol seperti yang ditunjukkan
berikut:
CH4 + O2 + XH2 CH3OH + H2O + X
Dimana X = hidrogen pembawa ( sitokrom pembawa elektron )
.MMO adalah enzim yang mengandung tembaga kompleks yang dapat
berupa membran - terikat atau bebas dalam sitoplasma . Reaksi kedua
melibatkan dehidrogenase metanol yang mengubah metanol untuk
formaldehida sebagai berikut
CH3OH HCHO + 2e- + 2H+
Bakteri ini mengkombinasikan metan dan oksigen untuk
membentuk formaldehid dan diakhiri dengan pembentuakan senyawa
organik

Chemoorganotrophy dan Chemoheterotrophy


Chemoorganotrophy dan Chemoheterotrophy adalah organisme yang
mendapatkan energi dengan cara mengoksidasi senyawa organik
sebagai sumber karbon utama. Kemoheterotrof berperan untuk
degradasi limbah dalam anaerobic digester yang digunakan untuk
stabilisasi lumpur primer dan sekunder dari pengolahan limbah industri
dan kota dan untuk pengolahan limbah industri berat.Mikroorganisme
yang termasuk kedalam Chemoorganotrophy dan Chemoheterotrophy
ialah Protozoa,Fungi,Glinding Bakteri

1. Protozoa
Protozoa
merupakan organisme
yang menyerupai hewan
yang merupakan salah
satu dari filum dari
kingdom protista.
Ciri-Ciri Protozoa adalah
sebagai berikut;
. Organisme uniseluler
. Bersifat eukariotik (memiliki inti sel yang terbungkus oleh membran)
. Tidak memiliki dinding sel
. Heterotrof (umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri)
. Hidup dengan sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni)
. Hidup bebas secara parasit, bebas, dan sporofit
. Memiliki alat gerak yang berupa silia, flagela dan pseudopodia
. Memiliki ukuran tubuh sekitar 100-300 mikron

2. Fungi
Fungi (jamur) adalah organisme
eukariotik yang bersel tunggal atau banyak
dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur
memiliki dinding yang tersusun atas kitin.
Karena sifat-sifatnya tersebut dalam
klasifikasi makhluk hidup,Jamur
dipisahkan dalam kingdomnya tesendiri,
ia tidak termasuk dalam kindom protista,
monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk ke dalam
makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya),
dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik
yang ada di lingkungannya.
Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah
oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup
secara parasit (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup
dengan simbiosis mutualisme(yaitu hidup dengan organisme lain agar samasama mendapatkan untung).

3. Bakteri Melunjur (Gliding Bakteria)


Kelompok ini ditandai dengan pergerakannya yaitu dengan cara meluncur.
Gliding bakteria merupakan bakteri yang tidak memiliki flagel tetapi dapat
bergerak di permukaan. Semua Gliding bakteria juga merupakan bakteri gram
negatif. Bakteri tersebut bergerak dengan cara meluncur apabila berada
dipermukaan yang keras. Cara bakteri tersebut bergerak ada beberapa yang
memutar badannya sambil bergerak.Habitat dari Gliding bakteria ini yaitu;
tanah, bahan tumbuhan membusuk dan lingkungan akuatik
Kelompok bakteri yang menjadi anggota bakteri meluncur adalah:
Bakteri yang mengandung sulfur intraselular, berbentuk benang. Contoh:
Beggiatoa, Thiothrix, Leucothrix, Achromatium
Bakteri bebas sulfur, membentuk trikoma (bulu). Contoh:
Vitreoscilla,Leucothrix, Saprospira
Bakteri uniselular, bentuk batang pendek. Contoh: Cytophaga,
Flexibacter,Myxobacteria
Bakteri fototrof yang bergerak merayap. Contoh: Chloroflexus
Cyanobakteria yang bergerak merayap. Contoh: Oscillatoria

Bakteri terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu


a. Archaebacteria
Archaebacteria merupakan bakteri primitif yang bersifat
prokariotik. Archaebacteria dikenal juga sebagai bakteri purba.
Bakteri ini hidup di habitat dengan kondisi ekstrem, misal
sumber air panas dan daerah berkadar garam tinggi.
Archaebacteria memiliki ciri khusus sebagai berikut.
1) Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
2) Membran selnya mengandung lipid berikatan eter.
3) Ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA-polimerase.

Archaebacteria terbagi dalam tiga kelompok berikut


1) Bakteri Metanogen
Bakteri dari kelompok ini bersifat anaerobik dan kemosintetik. Habitatnya di rawarawa dan daerah yang kurang oksigen. Makanan diperoleh melalui pembusukan sisasisa tumbuhan yang mati. Proses pembusukan tersebut menghasilkan metana. Metana
disebut juga biogas. Beberapa jenis bakteri metanogen dapat hidup bersimbiosis dalam
rumen herbivora yang berfungsi memfermentasi selulosa. Beberapa jenis bakteri dari
kelompok ini dapat hidup pada suhu tinggi. Bakteri metanogen hidup sebagai pengurai.
Contoh bakteri metanogen yaitu Methanobacterium.
2) Bakteri Halofil
Bakteri halofil mampu hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi. Sebagian dari
bakteri halofil mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai pigmen berupa
bakteriorhodopshin. Contoh bakteri halofil yaitu Halobacterium.
3) Bakteri Termoasidofil
Bakteri termoasidofil hidup di lingkungan yang bersuhu tinggi dan tingkat
keasamannya tinggi. Contoh bakteri termoasidofil yaitu Sulfolobus dan Thermoplasma.
Bakteri ini menggunakan hidrogen dan sulfur organik yang terdapat di kawah gunung
api dan mata air bersulfur sebagai sumber energi.

b. Eubacteria (Bakteri Sejati)


Ciri khusus Eubacteria sebagai berikut.
1) Dinding selnya mengandung peptidoglikan.
2) Membran plasmanya mengandung lipid berikatan ester.
3) Ribosomnya mengandung satu jenis RNA-polimerase.

Eubacteria dibagi menjadi lima kelompok,


1) Proteobacteria
Proteobacteria dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri ungu,
Proteobacteria
kemoautotrof, dan Proteobacteria kemoheterotrof. Bakteri ungu biasanya
hidup di endapan kolam, danau, atau lumpur. Contoh bakteri ungu yaitu
Chromatium. Proteobacteria kemoautotrof hidup bebas atau bersimbiosis
dengan makhluk hidup lain. Contoh Proteobacteria kemoautotrof yaitu
Rhizobium. Proteobacteria kemoheterotrof hidup di dalam saluran pencernaan.
Contoh Proteobacteria kemoheterotrof yaitu Escherichia coli dan Salmonella.
2) Bakteri Gram Positif
Anggota bakteri gram positif ada yang dapat berfotosintesis dan ada yang
bersifat kemoheterotrof. Bakteri ini dapat membentuk endospora ketika
keadaan lingkungan kurang menguntungkan. Contoh bakteri gram positif
yaitu Clostridium dan Bacillus.

3) Spirochetes
Spirochetes berbentuk spiral dengan panjang 5250 m.
Spirochetes merupakan bakteri Gram negatif dan bersifat
kemoheterotrof. Spirochetes hidup bebas atau sebagai parasit
dalam tubuh manusia dan hewan. Contoh Spirochetes yaitu
Treponema pallidum yang mengakibatkan penyakit sifilis.
4) Chlamydias
Chlamydias merupakan kelompok bakteri yang ukurannya paling
kecil (0,21,5 m).
Chlamydias hanya dapat hidup sebagai parasit dalam sel-sel
makhluk hidup lain. Contoh Chlamydias yaitu Chlamydias
trachomatis yang dapat mengakibatkan penyakit mata.

5) Cyanobacteria
Cyanobacteria dahulu dikenal dengan nama ganggang hijau-biru
(blue green algae).
Cyanobacteria ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak.
Cyanobacteria mempunyai pigmen klorofil, karoten, dan pigmen
tambahan. Pigmen tambahan berupa fikosianin (pigmen biru) dan
fikoeritrin (pigmen merah). Pigmen-pigmen tersebut
mengakibatkan warna Cyanobacteria beraneka ragam. Contoh
Cyanobacteria yaitu Anabaena(mengakibatkan air sawah
berwarna hijau) dan Oscillatoria rubescen (mengakibatkan Laut
Merah di Timur Tengah berwarna merah).

Gram-negatif
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila
diamati dengan mikroskop.Disisi lain, bakteri gram-positif akan berwarna ungu.
Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan
dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram.
Prosedur ini ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark bernama
Christian Gram dan merupakan prosedur penting dalam klasifikasi bakteri. Bakteri
gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia)
hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa
peptidoglikan . Sekitar 90% dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan
sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat.
Di sisi lain, bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda
di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini
mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran
dalam dan membran luarnya.
Banyak spesies bakteri gram-negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka
berbahaya bagi organisme inang.Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan
komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif, terutama lapisan lipopolisakarida
(dikenal juga dengan LPS atau endotoksin)

Berikut ini adalah karakteristik dari bakteri Gram positif dan


negative

Anda mungkin juga menyukai