SESSION
LUKA BAKAR
DISUSUN OLEH:
ANISHA SEFINA P
FITRAHADI NUGRAHA H
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Penampang Kulit
Patofisiologi
Mekanisme
1. Zona nekosis koagulasi
Terjadi pada daerah yang dekat
dengan sumber panas. Protein sel
mengalami
koagulasi
dan
menyebabkan kematian sel.
2. Zona stasis
Terjadi karena adanya penurunan
sirkulasi pada daerah tersebut. Zona
stasis bisa menjadi nekrosis akibat
mediator inflamasi yang memberikan
respon terhadap injuri
3. Zona hiperemis
Terjadi dilatasi pembuluh darah.
Mekanisme
Capillary Permeability
Kebocoran cairan dan protein dari ruang intravaskuler
Mekanisme
Cairan intravascular
Oleh karena fungsi membran sel yg menurun
Fungsi myokard
Etiologi
Kedalaman (derajat)
Luas luka
Lokasi
Usia
Derajat
Derajat I
Lapisan epidermis
Kering, hiperemik
Bulae (-)
Nyeri
Derajat II
Derajat IIa
Derajat
Derajat IIb
Derajat III
Abu-abu pucat
Koagulasi protein (eschar). Dermis yang terbakar akan kering dan menciut
Anestesi
Derajat
Head/ neck
Arm
Anterior trunk
Posterior trunk
Perineum
18
Adult (%)
9
2x9
18
18
18
18
14
5
2 x 18
1
Perhitungan Luas
Usia
Lokasi
Wajah dan leher, tangan, kaki, dan perineum (area primer)
memerlukan perhatian khusus.
Klasifikasi
(American burn association and American college of
surgeons committee on trauma)
CLASSIFICATION
CRITERIA
MINOR
MODERATE
CRITICAL
Usia 10-40 tahun: luka bakar derajat 2 lebih dari 15% TBSA,
luka bakar derajat 3 lebih dari 3 % TBSA
Usia <10 tahun dan >40 tahun: luka bakar derajat 2 lebih dari
10% TBSA, setiap luka bakar derajat 3
Penatalaksanaan di UGD
Primary assessment
Secondary assessment
evaluasi luka, resusitasi cairan, monitoring lain-lain:
Dekompresi lambung, pain control, Tetanus Profilaktif
Primary Survey
Identify immediate life-threatening conditions :
Airway :
- oksigen,
- observasi edema jalan nafas : progressive hoarseness, LB
kepala & leher, pasang ETT
Breathing
Melihat frekuensi nafas dan ekspansi dada
Circulation
Frekuensi nadi lebih baik daripada Tekanan Darah
C-spine immobilization
Terutama pada korban ledakan atau KLL
Resusitasi Cairan
Formula Evans
Formula Evans
1cc/kgBB/%LB
1cc/kgBB/%LB
2000
Monitor :
Diuresis
CVP
Hb
Ht
> 50 ml/jam
>+2
Monitor :
CVP >+2
Hb
Ht
Secondary Survey
Perawatan Luka
Antibiotik
Analgesik
Nutrisi
Perawatan Luka
Derajat II: bila ada buila kecil dibiarkan karena akan sembuh
spontan. Bila ukuran bulla cukup luas/besar atau mengganggu
lakukan aspirasi tanpa pembuangan lapisan epidermis yang
menutupi. Kemudian tutup dengan kassa absorben, kadang
diperlukan pemberian antibiotik topikal. Dilakukan perawatan
luka agar tetap bersih dan tidak terkena air, kassa diganti setiap
hari dan diberi silver sulfadiazine selama masih ada eschar
Antibiotik topikal
AgNO3 0,5%
Mafenide acetate
Antibiotik
Tetanus Profilaksis
Perawatan Luka
Eksisi tangensial
Escharotomy
Fasciotomy
Skin graft
NUTRISI SUPORTIF
Komplikasi
Kontraktur
Cacat tubuh
Kematian
Waktu Operatif
a. Disarankan untuk menunda intervensi bedah setelah parut
telah sepenuhnya matang, biasanya 18-24 bulan setelah
terbakar.
b. Operasi dapat dipercepat bila terdapat masalah kelangsungan
hidup jaringan tubuh dan gangguan fungsi, contohnya pada
kontraktur sendi proksimal interfalang
c. Menunggu waktu operasi dapat mengganggu keadaan
psikologis dan pekerjaan pasien. Pertimbangkan untuk dilakukan
konsultasi psikiatrik
d. Kepastian waktu operasi disesuaikan dengan keadaan pasien
PROGNOSIS
TERIMA KASIH