Anda di halaman 1dari 22

Kelompok Lannee Sociologique

KELOMPOK 3:
F A R U Q R A Z A N G0 1 1 5 0 4 3
G. A. DIAN
G0 1 1 5 0 4 8
N A B I L A V E RY S A A . G0 1 1 5 0 7 1
N A D I A A U L I A G. G0 1 1 5 0 7 2

Kelompok Lannee Sociologique


Kelompok Lannee Sociologique merupakan

sekumpulan ilmuwan sosiologi di Perancis yang


menerbitkan majalah Lannee Sociologique (1898)
Ilmuwan yang tergabung beberapa di antaranya
adalah Emile Durkheim, M. Mauus, L. Levy Bruhl,
M. David, H. Beucat, dan lain lain.

Siapa dan apa yang akan kami bahas?


Beberapa ilmuwan yang tergabung dalam kelompok

LAnnee Sociologique beserta teori-teori yang


mereka kembangkan.

Emile Durkheim (1858 1917)


1. Riwayat hidup
Emile Durkheim lahir pada 1858 di Lorraine.

Mula-mula ia belajar teologi, lalu pindah


kesusastraan, dan kemudian karena
ketertarikannya terhadap karya psikologi, ia
mendalami ilmu filsafat
E. Durkheim menjadi dosen sosiologi di
Universitas Bordeaux pada 1887. pada periode ini
ia juga mulai menulis ketiga karyanya.

Pada 1898 ia membentuk kelompok studi dengan

beberapa orang muridnya dan menerbitkan


majalah LAnne Sociologique
Pada 1902 ia di angkat menjadi guru besar di PT
lEcole Normale Suprieure
Pada 1912 ia kembali menulis karya tentang
kehidupan beragama
PD 1 menghentikan aktivitas kelompoknya, pada
1917 E. Durkheim menutup usianya.

Emile Durkheim mengemukakan beberapa konsep

dan teori, yaitu


A. Konsep fakta sosial
B. Konsep gagasan kolektif
C. Teori azas religi
D. Studi mengenai klasifikasi primitif

A. Konsep Fakta Sosial


Menurut Durkheim, masyarakat adalah sesuatu

yang hidup. Di dalamnya terdapat manusia yang


berpikir dan bertingkah laku. Manusia disebutnya
individu, sedangkan pikiran yang mereka
keluarkan adalah gejala atau fakta individual.
Fakta sosial berasal dari fakta individu yang di
lakukan bersama untuk waktu yang lama. Fakta
sosial akan menjadi suatu entitas di luar individu
dan akan mengendalikan individu dan/atau
masyarakat

Fakta sosial bersifat sendiri, berpengaruh luas dan

memaksa individu.
Fakta sosial dipandang obyektif dan membuat ahli
sosiologi bekerja layaknya ilmuwan lain.
E. Durkheim masih sering sulit membedakan fakta
dan gejala sosial, walaupun sekarang sudah di
bedakan secara tajam.

B. Konsep Gagasan Kolektif


Gagasan kolektif adalah gabungan beberapa gagasan

individu (gagasan individu adalah rasa, pikiran,


sensasi dari proses psikologi individu) yang di
lakukan bersama dan di dasari kesadaran kolektif
Gagasan kolektif berada di luar masyarakat dan
diturunkan turun temurun
Gagasan kolektif berbeda dengan kebudayaan

c. Teori Azas Religi


Durkheim memilih religi sebagai studi pokoknya

karena menurutnya religi mudah berdiri sendiri


untuk di teliti
Ia meneliti sistem religi penduduk pribumi
Australia.
Ia menentang konsep religi J. G. Frazer, M. Muller
karena ia merasa manusia belum merasakan
agama sebagai desakan kehidupannya

Teori Durkheim mengenai agama Suatu religi itu

adalah suatu sistem berkaitan dari keyakinankeyakinan an upacara-upacara yang keramat, artinya
yang terpisah dan pantang, keyakinan-keyakinan
dan upacara yang berorientasi kepada suatu
komunitas moral, yang disebut umat

Totemisme adalah sistem religi yang lebih azasi dan

lebih tua daripada animisme dan sistem religi itu


sendiri.
Prinsip totem adalah prinsip tentang totemisme
yang merupakan lambang sebuah kesatuan sosial.

D. Studi klasifikasi primitif


Durkheim mengkaji klasiifikasi primitif.
Durkheim dan Mauss mengemukakan bahwa

masyarakat primitif mengklasifikasikan hal-hal


sesuai lingkungan sekitar mereka
Durkheim dan Mauss mengajukan pemikiran yang
bersifat evolusi, yaitu adanya suatu perkembangan
progresif dari sistem klasifikasi simbolik primitif ke
sistem klarifikasi ilmiah yang dini.

Ahli antropologi Inggris, R. Needham mengkritik

buku Durkheim dan Mauss terkait studi primitif


mereka, karena mereka sering memaksakan data
yang kurang cocok, sering juga kurang mengajukan
pembuktian.
Dari sudut metodologi ilmiah, teori mereka hampir
hilang, tetapi sebagai sejarah tetap ada.

Lucien Levi-Bruhl
Konsep mentalitas primitif: di dalam alam pikiran

manusia ada proses jiwa yang berbeda dengan


proses jiwa di alam pikir logika ilmu pengetahuan
positif
3 unsur perbedaan cara pikir primitif dan logika,
yaitu kaidah partisipasi, unsur mystique, danunsur
prelogique

1. kaidah pertisipasi: proses rohani yang

menghubungkan hal-hal yang tampak lahirnya sama


2. unsur mystique: sifat yang menganggap seluruh
alam diliputi oleh suatu kekuatan gaib tertentu yang
rupa-rupanya berada di dalam segala hal. Kekuatan
itu berada di luar alam pikir manusia dan dapat
menyebabkan kebahagiaan dan malapetaka.
3. unsur prelogique: sifat dari alam pikiran primitif
yang memungkikan untuk menganggap suatu hal
ada dan juga tidak ada pada suatu tempat dan waktu.

Walaupun alam pikir primitif ini memang lebih

sering menguasai kehidupan manusia terbelakang


tetapi sebenarnya alam pikiran primitif itu ada di
dalam alam pikiran semua manusia di dunia.

Marcel Mauss
Lahir di Loraine, Prancis (1872-1950). Ia mempelajari

filsafat di salah satu universitas di Bordeaux dan cara


berpikirnya terpengaruh oleh para filsafat prancis.
Lalu ia pindah ke Paris dan belajar ilmu perbandingan
agama, bahasa Sansekerta dan filologi Hindu serta
mengikuti kuliah Durkheim dalam ilmu sosiologi
Tahun 1902 ia lulus dalam ilmu filsafat dan sekaligus
menjadi dosen dalam filsafat Hindu pada perguruan
tinggi alamamaternya.

Mauss menulis IAnnee Sociologique dan

karangan dinamik menyebar dan mengelompok


menurut musim dari orang Eskimo yang dibantu
oleh Beuchat (mahasiswanya)
Tahun 1925 ia mengumpulakn kelompok IAnne
Sociologique, dan menghasilkan karangan tentang
fungsi dari pranata tukar menukar hadiah dalam
masyarakat (the Gift) yang membuatnya terkenal
dalam kalangan ilmu antropologi

Konsepsi Mauss Mengenai Intensifikasi Intergrasi Sosial


Ia mengembangkan suatu konsep struktural

fungsional yang penting dalam integrasi masyarakat


dalam karangannya bersama Beuchat. Dimulai dairi
geografi ekologikal orang Eskimo, morfologi sosial
musim panas dan dingin,
Dan mereka menyimpulkan bahwa morfologi sosial
dalam hal itu bukan pengaruh ekologi semata
malainkan pengaruh pandangan kolektif masyarakat
yg blm berubah dan begitu berakar, sehingga di
refleksikan pada unsur kehidupan

Kehidupan masyarakat eskimo juga memberi kita


suatu pelajaran bahwa solidaritas suatu masyarakat
dapat mengendor dan menjadi intensif lagi menurut
musim sehingga dibutuhkan usaha khusus yang
berulang-ulang untuk kembali mengintensifkan
kembali solidaritas sosial itu

dan pada akhir karangan, mereka mengatakan


bahwa studi kasus yang mereka teliti secara
mendalam itu bisa memberi pengertian yang lebih
utuh mengenai azas-azas kehidupan masyarakat,
agar dapat dikembangkan kaidah-kaidah sosial yang
lebih mantap dalam sosiologi

Anda mungkin juga menyukai