Anda di halaman 1dari 20

DISTEMPER ANJING

OLEH : JAUHAR LATIF ARBA 1302101010031


FADLI FEMA RAMADHAN 1302101010033

DEFINISI
DISTEMPER adalah penyakit yang disebabkan oleh CDV
( Canine distemper virus ) . family virus morbili
Penyakit distemper pada anjing merupakan penyakit
viral yang bersifat multisistemik diantaranya sistem
pernafasan, pencernaan, urinaria, saraf pusat dan sistem
lainny
Penyakit distemper memiliki angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi terutama pada populasi anjing
yang tidak divaksinasi.

Penyakit ini lebih sering terjadi pada anjing muda


berumur < 1 tahun tetapi juga dapat terjadi pada
anjing dewasa (1-10 tahun) yang tidak pernah
divaksin atau vaksin tahunan yang tidak rutin.

ETIOLOGI
Distemper anjing disebabkan oleh virus RNA
Paramyxovirus yang berukuran 150-300m dengan
nukleokapsid simetris dan berbungkus lipoprotein.

HOST
Penyakit distemper menyerang semua ras anjing,
kecuali jenis anjing pomeranian dilaporkan
merupakan jenis yang paling lemah daya tahan
tubuhnya terhadap virus distemper
(Cahyono,
2009). Tidak ada perbedaan kepekaan antara jenis
kelamin jantan dan betina pada anjing terserang
penyakit distemper (Suartha et al., 2008)

PATOGENESA
Penularan virus lewat udara (per inhalasi)
menyebabkan infeksi ke dalam sel makrofag alat
pernafasan. Virus mula-mula akan berkembang di
dalam kelenjar getah bening terdekat. Dalam waktu 1
minggu virus menjalani replikasi dan menyebabkan
viremia, yang selanjutnya virus tersebar ke berbagai
organ limfoid, sumsum tulang dan lamina propria
dari epitel.

Apabila respon jaringan retikuloendotelial bagus


segera terbentuk antibodi yang cukup dan virus akan
dinetralisasi hingga tubuh bebas dari virus.
Sebaliknya kalau antibodi tidak terbentuk, virus
menyebar cepat. Suhu tubuh saat itu akan naik ,
anoreksi, depresi dan sel-sel kelenjar di saluran
pernafasan dan mata menghasilkan sekretnya secara
berlebihan. Batuk, dispnoea, disertai suara cairan dari
paru-paru segera terjadi. Rusaknya epitel saluran
pencernaan menyebabkan diare, muntah dan nafsu
makan.

EPIDEMIOLOGI
Studi epidemiologi distemper pada anjing telah
dilakukan di berbagai negara, di antaranya di India,
Denmark, Finlandia, Brazil, dan Amerika Utara.
Distemper pada anjing hampir terjadi di seluruh
penjuru dunia.

GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang ditemukan pada semua kasus

distemper anjing adalah batuk, diare, pustula pada


kulit abdomen, dan gejala saraf berupa depresi,
tremor otot atau ataksia, sedangkan gejala lain yang
ditemukan adalah leleran hidung, leleran mata,
demam, muntah, hiperkeratosis pada telapak kaki,
konjungtivitits, suhu tubuh meningkat, limfopenia,
penurunan berat badan, imunsupresi akibat
apoptosis, limfopenia dan kerusakan gigi pada
anjing neonatal.

PERUBAHAN PA DAN HP
Infeksi virus distemper pada anjing dapat
mengakibatkan berbagai perubahan patologis pada
organ dan jaringan. Perubahan secara makroskopis
pada organ paru-paru berupa adanya perubahan
warna dan ukuran walaupun secara konsistensi
masih relatif normal,

Patologi Anatomi (PA) menunjukkan perubahan di

beberapa sistem organ tubuh, yaitu pada sistem syaraf


terjadi perdarahan pada meningen dan kongesti pada otak.
Pada sistem kardiovaskuler jantung hidroperikardium dan
membengkak.
Sistem respirasi, paru-paru mengalami perdarahan,
nekrosis, dan berbusa.
Pada sistem gastrointestinal terjadi perdarahan pada usus,
limpa mengalami perdarahan dan membengkak.
Pada sistem urinaria terjadi perdarahan dan penebalan
pada vesica urinaria.

sedangkan secara histopatologi organ ini banyak

diinfiltrasi sel-sel radang, terutama di daerah


interstitial paru-paru

A. Kongesti yang terjadi pada vena centralis hati anjing


penderita distemper berumur 2 bulan (HE, 400x)
B. Perdarahan yang terjadi pada septa alveoli paru-paru
anjing penderita distemper berumur 2,5 bulan (HE, 400x)
C. Perdarahan yang terjadi pada tubulus ginjal anjing
penderita distemper berumur 2 bulan (HE, 400x).
D. Degenerasi sel-sel neuron (
) dan kongesti (
) yang
terjadi pada cerebrum anjing penderita distemper
berumur 2,5 bulan (HE, 400x)

DIAGNOSIS
Diagnosa didasarkan pada anamnesa,gejala klinis
yang ditemukan dan pemeriksaan laboratorium
seperti pemeriksaan darah, PCR,
immunofluororesensi, isolasi virus, analisa cairan
serebrospinal, serologi dan tes ELISA untuk antibodi
spesifik distemper

DIF. DIAGNOSA
1. nfeksi Adenovirus 2
2. infeksi Bordetella broncoseptica
3. mikoplasma
4. toxoplasmosis
5. Koksidiosis
6. helminthiasis
7. hepatitis virus

SPESIMEN
Spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan
distemper secara histopatologi diantaranya :
1. Darah
2. Hati
3. Jantung
4. Limpa
5. Otak
6. Usus
7. Ginjal
8. Vesika urinaria

TERAPI DAN PENCEGAHAN


Terapi antibiotik untuk infeksi sekunder, dengan

menggunakan antibiotik broad spektrum


Obat sedativa dan antikonvulsi
Pemberian cairan elektrolit
Pencegahan dengan cara vaksinasi secara berkala
Kontrol terhadap adanya endoparasit dan
ektoparasit.

Daftar Pustaka
Anonymous. 2012. Distemper Anjing. Pusat Kesehatan Hewan
Arya Adikara, I Putu. 2016. Canine Distemper Virus (CDV) Pada

Anjing

Shit TZU ( Nomor Protokol 427/N/12).


https://www.scribd.com/doc/123933154/canine-distemper- virusdocx. Diakses pada 13 September 2016.
Sajuthi, Putri. 2013. Canine Distemper Virus.
http://pdhbvet.com/canine-distemper-virus/. Diakses pada 13
September 2016.
Sitepu, Yesi Veronica, I Made Kardena,I Ketut Berata. 2013.
Gambaran
Histopatologi Penyakit Distemper pada Anjing Umur 2 sampai 12 Bulan.
Indonesia Medicus Veterinarius Vol. 2 No. 5 : 528-537
Sudarsiman. 2006. Enzyme- Linked Immunosorbent Assay untuk
Mendeteksi Antibodi Virus Distemper Anjing. JITV Vol. 11. No. 1. Balai
Penelitian Veteriner.

Anda mungkin juga menyukai