Anda di halaman 1dari 33

METALOGRAFI

Besi Tuang Kelabu


(Gray cast Iron)

Dosen Pengajar:
DR. IR. Diah Kusuma Pratiwi, MT.
Mahasiswa:
Muhammad Ideham (03051481518005)
Kgs. Achmad Parhan (03051481518004)

Pengertian Besi Cor


Secara umum Besi Tuang atau Cor adalah Besi
yang mempunyai kandungan karbon antara
2,5%- 4%, karena kandungannya hanya 2,5%- 4%
maka besi tuang ini mempunyai kemampuan las
yang rendah. Karbon dalam Besi Tuang dapat
berupa sementit (Fe3C) atau biasa disebut
dengan Karbon Bebas (grafit).

Macam macam Besi Cor

Besi Tuang Kelabu (Gray Cast Iron)

Besi Tuang Putih (White Cast Iron)

Besi Tuang Mampu Tempa (Malleable Cast


Iron)

Besi Tuang Nodular (Ductile Cast Iron)

Pengertian Besi Cor Kelabu (Grey


Cast Iron)
Besi tuang kelabu (gray cast iron) disebut begitu karena
patahannya berwarna keabu-abuan, hal ini dikarenakan
lamel-lamel grafit memberikan warna abu-abu pada
permukaan patahannya, besi dengan grafit serpihan ini
mempunyai kelebihan murah dan mudah dalam proses
permesinan. Besi tuang (cor) jenis ini banyak digunakan
sebagai tumpuan, blok selinder, rangka motor, dan
sebagainya.

0,6%-0,7%

Penentuan Sifat-sifat Besi Cor


Kelabu (Gray Cast Iron).

Sifat Mekanik
Kekuatan tarik
Kekerasan
(Hardness)
Uji Tarik
Kekuatan Tarik
Kekuatan Luluh
Keuletan
Modulus Elastisitas
Kelentingan
Ketangguhan

Sifat fisik
Konduktivitas listrik dan
Ketahanan korosi
Kekerasan (Hardness)
Uji Tarik
Kekuatan Tarik
Kekuatan Luluh
Keuletan
Modulus Elastisitas
Kelentingan
Ketangguhan

Pengertian Sifat- Sifat Besi Cor Secara


Umum

Sifat Mekanik :
Sifat mekanik dapat diartikan sebagai respon atau perilaku material
terhadap pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau
gabungan keduanya
Sifat Fisik
Sifat fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan
disebabkan oleh pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan
dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah pada struktur material
Sifat Teknologi
kemampuan material untuk dibentuk atau diproses
Sifat Kimi
Sifat kimia dari besi sebagai berikut :
- Bereaksi dengan semua asam.
- Tidak termakan dengan basa.
- Dapat terbentuknya karat.

Besi cor kelabu ini mempunyai sifat:

mampu las yang buruk


ketahanan korosi yang rendah
ketahanan aus sangat rendah juga, tetapi mampu terhadap
pengerjaan permesinan
mampu cor yang sangat baik.
Murah dan mudah dalam proses permesinan
mempunyai temperatur yang rendah saat proses produksi
baik dan mudah saat penuangan
tahan aus yang baik, peredam getaran yang baik
dengan hubungan kekuatan tarik dan kekuatan tekan yang tinggi,
menjadikan besi tuang (cor) sangat sesuai untuk pemakaian
beban stastis
Keuletan besi tuang (cor) sangat rendah, hal ini akibat konsentrasi
tegangan yang tinggi pada ujung grafit serpihan.

Struktur Micro Besi Cor Kelabu (Grey Cast Iron)

Besi cor kelabu memiliki paduan unsur:


- karbon (C)
- silikon (Si)
- Mangan (Mn)
- Fospor (P)
- Sulfur (S)
- Tembaga (Cu)
- Nikel (Ni)
- Aluminium (Al)
- Krom (Cr)
- Molebdenum (Mo).
Dimana kandungannya:
- karbon 2,7 sampai 4%
- unsur mangan 0,8%
- silikon 1-3%
- Fospor (P) antara 0,002-1,0%, - Sulfur (S) 0,02-0,0025% - Tembaga (Cu) 0,6%-0,7%
- Krom (Cr) 0,32%
- Nikel (Ni) 0,6%-0,7%
- Aluminium (Al) 0,6%-0,7%
- Molebdenum (Mo) antara 0,8-0,13%

Strukturisasi Besi Cor Kelabu


(Grey Cast Iron)
Pada pemanasan besi murni pada temperatur ruang akan
memperlihatan dua jenis allotropic yang berbeda. Ketika besi
dipanaskan berubah dari satu bentuk fase ke bentuk fase yang
lain selama proses pemanasan dan temperatur konstan terhadap
waktu maka disebut dengan panas laten. Dua bentuk allotropic
tersebut yang terjadi yaitu fase ferit dan austenit pada daerah
stabil.

Ferit dan ferlit


Grafit
Simentit
Austenit
Bainit
Martensit

Ferit dan ferlit


Ferit adalah larutan pudar besi dengan kadar karbon dalam
jumlah yang kecil. Ferit stabil berada dibawah temperatur 911C,
pada temperatur 1392C atau titik melting fase yang terbentuk
adalah ( iron) dan ( iron) austenit ditandai dengan ( iron)
stabil antara temperatur 911C sampai 1392C, besi bersifat
ferromagnetic pada temperatur ruang. Sifat magnetik berkurang
dengan meningkatnya temperatur dan menghilang pada
temperatur 769C pada titik curie. Karbon larut dalam ferit 0,02%
kecil, mampu tarik 200 N/mm dengan regangan patah 80%.
Ferlit sebagai lapisan ferit dan sementit, komposisi 88% ferit dan
12% sementit, kekerasan 160-180 HB.

Grafit
Grafit adalah kumpulan karbon yang dihasilkan selama proses
pembekuan dan pendinginan lambat, grafit memiliki kekerasan
sekitar 1 HB, kekuatan tariknya sekitar 2kgf/mm (N/mm) dan
massa jenis 2,2 Kg/dm. Grafit memberikan pengaruh sangat
besar terhadap sifat-sifat mekanik besi cor kelabu.
Grafit dalam besi cor dalam keadaan bebas sebagai grafit, dan
merupakan suatu bentuk kristal karbon yang lunak dan rapuh.
Dalam struktur besi cor jumlahnya dapat mencapai 85% dari
seluruh bentuk kandungan karbon, tapi kira-kira 6-17% dari
volume total besi akibat berat jenis rendah.

Simentit
Simentit merupakan senyawa intertisi yang sangat getas,
namun mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi. Karbon
membentuk Fe3C sebanyak 15% berat besinya.

Austenit
Pada temperatur kira-kira 912C-1394C besi murni
berubah struktur kristalnya, dimana fase terbentuk maka
disebut dengan austenit. Laju pendinginan lambat, berubah
menjadi perlit, austenit dapat diturunkan temperatur kritis
dengan menambah nikel, mangan, dan dimana akan terjadi
perubahan fase ke fase .

Bainit
Hasil tranformasi austenit, struktur mirko bainit terjadi pada
fase ferit dan simentit. Proses difusi dilibatkan dalam
bentuk bainit yang berbentuk jarum atau lapisan yang
sangat tergnatung pada temperatur transformasi.

Martensit
Terbentuk oleh pendinginan cepat austenit dimana atom
karbon berperan, martensit terbentuk suhu diatas suhu
ruang,dibawah temperatur eutektoid dimana strukturr
kristal menjadi tidak stabil.

Cara Pengelasan Besi Tuang


Kelabu (Grey Cast Iron)
Teknik pengelasan pada besi cor kelabu menggunakan metode
pengelasan SMAW (Sheilded Metal Arc Welding) yakni proses
pengelasan las busur sederhana.
proses SMAW digunakan untuk mengelas berbagai macam logam
ferro dan non ferro termasuk baja karbon dan baja paduan
rendah, stainless steel, paduan nikel, cast iron, dan paduan
tembaga.

Cara Pengelasan Besi Tuang


Kelabu (Grey Cast Iron)
Penentuan pemilihan kawat las (elektroda) berdasarkan
tingkat kekerasan (sifat), kekuatan tarik, dan komposisikomposisi struktur besi cor kelabu yang sesuai dengan
spesifikasi elektroda pengelasan. Cara pemilihan elektroda
pengelasan besi cor yang sesuai dengan bahan induknya.
Berdasarkan sifat, struktur, teknik pengelasan elektroda
yang sesuai untuk pengelasan besi cor kelabu yakni
menggunakan elektroda berbahan paduan nikel,
dengan teknik pengelasan SMAW

Pengelasan pada besi cor kelabu


Pengelasan pada besi cor kelabu menggunakan kampuh V pada posisi
datar dengan penahan belakang
Bentuk Kampuh V pada Pengelasan

Pengelasan pada besi cor kelabu


Pemberian las ikat

Pengelasan pada besi cor kelabu


Pembuatan busur pada ujung lempengan penahan belakang

Pengelasan pada besi cor kelabu


Pengelasan Pertama

Pengelasan Kedua

Pengelasan pada besi cor kelabu


Pengelasaan ketiga

Pengelasaan Terakhir

Pengelasan pada besi cor kelabu


Proses pembukaan sudut

Proses pembukaan sudut

Teknik Persiapan Sampel

Penentuan Wilayah Kerja Sampel

Pengertian
Penjelasan Penentuan Wilayah Kerja Sampel.
Dalam pemotongan dan pengambilan kerja sampel wilayah yang di
amati biasanya di sebut sebagai bidang orientasi dasar, :
1. Bidang transfersal, yaitu tegak lurus terhadap arah sumbu
deformasi panas
2. Bidang planar, yaitu sejajar dengan sumbu pengerjaan dan
memiliki luas permukaan yang paling besar
3. Bidang longitudinal, yaitu tegak lurus teradap bidang planar dan
sejajar dengan arah pengerjaan

Pemotongan Sampel

Teknik pemotongan sampel dapat dilakukan dengan sebagai berikut:


Pematahan, yaitu untuk bahan getas dan keras
Penguntingan, yaitu untuk bahan baja kerbon rendah yang tipis dan
lunak.
Penggergajian, yaitu untuk bahan yang lebih lunak dari 350HB.
Pemotongan abrasi,
Elektrik Discange Machining, yaitu untuk bahan dengan konduktivitas
baik dimana sampel direndam dalam fluida dielektrik sebelum dipotong
dengan memasang catu listrik antara elektroda dan sampel

Langkah-langkah Persiapan

Proses Penghalusan awal

Sebelum dihaluskan

Setelah dihaluskan

Langkah-langkah Persiapan
Proses Pengamplasan, proses pengamplasan dilakukan dengan cara bertahap
menggunakan amplas dari yang paling kasar sampai yang paling halus
1.
60
2.
100
3.
120
4.
200
5.
400
6.
600
7.
800

Pemasangan Sampel (Mounting)

Prosedur Mounting dilakukan apabila bentuk tak beraturan sangat lunak,


mudah pecah dan berongga.cara proedur mounting yakni meletakkan
sampel kedalam cetakan mounting, lalu memasukan resin yang telah
dicampur dengan hardener, dimana larutan mounting harus memiliki:
1. Tidak beraksi dengan sampel
2. Kekentalan sedang dalam bentuk cair dan bebas udara pada bentuk
padatnya.
3. adesi yang baik dengan sampel.
4. kekuatan dan ketahanan yang sama besar dengan sampel.

Persiapan Mounting

Alat dan bahan

Sampel
Bahan
Wadah mounting
Zat resin
Zat hardener
Pengaduk
Tisu/kapas

Tugas selanjutnya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

cari zat kimia untuk etsa makro.


lakukan etsa makro.
amati dan potret.
analisa.
uji keras di 3 bagian.
cari zat etsa mikro.
spesimen untuk etsa mikro diamplas :

1000, 1200, 1500, 2000 lalu dipoles

menggunakan bludru / majun dan alumina


8. dipotret dulu tanpa dietsa
9. spesimen dietsa mikro dicuci dan diberi alkohol
10. dipotret dan dianalisa

Tugas selanjutnya
Hari senin malam (4 APRIL) persentase hasil
etsa makro dan uji keras
Hari senin malam (11 april) persentase
terakhir dan kuliah terakhir.

Anda mungkin juga menyukai