KEPERAWATAN
FRAKTUR FEMUR
NOVI
HENDRI
PUTRI
ETIOLOGI
1. Peristiwa trauma tunggal
Sebagian
besar
fraktur
disebabkan
oleh
kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang
dapat
berupa
benturan,
pemukulan,
penghancuran,
penekukkan
atau
terjatuh
dengan
posisi
miring,
pemuntiran,
atau
penarikan
2. Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur
patologik)
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal
jika tulang itu lemah (misalnya oleh tumor)
atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya
pada penyakit paget)
Penalaksaksanaan
fraktur
suprakondiler femur adalah
sebagai berikut:
Traksi berimbang dengan
mempergunakan
bidai
Tomas dan penahan lutut
Pearson, cast-bracing, dan
spika pangggul.
Terapi operatif dilakukan
pada fraktur terbuka atau
adanya pergeseran fraktur
yang tidak dapat direduksi
secara konservatif. Terapi
dilakukan
dengan
mempergunakan nail-phroc
dare scre dengan macammacam tipe yang tersedia.
PENGKAJIAN
1. Anamnesis
.Identitas klien, meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat,
agama, bahasa yang digunakan, statu perkawainan,
pendidikan, pekerjaan, ansuransi, golongan darah, nomor
registrasi, tanggal, dan jam masuk rumah sakit (RMS), dan
diagnosa medis.
.Riwayat penyakit sekarang. Kaji kronologi terjadinya
trauma, yang menyebabkan patah tulang paha, pertolongan
apa yang telah didapatkan, dan apakah berobat ke dukun
patah. Dengan mengetahui mekanisme kecelakaan, perawat
dapat mengetahui luka kecelakaan yang lain.
.Riwayat
penyakit
dahulu.
Penyakit-penyakit
tertentu
seperti kanker tulang dan penyakit Paget menyebabkan
fraktur patologi sehingga tulang sulit menyambung. Selain
itu, klien diabetes dengan luka di kaki sangat beresiko
mengalami Oesteomieitis akut dan kronis dan penyakit
diabetes menghambat proses penyembuhan tulang.
Riwayat
penyakit
keluarga.
Penyakit
keluarga
yang
berhubungan dengan patah tulang paha adalah faktor
predisposisi terjadinya fraktur, seperti osteoporosis.
Riwayat psikososialspiritual. Kaji respons emosi klien
terhadap penyakit yang dideritanya, peran klien dalam
keluarga dan masyarakat ,serta repon atau pengaruh dalam
kehiduan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun dalam
masyarakat.
Pola persepi dan tata laksana hidup sehat. Klien fraktur akan
merasa takut terjadi kecacatan pada dirinya dan harus
menjalani
penatalaksanaan
kesehatan
untuk
membatu
penyembuhan
tulangnya.
Selain
itu,
pengkajian
juga
meliputi kebiasaan hidup klien, seperti penggunaan obat
steroid yang dapat mengganggu metabolism kalsium,
pengonsumsian
alcohol
yang
dapat
mengganggu
keseimbangn klien,dan apakah klien melakukan olahraga
atau tidak.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum, yang perlu dicatat : kesadaran diri
klien (biassanya kompos mentis), kesakitan atau
keadaan penyakit, ttv
Breathing, blood, brain : kepala, leher, wajah, mata,
telinga, hidung, mulut dan faring-> dalam kasus
hanya fraktur femur, semuanya tidak ada gangguan.
Pemeriksaan fungsi serebral. Status mental:
Observasi penampilan dan tingkah laku klien.
Biasanya status mental tidak mengalami perubahan.
Pemeriksaan saraf kranial tidak ada gangguan
Pemeriksaan refl eks. Biasanya tidak didapatkan
refl eks-refl eks patologis.
Pemeriksaan sensorik. Daya raba klien fraktur femur
berkurang terutama pada bagian distal fraktur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut yang berhubungan dengan pergerakan
fragmen tulang, kompresi saraf, cedera
neuromuscular, trauma jaringan, dan refl eks spasme
otot sekunder.
Hambatan mobilitas fi sik yang berhubungan dengan
diskontinuitas jaringan tulang, nyeri sekunder akibat
pergerakan fragmen tulang, dan pemasangan traksi
Defi sit perawatan diri yang berhubungan dengan
keleahan neuromuscular dan penurunan kekuatan
paha
Resiko tinggi trauma yang berhubungan dengan
hambatan mobilitas fi sik dan pemasangan traksi
Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan
adanya port de entre luka operasi pada paha