artery disease
Grup 4
Identitas Pribadi
Nama : Tn. SC
Usia
: 67 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan
: S1
Anamnesis
Keluhan Utama: Sesak nafas
Pasien mengeluhkan sesak nafas semenjak satu hari sebelum masuk rumah sakit.
Sesak nafas disertai dengan nyeri dada di bagian kiri yang menjalar ke tangan dan
bagian punggung dan mual muntah serta keringat dingin. Sesak nafas muncul setelah
pasien jogging, dirasakan memberat apabila terus melanjutkan aktifitas dan dirasakan
berkurang jika pasien beristirahat. Semenjak tiga bulan yang lalu pasien sering
merasakan nyeri dada di bagian kiri seperti ditindih yang dirasakan setelah naik
tangga 2 lantai atau berjalan jauh. Nyeri berkurang ketika pasien beristirahat. Biasanya
nyeri dirasakan sekitar 10- 15 menit.
Pasien menyangkal riwayat demam, batuk berdahak, penurunan berat badan, dan
keringat malam. Pasien juga menyangkal sesak disertai bunyi mengi. Pasien
menyangkal adanya bengkak pada kaki dan terbangun malam hari karena batuk dan
sesak. Pasien merupakan perokok semenjak kelas 1 SMA, sehari menghabiskan dua
bungkus rokok. Pasien memiliki riwayat darah tinggi semenjak 5 tahun yang lalu
dengan rata- rata tekanan darah 160/100. Pasien tidak pernah mengecek gula darah,
namun ibu pasien meninggal karena kencing manis. Adik pasien meninggal mendadak.
Pasien tidak mengonsumsi obat- obatan apapun setiap hari. Pasien mengonsumsi
Anamnesis CAD:
Biasanya terjadi nyeri. Nyeri terjadi selama kurang dari 20 menit
Lokasi biasanya di dada substernal atau sedikit di kiri penjalaran ke leher,
rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari- jari bagian ulnar, punggung,
atau pundak kiri.
Kualitas nyeri tumpul seperti tertindih atau berat di dada, rasa desakan yang
kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti diremas atau dada mau
pecah. Pada keadaan berat biasanya muncul keringat dingin dan sesak nafas
serta perasaan takut mati.
Nyeri berhubungan dengan aktifitas dan berkurang dengan istirahat. Tidak
berhubungan dengan gerakan pernafasan atau gerakan dada ke kiri dan ke
kanan. Nyeri dapat dipresipitasi oleh stres fisik maupun emosional.
Nyeri hilang timbul dengan intensitas yang makin bertambah dan berkurang
sampai terkontrol.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum:
Kesadaran: Compos Mentis
Kesan sakit : Tampak sakit ringan
Berat Badan : 80kg
Tinggi Badan : 160cm
b. Keadaan sirkulasi
Tekanan Darah : 160/100mmHg
Nadi : 92x/ menit, nadi = HR, regular equal isi cukup.
Respirasi : 24x/menit, corak pernafasan: torakoabdominal
Suhu : 36,6C (afebris)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Khusus:
o Kepala
Tengkorak : deformitas (-), distribusi rambut merata, rontok (-)
Muka
: simetris, puffy face (-)
Mata:
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Letak: orthotropia
Palpebra: hiperemis (-)
Kornea: jernih
Pupil: isokor, 3mm
Sklera: ikterik (-)
Konjungtiva: anemis (-)
Telinga : sekret -/-, nyeri retroauricular -/Hidung : pernafasan cuping hidung (-), sekret -/Bibir
: sianosis (-), kering (-)
Gigi dan gusi: nyeri (-), perdarahan (-), hipertrofi (-), karies (-)
Lidah : simetris, papilan atrofi (-), tremor (-)
Rongga mulut: oral hygiene buruk, ulkus oral (-)
Rongga leher: faring: hiperemis (-), tonsil: T1-T1
Kelenjar parotis: tidak teraba
Leher:
Inspeksi: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak terlihat pembesaran vena, tidak terlihat pulsasi vena, tidak ada reflus hepatojugular
Palpasi: kaku kuduk (-), KGB tidak teraba
Pemeriksaan Fisik
o Thorax depan:
Inspeksi:
Palpasi:
Pemeriksaan Fisik
o Thorax Belakang
Inspeksi:
Bentuk: simetris
Pergerakan: simetris
Skeletal: deformitas (-)
Palpasi:
Vocal Fremitus: ka=ki
Perkusi:
Batas bawah paru kanan: ICS 10, peranjakan 2cm
Batas bawah paru kiri: ICS 10, peranjakan 2cm
Auskultasi:
Paru- paru: VBS ka=ki, VR ka=ki, suara tambahan (-)
Pemeriksaan Fisik
o Abdomen
Pemeriksaan Fisik
o Lipat Paha
Pembesaran kelenjar: tidak ada
Tumor: tidak ada
Pulsasi arteri femoralis: ada, regular kuat isi cukup
o Kaki dan Tangan
Bentuk: simetris
Kulit: lesi (-), scar (-)
Palmar erythema (-)
Clubbing finger (-)
Edema (-)
o Sendi
Kelainan bentuk (-)
Tanda radang (-)
Pergerakan: ROM ke segala arah
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
Angina Pektoris Stabil e.c. CAD OMI inferoanteroseptoapikal
Angina Pektoris Tidak Stabil
Hypertensive Heart Disease
Congestive Heart Failure
Diagnosis Kerja
CAD OMI inferoanteroseptoapikal + Angina Pektoris Stabil CCS II,
iskemik kardiomiopati DC Fc II
Terapi
Furosemid 1x40mg
Aptor 1x100mg
Clopidogrel 1x75mg
Bisoprolol 1x20mg
Ramipril 2x5mg
Atorvastatin 1x20mg
ISDN 1x5mg
Nitrokaf retard 2x2.5mg
Terapi CAD
Non-Farmakologis:
Pemberian oksigen dan istirahat, selain itu perubahan gaya
hidup seperti berhenti merokok, penurunan berat badan,
penyesuaian diet dan olahraga teratur. Termasuk pula, perlunya
pemakaian obat sesuai saran dokter, mengontrol faktor risiko
dan mengikutsertakan keluarga dalam pengobatan pasien.
Terapi CAD
Farmakologis
Aspirin
Penyekat beta
Angiotensin converting enzyme inhibitor, terutama bila disertai hipertensi atau
disertai LV disfungsi
Pemakaian obat- obatan untuk penurunan LDL pada pasien dengan LDL >130mg/dL
(target <100mg/dL)
Nitrogliserin semprot atau sublingual untuk angina
Antagonis kalsium atau nitrat jangka panjang dan kombinasinya untuk tambahan
beta bloker apabila kontraindikasi beta bloker atau efek samping yang tidak dapat
ditolerir atau gatal
Clopidogrel untuk pengganti aspirin pada kontraindikasi mutlak
Antagonis Ca non-dihidropiridine kong acting sebagai pengganti beta blocker untuk
terapi permulaan
Asam nikotinat atau asam fibrat untuk peninggian trigliserid atau HDL yang rendah
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad malam
Quo ad sanationam
: dubia ad malam