Anda di halaman 1dari 14

TRIPLE “M” THEORY

Agus Setiaman
• Menurut teori ini ada tiga unsur utama yang
merupakan fenomena sosial yang terjadi pada
perkembangan masyarakat dekade sekarang
tiga unsur tersebut adalah :
• Media massa (mass media) 
• Masyarakat massa (mass society)
• Budaya massa (mass culture)
Masyarakat massa
 
 
 

Budaya massa Media massa


• Masyarakat Massa
Masyarakat massa merujuk pada suatu sistem hubungan
atau interaksi antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Masyarakat massa pada awalnya merupakan masyarakat
industri yang pembagian kerjanya telah membuat para
anggotanya terspesialisasi namun tergantung satu sama
lain. Dalam masyarakat seperti ini norma-norma sosial
dan moral juga selalu berada dalam perubahan secara
terus menerus.
Ciri-ciri masyarakat massa adalah sebagai berikut :

• Suatu masyarakat massa menyangkut jumlah massa orang yang


jumlahnya sangat besar bahkan bisa ratusan juta orang.
 
• Warga masyarakat massa tersebar diwilayah yang luas.

• Masyarakat massa dipengaruhi secara kuat oleh birokrasi yang


berkuasa

• Struktur masyarakat massa secara teori bersifat ekuaiter

• Masyarakat massa bersifat heterogen baik dari suku bangsa, agama,


latar belakang pendidikan, gaya hidup .
• Anggota masyarakat massa merespon dan berperan dalam lahirnya budaya
massa.
 
• Warga masyarakat massa adalah individu yang anonim yang kenal dengan
anggota dalam lingkungannya tapi tidak kenal dengan yang tinggal
berjauhan.
 
• Kecuali pada kasus tertentu seperti mobilisasi perang, masyarakat massa
jarang membentuk suatu kelompok terorganisir.

• Masyarakat massa bersifat terisolasi dari lingkungan sekitarnya.

• Masyarakat massa telah melampaui teknologi komunikasi yang kompleks.


• Menurut Kornhauser masyarakat massa adalah
suatu kondisi dimana institusi demokrasi terancam,
totalirisme berlangsung, beberapa kondisi objektif
tampak pada kecenderungan penyamaan (dibuat
seragam) terhadap sikap, pandangan dan prilaku
individu terhadap suatu fenomena sosial yang
lebih penting daripada perbedaan-perbedaannya.
• Karakter massa diakui ataupun tidak sengaja
ditiupkan agar terbentuk masyarakat massa.
Demikian pula dengan pendapat BELL yang menyatakan bahwa
mass society :

– Orang justru semakin merasa asing satu sama lain, ikatan keluarga dan
komunitas semakin lemah.
 
– Otoritas elit yang berpendidikan merosot bersama dengan memudarnya
kepercayaan terhadap agama.
 
– Masyarakat didominasi oleh kehendak untuk mencari status sosial,
sehingga pegangan hidup mengalami pergeseran atau menjadi lemah
dan kecenderungan mencari pemimpin-pemimpin baru dan keyakinan
baru.
Budaya Massa

Bennet dan Tumin mendefinisikan


Kebudayaan Massa sebagai seperangkat ide
bersama dan pola prilaku yang memintas
garis-garis sosio-ekonomi dan pengelompokan
sub-culture dalam suatu masyarakat yang
kompleks. Ide bersama dan pola prilaku ini
berfungsi sebagai titik acuan dan identifikasi
bagi warga masyarakat.
• Pertumbuhan media massa seiring dengan perkembangan
industrialisasi. Dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk, bertambahnya kota-kota besar dengan jumlah
penduduk yang juga besar maka diperlukan saluran komunikasi
yang mampu menjangkau ke segenap khalayak dengan
berbagai karakteristik dan wilayah yang tersebar, pada kondisi
ini saluran komunikasi antar personal menjadi renggang,
masing-masing mempunyai kesibukannya masing-masing.
Seiring dengan itu muncul mass production, kegiatan bisnis,
kesempatan untuk berpartisipasi dan menarik manfaat, untuk
promosi produk/iklan, dsb.
 
• Terjadilah intervensi media massa ke dalam
kehidupan seseorang, media massa menjadi bagian
dari perangkat rumah tangga. Melalui saluran
komunikasi massa dewasa ini dalam sekejap sajian-
sajian dari negara-negara maju telah sampai ke
negara berkembang. Di layar kaca kita dapat
saksikan tayangan film, berita, musik, iklan produk.
Di dalamnya secara sadar ataupun tidak terselip
falsafah masyarakat yang sudah berkelimpahan
yaitu falsafah konsumerisme.
Prof. Soejoko menyatakan bahwa
budaya massa merupakan budaya
yang dibuat untuk tujuan
konsumerisme, karena itu budaya ini
dibuat asal jadi, asal menghibur, asal
menghasilkan uang sebanyak-
banyaknya. Penyebabnya antara lain :
Penyebabnya antara lain:
• Tuntutan industri kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak
dalam tempo sesingkat-singkatnya. Maka pencipta tak punya banyak
waktu untuk berpikir, ia ngebut untuk menyelesaikan karyanya selekas
mungkin.
 
• Budaya massa cenderung latah menyulap atau meniru segala sesuatu
yang sedang in atau laris, setiap orang seakan-akan berlomba mencari
keuntungan.
 
• Budaya massa memenuhi kebutuhan akan hiburan bukan estetika,
kedalaman, dan kontempelasi.
 
• Budaya massa suka sekali menciptakan dan memenuhi impian-impian.
Contoh-contoh budaya massa :
 
• novel
• lagu pop
• karya budaya yang diproduksi untuk konsumsi massa
• karya budaya populer.
 

Anda mungkin juga menyukai