Anda di halaman 1dari 13

APLIKASI GEOLOGI GEOFISIKA DALAM

GEOTHERMAL
SYAHRUL MUNIR / 3515202001

GEOLOGI

GEOFISIKA

GEOTHERMAL

GEOTHERMAL
Panas Bumi adalah sumber energi panas, uap air, serta batuan bersama
mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak dapat dipisahkan
dalam suatu sistem Panas Bumi.
(UU No 21 Tahun 2014)

GEOLOGI
Geologi dan studi hidrogeologi adalah titik awal eksplorasi dari semua
kegiatan survey, dan fungsi dasarnya adalah bahwa identifikasi lokasi dan
daerah yang diselidiki secara lebih rinci akan menentukan metode
eksplorasi apa yg paling tepat
Kajian geologi lebih ditekankan pada sistem, vulkanis, struktur geologi,
umur batuan, jenis dan tipe batuan ubahan dalam kaitannya dengan
sistem panas bumi

GEOFISIKA
Survei Geofisika diarahkan untuk memperoleh gambaran secara tidak
langsung, dari permukaan atau dari dekat dengan permukaan interval
kedalaman, parameter fisik geologi dalam formasi.

Parameter-parameter fisik meliputi:


suhu

(survei

termal),

elektromagnetik),

konduktivitas

kecepatan

propagasi

listrik

(metode

gelombang

listrik

elastis

dan

(survey

seismik), kerapatan (survei gravitasi), suseptibilitas magnetik (survai


magnetik).

PEMETAAN SISTEM HIDROTERMAL GUNUNG API


KARTHALA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CSAMT
Beberapa tahun belakangan ini, metode elektromagnetik (EM) telah menjadi
salah satu metode penting untuk mempelajari struktur resistivitas secara
detail terutama di daerah vulkanik yang memiliki nilai resistivitas
permukaan yang tinggi.
Controlled Source Audio Magnetotellurik (CSAMT) merupakan salah
satu metode geofisika yang merupakan hasil pengembangan dari
metode magnetotellurik (MT)
Metode CSAMT merupakan metode yang menggunakan teknik sounding frekuensi
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik alami maupun buatan untuk
mengukur variasi resistivitas batuan dalam tanah (Goldstein dan Strangway ,
1975)

Peralatan CSAMT terdiri dari stasiun transmisi sumber yang berupa


pasangan elektroda dipol yang dipasang secara horinsontal dan stasiun
penerima yang mengukur komponen ortogonal medan listrik (E) dan
medan magnet (H) horinsontal terhadap bidang

KONDISI GEOLOGI
Gunung api Karthala saat ini memperlihatkan aktivitas hydrothermal.
Alterasi hidrothermal tersebut mengakibatkan mulculnya patahan pada
kaldera,

fumarole

di

danau,

solfatara

(960)

yang

dinamakan

Soufriereyang berlokasi 2 km ke utara dari kaldera. Perubahan level air


danau gunung api, tidak berkorelasi dengan curah hujan dan melibatkan
kenaikan muka air di geotermal sistem, juga telah diamati antara tahun
1991 dan 1997.

METODE PENGUKURAN
Pengukuran CSAMT menggunakan sistem Stratagem tensor. Dengan
frekuensi transmitter pada rentang 500 Hz-92 kHz. Untuk frekuensi yang
lebih rendah menggunakan sumber alami medan magnetic yang sama
dengan metode AMT.

HASIL PENGUKURAN

PEMBAHASAN
Hasil inversi menunjukkan sifat resistivitas lapisan:
Nilai resitivitas tertinggi (500-5000 m) merupakan lapisan

dengan batuan

basaltic kering (Courteaud et al., 1997) untuk beberapa situs (4, 5 dan 8)
diperkirakan merupakan lapisan tipis (< 4 m). lapisan dengan konduktivitas
beberapa puluh m diinterpretasikan merupakan akumulasi zona abu phyroclastic
dari letusan gunung api (Bachelery dan Coudray, 1993)
Nilai resistivitas sedang (20-400 Hz) secara perhitungan tidak
mngindikasikan batuan basaltic kering dan dapat diinterpretasikan
dalam bentuk air pada lapisan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa
lapisan ini merupakan tubuh dari air tanah yang timbul dalam
batuan basaltic (Descloitres et al., 1997). Variasi resistivitas pada
lapisan ini mungkin mengindikasikan variasi kontribusi lempung
(interbed) dibagian itu (Lienart, 1991)

Konduktor dengan rentang resistivitas kurang dari 2 m (kecuali situs 1 yang


memiliki resitivitas 11 m). Pada bagian utara dari daerah penelitian, terdapat
area dengan resitivitas kurang dari 0.8 m. Karena konduktivitas merupakan
pengaruh dari temperatur (semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi
konduktivitasnya), air dalam pori-pori batuan, peningkatan porositas batuan,
konduktivitas mineral dan alterasi hidrotermal (Mogi dan Nakama, 1993). Di zona
Hidrothermal, konduktivitas mineral dan alterasi hydrothermal berkaitan akan
tetapi yang memiliki pengaruh paling besar pada nilai resitivitas adalah
temperatur (Ingham, 1992).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai